You are on page 1of 30

Akuntansi Imbalan

Kerja (PSAK 24)


Dinah Asraf Anaqah
S
(D3-0314-056)
Nur Intan Endah
Sari
(D3-0314-051)
Syaipul Anwar
(D3-0314-0)

Imbalan Kerja
Latar Belakang

Latar belakang Penerapan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja


adalah: Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK) Nomor 13
Tahun 2003 mengatur secara umum mengenai tatacara
pemberian imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari
imbalan istirahat panjang sampai dengan imbalan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Tujuan

Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja


Psak 24 Imbalan Kerja mengatur akuntansi dan
pengukapan oleh pemberi kerja (entitas) untuk imbalan
kerja yaitu mengharuskan entitas mengakui
1. Liabiliras
2. beban

Ruang Lingkup
Imbalan
Kerja
Imbalan
Kerja Jangka
Pendek

Pesangon

Imbalan
Paska Kerja

Imbalan
Pasti

Dana
Pengsiun

Imbalan
Kerja
Jangka
Panjang
Lainnya

Jenis-Jenis
Imbalan Kerja
Imbalan Pasca Kerja
Pesangon

Imbalan Kerja Jangka


Pendek

imbalan kerja yang jatuh tempo 12 bulan


setelah akhir periode pelaporan saat
pekerja memberikan jasa.
Contoh:
Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,
Cuti berbayar jangka pendek,
Hutang bagi laba atau bagi bonus,
Imbalan non-moneter,

Imbalan kerja ( selain pesangon ) yang


terurang setelah pekerja menyelesaikan
masa kerjanya
Contohnya :
1. Uang Pensiun (UP)
2. Uang Penghargaan Masa Kerja
(PMK)
3. Uang penggantian Hak

Imbalan tenaga kerja


lainnya

Imbalan kerja yang diharapkan


akan diselesaikan seluruhnya
sebelum dua belas bulan setelah
akhir periode pelaporan tahunan
saat pekerja memberikan jasa
terkait.

Imbalan Jangka
Pendek
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari pesangon). Yang
diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah
akhir periode pelaporan tahunan saat perkerja memberikan jasa terkait.

Gaji, upah dan iuran


jaminan sosial

Imbalan nonmoneter
1.
2.
3.
4.

Pelayanan kesehatan
Rumah
Mobil
Barang datau jasa yang
diberikan secara Cumacuma

Program Bagi Laba dan Bonus

Entitas mengakui prakiran biaya atas pembayaran bagi laba dan bonus
yang diatur pada ketentuan utama dan hanya jika:
1. Entitas mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban kontruktif atas
pembayaran beban tersebut sebagai akubat dari peristiwa masa lalu
2. Dapat diestimasi secara andal

Cuti berimbalan jangka pendek

Entitas mengakui prakiraan biaya imbalan jangka pendek dalam bentuk


cuti berimbalan seperti yang diatur dalam PSAK 24 yaitu:
1. Cuti berbayar yang boleh diakumulasikan, yaitu pada saat pekerja
memberi jasa yang menambah cuti berbayar di masa depan
2. Cuti berbayar yang tidak boleh diakumulasikan adalah pada saat masa
cuti tersebut sudah terjadi atau berlalu

Imbalan Pascakerja
Menurut psak 24 imbalan pascakerja adalah
imbalan kerja (selain Pesangon dan
imbalan kerja jangka pendek) yang
terutang setelah pekerja menyelesaikan
jasanya.

Imbalan paskakerja meliputi


1. Tunjangan punakarya seperti
pensiun
2. Imbalan pasca kerja lainnya seperti
asuransi jiwa pascakerja dan
tunjangan kesehatan pasca kerja

Program imbalan pascakerja


1. Program Dana Pengsiun
(iuran dan Manfaat Pasti)
2. Program imbalan Pasti

Dana Pensiun

Undang-undang No.11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun


Program pascakerja dilakukan dengan pemupukan dana yang
dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri,
Dana pensiun :
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) khusus untuk
perusahaan pendiri atau mitra pendiri.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dibentuk oleh
bank
3. perusahaan asuransi jiwa program pensiun iura.
Peserta karyawan dari berbagai perusahaan (multi
pemberi kerja) ataupun perorangan.
4. Dibagi menjadi 2 manfaat dan iuran pasti

