Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Nurazizah Fitriyani Nahri (130621011)
10 Januari 2016
Asisten Pembimbing
Tania Avianda Gusman, M.Sc
I.
Tujuan
Tujuan dari praktikum isolasi kurkumin dan derivatnya dari kunyit adalah untuk
melatih keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk proses
pemurnian, mampu memahami prinsip kerja alat distilasi, pemurnian dan identifikasi
senyawa pada kunyit.
II. Prinsip
Prinsip dari praktikum isolasi kurkumin dan derivatnya dari kunyit berdasarkan pada
perbedaan kelarutan.
sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Kurkumin dalam suasana basa atau
pada lingkungan pH 8,5-10,0 dalam waktu yang relatif lama dapat mengalami proses
disosiasi, kurkumin mengalami degradasi membentuk asam ferulat dan feruloilmetan.
Warna kuning coklat feruloilmetan akan mempengaruhi warna merah dari kurkumin
yang seharusnya terjadi. Sifat kurkumin lain yang penting adalah kestabilannya
terhadap cahaya (Tonnesen, 1985; Van der Good, 1997). Adanya cahaya dapat
menyebabkan terjadinya degradasi fotokimia senyawa tersebut. Hal ini karena adanya
gugus metilen aktif (-CH2-) diantara dua gugus keton pada senyawa tersebut.
Kurkumin mempunyai aroma yang khas dan tidak bersifat toksik bila dikonsumsi oleh
manusia. Jumlah kurkumin yang aman dikonsumsi oleh manusia adalah 100 mg/hari
sedangkan untuk tikus 5 g/hari (Rosmawani dkk, 2007)(Rahayu, 2010).
Sifat-sifat kurkumin adalah sebagai berikut(Wahyuni, 2004):
Berat molekul : 368.37 (C = 68,47 %; H = 5,47 %; O = 26,06 %)
Warna
: Light yellow
pelarut etanol 96% diperoleh ekstrak kental yang telah diuapkan dengan vacuum
evaporator dan di freeze dryer sebanyak 106,34 gram (rendemen 35,44%).
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk pemisahan tertentu.
Cara ini dikenalkan oleh TSWETT, ia telah menggunakan untuk pemisahan senyawasenyawa yang berwarna, dan nama kromatografi diambillkan dari senyawa yang
berwarna. Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa- senyawa yang berwarna
tak lama dan hampir kebanyakan pemisahan-pemisahan secara kromatografi sekarang
diperuntukkan pada senyawa- senyawa yang tak berwarna (Sastrohamidjojo, 1985).
Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit
dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam dapat
berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan yang
dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom. Fase gerak
dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase gerak maka prosesnya
dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair dan juga kromatografi
lapis tipis, fase gerak yang digunakan selalu cair (Rohman, 2009).
Kromatografi melibatkan pemisahan terhadap campuran berdasarkan
perbedaan - perbedaan tertentu yang dimiliki oleh senyawanya. Perbedaan yang dapat
dimanfaatkan meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat polar.
Kromatografi biasanya terdiri dari fase diam (fase stationer) dan fase gerak (fase
mobil). Fase gerak membawa komponen suatu campuran melalui fase diam, dan fase
diam akan berikatan dengan komponen tersebut dengan afinitas yang berbeda-beda.
Jenis kromatografi yang berlainan bergantung pada perbedaan jenis fase, namun
semua jenis kromatografi tersebut berdasar pada asas yang sama (Bresnick, 2004).
Kromatografi kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai
fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa
cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa
antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi
antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik
yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut.
Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran yang akan
dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong
kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa
bergerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan
akan terlarut dari kertas).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan
komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.
Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawasenyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah.
Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu
dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksiyang memberikan sebuah warna
terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa. Bila daerah dari noda yang
terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa.
Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda
relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran
karakteristik dan reprodusibel.
Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik
awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal. Rf = Jarak titik tengah noda dari titik
awal / Jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
4.2. Bahan
1. Rimpang kunyit
2. Alkohol 96 %
3. Kloroform
4. Air
V. Cara Kerja
5.1. Cara Kerja Ekstraksi
Perlakuan
Pengamatan
Persiapan sampel
-
Menghilangkan sisa-sisa
tanah yang menempel
Dikupas
2.
