Professional Documents
Culture Documents
FISTULA PREAURIKULA
MUHAMMAD FADILLAH
H1A 007 041
BAB I
PENDAHULUAN
Fistula
preaurikular
terjadi
ketika
pembentukan
daun
telinga
pada
Kelainan ini seringkali ditemukan pada pemeriksaan fisik rutin berupa lubang
kecil yang mengarah ke telinga luar, biasanya pada tepi anterior dari bagian
ascendinghelix. Bagaimanapun, kelainan ini sering dilaporkan terjadi pada
permukaan lateral crus helicix dan tepi posterosuperior dari helix, tragus atau
lobulus. Secara anatomi, ini terletak pada lateral dan superior dari nervus fasialis
dan kelenjar parotis. Fistula dapat ditemukan didepan tragus atau di sekitarnya
dan sering terinfeksi.Pada keadaan tenang tampak muara fistula berbentuk bulat
atau lonjong, berukuran seujung pensil.Dari muara fistula sering keluar sekret
yang berasal dari kelenjar sebasea. Fistula preaurikular diturunkan secara
autosomal dominan inkomplit. Kelainan ini dapat muncul secara spontan.Fistula
dapat terjadi secara bilateral pada 25-50% kasus dan fistula preaurikular bilateral
lebih sering herediter.
Biasanya pasien datang berobat oleh karena terdapat obstruksi dan infeksifistula,
sehingga terjadi pioderma atau selulitis fasial.Bila tidak ada keluhan, operasitidak
perlu dilakukan. Akan tetapi apabila terdapat abses berulang dan pembentukan
sekret kronis, maka perlu dilakukan pengangkatan fistula itu seluruhnya, oleh
karenabila tidak bersih akan menyebabkan kekambuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EMBRIOLOGI
TelingaLuar
Telinga
luar
berasal
dari
kantong
dan
celah
brankial
pertama
dan perkembangannya mulai pada minggu ke-4 kehamilan. Sewaktu telinga dalam
telah berkembang, telinga tengah dan telinga luar juga berkembang. Pada bagian
luar kepala embrio, di antara lengkung brankial pertama dan kedua, suatu celah
brankial berkembang ke arah yang berlawanan dari kantong faring.
DaunTelinga
Pertumbuhan daun telinga dimulai pada minggu ke-4 dari kehidupan fetus,
dimana bagian mesoderm dari cabang pertama dan kedua brankial membentuk 6
tonjolan (Hillock of His) yang mengelilingi perkembangan liang telinga luar dan
kemudian bersatu untuk membentuk daun telinga dan telinga dengan pembagian
sebagai berikut:
Cabang brankial pertama :
Tonjolan pertama : membentuk tragus
Tonjolan kedua : membentuk krus helisis
Tonjolan ketiga : membentuk heliks
Cabang brankial kedua :
Tonjolan keempat : membentuk anti heliks
Tonjolan kelima : membentuk anti tragus
Tonjolan keenam : membentuk lobules dan heliks bagian bawah
Pada minggu ke tujuh pembentukan dari kartilago masih dalam proses dan pada
minggu ke-12 daun telinga dibentuk oleh penggabungan dari tonjolan-tonjolan
diatas. Pada minggu ke-20 daun telinga sudah seperti bentuk telinga dewasa,
tetapi ukurannya belum seperti ukuran dewasa sampai umur 9 tahun.
Posisi daun telinga berubah selama perkembangan, pada awal pertumbuhan
terletak ventro medial dan pada bulan kedua kehamilan tumbuh menjadi
dorsolateral yang merupakan lanjutan dari pertumbuhan mandibula. Kalau proses
ini terhenti bias mengakibatkan terjadinya telinga letak rendah yang mungkin
diikuti oleh anomali, congenital lainnya seperti mikrotia dan anotia. Fistula
aurikularis
congenital
terjadi
diduga
oleh
karena
kegagalan
daripada
mulai dari minor malformasi seperti lipatan kulit didepan tragus sampai aplasia
total.
