Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing 2
Lenny Hasan, SE, MM
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera
Barat merupakan salah satu instansi pemerintah yang terdapat di Kota Padang
yang beralamat di Jalan Taman Siswa nomor 1 Padang. Dalam pengabdiannya,
pegawai negeri sipil pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Propinsi Sumatera Barat seharusnya mempunyai motivasi kerja yang tinggi.
Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat, maka disiplin
kerja mempunyai pengaruh yang penting karena disiplin mengacu kepada
ketertiban atau keteraturan. Akibat lebih lanjutnya dari pengaruh disiplin kerja
terhadap prestasi kerja pegawai adalah tujuan yang telah ditentukan dan disepakati
oleh para anggota organisasi atau kelompok itu akan dapat dicapai secara efektif
dan efisien, jika setiap anggota dalam kelompok secara sadar mau menghormati
dan menegakkan setiap aturan dan hukum yang berlaku di lingkungan kerjanya.
Kesadaran untuk menegakkan peraturan itu merupakan dasar bagi para kelompok
dalam beraktivitas sesuai dengan peran, tugas dan kewajibannya masing-masing.
Tanpa ketertiban dan keteraturan dalam bekerja, organisasi akan menghadapi
berbagai kesulitan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan.
Pegawai negeri sipil di Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat dalam pengamatan penulis masih memiliki
disiplin yang secara umum terkesan belum begitu tinggi. Kondisi ini dapat dilihat
dari masih adanya pegawai yang terlambat masuk kerja terutama pada bulan
Ramadhan, gairah pegawai bekerja semakin menurun yang mengakibatkan
banyaknya pegawai yang terlambat masuk kerja. Jika keterlambatan pegawai
masuk kerja semakin tinggi dan kondisi seperti ini dibiarkan terus terjadi maka
dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai Satuan Kerja Pengembangan
Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat dalam melaksanakan tugasnya,
yaitu pegawai mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan
dikarenakan terlambat untuk masuk kerja.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja
secara bersamaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Disiplin Kerja
Fathoni (2006:126) mengemukakan disiplin kerja merupakan kesadaran
dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma
sosial yang berlaku. Kedisiplinan dapat diartikan pegawai selalu datang dan
pulang tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi
semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku.
Sutrisno (2012:89) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja adalah:
1. Pemberian kompensasi.
Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin.
Para pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa
mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah
dikontribusikan bagi organisasi. Bila ia menerima kompensasi yang memadai,
mereka akan dapat bekerja tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja
dengan baik-baiknya. Akan tetapi, bila ia merasa kompensasi yang diterimanya
jauh dari memadai, maka ia akan berpikir mendua, dan berusaha untuk mencari
tambahan penghasilan lain di luar, sehingga menyebabkan ia mangkir, sering
minta izin ke luar.
Namun demikian, pemberian kompensasi yang memadai belum tentu
pula menjamin tegaknya disiplin. Karena pemberian kompensasi hanyalah
merupakan salah satu cara meredam kegelisahan para pegawai, di samping
banyak lagi hal-hal yang di luar kompensasi yang mencukupi, sedikit banyak
akan membantu pegawai untuk bekerja tenang, karena dengan menerima
kompensasi yang wajar kebutuhan primer mereka akan dapat terpenuhi.
2. Keteladanan pimpinan dalam organisasi.
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali karena dalam lingkungan
organisasi semua pegawai akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan
Pimpinan yang berhasil memberi perhatian yang besar kepada para pegawai
akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik karena ia buka hanya dekat
dalam arti jarak fisik, tetapi juga mempunyai jarak dekat dalam artian jarak
batin. Pimpinan demikian akan selalu dihormati dan dihargai oleh para
pegawai sehingga akan berpengaruh besar kepada prestasi, semangat kerja, dan
moral kerja pegawai.
7. Kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.
Kebiasan-kebiasan yang perlu ditegakkan untuk menciptakan disiplin
yaitu:
a. Saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan.
b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para
pegawai akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut.
c. Sering mengikutsertakan pegawai dalam pertemuan-pertemuan, apalagi
pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka.
d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan sekerja dengan
menginformasikan kemana dan untuk urusan apa, walaupun kepada
bawahan sekalipun.
2.2. Motivasi Kerja
Rivai dan Sagala (2009:837) mengemukakan motivasi kerja adalah
serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai
hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai
tujuan.
Robbins (2008:224) mengemukakan motivasi sebagai proses yang ikut
menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai
sasaran. Seseorang yang memiliki dorongan yang kuat sekali untuk berhasil maka
mereka berusaha untuk untuk prestasi pribadinya., bukannya ganjaran sukses
semata-mata. Mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik atau lebih efisien daripada yang dilakukan sebelumnya.
b. Motivasi dan etos kerja. Motivasi dan etos kerja sangat penting mendorong
semangat kerja. Motivasi dan etos kerja dipengaruhi oleh latar belakang
keluarga, lingkungan masyarakat, budaya dan nilai-nilai agama yang
dianutnya. Seseorang yang melihat pekerjaan sebagai beban dan
keterpaksaan untuk memperoleh uang, akan mempunyai kinerja yang
rendah. Sebaliknya seseorang yang memandang pekerjaan sebagai
kebutuhan, pengabdian, tantangan dan prestasi, akan menghasilkan kinerja
yang tinggi.
