You are on page 1of 10

MAKALAH PERKEMBANGAN ZAMAN

Di susun oleh :
1.
2.
3.
4.

Hanna Fitri Hanifah


Ianah Sofiati S.
Rita Sari
Wilda
Kelas : X IPS 2

SMA N 1 KETANGGUNGAN
Tahun Pelajaran 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi,
penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini selanjutnya, akan kami terima
dengan senang hati.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka makalah ini tak
akan dapat kami selesaikan dengan baik. Semoga informasi yang ada dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Surabaya , 01 maret 2013
Penulis

DAFTAR ISI :

KATA PENGANTAR ..................................................


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................
A. LATAR BELAKANG ...............................................................
B. RUMUSAN MASALAH ...........................................................
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Tujuan sosialisasi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
4. Tahapan sosialisasi
4.1. Tahap persiapan (preparatory stage)
4.2. Tahap meniru (play stage)
4.3. Tahap siap bertindak (game stage)
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
5.1. Media sosialisasi keluarga
5.2. Media sosialisasi teman sepermainan
5.3. Media sosialisasi sekolah
5.4. Media sosialisasi lingkungan kerja
5.5. Media massa sebagai media sosialisasi
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1. Sosialisasi primer
6.2. Sosialisasi sekunder
7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian
7.1. Pengertian kepribadian
7.2. Faktor pembentuk kepribadian
7.3. Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi
7.4. Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian
7.5. Tipe-tipe kebudayaan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.
2.
3.
1.
2.
3.

A.Latar Belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri
yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang
harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan
melakukan hubungan berdasarkan nalurinya
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri
manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam
kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri
apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian
dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan,
sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga
dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam
setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang
berbeda satu dengan lainnya.
Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui
proses belajar, yang disebut sosialisasi.
B. Rumusan Masalah
Apakah pengertian sosialisasi dan kepribadian?
Apa sajakah agen-agen sosialisai?
Apa sajakah factor-faktor pembentuk kepribadian?
C. Tujuan
Menjelaskan pengertian sosialisasi dan kepribadian
Menjelaskan agen dan jenis- jenis sosialisasi
Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian
D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca

BAB II

PEMBAHASAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.

2.

1. Pengertian Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan
dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam
kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh
kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
1. Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat
untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik
sebagai individu maupun sebagai anggota.
2. Tujuan Sosialisasi
Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan
kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu
anggotanya.
Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta
mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita.
Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri
yang tepat.
Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada
pada masyarakat.
Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul
lingkungan sosial yang baru.
Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor
intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga,
ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.
Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu.
Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup
dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor
ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan
pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan
masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak
maupun elektronik.
4. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap:
4.1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap
ini juga, anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
4.2. Tahap meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan kata lain kemampuan untuk menempatkan
diri pada posisi orang lain jika mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial
manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari
orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.

bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang
ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).
4.3. Tahap siap bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh peran secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi
orang lain juga meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan
bekerjasama dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan
mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama dengan itu,
anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.
4.4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak dapat bertenggang rasa tidak
hanya dengna orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara
luas. Manusia secara dewasa menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan
orang lain yang tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada
tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
5. Media Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian
5.1. Media sosialisasi keluarga
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orangtua,
saudara-saudara, serta mungkin kerabat dekat yang tinggal serumah. Melalui lingkungan,
anak mengenal dunia sekitarnya, dan pola pergaulan sehari-hari.
Kebijakan orangtua yang menunjang proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:
Mengusahakan agar anak-anaknya selalu berdekatan dengan orangtuanya.
Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak
merasa tertekan.
Mendorong anak agar dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan
buruk, yang pantas dan tidak pantas.
Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus dapat berperan dengan
baik.
Menasehati anak-anak jika melakukan kesalah atau kekeliruan.
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu:
5.1.1. Sosialisasi represif
Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:
o
Menghukum perilaku yang keliru
o
Hukuman dan imbalan materil
o
Kepatuhan anak kepada orangtua
o
Komunikasi sebagai perintah
o
Komunikasi non verbal
5.1.2. Sosialisasi partisipasif
Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:
o
Pemberian imbalan dan sanksi
o
Hukuman dan imbalan simbolis
o
Otonomi anak
o
Komunikasi sebagai interaksi
o
Komunikasi verbal
5.2. Media sosialisasi teman sepermainan
Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:
Remaja merasa aman dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
Remaja dapat tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir,
tertekan, gembira yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.
5.3. Media sosialisasi sekolah

a.
b.
c.

a.
b.
c.

