Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bauksit adalah endapan yang memiliki kandungan mineral utama
alumunium hidroksida, yaitu berupa gibbsite, bohmite, dan diaspore. Selain itu
terdapat beberapa mineral pengotor lain seperti silika, oksida besi, dan titanium.
Bijih bauksit ini kemudian diolah menjadi alumunium. Sebagian besar alumunium
yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan alumunium, pemanfaatan
lebih lanjutnya yaitu untuk bidang konstruksi, transportasi, pengemasan dan
listrik yang menggunakan bahan-bahan dari alumunium. Alumunium juga dapat
digunakan untuk keperluan lain, misalnya yaitu untuk pembuatan batu tahan
panas (refractories), industri gelas, keramik, bahan penggosok, dan industri kimia
(Tim Analisa
dan
Evaluasi
Komoditi
Mineral
Internasional
Proyek
lebih
seiring
dengan
proses
penambangan,
tahap
yang memiliki kesamaan genetik dengan daerah cadangan bauksit yang telah
terbukti. Salah satu eksplorasi bauksit di Kalimantan Barat dilakukan oleh pihak
Antam sejak tahun 2007, di daerah Sanggau, Tayan, Mempawah, Landak dan
beberapa daerah lain. Diketahui bahwa bauksit yang dihasilkan dari tiaptiap
tempat
tersebut
laterit
seperti
faktor
yang
mempengaruhi
yang
memiliki
cadangan besar yaitu di daerah Tayan yang termasuk dalam IUP PT Antam.
Sumber daya bauksit terindikasi yang potensial yaitu sekitar 104 juta ton kubik,
dengan grade rata-rata yaitu T-Al2O3 = 46%, T- SiO2 = 13%, R-SiO2 = 4%,
Fe2O3 = 12% dan TiO2 = 0,9%. (Surata, et al., 2010). Sumberdaya bauksit di
daerah Tayan ini jumlahnya lebih besar di bandingkan dengan daerah lain. Dan
hal ini menjadikan daerah Tayan menarik untuk diteliti lebih lanjut, terutama
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lateritisasi di daerah ini.
Faktor-faktor itulah yang menyebabkan endapan bauksit di daerah Tayan ini
jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan daerah lain. Faktor-faktor yang
mengontrol lateritisasi dapat diketahui dari karakteristik mineralogi dan geokimia
endapan bauksit yang ada di daerah tersebut. Dari karakteristik geokimia dan
mineraloginya, kita dapat mengetahui perubahan- perubahan yang ada pada
tiap-tiap zona endapan laterit. Dari karakteristik geokimianya, kita dapat
mengetahui pengayaan unsur Al dari
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah:
-
1.3
Batasan Masalah
Tugas fokus pada pembahasan lateritisasi, mineralogi dan perilaku
geokimia unsur, dari endapan bauksit yang ada di tambang Tayan, Kalimantan
Barat.
1.4
Gambar 1.1
Lokasi penelitian di Kalimantan Barat
1.6
Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang telah melakukan penelitian tentang
Patterson, S.H., H.F Kurtz, J.C Olson, dan C.L Neeley (1986)
Endapan bauksit yang terdapat di daerah Kalimantan Barat merupakan
tipe endapan laterit yang terbentuk dari proses pengangkatan dan pemotongan
dataran tinggi. Sehingga kemudian terbentuk bukit-bukit rendah yang bertudung
dan tingginya sekitar 15-60 meter dari ketinggian sekitar. Bukit ini dikelilingi oleh
daerah berawa-rawa.