Pada saat lahir hanya liang telinga bagian tulang rawan saja yang terbentuk
sedangkan bagian tulang dari liang telingat erbentuk setelah lahir dari
pertumbuhan analus timpani. Liang telinga terbentuk oleh karena penebalan dari
bagian ektoderm pada ujung atas dari celah faringeal eksterna pertama. Lantai dari
celah tersebut masuk ke dalam lapisan bawah mesoderm membentuk cylindric
meatal plug yang kemudian menjadi dinding lateral dan lantai dari ujung resesus
tubo timpanikus hubungan denganresesus tubo timpanikus sedemikian rupa
sehingga, ketika membran timpani terbentuk antara permukaan ekstoderm dan
endoderm,membran timpani tersebut akan terletak secara oblik,posisi ini akan
meyebabkan atap dan dinding posteriorektodermal meatal plug kemudian terbuka
untuk membentuk saluran dimana folikel rambut dan kelenjar serumen dibuat.
Diduga bahwa atresia liang telinga dapat terjadi denga dua cara:
a. Pada awal pertumbuhan dimana terjadi malfomasi daru lengkung pertama dan
kedua brankial yang dapat menimbulkan deformitas dari dun telinga,telinga
tengah dan mastoid,
b. Pada minggu ke 21 kehamilan terjadi kegagalan resorbsi dari sumbatanepitel
yang menimbulkan atresia liang telinga dengan daun telinga, telinga tengah
danmastoid normal.
anterior
heliks
terdapat
lengkungan
disebutanteheliks.
Bagian
disebutantitragus.Tragus
dan
antitragus
dipisahkan
olehcelah
tulang
rawan
daun
telinga
dibentuk
oleh
lempengan
ada lapisan lemak supdermis yang tipis.Kulit daun telinga oleh rambut-rambut
halus yang mempunyai kelenjar sebasea padaakarnya.Kelenjar ini banyak terdapat
dikonka dan fosa skafa.
Ligamentum
daun
telinga
terdiri
dari
ligamentum
ekstrinsik
dan
magnus
bersama
dengan
cabang
kutaneus
n.fasialis
telinga
luar
yang
sering
disebut
meatus,
merupakan
suatu
struktur berbentuk S ang panjang kira-kira 2,5 cm, membentang dari konka
telinga sampaimambran timpani. Disebebkan kedudukan membran timpani miring
menyebabkan liangtelinga bagian belakang atas lebih pendek kira-kira 6 mm dari
dinding anterior inferior.Bagian lateral liang telinga adalah tulang rawan meluas
kira-kira panjang liangtelinga. Agar sedikit lebih panjang bagian tulang sebelah
dalam yang merupakanterowongan langsung ketulang temporal. Bagian tulang
rawan liang telinga luar sedikitmengarah keatas dan kebelakang dan bagian
sedikit kebawah dan kedepan. Penarikandaun telinga kearah belakang atas luar,
akan membuat liang telinga cenderung lurussehingga memungkinkan terlihatnya
membran timpani pada kebanyakan liang telinga.Dinding depan, dasar dan
sebagian dinding belakang dari liang telinga dibentuk olehtulang rawan yang
mana terbentuk penyempitan depan bawah, bila meluas kemedia.Ujung sebelah
dalam dari jalur ini melekat erat permukaan luar yang kasar dari bagiantulang
liang telinga. Bagian superior dan posterior dibentuk oleh jaringan ikat padatyang
mana berlanjut dengan prosteum dari bagian tulang liang telinga.
Liang telinga bagian tulang rawan adalah sangat lentur dan fleksibel sebagian
akibat adanya dua atau tiga celah tegal lurus dari santrorini pada dinding tulang
rawan.Pada liang telinga bagian tulang ada bagian daerah cembung yang
bervariasi daridinding anterior dan inferior tepat dimedial persambungan antara
bagian tulang dan disebut ishmus. Sesudah ishmus, dasar liang telinga menurun
tajam bawah dankemudian menaik keatas kearah persambungan pinggir inferior
anulus timpanikus,membentuk lekukan yang disebut resensus tuimpanikus
inferior sudut yang dibentuk dinding anterior dengan membran timpani juga
bermakna kepentingan klinis dariresesus ini adalah dapat menjadi tempat
penumpukan keratin atau serumen yang manadapat bertindak sebaga sumber
infeksi. Hubungan antara liang telinga dengan struktur sekelilingnnya juga
mempunyai arti klinis yang penting. Dinding anterior liang telingakearah medial
berdekatan dengan sendi temporomandibular dan ke lateral dengan kelenjar
parotis.
periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar dari membran
timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani dan tulang skuama kulit ini
tidak mengandung kelenjar danrambut.
