You are on page 1of 2

Nama: Raudah Iftitah Mulikh

NPM : 1306379233
Dosen

: Vitria Indriani/Hilda Rossieta

Kuliah Umum TAK oleh Bapak Djohan Pinnarwan (Ketua


DSAK)
Terdapat beberapa jenis pengambilan atau pengadopsian IFRS, yaitu:
Full-adoption standar akuntansi keuangan suatu negara
diambil atau diadopsi secara utuh atau seluruhnya dari IFRS.
Contoh negara yang telah menerapkan full-adoption IFRS di

ASEAN adalah Filipina dan Singapura.


Convergence pengambilan atau pengadopsian IFRS melalui
proses

untuk

dijadikan

sebagai

suatu

standar

akuntansi

keuangan, serta tidak semua yang terdapat dalam IFRS ada


dalam standar akuntansi keuangan tersebut. Contoh negara yang
melakukan

konvergensi

adalah

Indonesia

dengan

standar

akuntansi keuangannya, yaitu PSAK.


Telkom Indonesia sebagai perusahaan yang telah registered atau listed
di bursa luar negeri (New York Stock Exchange) maka harus membuat
laporan keuangan yang berdasarkan IFRS sebagai standar global.
Contoh lainnya adalah Unilever Indonesia yang merupakan entitas
anak

dari

perusahaan

Unilever

global

(parent),

maka

Unilever

Indonesia dalam pembuatan laporan keuangannya harus membuat


dalam dua bentuk, yaitu sesuai dengan ketentuan standar di Indonesia
(PSAK), dan yang sesuai dengan standar global (IFRS).
Perbedaan antara PSAK dengan IFRS salah satunya adalah ISAK 25
mengenai Hak atas Tanah: Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) tidak
dapat diperlakukan layaknya Sertifikat Hak Milik (SHM). Meskipun
substansinya tetap sama, tetapi perlakuannya hampir serupa dengan
leasing.
IFRS 1 tidak diambil atau diadopsi oleh Indonesia karena IFRS 1
merupakan jembatan bagi negara yang belum menggunakan IFRS
kemudian

langsung

transisi

menggunakan

IFRS.

Sedangkan,

di

Indonesia, perpindahan tersebut terjadi secara gradually, sehingga


IFRS 1 tersebut menjadi tidak relevan jika digunakan di Indonesia.
PSAK 69: Agrikultur tidak diadopsi karena di Indonesia mayoritas
hasil agrikulturnya adalah kelapa sawit.
Entry price: kurs beli
Exit price: kurs jual
Terdapat beberapa hambatan bagi Indonesia untuk dapat melakukan
full-adoption terhadap IFRS, diantaranya adalah:
Proses politik atau hukum masih banyak pihak yang saling
berkepentingan dalam proses standard-setting di Indonesia
sehingga proses tersebut tidak terlepas dari campur tangan
politik; birokrasi.
Aturan transaksi syariah
Translasi bahasa dalam IFRS kedalam bahasa lokal Indonesia
Konsistensi interpretasi atau implementasi atas suatu isu
Stakeholder engagements
Kapankah sekiranya Indonesia akan dapat melakukan full-adoption
terhadap IFRS hal tersebut bukanlah kuasa DSAK, sehingga
waktunya pun belum dapat ditentukan.
Saat ini Indonesia masih dalam tahap convergence yang terus
meningkat dikarenakan lag-nya yang semakin berkurang ketika
tahap 1 lag-nya selama tiga tahun, dan ketika tahap 2 kini lag-nya
hanya satu tahun.
Terdapat banyak isu bahwa Indonesia akan full-adoption, namun hal
tersebut dinilai masih cukup sulit mengingat hambatan yang telah
dijelaskan sebelumnya.
DSAK memberikan kedaulatannya kepada IASB.
ISAK 31: tower dikeluarkan dari IAS 16 mengenai Property, Plant, and
Equipment (PPE) menjadi di bawah IAS 16 mengenai Investment
Property. Sehingga, tower komunikasi kini diklasifikasikan sebagai
property investasi (sesuai dengan Surat Edaran OJK) hal ini
menunjukkan bahwa standard-setting is a political process.
PSAK 68: Fair Value
PSAK 69: Agriculture
IFRS 15 16 belum diadopsi atau dikonvergensi oleh Indonesia.
Mahasiswa agar dapat survive dan meningkatkan kompetensi yang
dimiliki, maka harus secara otodidak melakukan studi mandiri.

You might also like