2. Surata (2007)
Bauksit yang terbentuk di daerah Tayan berasal dari batuan induk
berupa diorit kuarsa dan gabro. Karakteristik dari batuan induknya ini akan
sangat berpengaruh terhadap karakteristik bauksit yang dihasilkan. Batuan
induk yang berupa diorit kuarsa dan gabro ini diuji ciri fisiknya dan
kehadiran
batuan induk tersebut. Hasil yang didapatkan adalah bauksit yang berasal dari
diorit kuarsa memiliki karakteristik berupa sifat fisik yang tidak homogen dan
juga rapuh. Mineral gibbsite yang ada memiliki keterikatan dengan mineral
kuarsa dengan rasio total SiO2/Fe2O3 > 1. Bauksit tipe ini kemudian dinamakan
bauksit dengan SiO2 tinggi. Bauksit yang berasal dari batuan induk berupa
gabro
memiliki
kompak. Mineral gibbsite yang ada memiliki keterikatan dengan oksida besi
dan rasio total SiO2/Fe2O3 <1. Bauksit tipe ini disebut dengan bauksit Fe
tinggi. Berdasarkan uji komposisi kimia, didapatkan hasil bahwa pada bauksit
tipe SiO2 tinggi, kadar total Al2O3 memiliki keterikatan negatif dengan kadar
total SiO2, sedangkan pada bauksit tipe Fe2O3 tinggi, kadar total Al2O3
memiliki keterikatan negatif dengan kadar total Fe2O3 .
3. Surata, M., O. Suksiano, M. Pratomo, dan Supriyadi (2010)
Eksplorasi bauksit yang dilakukan di daerah Mempawah dan Landak,
Kalimantan Barat didasarkan pada pendekatan perbandingan genetik kedua
area tersebut dengan daerah sumberdaya bauksit terbukti yang telah ada di
Kalimantan Barat. Perbandingannya meliputi komposisi batuan sumber,
morfologi, dan bukti lain yang ditemukan dari proses pengendapan bauksit.
Terdapat dua karakteristik bauksit yang ditemukan di kedua area tersebut. Di
daerah Mempawah, litologinya didominasi oleh andesit dan gabro yang
menghasilkan endapan bauksit dengan rasio Fe2O3/T-SiO2 > 1 dan di daerah
Landak, litologinya didominasi oleh granodiorit Mesibao yang menghasilkan
endapan bauksit dengan rasio Fe2O3/T- SiO2 < 1.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Umum
Bauksit merupakan endapan yang mengalami pemerkayaan alumunium
oksida, yang ditemukan di Les Baux di dekat Avigon, Perancis Selatan. Bauksit
terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe
rendah dan tidak atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak
mengandung sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan
kadang-kadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk
amorf. Kekerasan bauksit berkisar antara 13 skala Mohs dan berat jenis
berkisar antara 2,5 2,6.
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral
dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit
(Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit
mengandung Al2O3 sebanyak 45-65%, SiO2 1-12%, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3%,
dan H2O 14-36%. Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida
yang dalam keadaan murni berwarna putih atau kekuningan. Bahan galian yang
ditambang dengan menggunakan shovel ini, apabila dicampur dengan bahan
mineral lain, misalkan chrome, baja, atau nikel, menghasilkan aluminium yang
sangat bagus (Alloy). Aluminium ini tahan panas, kuat namun lentur dan mudah
dibentuk. Untuk, onderdil otomotif, perkapalan dan industri pesawat terbang,
menggunakan bauksit secara massif.
Bauksit kadang-kadang dianggap menjadi mineral, tetapi sebenarnya
merupakan batu. Bauksit merupakan bijih utama aluminium. Bauksit terbentuk
pada iklim tropis sebagai hasil pelapukan bahan kimia; pencucian silika dalam
batuan aluminium-bearing. Ini terdiri dari satu atau lebih dari tiga aluminium
hidroksida mineral, gibsit bohmite, diaspore, dalam proporsi yang berbeda-beda.
Gibsite adalah aluminium hidroksida yang benar, sementara bohmite dan
2.2
yang tepat. Hal ini terutama terdiri dari mineral alumina yang terhidrasi seperti
gibsit Al(OH)3 atau Al2O3. 3H2O)] dalam deposit (endapan) tropis yang lebih
baru, atau keadaan subtropis, endapan bauksit memiliki mineral utama boehmite
-AlO(OH) atau Al2O3.H20] dan beberapa-diaspore AlO(OH) atau Al2O3.H20].
Komposisi kimia rata-rata bauksit, berat, adalah 45 sampai 60% Al2O3 dan 20
sampai 30% Fe2O3. Berat sisanya terdiri dari silika (kuarsa, kalsedon dan
kaolinit, karbonat (kalsit dan magnesit dolomit, titanium dioksida dan air).
