Professional Documents
Culture Documents
com/aktivitas-perikanan-di-indonesia/166
Sumber daya perairan Indonesia sangat berlimpah. Curah hujan yang
tinggi membuat banyak wilayah yang memiliki sungai, danau, dan waduk.
Tempat-tempat
tersebut
sebagian
telah
dimanfaatkan
untuk
aktivitas
perikanan oleh penduduk. Tentu saja sumber daya alam perikanan yang jauh
lebih besar adalah sumber daya alam yang ada di laut. Luas laut yang sangat
besar atau 2/3 dari luas wilayah Indonesia, menyimpan berbagai kekayaan
alam, khususnya ikan.
Aktivitas pemanfaatan sumber daya laut telah dilakukan oleh nelayan
sejak lama. Dengan pengetahuan dan pengalamannya, mereka menemukan
lokasi-lokasi yang banyak ikannya. Namun, karena perahu yang dimiliki
masih sederhana dan ukurannya relatif kecil, umumnya mereka mencari ikan
di tempat yang tidak terlampau jauh dan hasilnya tidak terlampau banyak.
belajar
online
lainnya: Untuk
menggambarkan
komposisi
http://jurnalmaritim.com/2015/09/knti-tegaskan-hak-nelayan-tradisional-sesuaiunclos-1982/
JMOL Penyusunan Tata Ruang Laut Nasional yang tengah diinisiasi oleh pemerintah harus
mengakui hak-hak nelayan tradisional skala kecil. Pengakuan ini meliputi identifikasi dan
penghormatan atas hak tenurial yang dimiliki oleh nelayan tradisional skala kecil, termasuk di
wilayah perairan perbatasan.
Hak-hak nelayan tradisional telah diakui Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982 yang telah
diratifikasi melalui UU No. 17 Tahun 1985, ujar Marthin Hadiwinata Ketua DPP KNTI Bidang
Pengembangan Hukum di Jakarta.
Lebih lanjut, Marthin menjelaskan bahwa dalam ketentuan UNCLOS 1982 juga mengatur
mengenai hak perikanan tradisional yang wajib dipatuhi oleh setiap negara yang menanda
tangani konsesus tersebut.
Dalam UNCLOS, setiap negara pihak diwajibkan untuk mengakui dan melindungi hak perikanan
tradisional yang melintasi batas wilayah setiap negara. Juga dalam Zona Ekonomi Ekslusif,
pengelolaan perikanan wajib untuk mempertimbangkan komunitas masyarakat nelayan
perikanan di pesisir dalam pengelolan sumber daya di ZEE. Oleh karena itu negara diwajibkan
untuk melakukan identifikasi praktek-praktek kegiatan perikanan tradisional, ternagnya.
Saat ini nelayan-nelayan di pulau-pulau kecil dan perbatasan masih dihadapkan sejumlah
persoalan, di antaranya: distribusi BBM yang terhambat, mahalnya biaya produksi untuk melaut,
pencurian ikan, keterbatasan akses pasar penjualan ikan, hingga ancaman kriminalisasi dari
aparat hukum negara tetangga atas tuduhan memasuki perairan negara lain.
Dari Identifikasi yang diwajibkan negara telah mendapat pedoman penjelasan lebih lanjut dalam
ketentuan Pedoman Sukarela Perlindungan Nelayan Skala Kecil yang diadopsi oleh FAO Juni
2014. Pasal 5.4 memandatkan negara untuk mengakui, menghormati dan melindungi semua
bentuk hak tenurial dari nelayan skala kecil.
Inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk memetakan zonasi kawasan harus
dilakukan dengan partisipasi penuh nelayan di wilayah pesisir. Negara harus memberikan
perlakuan khusus terhadap nelayan tradisional yang melintasi batas wilayah negara. Tujuannya
adalah untuk melindungi hak tenurial nelayan skala kecil, pungkas Marthin.[AN]