Epidermis dari laing telinga bagian tulang rawan biasanya terdri dari 4 lapisyaitu
sel basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.
Folikel-folikel Rambut
Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga tetapi pendek
tersebar secara tidak teratur dan tidak begitu banyak pada 2/3 liang telinga bagian
tulang rawan. Pada liang telinga bagian tulang, rambut-rambutnya halus dan
kadang-kadang terdapat kelenjar pada dinding posterior dan superior. Dinding
luar folikel rambut dibentuk oleh invaginasi epidermis yang mana menipis ketika
mencapaidasar
polikel,
dinding
sebelah
dalam
folikel
adalah
rambut
10
arteri
temporalis
superfisial.
Suatu
cabang
dari
arteri
aurikular
11
dalam arteri maksilarisinterna. Vena telinga bagian anterior, posterior dan bagian
dalam umumnya bermuarakevena jugularis eksterna dan vena mastoid.Akan
tetapi, beberapa vena telingamengalir kedalam vena temporalis superfisial dan
vena aurikularis posterior.
Beberapa
cabang
yang
lebih
kecil
dari
arteri-arteri
dan
vena-vena
menembus jaringan ikat padat yang menjembatani bagian yang kurang tulang
rawannya. Sebagaiancabang lainnya melewati fisura Santorini pada dinding tulang
rawan anterior dan jaringan ikat fibrosa yang mempersatukan tulang rawan
dengan bagian tulang liangtelinga. Pembuluh-pembuluh ini kemudian bercabang
dan beranastomosis pada selaputmembrane liang telinga dan membentuk jaringan
vaskular kutaneus dalam, dibagiandalam perikondrium.
Sejumlah
besar
cabang-cabang
arteri
menaik
tegak
lurus
ke
papilla
posteromedial
daun
telinga
dan
lobulus
dipersarafi
oleh
12
13
FISTULA PREAURIKULAR
Epidemiologi
Dalam sebuah studi, insidensi fistula preaurikular di Amerika Serikat sekitar 00.9% dan insidensinya di kota New York sekitar 0.23%. Di Taiwan, insidensinya
sekitar 1.6-2.5%; di Skotlandia sekitar 0.06% dan di Hungaria sekitar 0.47%.Di
beberapa bagian Asia dan Afrika, insidensinya sekitar 4-10%.
Insidensi fistula preaurikular pada orang kulit putih adalah 0.0-0.6%
andinsidensinya pada ras Amerika, Afrika dan Asia adalah 1-10%. Baik laki-laki
maupun perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita kelainan
ini. Fistula preaurikular muncul pada masa antenatal dan terlihat pada saat lahir.
Mortalitas/ Morbiditas
Etiologi
Fistula preaurikular adalah kelainan yang terjadi akibat kegagalan penggabungan
2 dari 6 hillocks yang muncul dari arkus branchial 1 dan 2
Patofisiologi
Selama embriogenesis, daun teliga (aurikula) muncul dari arkus branchial 1dan 2
pada minggu keenam kehamilan.Arkus branchial adalah struktur mesoderm
yangdibungkus oleh ektoderm and mengelilingi endoderm.Arkus-arkus ini
terpisah satudengan lainnya oleh celah branchial ektoderm kearah luar dan oleh
kantong faringealendoderm kearah dalam. Arkus branchial 1 dan 2 branchial
masing-masing membentuk 3 tonjolan(hillocks); struktur ini disebut hillocks of
His .Tiga hillocks muncul dari tepi bawah arkus branchial 1 dan 3 lagi dari batas
14
infeksi.
Sekali
infeksi,
fistula-fistula
ini
jarang
15
dengan kondisiyang ada, salah satunya mungkin terlihat anomali telinga luar,
seperti kegagalan pembentuka telinga.Pemeriksaan fisik dapat ditemukan fistula
branchiogenik dan/atau penurunan pendengaran.
Pada tahun 2006, Saltzmann dan Lissner melaporkan sebuah kasus yang
tidak biasanya dari familial punctal atresiayang berhubungan secara genetik
dengan fistula preaurikular bilateral yang mengalami pengurangan beberapa
gambaran syndrome yangkomorbid, dimana biasanya ini jarang terjadi.