Pembentukan bauxites laterit terjadi di seluruh dunia di 145 - 2-juta-tahun yang
lalu yaitu di pesisir Kapur dan Tersier, Endapan bauksit berbentuk sabuk
memanjang, kadang-kadang panjangnya mencapai ratusan kilometer, sejajar
dengan garis pantai Tersier Bawah di India dan Amerika Selatan; distribusi
mereka tidak terkait dengan komposisi mineralogi tertentu dari batuan induknya.
Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya adalah:
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang tidak
larut.
2.3
Endapan Bauksit
Bauksit ditemukan dalam empat jenis deposit meliputi endapan: selimut,
saku, interlayered, dan detrital. Endapan Selimut adalah lapisan datar bauksit,
rata-rata 4-6 meter tebal, tetapi aa juga endapan selimut yang memiliki
ketebalan dari satu meter sampai empat puluh meter (1-40 meter). Endapan
Selimut terutama terjadi di Afrika Barat, Australia, Amerika Selatan dan India.
Endapan Pocket (saku), sebagai nama akan berarti, adalah kantong-kantong
bauksit di dalam tanah, mulai dari kurang dari 1-30 meter. Mereka dapat
ditemukan terisolasi atau sebagai endapan tumpang tindih. Endapan Pocket
ditemukan di Jamaika, Hispaniola, dan Eropa Selatan. Endapan Interlayered
pernah ada sebagai jenis lain batu, tapi seiring waktu telah tertutupi dan
dikemas ke bawah. Mereka kemudian lebih terkompresi daripada jenis lain yang
dipersamakan. Endapan Interlayered terjadi di Amerika, Suriname, Guyana
Brazil, Rusia, Cina, Hongaria dan deposito Mediterranean. Detrital tidak sangat
umum. Endapan detrital terbentuk ketika bauksit dari jenis endapan lain
mengikis dan membangun tempat lain. Endapan detritial hanya substansial dan
terletak di Arkansas. (Mineral Institut Informasi, Dunia-Aluminium, 2000.)
2.4
kuat pada daerah-daerah tropis, lembab, dan hangat yang kaya akan lempung
kalolinit sebagai oksida dan oksihidroksida dari Fe dan Al. Laterit penting
secara ekonomi karena mengandung logam alumunium (bauksit)
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan
tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt,
hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuanbatuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang mudah larut akan
terjadi di daerah paneplain, tetapi tetap harus memerlukan sirkulasi air tanah
untuk mengangkut elemen tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan bauksit:
-
seperti struktur geologi, frekuensi curah hujan dan suhu harian yang tinggi
(daerah subtropis) dan juga asam organik, yang terakhir ini berasal dari
tanaman yang akan menurunkan pH tanah menjadi kurang dari 4. Pada ph < 4
dan pH > 10 elemen Al2O3 akan dilepaskan , tetapi SiO2 hanya akan terlepas
pada pH > 9 dan pH 10, karena pH normal air tanah adalah 7, maka pada
kedalaman tertentu akan terhadi pelepasan Al2O3 dan SiO2, hal ini sudah tentu
terkait dengan topografi yaitu pada kondisi slope yang pendek.
Unsur unsur lain seperti Ca, Na, K dan Mg akan diangkut oleh air tanah
melalui sistem drainase pada daerah rendah ke daerah yang cekung,
sedimentasi residu Al2O3SiO3 dan garam Fe pada pH antara 4 dan 9
disebabkan oleh normalisasi pH tanah pada kedalaman tertentu. Pada kondisi
pH 4-9, silika dari feldspar akan bercampur dengan air (H20) membentuk silikat
alumina hidrat dengan Al2O3 SiO3 dan H2O.
Mineralisasi selama proses pembentukan bauksit yaitu dalam bauksit
ada terdapat prefensi untuk normalisasi hidroksida, oksida terhidrasi dan oksida
Al, Fe dan Ti, tetapi dalam hal ini lapisan silikat dan kuarsa pun dapat terbentuk.
Pembebasan unsur unsur dari mineral atau batuan diatur oleh :
-
2.5
Keadaan Lingkungan
Bauksit ditemukan terutama di daerah tropis dan subtropis di dekat
Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang
kaya alumunium.
Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan.
Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan
mudah.
Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering).
Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan.
Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan