Professional Documents
Culture Documents
106
Musyarokah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana. Dana
tersebut meliputi kas atau asset nonkas yang diperkenankan oleh
syariah.
Musyarakah
permanenadalah
musyarakah
dengan
ketentuan
bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap
hingga
akhir
Musyarakah
menurun
masa
(musyarakah
mutanaqisha)
akad.
adalah
Disebut sebagai mudharabah karena diambil dari kata dharb di muka bumi yang
artinya melakukan perjalanan yang umumnya untuk berniaga dan berperang, Allah
berfirman:
Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan
orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari al-Quran. (Qs. Al Muzammil: 20)
Ada juga yang mengatakan diambil dari kata: dharb (mengambil) keuntungan dengan
saham yang dimiliki.
Dalam istilah bahasa Hijaz disebut juga sebagai qiraadh, karena diambil dari
kata muqaaradhah yang arinya penyamaan dan penyeimbangan. Seperti yang
dikatakan ulama:
Dua orang penyair melakukan muqaaradhah, yakni saling membandingkan syairsyair mereka. Disini perbandingan antara usaha pengelola modal dan modal yang
dimiliki pihak pemodal, sehingga keduanya seimbang. Ada juga yang menyatakan
bahwa kata itu diambil dari qardh yakni memotong. Tikus itu melakukan qardh
terhadap kain, yakni menggigitnya hingga putus. Dalam kasus ini, pemilik modal
memotong sebagian hartanya untuk diserahkan kepada pengelola modal, dan dia juga
akan memotong keuntungan usahanya.1[1]
A. Pengertian Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara mereka sesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimanapemilik dana memberikan
kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek
investasi.
Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.
2
3
B. Karakteristik
1. Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana.
2. Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan
mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, maka dana
yang diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer.
Dalam mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain:
1. Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
2. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa
penjamin, atau tanpa jaminan
3. Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui
pihak ketiga.
Pada prinsipnya dalam penyaluran mudharabah tidak ada jaminan, namun agar
pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta
jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan
apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
disepakati bersama dalam akad.
Pengembalian dana mudharabah dapat dilakukan secara bertahap bersamaan dengan
distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhiri. Jika dari
pengelolaan dana mudharabah menghasilkan
keuntungan, maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana
ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama
periode akad.
Jika dari pengelolaan dana mudharabah menimbulkan kerugian, maka kerugian
finansial menjadi tanggungan pemilik dana.
berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba
bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
9. Jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum
dibayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah diakui sebagai piutang
Penghasilan Usaha. Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan,
penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang
disepakati.
Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir diakui
sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad
mudharabah berakhir, selisih antara:
a. Investasi mudharabah setelah dikurangi penyisihan kerugian investasi
b. Pengembalian investasi mudharabah; diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan
laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak
diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha.
Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola
dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah. Bagian hasil usaha yang belum
dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang.
Akuntansi Untuk Pengelola Dana
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana
syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima. Pada
akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.
Pengelola dana mengakui pendapatan atas pengaluran dana syirkah temporer secara
bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana. Bagi hasil mudharabah
dapat dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan
tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi
hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana.
Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui
sebagai beban pengelola dana.
E. Mudharabah Musytarakah
Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarakah, maka
penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai investasi mudharabah.
Akad mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan
akad musyarakah. Dalam mudharabah musytarakah, pengelola dana (berdasarkan
akad mudharabah) menyertakan juga dananya
dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah). Pemilik dana musyarakah
(musytarik) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi dana yang disetorkan.
Pembagian hasil usaha antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah
adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai
pemilik dana musyarakah.
Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah dapat dilakukan sebagai berikut:
a. hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana
sesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi antara pengelola
dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masingmasing
b. hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana
sesuai dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara pengelola
dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsi modal
para musytarik.
F. Penyajian
1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar
nilai tercatat.
2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah dalam laporan keuangan:
a. dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatnya untuk
setiap jenis mudharabah;
b. bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum
diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum
dibagikan di kewajiban
G. Pengungkapan
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak
terbatas, pada:
a.
isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil
I. Ketentuan Transisi
Pernyataan ini berlaku secara prospektif untuk transaksi mudharabah yang terjadi
setelah tanggal efektif. Untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan maka
entitas dianjurkan menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif.