Choiet al, pada tahun 2007, mencatat bahwa apa yang dikenal sebagai
fistula preaurikular dapat terjadi di area postaurikula. Fistula terjadi pada area
postaurikulamemperlihatkan angka kekambuhan yang rendah setelah operasi (0%)
daripada area preaurikular (2.2%).
Kondisi yang berhubungan :
Kondisi
ini
berhubungan
dengan
dari
molar
fistula
ketiga,
preaurikular
malformasi
renal,
Celah palatum, spina bifida, anus imperforata, hypoplasia renal atau agenesis
renal, reduplikasi dari duodenum, undesensus testes, dan hernia umbilicalis
dialporkan berhubungan dengan kondisi ini.
Fistula
preaurikular
melibatkan
syndrome;branchio-oto-renal
beberapa
(BOR)
sindrom:Treacher
syndrome;hemifacial
Collins
microsomia
dari
fistula
preaurikular,
palsynervus
facialis,
tuli
16
Diagnosis Banding
Basal Cell Carcinoma,Epidermal Inclusion Cyst
Gambaran Laboratorium dan Radiologi
1. Jika eksudat dari sinus muncul, kultur seharusnya dilakukan untuk
dapatmemilih antibiotik yang sesuai dengan kuman patogen penyebabnya.
2. Pada tahun 2002, Martin-Granizo et al mengatakan bahwa initial fistula
probing tersedia sebagai pengarah operasi dan dengan memasukkan biru
metilen lebihlanjut membantu mencegah tertinggalnya sisa-sisa epitel
squamous yang masihutuh. Dengan memasukkan biru metilen ke dalam muara
fistula dapat diduga panjang fistula. Cara ini dipakai pada waktu melakukan
operasi. Cara lain ialahdengan fistulografi, yaitu dengan memasukkan zat
kontras ke dalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik.
3. Ultrasonografi menggambarkan fistula preaurikular dan menggambarkan
hubungannya dengan superficial temporal artery, crus anterior dari helix
dantragus.
Gambaran Histologi
Ketika pemeriksaan besar dilakukan, fistula preaurikular terlihat terdiri dari
struktur tubular simple atau gambaran melingkar yang yang memiliki dinding,
yang tipis dan berkilauan atau putih dan tebal.Saluran fistula dapat melingkar atau
dapat berliku-liku, dan lumennya berisi debris.Fistula preauricular sering penuh
dengankeratin dan dikelilingi oleh jaringan ikat longgar.
Secara mikroskopis, duktus dari fistula dikelilingi oleh epitel squamous berlapis
dan mengandung banyak kista sepanjang salurannya. Jaringan ikat mengelilingi
17
duktus dapat mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat;
dan jaringan
inflamasi,
diantaranya
limfosit,
Sel
plasma
dan
leukosit
polimorfonuklear.
Terapi
Terapi Medis
Dalam sebuah studi yang besar, 52% pasien mengalami
peradangan
padafistulanya, 34% mengalami abses dan 18% dari fistulanya mengalami infeksi.
Ageninfeksius yang teridentifikasi adalahStaphylococcus epidermidis(31%),
Staphylococcus aureus (31%), Streptococcus viridans (15%),Peptococcus sp.
(15%)dan Proteus sp. (8%). Sekali pasien mengalami infeksi pada fistulanya,
pasien tersebutharus diberikan antibiotik sistemik. Jika terdapat abses, abses
tersebut harus diinsisi dan didrainase dan eksudat harus dikirim untuk dilakukan
pengecatan gram dan kultur untuk dapat memilih antibiotik yang tepat.
Operasi
Sekali infeksi terjadi, kemungkinan terjadinya kekambuhan eksaserbasi
akutsangat tinggi dan saluran fistula harus diangkat dengan cara operasi. Operasi
perlusekali dilakukan ketika infeksi yang telah diberikan antibiotik dan
peradangan pastimemiliki waktu untuk sembuh.Indikasi operasi masih menjadi
perdebatan. Beberapa percaya bahwa saluran fistula harus di ektirpasi dengan cara
operasi pada pasien yangasimptomatik karena onset gejala dan infeksi yang
berikutnya
menyebabkan pembentukan
jaringan
parut
(scarring),
yang
18
19
4. Sebagian
kekambuhan
terjadi
masa-masa
awal
setelah
operasi,
20
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama pasien
: An. SN
Umur
: 7 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Parampuan
Pekerjaan
: Pelajar
Tanggal Pemeriksaan
: 12 Januari 2013
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Benjolan pada bagian depan telinga kiri.