Diiris tipis-tipis
Mempermudah pengeringan
Di keringkan
Ditimbang
Proses ekstraksi
-
suhu 60C
soxhlet
-
Regulasi pertama
Regulasi kedua
Regulasi ketiga
Regulasi keempat
Sebanyak 670 ml
62C
untuk ekstraksi
3.
Setelah ekstraksi
-
dikeringkan beratnya
setelah di ekstraksi
Pengamatan
Etanol
-
Sampel cair
Sampel kental
2.
Kloroform
-
Sampel cair
Sampel kental
Isolasi kurkumin
Dik : - Berat kunyit setelah ekstraksi dan dikeringkan = 126 gram
- Volume etanol setelah diekstraksi
= 668 ml
Dit : % b/ v = .?
Jawab
% b/v = berat kunyit setelah diekstraksi dan dikeringkan x 100%
volume etanol setelah diekstraksi
= 126 gram / 668 ml x 100%
= 0,188 g/ ml x 100%
= 18,8%
Jadi, % b/v adalah 18,8%
Kromatografi Kertas
Pada etanol dengan sampel cair :
Dik : - Jarak tempuh zat terlarut = 7,5 cm
- Jarak tempuh zat pelarut = 10 cm
Dit : Rf = .?
Jawab
Rf = Jarak tempuh zat terlarut
Jarak tempuh zat pelarut
= 7,5 cm / 10 cm = 0,75
Laporan Praktikum Isolasi Kurkumin dan Derivatnya dari Kunyit | 10
VIII. Pembahasan
Pada praktikum isolasi kurkumin dan derivatnya dari kunyit, kami melakukan
2 percobaan yaitu percobaan ekstraksi kunyit dengan etanol sebagai zat pelarutnya,
dan kromatografi kertas. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat
tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Kata Curcuma berasal dari
bahasa Arab Kurkum dan Yunani Karkom. Kunyit (curcuma domestic) termasuk
salah satu rempah yang telah luas penggunaannya di masyarakat sebagai bumbu
masakan dan bahan obat tradisional. Dalam rimpang kunyit kering mengandung
kurkuminoid sekitar 10% yang terdiri dari kurkumin (1-5%) dan sisanya dimetoksi
kurkumin dan bis-metoksi kurkumin. Disamping itu juga mengandung minyak atsiri
(1-3%), lemak (3%), karbohidrat (30%), protein (8%), pati (45-55%) dan sisanya
terdiri dari vitamin C, garam-garam mineral seperti zat besi, fosfor dan kalsium.
Kurkumin merupakan senyawa aktif golongan polifenol yang ditemukan pada
kunyit. Kurkumin dapat memiliki dua bentuk tautomer yaitu keton dan enol. Struktur
keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam
bentuk cair. Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan yang
dimilikinya, berikut struktur dari kurkumin :
Dimana O pada etanol menyerang H alfa pada kurkumin yang terletak antara
gugus keton, selanjutnya C yang ditinggal H menjadi karbanion, karbanion itu
memberikan muatannya kepada ikatan yang ada disampingnya sehingga ikatan
rangkap pada O memberikan ikatannya pada O sehingga muatan O menjadi negatif,
selanjutnya O yang karbanion tersebut menyerang H pada etanol yang kelebihan H
(karbokation) sehingga O yang karbanion tadi mengikat H menjadi OH, H pada OH
yang dihasilkan tadi menjadi tarik menarik antara O yang ada disebelahnya sehingga
namanya enol-.sedangkan keto- merupakan struktur awal dari kurkumin yang mana
kurkumin itu mengandung gugus keton.
Perhitungan % b/v dari isolasi kurkumin adalah sebagai berikut :
Dik : - Berat kunyit setelah ekstraksi dan dikeringkan = 126 gram
- Volume etanol setelah diekstraksi
= 668 ml
Dit : % b/ v = .?
Jawab
% b/v = berat kunyit setelah diekstraksi dan dikeringkan x 100%
volume etanol setelah diekstraksi
= 126 gram / 668 ml x 100%
= 0,188 g/ ml x 100%
= 18,8%
Jadi, % b/v adalah 18,8%
2010.
Proses
Pemisahan
Sentrifugal
(Sentrifugasi)
(Online),
Praktikan
Lampiran
1. Isolasi Kurkumin
2. Kromatografi Kertas