Program Manfaat Pasti


Program manfaat pasti adalah
program pengsiun yang manfaatnya
ditetapkan dalam peraturan dana
pengsiun
Manfaat Pasti = 2,5% x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pengsiun

Program iuran pasti


Program pengsiun yang iurannya ditetpakan bedasarkan peraturan dana pengsiun dan
seluruh iurab serta hasil pengembangannya dibukukan pada masing- masing peserta dana
pengsiun
1. Kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terbatas pada jumlah yang
disepakati sebagai iuran kepada dana.
2. Jumlah imbalan pascakeja yang diterima pekerja ditentukan bedasarkan jumlah iuran
yang dibayarkan entiras kepada program imbalan paska kerja.
3. Adanya resiko akturial (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) dan resiko investasi
(aset yang diinvestasikan tidak cukup untuk memenuhi imbalan yang diharapkan)
subtansi ditanggung pekerja.

Program imbalan pasti


Kewajiban entitas adalah membayar sesuai dengan imbalan
yang disepakati kepada pekerja saat ini dan sebelumnya.
Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif
untuk memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja
pensiun.
Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
Risiko aktuarial jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda
dari yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
Risiko investasi hasil investasi atas aset program
berbeda dari yang diharapkan.

Imbalan jangka
panjang lainnya
Menurut psak 24 imbalan jangka panjang lainya adalah imbalan yang
bukan termasuk ke dalam imbalan jangka pendek, paskakerja dan
pesangon diantaranya adalah
Cuti berbayar
jangka panjang
seperti cuti
besar

Penghargaan
masa kerja
(jublies)

Imbalan cacat
permanen

Pesangon
Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam
pertukaran atas terminasi perjanjian kerja
dengan pekerja sebagai akibat dari:
keputusan entitas untuk memberhentikan
pekerja sebelum usia purnakarya normal
keputusan pekerja menerima tawaran
entitas untuk mengundurkan diri sukarela
dengan imbalan tertentu

Akuntansi Imbalan Kerja

Cuti Jangka Pendek


PT. kitamemiliki 10 karyawan yang diberikan cuti
berimbalan sebesar Rp 100.000 untuk 5 hari kerja. Selama
tahun 2012, karyawan yang cuti 5 hari 5 orang sedangkan
sisanya cuti 3 hari kerja.
JIKA TIDAK DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 4.000.000
Kas
4.000.000
(5x5+(5x3)x100.000) = Rp. 4.000.000

JIKA DIAKUMULASI
Beban cuti berimbalan 4.000.000
Kas
4.000.000
(5x5+(5x3)x100.000) = Rp. 4.000.000
Beban cuti berimbalan 1.00.000
Utang gaji
1.000.000
(5x2)x100.000) = Rp. 1.000.000

Contoh Pengukuran dan


Pengakuan Imbalan Pasti
Perusahaan
menjanjikan
pemabayaran
pengsun
kepada karyawan pada saat betrhenti kerja di usia
pengsiun normal sebesar Rp. 100.000.000
Karyawan A memiliki masa kerja sampai pengsiun 20
tahun
Maka bedasarkan metode projected unit credit :
Unit menurut periode jasa : Rp. 100.000.000 / 20 =
Rp.5.000.000
Tahun

Beban Tahun Berjalan

Kewajiban Akhir Tahun

Rp. 5.000.000

Rp. 5.000.000

Rp. 5.000.000

Rp. 10.000.000

Rp. 5.000.000

Rp. 15.000.000

Rp. 5.000.000

Rp. 100.000.000

Dsb
20

Laporan Laba Rugi


Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Income

100

150

200

250

Expense

(75)

(125)

(145)

(175)

Beban Imbalan
Kerja

(5)

(5)

(5)

(5)

