Professional Documents
Culture Documents
TUGAS UAS
SUMMARY LIQUEFACTION & UNSATURATED SOIL
Mata Kuliah:
SI-5221 Rekayasa Pondasi Lanjut
Dosen:
Hasbullah Nawir, ST., MT., Ph.D.
Oleh:
Ichsan Permana Putra (250 14 327)
2 | Liquefaction
1. Pengertian Likuifaksi
Likuifaksi adalah fenomena yang terjadi pada tanah granular (pasir atau
kerikil) yang jenuh air, dimana kuat geser tanah tereduksi akibat penikatan
excess pore water pressure. Excess pore water pressure ini terakumulasi
akibat getaran gempa, jika besarnya kenaikan excess pore pressure ini
mengimbangi nilai tekanan overburden (vertikal) awal tanah, maka tanah
granular jenuh tersebut akan berperilaku seperti liquid/cairan.
2. Jenis Tanah yang Dapat Terlikuifaksi
Secara
terdapat
natural
pada
sedimen
daerah
tanah pasir
aliran
jenuh
terlikuifaksi
banyak
semakin muda dan loose suatu sedimen, dan semakin tinggi muka air tanah,
tanah akan lebih rentan terlikuifaksi. Likuifaksi juga sering terjadi di daerah
dengan air tanah yang berada hingga kedalaman 10 m dari permukaan
tanah. Sedangkan likuifaksi pada area dengan air tanah jarang sekali terjadi
pada kedalaman lebih dari 20 m.
3. Mekanisme Likuifaksi
Mekanisme dapat digambarkan sebagaimana berikut.
3 | Liquefaction
Simple Liquefaction Mechanism (Jrgen Johansson and Steven Kramer)
Governing Equation: = - u
Kekuatan geser Tanah: =+()
Excess pore water pressure: 'f = '0 - u = 0
r u=
u
'g
4. Jenis-jenis Likuifaksi
Likuifaksi berdasarkan peri lakunya dibedakan menjadi:
a. Flow Liquefaction
Dapat terjadi ketika static shear stress (yang diperlukan untuk stabilitas)
lebih besar dari shear strength tanah yang terlikuifaksi. Dalam hal ini,
likuifaksi membuat kekuatan tanah berkurang sehingga tekanan statis
menyebabkan flow failure. Flow liquefaction dapat disebabkan oleh
beberapa hal seperti monotonic loading, getaran yang bukan diakibatkan
oleh gempa sepeti pile loading, pergerakan kereta, blasting dan eksplorasi
fisik bumi.
b. Cyclic Mobility
Terjadi ketika static shear stress lebih kecil dari shear strength tanah yang
terlikuifaksi. Dalam hal ini, penambahan deformasi disebabkan oleh
tegangan geser siklik dan statis. Cyclic mobility selalu disebabkan oleh
gempa.
5. Potensi Kerusakan Akibat Likuifaksi
a. Flow slides (keruntuhan lereng)
Beban statik akibat gravitasi pada suatu lereng melebihi tahanan yang
dimiliki tanah akibat likuifaksi.
Ichsan Permana Putra (25014327)
4 | Liquefaction
pada
tanah
di
belakang
dinding
penahan
tanah
akan
5 | Liquefaction
b. Analisis Konvensional
Besarnya CSR (Cyclic Stress Ratio) didekati dengan metode perambatan
gelombang 1D. Percepatan maksimum di setiap lapisan akibat proses
perambatan gelombang digunakan sebagai dasar perhitungan CSR di
setiap lapisan.
c. Analisis yang lebih advance
Menggunakan soil model (Finn Model, UBC-Sand) yang dapat mendekati
perilaku sebenarnya tanah yang terliquefaksi. Dalam analisis ini dapat
menggunakan software komersil seperti FLAC atau PLAXIS.
Ichsan Permana Putra (25014327)
6 | Liquefaction
Excess pore pressure dihitung sebagai fungsi induced shear strain yang
digunakan untuk mereduksi modulus geser dan menaikkan damping
tanah. Efek interaksi struktur fondasi dengan tanah disekitarnya.
