You are on page 1of 5

Hernia Nukleus Pulposus CERVICAL

Tulang Belakang (Spine)


Tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri dari 5 bagian yakni cervical,
thorakal, lumbal, sacral, dan coccigeal. Pada tulang belakang terdapat otot dan
tulang rawan (discus) yang terdiri dari cincin (annulus fibrosus) dan intinya
(nucleus pulposus). Kesemuanya membantu tulang belakang dalam melakukan
gerakan dan menjaga kestabilan tubuh. Medula spinalis (spinal cord) yang
merupakan saraf pusat lanjutan dari saraf pusat otak berjalan pada suatu lorong
yang berjalan sepanjang tulang belakang. Lorong ini disebut kanalis spinalis,

yang dibentuk oleh tulang belakang.

Cervical Spine
Cervical Spine adalah tulang belakang bagian cervical (leher) yang merupakan
bagian teratas dari struktur tulang belakang dan terdiri atas tujuh ruas. Pada
tulang belakang cervical terdapat perjalanan batang saraf atau medula spinalis
yang merupakan bagian dari saraf pusat. Pada dewasa muda, normalnya medula
spinalis berhenti hingga thoracal bawah dan persambungan thoracolumbal
(thoracolumbal junction).
Saraf-saraf didalam medula spinalis berfungsi antara
lain, memberi kekuatan, kemampuan merasa pada
kedua tangan dan kaki. Lebih dari itu, saraf-saraf di
medula spinalis berperan sentral dalam kemampuan
mengkontrol berkemih dan buang air besar.
Hernia Nukleus Pulposus CERVICAL
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan
dimana terjadi penonjolan diskus intervertebralis ke arah
posterior dan/atau lateral dalam kanalis vertebralis yang dapat menimbulkan
penekanan/penyempitan radiks saraf-saraf dan penekanan medula spinalis
dengan berakibat timbulnya gejala-gejala neurologis. Apabila penekanan terjadi
pada bagian leher (cervical) maka disebut dengan Hernia Nukleus Pulposus
Cervical.
Hal ini berhubungan dengan bertambahnya usia dalam suatu proses penuaan,
maka diskus mengalami proses degenerasi, tulang-tulangnya tidak lagi memiliki

kandungan air dan mineral yang cukup. Hal ini berakibat menurunnya tinggi
badan dan membengkaknya diskus kearah kanalis spinalis. Penekanan diskus ke
kanalis spinalis akan menekan saraf tulang belakang (medulla spinalis). Namun
dengan aktivitas pekerja kantor yang sering berada didepan komputer dalam
waktu yang lama dan aktifitas fisik yang kurang dapat menjadi faktor resiko
terjadinya penekanan diskus ke medulla spinalis.

Gejala Hernia Nukleus Pulposus Cervical


Pasien dengan Hernia Nukleus Pulposus Cervical merasakan nyeri pada leher
atau lengan, kebanyakan dari pasien merasakan gangguan fungsi pada lengan
dan kaki. Gejala yang timbul pada lengan antara lain kelemahan, keram dan
kekakuan. Seringkali pasien mengeluh kesulitan mengkancingkan bajunya,
memutar kunci atau membuka botol. Gejala yang timbul pada kaki, seperti
kelemahan, kesulitan berjalan hingga sering terjatuh, dan bila berlanjut pasien
harus menggunakan tongkat bila berjalan.
Gangguan berkemih diawali dengan kesulitan berkemih, air seni susah untuk
dikeluarkan. Pada tahap lanjut, berkemih dan buang air besar menjadi beser,
tidak dapat ditahan lagi.
Progresifitas dari perburukan gejala ini sangat bervariasi, dapat berjalan lambat
dan secara bertahap, berjalan secara cepat dan stabil pada kondisi tertentu,
atau berjalan secara cepat dan terus-menerus. Deteksi dini, sangat penting
untuk menghambat progresifitas dari gejala.
Cara mengetahui HNP Cervical
Dokter anda akan mulai menanyakan keluhan, melakukan pemeriksaan klinis
dan meminta beberapa pemeriksaan. Sebagai tambahan dari gejala-gejala yang
anda sebutkan, maka pada pemeriksaan fisik akan menemukan beberapa hal,
yaitu:
meningkatnya refleks pada lutut dan kaki, hal mana yang disebut juga
sebagai hiperefleksia
perubahan cara berjalan, yang menggambarkan kekakuan gerakan hingga
gangguan keseimbangan
hilangnya sensitifitas dari tangan dan/atau kaki, beberapa pasien
mengalami kesulitan mengkancingkan baju atau kesulitan dalam merubah
posisi kaki.
Temuan lain dari pemeriksaan fisik seperti, klonus (gerakan cepat dari tungkai,
yang dirangsang dengan menggerakkan telapak kaki kearah atas), Tanda
Babinski (mekarnya jari-jari kaki, ketika telapak kaki dirangsang dengan goresan

dari tumit belakang kearah jarijari), Tanda Hoffman (kontraksi


dari ibu jari dan jari telunjuk
setelah dilakukan penekanan pada
kuku jari tengah). Satu dari
beberapa
temuan
ini
dapat
mengarahkan dokter anda untuk
mencurigai
adanya
gangguan
pada
medula
spinalis.
Pemeriksaan Magnetic Resonance Gambaran MRI dengan penekanan saraf leher (C4-5 dan C5-6)
Imaging (MRI) dapat menunjukkan detail dari penyempitan dan penekanan
terhadap saraf dan medula spinalis.
Dikutip dari www.mayfieldclinic.com

