You are on page 1of 4

https://www.plengdut.

com/aktivitas-perikanan-di-indonesia/166
Sumber daya perairan Indonesia sangat berlimpah. Curah hujan yang
tinggi membuat banyak wilayah yang memiliki sungai, danau, dan waduk.
Tempat-tempat

tersebut

sebagian

telah

dimanfaatkan

untuk

aktivitas

perikanan oleh penduduk. Tentu saja sumber daya alam perikanan yang jauh
lebih besar adalah sumber daya alam yang ada di laut. Luas laut yang sangat
besar atau 2/3 dari luas wilayah Indonesia, menyimpan berbagai kekayaan
alam, khususnya ikan.
Aktivitas pemanfaatan sumber daya laut telah dilakukan oleh nelayan
sejak lama. Dengan pengetahuan dan pengalamannya, mereka menemukan
lokasi-lokasi yang banyak ikannya. Namun, karena perahu yang dimiliki
masih sederhana dan ukurannya relatif kecil, umumnya mereka mencari ikan
di tempat yang tidak terlampau jauh dan hasilnya tidak terlampau banyak.

Aktivitas penangkapan ikan di laut oleh nelayan


dengan menggunakan perahu sederhana.
Selain itu, banyak di antara mereka yang tidak memiliki perahu sendiri atau
menyewa pada pemilik perahu. Akibatnya, kondisi sosial ekonomi nelayan
Indonesia tergolong rendah. Dengan berbagai keterbatasan kondisi nelayan
tersebut, pemanfaatan sumber daya alam laut Indonesia masih terbatas.
Pemanfaatannya masih jauh dari potensi yang dimilikinya. Pemerintah terus
berupaya meningkatkan kemampuan nelayan dan perusahaan perikanan
untuk meningkatkan pemanfaatan potensi laut yang berlimpah.
Namun, orientasi penduduk Indonesia masih ke darat sehingga potensi laut
belum dimanfaatkan dengan baik. Aktivitas perikanan dapat dikelompokkan

menjadi aktivitas perikanan tangkap dan budi daya. Aktivitas perikanan


tangkap dilakukan dengan menangkap ikan

di laut, sedangkan aktivitas

perikanan budi daya dilakukan dengan mengembangbiakkan dan memelihara


ikan tertentu di tambak, jaring terapung, dan lain-lain. Berdasarkan data BPS
tahun 2011, jumlah produksi ikan tangkap di laut Indonesia mencapai angka
5.345.729 ton. Sementara itu, produksi perikanan budi daya mencapai
4,605,827 ton.
Aktivitas perikanan budi daya di Indonesia umumnya berupa udang dan
bandeng. Namun demikian, banyak penduduk yang juga mengembangkan
jenis budi daya perikanan lain secara mandiri dan skalanya sangat kecil
berupa budi daya ikan air tawar, misalnya ikan lele, patin, nila, mas, dan
lain-lain. Di samping itu, hasil perikanan juga dipasok dari hasil tangkapan
laut oleh nelayan. Beberapa sentra perikanan dan daerah tangkapan ikan
antara lain seperti berikut.
1. Budi daya udang dan bandeng, banyak dikembangkan di pantai
utara Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
2. Budi daya ikan darat, banyak dikembangkan di kolam-kolam
penduduk, terutama di Jawa Barat, bendungan/waduk (misalnya
keramba terapung di Waduk Jatiluhur), danau, sawah, dan sungai.
3. Daerah penangkapan ikan laut biasanya tersebar di Sumatra Timur
(Bagan Siapi-api) dan Bengkalis (ikan terubuk). Kepulauan Maluku
banyak menghasilkan tongkol, tiram, mutiara. Laut Jawa, Selat
Sunda, Pantai Cilacap, Selat Makassar, Selat Flores, dan Kepulauan
Maluku banyak menghasilkan cumi, udang, dan rumput laut.