7. Faktor-faktor yang menentukan likuifaksi di lapangan
a. Intensitas dan lama gempa
Potensi likuifaksi meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas dan
lama gempa terjadi. Batas getaran yang diperlukan untuk terjadinya
likuifaksi adalah PGA dengan amax = 0,10g dan lokal magnitude M L sebesar
5 (National Research Council 1985, Ishihara 1985), dengan demikian
untuk lokasi yang memiliki PGA dan ML di bawah batas terebut tidak
memerlukan analisis likuifaksi.
b. Muka air tanah
Likuifaksi hanya terjadi pada tanah yang berada di bawah muka air,
sehingga pada unsaturated soil tidak akan terjadi likuifaksi. Pada lokasi
yang muka air tanahnya fluktuatif, potensi likuifaksinya juga akan
fluktuatif sehingga diperlukan history muka air tanah tertinggi.
c. Jenis tanah
Jenis tanah yang rentan terjadi likuifaksi sebagian besar merupakan non
plastic cohesionless soil.
d. Relative density tanah
Berdasarkan studi lapangan, loose cohesionless soil akan berkontraksi
selama getaran seismik yang akan menyebabkan pengembangan tekanan
air pori berlebih yang mengarah pada terjadinya likuifaksi. Setelah
mencapai likuifaksi awal, akan ada peningkatan mendadak dan signifikan
pada perpindahan geser untuk pasir lepas.
7 | Liquefaction
alternatif
perbaikan
tanah
tersebut
memerlukan
biaya
yang
sangat mahal, dan biasanya tidak bisa digunakan pada lokasi yang telah
memiliki infrastruktur terbangun.
8 | Liquefaction
Unsaturated Soil
mengembangkan
definisi
klasik
Terzaghi,
dengan
demikian,
masalah
geoteknik
yang
melibatkan
unsaturated
soil
9 | Liquefaction
10 | L i q u e f a c t i o n
and
11 | L i q u e f a c t i o n
(4.1)
12 | L i q u e f a c t i o n
herein referred to as suction stress. In the case where capillarity is the sole
mechanism contributing to matric suction, suction stress is identical to the
microscopically formulated suction stress described in the previous chapter.
The effective stress parameter is generally believed to vary with degree of
saturation, being equal to zero for perfectly dry soil and unity for saturated
soil. In either of these extreme cases, eq. (4.1) reduces to the classic
effective stress equation.
Understanding suction stress and its dependency on degree of saturation in
unsaturated soil has historically been a challenging task from both
theoretical and experimental perspectives. Early experimental efforts were
primarily concerned with determining indirectly as a function of water
content or degree of saturation. The majority of the experimental work relied
on measurement or independent control of matric suction and total stress in
triaxial or direct shear specimens loaded to failure conditions. Figure below
shows a series of relationships between and degree of saturation for a wide
range of soil types. The figure illustrates the apparent variation in between
zero and one for perfectly dry and saturated conditions, respectively. Very
few studies in the past, either theoretical or experimental, have investigated
hysteretic phenomena in the suction stress behavior of unsaturated soil.
13 | L i q u e f a c t i o n
5. Mekanisme Hysteresis
Hysteresis
is
well-known
but
poorly
understood
phenomenon
in
14 | L i q u e f a c t i o n
15 | L i q u e f a c t i o n
16 | L i q u e f a c t i o n
The exact roles and relative importance of the various possible hysteresis
mechanisms for a wide range of soil types and water content regimes remain
unclear. The remainder of this section provides more detailed descriptions of
two mechanisms most likely to be important for relatively coarse-grained
soil, specifically, ink-bottle hysteresis and contact angle hysteresis. The
theoretical development introduced in the previous section for spherical
particles and a nonzero contact angle is then applied to illustrate the
potential role of contact angle in terms of hysteresis for three aspects of
unsaturated soil behavior: (1) the soil-water characteristic curve, (2) the
relationship between the effective stress parameter and water content, and
(3) the relationship between suction stress and water content.