You are on page 1of 3

ANALISIS EVIDENCE BASED PRACTICE

KEHADIRAN KELUARGA DISAMPING PASIEN YANG


SEDANG DILAKUKAN TINDAKAN RESUSITASI JANTUNG
PARU

Disusun oleh:
Agus Supriyana

220112150011

Risti Yani Cahya P

22011215

Isna nurfianti

220112150108

Khotimah Anna Saputri

220112150

Nur Ainiyah

22011215

Margaretha Lumban Gaol

22011215

Glory Nactasia

22011215

Rina Rindania

22011215

Dwi Juwita Meiyola

22011215

Julita

220112150092

Helga Feby Anggina

220112150097

Firdha Kusuma Putri

220112150105

PROGRAM PROFESI NERS XXX


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

ANALISIS JURNAL

1. Should family members witness cardiopulmonary resuscitation?

BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan di Unit Gawat Darurat mempunyai keunikan dibandingkan
dengan pelayanan kesehatan yang lain dimana kondisi dalam area tersebut
memerlukan tindakan secara cepat. Salah satu bagian penting dalam pelayanan
gawat darurat adalah tindakan resusitasi jantung paru. Resusitasi jantung paru
(RJP) adalah serangkaian tindakan life saving untuk mempertahankan kesempatan
hidup setelah berhentinya jantung (Callaway, et al, 2011). Secara klinis keadaan
henti jantung ditandai dengan tidak adanya nadi dan tanda-tanda sirkulasi lainnya.
Keadaan henti jantung ini dapat menyebabkan kematian otak dan akan terjadi
secara permanen jika dalam waktu 8 10 menit tidak tertangani. Untuk itu
tindakan RJP merupakan tindakan yang harus dilakukan segera untuk membantu
menyelamatkan hidup pasien.
Ketika memberikan asuhan keperawatan, perawat selain berfokus pada
pasien juga berfokus pada keluarga pasien atau yang dikenal dengan teori Family
Centered Care dimana keluarga juga dilibatkan dalam segala tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien (Cannon, 2011; Van & Kautz, 2007). Kehadiran keluarga
selama tindakan RJP merupakan hal yang baru di dunia kegawat-daruratan.
Sebelumnya keluarga benar-benar tidak diperbolehkan untuk ikut mendampingi
pasien. Kehadiran keluarga selama tindakan RJP ini masih menimbulkan dilema
baik untuk keluarga sendiri maupun untuk petugas medis yang melakukan
tindakan tersebut. Bagi keluarga, tindakan RJP dapat berdampak positif maupun
negatif seperti mempermudah tim medis dalam informed consent tindakan yang
akan dilakukan tetapi dapat juga memberikan pengalaman psikologis yang tidak
mengenakan mengenai tindakan RJP. Sedangkan untuk tim medis dapat

mempercepat persetujuan tindakan tetapi disisi lain dapat menghambat tindakan


jika keluarga panik (Saccheti, Guzzetta, & Harris, 2003).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh kelompok kami selama 4 hari
(31 Mei 2016 -04 Juni 2016) ditemukan 9 pasien yang dilakukan resusitasi
jantung paru. Dari keseluruhan pasien yang dilakukan tindakan RJP tersebut,
terdapat 7 pasien yang didampingi oleh keluarga ketika sedang dilakukan RJP dan
2 orang pasien yang tidak ditemani oleh keluarga selama tindakan RJP
berlangsung. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan asuhan keperawatan
secara holistik seperti menghadirkan keluarga atau orang tercinta dalam ruang
resusitasi dapat meningkatkan semangat hidup bagi pasien henti jantung selama
proses resusitasi. Efek positif lain dari penerapan keperawatan holistik adalah
dapat menumbuhkan perasaan dihargai dan dihormati akan nilai-nilai dari pasien
dan keluarga pasien kritis (Dezra, Theresa, Cathie, Angela, Jorie, Ellen, & Amy.,
2011). Peneliti lainnya menyebutkan bahwa kehadiran keluarga tidak terlalu
banyak meberi pengaruh selama proses pemberian tindakan RJP.
Berdasarkan fenomena terebut penulis tertarik untuk membahas
mengenai kehadiran keluarga selama tindakan RJP di Instalasi Gawat Darurat.
Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui apakah kehadiran keluarga selama
tindakan RJP diperlukan atau tidak?
Cannon, S. 2011. Family Centered Care in the Critical Care Setting. Dimens Crit Care
Nurs. 30(5):241/245
Van Horn E, Kautz D. 2007. Promotion of Family Integrity in the Acute Care
Setting.Dimens Crit Care Nurs. 26(3):101-107.
Sacchetti, Alfred D., Guzzetta, Cathie; Harris, Russlell H. Family presence
during resuscitation attemps and invasive procedures: is there science
behind the emotion?

You might also like