1.
2.
3.
4.
5.

Fungsi sekolah dalam proses sosialisasi adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan
yang di perlukan siswa serta membentuk kepribadian siswa agar sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma yang ada dalam masyarakat.
5.4. Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan
dan relasi bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruhpengaruh itu akan menjadi bagian dari dirinya.
5.5. Media massa sebagai media sosialisasi
Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting karena dapat membantu memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat,
6. Jenis-Jenis Sosialisasi
6.1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann adalah sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota keluarga
(masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah.
6.2. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang
memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat.proses dsosialisasi,
yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu
pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.
7. Sosialisasi Sebagai Pembentuk Kepribadian
Kepribadian seseorang diperoleh karena adanya proses sosialisasi ketika individu belajar dari
lingkungan sosial sedikit demi sedikit.
7.1. Pengertian kepribadian
Menurut beberapa ahli :
Theodore M. Newcomb seorang sosiolog berkebangsaan Amerika (dalam soisologi suatu
pengantar, soerjono soekanto, 1990) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi
sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perlakunya.
Roucek dan warren dalam buku mereka yang berjudul sociology and introduction
mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi factor-faktor biologis, psikologi, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
Koentjaraningrat, seorang ahli antropologi Indonesia (dalam bukunya pengantar
antropologi I, 1996) menyatakan kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur akal dan
jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku ,
Kepribadian merupakan cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu, dan
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, skiap dan berbagai sifat yang khas apabila
seseorang berhubungan dengan orang lain
7.2. Faktor pembentuk kepribadian
Perbedaan kepribadian terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
Warisan biologis, biasanya berupa bawaan ayah, ibu, nenek, dan kakek. Pengaruh ini
tampak pada intelegensi dan kematangan fisik.
Lingkungan alam, perbedaan iklim, topografi, dan SDA menyebabkan manusia harus
menyesuaikan diri terhadap alam.
Lingkungan sosial, kelompok tempat bergabung seperti lingkungan keluarga, sekolah,
kerja, dan masyarakat luas, juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
Lingkungan budaya, perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang.
Pengalaman yang unik, kepribadian seseorang akan dipengaruhi oleh sejumlah
pengalaman yang dilalui dalam hidupnya

7.3. Tahapan perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi

a.

Tahap pertama
Merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai ketika anak
berusia 1-2 tahun.
b.
Tahap kedua
Merupakan tahap dimana rasa ego yang sudah dimiliki oleh seorang anak mulai
berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada dilingkungan sekitar anak
tersebut, termasuk pula struktur tata nilai dan budayanya.
c.
Tahap ketiga
Merupakan tahap kedewasaan yang berlangsung ketika seseorang berusia antara 25-28
tahun.
7.4. Sosialisasi nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian
Sosialisasi berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang
dipengaruhi oleh nilai dan norma sosial kebudayaan yang berlaku di lingkungan sekitar. Nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat diperkenalkan kepada generasi selanjutnya
melalui proses sosialisasi. Melalui proses sosialisasi ini, masyarakat dapat mewariskan nilai
dan norma sosial budaya pada generasi selanjutnya.
7.5. Tipe-tipe Kebudayaan khusus
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar :

factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individuindividu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal
di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula.
Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat
melamar mempelai di Lampung.

Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa.
Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan
sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya
diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).

Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial
karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.

Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam
membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu
agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.

Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar
pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan
cara-cara mereka bergau

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sosialisasi adalah proses belajar individu atau seseorang untuk mengenal kebudayaan
masyarakat dilingkungannya. Melalui media keluarga, kelompok bermain, lingkungan
sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Jenis sosialisasi ada dua yaitu, sosialisasi primer
dan sekunder. Memalui tahap sosialisasi masa anak-anak. Masa remaja, dan masa dewasa.
Kepribadian adalah cirri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang
individu. Factor pembentuk kepribadian ada 4, yaitu warisan biologis, Lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang
sekarang harus diterima oleh siswa-siwi sekolah menengah atas, agar kelak mereka tidak
melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka dapat berperan penting dilingkungan
masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki.

GAMBAR CONTOH PERKEMBANGAN ZAMAN

You might also like