Penatalaksanaan HNP Cervical


Pengobatan HNP Cervical bergantung pada ringan beratnya gejala dan
penekanan saraf dari hasil MRI. Pada kasus ringan dimana gejala yang dirasakan
masih minimal dan terbukti dengan pemeriksaan MRI penekanan terhadap saraf
dan medula spinalis sangat minimal, maka tindakan konservatiflah yang menjadi
rekomendasi. Tetapi bilamana dirasakan nyeri yang semakin berat, terlebih lagi
bila diikuti kelemahan anggota gerak, maka tindakan operasi adalah pilihan
utama.
1. Terapi Konservatif
a. Terapi obat-obatan
Penggunaan obat-obatan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, dan
mengurangi keluhan dari gejala-gejala lainnya. Obat-obatan tersebut harus
dipakai sesuai dengan kebutuhannya. Mengkonsumsi obat yang berlebihan dapat
menyebabkan efek-efek samping yang lebih berat, (kesulitan buang air besar,
drowsiness) dan menyebabkan ketergantungan.
Obat-obat penghilang rasa sakit, disebut analgetika. Bila anda mengeluhkan
nyeri berat yang terus-menerus, dokter anda akan meresepkan sejenis obat
tambahan seperti obat anti peradangan seperti non steroidal anti inflammatory
drugs (NSAIDs). Kortikosteroid adalah sejenis obat anti inflamasi yang sangat
kuat, dapat dikonsumsi secara oral atau injeksi. Obat ini memiliki efek samping
yang lebih berat, terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama
seperti iritasi/luka lambung, menurunkan kadar calcium dalam tulang dan mudah
terjadi osteoporosis.
b. Terapi non operatif
Terapi non operasi bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi
yang terganggu. Program terapi ini dengan rehabilitasinya dapat membutuhkan
waktu tiga bulan lebih.
Suatu terapi fisik yang dimulai dengan latihan stretching untuk mengembalikan
fleksibilitas untuk mengencangkan otot leher, pundak, kedua lengan dan kaki.
Anda akan diminta untuk melakukan stretching beberapa kali untuk menjaga
fleksibilitas. Latihan jantung dengan sepeda statis, treadmill dan berenang

dengan meningkatkan sirkulasi dari jantung ke seluruh tubuh, hingga membantu


meringankan gejala-gejala myelopathy.
2. Terapi Operatif
Jika pengobatan konservatif telah dilakukan namun gejala dirasakan semakin
berat, terlebih lagi diikuti dengan kelemahan anggota gerak, maka tindakan
operasi adalah pilihan utama. Tujuan dilakukan pembedahan untuk mengurangi
tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit
neurologik.
Beberapa tindakan pembedahan untuk HNP Cervical, antara lain:
1. Laminectomy yakni tindakan pembedahan pembebasan saraf terjepit dengan
membuang keseluruhan lamina.

2. Anterior Cervical Discectomy and Fussion


Anterior Cervical Discectomy and Fussion (ACDF) merupakan tindakan
pengambilan HNP yang akan membebaskan penekanan terhadap saraf pasien.
Pemilihan tindakan ini sesuai dengan asal dari penekanan diskus yang berada
didepan (anterior) dari batang saraf (medula spinalis). Dengan demikian
tindakan ini tidak mengganggu posisi perjalanan batang saraf, sehingga Sangat
Aman dan Tidak Membuat Kelumpuhan maupun kelemahan tangan dan kaki.
Melalui suatu teknologi bedah mikro, seluruh tindakan dapat dimonitor hingga
menyingkirkan kemungkinan terjadinya cedera pada saraf pasien.
Data RS Adenin Adenan yang secara khusus menangani kasus penjepitan saraf
baik leher maupun punggung terdata 30 pasien HNP Cervical telah dilakukan
tindakan ACDF. Hasil akhir pasca tindakan ACDF dibagi berdasarkan 3 golongan.
Excellent yaitu hasil akhir pasca tindakan ACDF baik sekali tanpa ada keluhan,
Good yaitu hasil akhir pasca tindakan ACDF baik dengan keluhan minimal, Bad
yaitu hasil akhir pasca tindakan tidak baik/mengalami kelumpuhan. Data
menunjukkan tidak satupun atau 0% pasien mengalami kelumpuhan (Bad),
sebanyak 73,3% pasien dengan hasil baik sekali tanpa ada keluhan (Excellent),
dan 26,7% pasien memiliki hasil yang baik dengan keluhan minimal (Good).
Data diatas menunjukkan penjepitan saraf leher yang telah diatasi dengan
benar memberikan hasil yang sangat baik. Gangguan aktifitas kehidupan seharihari yang sebelumnya membatasi, hilang sepenuhnya. Dengan adanya teknik
ACDF ini maka para penderita penjepitan saraf leher menemukan solusi/jalan

keluar atas penderitaannya selama ini tanpa perlu takut adanya rumor
negative yang beredar dikalangan masyarakat saat ini.
*DR. Dr. Ridha Dharmajaya, SpBS sebagi professional consultant pada
Neurosurgery Spine and Pain Clinic (NSPC) RS Adenin Adenan*

You might also like