2. Dukungan organisasi.
Kinerja setiap orang juga tergantung dari lingkungan organisasi dalam
bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, serta kondisi
dan syarat kerja. Pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi
setiap unit kerja dan setiap orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Penggunaan peralatan
dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan
kinerja tetapi juga untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja.
Kondisi kerja mencakup kenyamanan di lingkungan kerja, aspek keselamatan
dan kesehatan kerja, syarat-syarat kerja, sistem pengupahan dan jaminan sosial,
serta keamanan dan keharmonisan hubungan industrial.
3. Dukungan manajemen.
Kinerja organisasi dan kinerja setiap orang sangat tergantung pada
kemampuan manajerial pimpinan untuk membangun sistem kerja dan
hubungan industrial yang aman dan harmonis, serta mengembangkan
kompetensi pekerja, juga menumbuhkan motivasi dan memobilisasi seluruh
pegawai untuk bekerja secara optimal. Dalam rangka pengembangan
kompetensi pekerja, manajemen dapat melakukan antara lain:
a. Mengidentifikasikan
dan
mengoptimalkan
pemanfaatan
kekuatan,
10
11
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Propinsi
Sumatera
Barat
Model
1
(Constant)
Disiplin Kerja
Motiv asi Kerja
Unstandardized
Coef f icients
B
St d. Error
,264
,340
,384
,112
,520
,128
St andardized
Coef f icients
Beta
,432
,511
t
,778
3,439
4,072
Sig.
,443
,002
,000
12
(X2) dan konstanta (a) adalah 0 (nol), maka prestasi kerja pegawai pada Satuan
Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat akan
mengalami peningkatan sebesar 0,384 satuan atau 38,4%.
3. Nilai koefisien regresi motivasi kerja adalah 0,520 artinya jika motivasi kerja
meningkat sebesar 1 (satuan) dengan asumsi variabel disiplin kerja pada
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat
(X1) dan konstanta (a) adalah 0 (nol), maka prestasi kerja pegawai pada Satuan
Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat akan
mengalami peningkatan sebesar 0,520 satuan atau 52,0%.
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut, maka disiplin kerja
dan motivasi kerja perlu mendapatkan perhatian dari pimpinan Satuan Kerja
Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat agar dapat
meningkatkan prestasi kerja pegawai. Hal ini berarti semakin baiknya disiplin
kerja dan motivasi kerja pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman
Propinsi Sumatera Barat akan dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai pada
Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Barat.
4.2. Uji t
Hasil uji t untuk pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja secara satu per
satu terhadap prestasi kerja pegawai pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat dikemukakan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Hasil Pengujian Uji t
Coeffi ci entsa
Model
1
(Constant)
Disiplin Kerja
Motiv asi Kerja
Unstandardized
Coef f icients
B
St d. Error
,264
,340
,384
,112
,520
,128
St andardized
Coef f icients
Beta
,432
,511
t
,778
3,439
4,072
Sig.
,443
,002
,000
13
14
Tabel 4.3.
Hasil Uji F
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
17,275
5,322
22,598
df
Mean Square
8,638
,172
2
31
33
F
50,310
Sig.
,000a
Kawasan
Permukiman
Propinsi
Sumatera
Barat,
maka
R
,874a
R Square
,764
Adjusted
R Square
,749
St d. Error of
the Estimate
,41435
15
16
dari nilai F tabel 3,30 dengan hasil koefisien determinasi sebesar 74,9% dan
25,1% dipengaruhi oleh hal lainnya.
5.2. Saran-Saran
Untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai pada Satuan Kerja
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
Propinsi
Sumatera
Barat,
maka
Hasibuan, Malayu SP. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Holil, Muhamad dan Sriyanto, Agus. 2013. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Badan
Usaha Milik Negara). Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur.
http://fe.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/Pengaruh-MotivasiDan-Disiplin-Kerja-Tehadap-Kinerja-Pegawai-Holil-Sriyanto.pdf.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian
dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Putri, Ernindya. 2012. Pengaruh Disiplin dan Kompetensi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara. Skripsi.
Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. http://repository.
usu.ac.id/handle/123456789/33735
Rangkuti, Freddy. 2001. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. 2008. Prilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.
Sarwono, Jonathan. 2009. Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik
Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Siagian, Sondang P. 2002. Meningkatkan Produktivitas Kerja. Surabaya: Rineka
Cipta.
Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Singodimedjo, Markum. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya:
SMMAS.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Edisi Kedua. Jakarta: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV. Alfabeta.
Sutrisno, Edy. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
18