Tambak udang merupakan salah satu


kegiatan perikanan
Kegiatan perikanan di Indonesia umumnya dilakukan secara tradisional, baik
perikanan darat maupun perikanan laut. Demikian halnya dengan kegiatan
perikanan budi daya maupun kegiatan perikanan tangkap. Keadaan tersebut
membuat produksi ikan di Indonesia belum sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Artikel

belajar

online

lainnya: Untuk

menggambarkan

komposisi

penduduk di Indonesia, para ahli demografi atau ahli kependudukan


menggunakan sejumlah ukuran, diantaranya bilangan jumlah, kepadatan,
dan komposisi

http://jurnalmaritim.com/2015/09/knti-tegaskan-hak-nelayan-tradisional-sesuaiunclos-1982/

KNTI Tegaskan Hak Nelayan Tradisional sesuai


UNCLOS 1982
Posted By: Redaksion: September 29, 2015In: Featured, Perikanan

JMOL Penyusunan Tata Ruang Laut Nasional yang tengah diinisiasi oleh pemerintah harus
mengakui hak-hak nelayan tradisional skala kecil. Pengakuan ini meliputi identifikasi dan
penghormatan atas hak tenurial yang dimiliki oleh nelayan tradisional skala kecil, termasuk di
wilayah perairan perbatasan.
Hak-hak nelayan tradisional telah diakui Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982 yang telah
diratifikasi melalui UU No. 17 Tahun 1985, ujar Marthin Hadiwinata Ketua DPP KNTI Bidang
Pengembangan Hukum di Jakarta.

Lebih lanjut, Marthin menjelaskan bahwa dalam ketentuan UNCLOS 1982 juga mengatur
mengenai hak perikanan tradisional yang wajib dipatuhi oleh setiap negara yang menanda
tangani konsesus tersebut.
Dalam UNCLOS, setiap negara pihak diwajibkan untuk mengakui dan melindungi hak perikanan
tradisional yang melintasi batas wilayah setiap negara. Juga dalam Zona Ekonomi Ekslusif,
pengelolaan perikanan wajib untuk mempertimbangkan komunitas masyarakat nelayan
perikanan di pesisir dalam pengelolan sumber daya di ZEE. Oleh karena itu negara diwajibkan
untuk melakukan identifikasi praktek-praktek kegiatan perikanan tradisional, ternagnya.
Saat ini nelayan-nelayan di pulau-pulau kecil dan perbatasan masih dihadapkan sejumlah
persoalan, di antaranya: distribusi BBM yang terhambat, mahalnya biaya produksi untuk melaut,
pencurian ikan, keterbatasan akses pasar penjualan ikan, hingga ancaman kriminalisasi dari
aparat hukum negara tetangga atas tuduhan memasuki perairan negara lain.
Dari Identifikasi yang diwajibkan negara telah mendapat pedoman penjelasan lebih lanjut dalam
ketentuan Pedoman Sukarela Perlindungan Nelayan Skala Kecil yang diadopsi oleh FAO Juni
2014. Pasal 5.4 memandatkan negara untuk mengakui, menghormati dan melindungi semua
bentuk hak tenurial dari nelayan skala kecil.
Inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk memetakan zonasi kawasan harus
dilakukan dengan partisipasi penuh nelayan di wilayah pesisir. Negara harus memberikan
perlakuan khusus terhadap nelayan tradisional yang melintasi batas wilayah negara. Tujuannya
adalah untuk melindungi hak tenurial nelayan skala kecil, pungkas Marthin.[AN]

1. Budi daya udang dan bandeng, banyak dikembangkan di pantai utara


Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
2. Budi daya ikan darat, banyak dikembangkan di kolam-kolam
penduduk, terutama di Jawa Barat, bendungan/waduk (misalnya
keramba terapung di Waduk Jatiluhur), danau, sawah, dan sungai.
3. Daerah penangkapan ikan laut biasanya tersebar di Sumatra

You might also like