Laba/Rugi
Sebelum Pajak

20

20

50

70

Pajak

Laba Rugi
Setelah Pajak

20

20

50

70

Neraca
Tahun 0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Cash and Bank

1.000

1.025

1.050

1.105

1.180

Total

1.000

1.025

1.050

1.105

1.180

Kewajiban
Imbalan Kerja

10

15

20

Modal

1.000

1.000

Akumulasi
Laba/Rgi

20

40

90

160

Total

1.000

1.025

1.050

1.105

1.180

Aktiva

Pasiva

Asumsi Aktuarial
Pada tahun pelaporan 31 Desember 2003 Tuan
Tata Salta SE Ak. bekerja pada Bank BRI
dengan gaji sebesar Rp 10.000.000 per bulan
sebagai Kepala Analis Kredit. Umur pada
tanggal pelaporan adalah 30 tahun dan mulai
bekerja pada saat umur 25 tahun dan akan
pensiun pada usia 55. Tingkat kenaikan gaji
diasumsikan 8% per tahun dengan tingkat suku
bunga diskonto 10% per tahun, berapakah
imbalan pasca kerja yang akan dibayar oleh
Bank BRI dan berapakah kewajiban yang
diakui untuk tahun-tahun yang lalu? Buatlah
jurnal pencatatan pada tahun 2003!

Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08)(55-30)


= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800

(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp


1.232.726.400
(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp
684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp
287.636.160
(d) IPK pada masa yang akan datang = (a) + (b) + (c)
= Rp 2.205.210.560

Pensiun = 2P + 1 PMK + UPH


P : 9 Upah
PMK: 10 Upah
UPH: 15% x ( 2P + 1 PMK)

Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita


hitung satuan unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:
(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,
(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402*
= Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x ((30-1) 25)
= Rp 22.802.012
(h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau
pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P
: Peluang

Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:


Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 1 Januari 2003
Biaya jasa kini
Beban bunga
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2003

Rp

22.802.012
5.700.503
2.850.252

Rp

31.352.767

Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:


(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan
22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun
sebelumnya (g)
(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
8.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan
((f) + (h))

Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada


asumsi aktuaria yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto
menurun menjadi 5% pada tahun berikutnya, maka hitungan untuk
tahun 2004 akan menjadi:
(e) Satuan unit manfaat adalah,
(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402*
= Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 25)
= Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588
*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau pengalaman
tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P
: Peluang

Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:


Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
per 1 Januari 2004
Rp 31.352.767
Biaya jasa kini
19.151.961
Beban bunga
5.745.588
Rugi aktuaria (selisih)
64.407.038
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004
Rp 120.657.354
Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi
nilai koridor 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
sebesar Rp 12.065.735 (10% x Rp 120.657.354).
Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp
64.407.038-Rp 12.065.735 )/25.
Rugi aktuaria yang tidak diakui adalah sebesar Rp 62.313.386 (Rp
64.407.038 Rp 2.093.652).

Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004


adalah:
(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria
2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria
Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah
sebagai berikut:
(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja
24.897.549
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja
24.897.549
Mencatat Penambahan beban imbalan pasca kerja untuk tahun
yang berjalan ((f.)+(h.)).

Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan


Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:
2004

2003

Saldo kewajiban per 1 Januari


Rp
31.352.767
Biaya jasa kini
19.151.961
Biaya bunga
5.745.588
Rugi aktuaria
2.093.652
Saldo kewajiban per 31 Desember

Rp

58.343.968

Rp
22.802.012
5.700.503
2.850.252
Rp

31.352.767

Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan


Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:
2004
Biaya jasa kini
Rp
Biaya bunga
Rugi aktuaria yang diakui
Beban imbalan pasca kerja

19.151.961 Rp
5.700.503
5.745.588
2.850.252
2.093.652
Rp

Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:


Diskonto
5%
Kenaikan gaji
8%
Probabilita yang berasal dari tingkat
turnover pegawai
0,8402

26.991.201 Rp
10%

8%
0,8402

8.550.755

2003

Bagaimana seandainya jika Tuan


Deni mengalami sakit
berkepanjangan pada awal Januari
tahun 2005

Tuan Dian akan memperoleh sebesar:


Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH
= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*)
x 3) + 15% x 216.000.000
= Rp 248.400.000
*Gaji awal pada tahun 20x5

Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan


adalah:
(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja
58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK
190.056.032
(Cr)Kas
248.400.000
Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja
kepada Tuan Dian dan kerugian akibat
pemutusan hubungan kerja
Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada
laporan laba rugi sebagai bagian dari beban dan
pendapatan lain-lain.

You might also like