21
Riwayat pengobatan: -
Riwayat alergi:
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat-obatan, tidak
pernah meler, gatal-gatal ataupun bersin-bersin saat terkena debu atau dingin.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
: Baik
: Compos mentis
: TDE
: 108 x/menit
: 22 x/menit
: afebris
Status Lokalis
Pemeriksaan telinga
No
Pemeriksaan Telinga
Auricula Dextra
Auricula Sinistra
.
1.
Tragus
2.
Daun telinga : aurikula, Bentuk dan ukuran telinga Bentuk dan ukuran telinga
preaurikuer, retroaurikuler.
memanjang
dengan
22
3.
otorhea (-).
(-),furunkel
(-),otorhea (-).
serumen
4.
Membran timpani
(-),edema
(-), (-),bulging
(-),edema
(-),
(+).
Pemeriksaan hidung
Pemeriksaan Hidung
Hidung luar
Hidung kanan
Bentuk (normal), hiperemi (-),
Hidung kiri
Bentuk (normal), hiperemi (-),
Rinoskopi anterior
Vestibulum nasi
Cavum nasi
(-).
Edema (-), mukosa hiperemi (-)
mengkilat (-).
Edema (-), mukosa hiperemi
23
mukosa
(-)
Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus Deviasi (-), perdarahan (-),
Septum nasi
(-)
ulkus (-)
Pemeriksaan Tenggorokan
Bibir
Mulut
Geligi
Lidah
Uvula
Palatum mole
Faring
Tonsila palatine
Fossa Tonsillaris
Kiri
T1
hiperemi (-)
DIAGNOSIS
-
24
konservatif
- Kompres hangat
- Antibiotik sistemik :Amoxicillin syr 3 x 2 cth (dosis harian 1200mg).
- Analgetik :Paracetamol syr 3 x 1 cth (dosis harian 450mg)
Pembedahan
- Fistulektomi
KIE PASIEN
-Kompres hangat
-Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga.
-Antibiotik harus diminum sampai habis walaupun gejala sudah hilang, dengan
tujuan eradikasi kuman penyebab dapat tercapai, dan tidak sampai
menimbulkan resistensi serta komplikasi.
-Jika keluhan berulang, sehingga mengganggu aktivitas, pertimbangkan untuk
tindakan bedah.
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien ini didiagnosis dengan fistula preaukula kongenital berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dari anamnesis didapatkan
keluhan benjolan pada bagian depan telinga kiri dan terasa agak nyeri serta sering
keluar cairan berwarna putih agak keruh dari muara benjolan tersebut. Benjolan
tersebut muncul sejak pasien berusia 5 bulan.Hal ini menunjang diagnosis fistula
prearicula pada pasien ini.Menurut literature, fistula preaurikula, merupakan
kelainan kongenital sehingga tejadi kegagalan pembentukan telinga luar secara
sempurna.Cairan yang keluar merupakan sekresi dari kelenjar sebasea yang keluar
melalui muara fistel.
Terapi yang di berikan pada pada pasien ini adalah selain diberikan
antibiotik, juga diberikan anti piretik analgetik untuk mengurangi keluhan nyeri.
Antibiotik yang diberikan adalah Amoksisilin yang merupakan golongan beta
laktam.Amoksisilin dipilih karena merupakan antibiotik spectrum luasyang
merupakan lini pertama pada kasus-kasus infeksi bakteri dan dan juga lebih aman
untuk pasien-pasien anak.Paracetamol diberikan untuk gejala nyeri pada pasien,
karena derajat nyeri pada pasien termasuk derajat ringan.Pasien juga diberikan
penjelasan untuk melakukan kompres hangat dan untuk mempertimbangkan terapi
operatif karena keluhan keluar cairan yang muncul berulang. Prognosis pada
pasien ini adalah baik, jika dilakukan tindakan operatif, angka kekambuhan bisa
dikurangi.
26
DAFTAR PUSTAKA
Sosialisman & Helmi, (2006), Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu
KesehatanTelinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H.
Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT
(editor)
Jakarta
:Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia.
27
28
29
30
31