J. Tanggal Efektif
Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.
K. Penarikan
L. Transaksi Mudharabah
Bank Jayen Syariah (BJS) melakukan kerjasama bisnis dengan Ibu Yolanda, seorang
pedagang buku di Pasar Buku Shoping Yogyakarta menggunakan akad mudharabah
(BJS sebagai pemilik dana dan Yolanda sebagai pengelola dana). BJS memberikan
modal kepada Yolanda sebesar Rp 10.000.000 sebagai modal usaha pada Tanggal 1
Januari 2009 dan berakhir 31 Pebruari 2009 dengan nisbah bagi hasil : Yolanda : BJS
= 75%: 25%. Buat jurnal setelah penyerahan dana
a. Jurnal Pemilik Dana (BJS) dalam Rupiah
Investasi Mudharabah
10.000.000
Kas
10.000.000
10.000.000
10.000.000
Pada Tanggal 31 Januarii 2009, hasil usaha perdagangan buku Ibu yolanda adalah:
Pendapatan
: Rp 1.000.000
Biaya-biaya
: Rp
800.000
Pendapatan yang didapat dari penjualan dicatat seperti biasa, menggunakan prinsif
cash basis (karena untuk perhitungan bagi hasil)
Kas
xxx
Pendapatan
xxx
Diakhir bulan atau akhir periode ketika akan dilakukan perhitungan bagi hasil, maka
akun pendapatan harus ditutup dengan melakukan jurnal:
Pendapatan
1.000.000
Biaya
800.000
200.000
Jurnal untuk mencatat Pembayaran hasil perhitungan bagi hasil dari Yolanda
kepada pemilik dana (BJS)
a. Jurnal Pemilik Dana (BJS) dalam Rupiah
Kas
50.000
Pendapatan Bagi hasil
50.000
Jika pembayaran bagi hasil tidak dibagikan langsung kepada BJS, tetapi
diakumulasikan pembayarannya diakhir tahun, maka jurnalnya:
Piutang Mudharabah
50.000
50.000
50.000
Piutang Mudharabah
50.000
50.000
50.000
Jika pembayaran bagi hasil tidak dibagikan langsung kepada BJS, tetapi
diakumulasikan pembayarannya diakhir tahun, maka jurnalnya:
Cost bagi hasil
50.000
50.000
Diakhir tahun ketika uang pembayaran tersebut diterima oleh BJS, dengan kata lain,
dibayarkan oleh Yolanda
Utang bagi hasil mudharabah
50.000
Kas Mudharabah
50.000
Jurnal untuk mencatat hasil perhitungan bagi hasil hak Pengelola dana (Ibu
Yolanda)
a. Jurnal Pemilik Dana (BJS) dalam Rupiah
Tidak ada
b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang) dalam Rupiah
Biaya bagi hasil
150.000
Kas Mudharabah
150.000
150.000
Pendapatan Bagi hasil
150.000
Seperti pada No. 2 diatas. Buatlah ayar jurnal penutup untuk bagi hasi tersebut
pada 31 Januari 2009.
a. Jurnal Pemilik Dana (BJS) dalam Rupiah
Tidak ada
b. Jurnal Pengelola Dana (Ibu Yolanda, seorang Pedagang) dalam Rupiah
Pendapatan yang belum dibagikan 200.000
Cost Bagi Hasil
200.000
Sajikan laporan keuangan neraca dari data diatas kecuali untuk rekening kas
abaikan dulu. Dengan situasi bagi hasil langsung dibagikan diakhir bulan itu
juga.
Neraca untuk pemilik dana
Aset
Piutang Bagi Hasil Mudharabah
Investasi Mudharabah
Penyisihan Kerugian
10.000.000
(
0)
10.000.000
0
10.000.000
Penyisihan Kerugian
10.000.000
Rp
800.000
Biaya-biaya
Rp 1.000.000
200.000
200.000
800.000
1.000.000
10.000.000
(
200.000)
9.800.000
Utang
Utang Bagi Hasil Mudharabah
Dana SyirkahTemporer
Penyisihan Kerugian
0
10.000.000
(200.000)
9.800.000
9.800.000
200.000
10.000.000
10.000.000
9.800.000
200.000
DAFTAR PUSTAKA
Contoh-soal-pencatatan-akuntansi-dengan-penyeraha-kas
Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat
Psak-105.pdf