You are on page 1of 11

PELAKSANAAN PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN

BAGI ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN


(Studi Kasus: Lembaga Pemasyarakatan Anak
Klas IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota)
Robby Oktavianus Putra1, Syafridatati1, Deaf Wahyuni Ramadhani1
1
program studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta
e-mail:putra12oktavianus@gmail.com

ABSTRACT
Health is a right of mankind without distinction as to race, religion, political, and socioeconomic level. No exception with children is undergoing a criminal in prisons which also
has the right to obtain health as specified in the regulations. The formulation of the problem to
be addressed are: (1) How is the implementation of the provision of health services for
students correctional prisons Starch Children Class IIB Cape Town District 50? (2) What are
the factors that hinder the implementation of the provision of health services for students
correctional prisons Starch Children Class IIB Cape Town District 50? Approach to research
is, the type of research is descriptive. juridical sociological secondary dandata using primary
data. The data obtained from interviews and document study. The data obtained were
analyzed qualitatively. From the results of this study concluded: (1) The provision of health
services for students correctional prisons IIBTanjung Children Class Pati District 50 City
should be given in 4 types of services, ie services promotive, preventive, curative, and
rehabilitative. But that is done only service focused on curative aspect alone. (2) Barriers to
implementation of the provision of health services for students correctional prisons Children
Class IIB Cape Pati District 50 towns, namely: lack of medical personnel, facilities are limited
drugs, and inadequate budgets.
Keywords: services, health, children, students

dianut, dan tingkat sosial ekonominya.

Pendahuluan
Setiap orang ingin selalu hidup

Tidak

terkecuali

anak

menjalani

apabila jatuh sakit pastilah tidak akan

Pemasyarakatan Anak, di usia mereka

merasa senang. Sehat merupakan hak

yang masih belia terpaksa harus hidup jauh

seluruh

dari keluarga yang bisa melindunginya.

manusia

ditegaskan oleh

seperti

Organisasi

yang

Kesehatan
oleh

diperolehnya

setinggi-tingginya

Lembaga

Pembangunan kesehatan didasari

Dunia (WHO), yang menyatakan bahwa


derajat

di

sedang

sehat karena betapapun kayanya seseorang

umat

pidana

yang

cita-cita

bangsa

Indonesia

kesehatan

yang

sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

adalah

yang

UUD 1945. Dalam rangka mencapai cita-

fundamental bagi setiap orang tanpa

cita

bangsa

tersebut

diselenggarakan

membedakan ras, agama, politik yang

pembangunan nasional di semua bidang


1

kehidupan yang berkesinambungan yang

sedang menjalani pidana di Lembaga

merupakan suatu rangkaian pembangunan

Pemasyarakatan Anak atau disebut juga

yang

dengan anak didik pemasyarakatan.

menyeluruh,

terpadu

dan

terarah.Pembangunan kesehatan ini pada


dasarnya

menyangkut

semua

segi

Berbicara mengenai anak didik


pemasyarakatan, maka tentu harus

kehidupan, baik fisik, mental maupun

perlu

sosial ekonomi.

mengapa seseorang menjadi anak didik

Tujuan
sebagaimana

pembangunan
tertera

dalam

mengenal

dan

memahami

kesehatan

pemasyarakatan. Salah satu sebabnya

Undang-

adalah karena mereka telah melakukan

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

kejahatan

Kesehatan

peraturan, ataupun menyimpang dari

(selanjutnya

disebut

UU

ataupun

melanggar

Kesehatan) adalah tercapainya kesadaran,

norma-norma

kemampuan dan kemauan hidup sehat

masyarakat.Sementara

setiap penduduk agar dapat mewujudkan

kecenderungan

derajat kesehatan yang optimal. Kata setiap

kejahatan disebabkan oleh beberapa

penduduk berarti merujuk kepada setiap

faktor misalnya keterpaksaan,pengaruh

orang tanpa memandang ras, agama,

teman pergaulan dan atau lingkungan,

politik yang dianut, dan tingkat sosial

ikut-ikutan

ekonominya. Dengan demikian kesehatan

ketinggalan jaman dan bahkan mereka

bukan hanya hak bagi penduduk sipil biasa

mempunyai bakat untuk menjadi jahat

tetapi juga merupakan hak bagi setiap anak

karena salah didik. Kejahatan, itulah

didik

awal

pemasyarakatan

menjalani

pidana

yang
di

sedang
Lembaga

Pemasyarakatan Anak.

kehidupan

dalam
itu,

melakukan

agar

tidak

mulanya

tindak

dianggap

anak

didik

pemasyarakatan terpaksa mendekam di


dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Sebagai insan yang belum dapat

Anak didik yang berada dalam

berdiri sendiri, perlu diadakan usaha

Lembaga Pemasyarakatan mempunyai

kesejahteraan anak agar dapat tumbuh dan

banyak hak seperti yang dirumuskan

berkembang dengan wajar, baik rohani,

dalam Pasal 14 ayat (1) Undang-

jasmani maupun sosial. Menyadari akan

undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

keadaan dan sesuai dengan tanggung jawab

Pemasyarakatan (selanjutnya disebut

pemerintah dan masyarakat, perlu diadakan

UU

usaha-usaha

hak-hak anak didik pemasyarakatan

untuk

mewujudkan

kesejahteraan anak, terutama ditujukan


kepada anak yang sedang mempunyai
masalah dengan hukum atau anak yang

Pemasyarakatan)

merumuskan

sebagai berikut:
1. Melakukan

ibadah

sesuai

dengan

agama atau kepercayaannya;


2

2. Mendapat perawatan rohani maupun


jasmani;

kesehatan

bagi

anak

pemasyarakatan

di

didik
Lembaga

3. Mendapat pendidikan dan pengajaran;

Pemasyarakatan

4. Mendapat pelayanan kesehatan dan

Tanjung Pati, Kabupaten 50 Kota?

makanan yang layak;

Klas

IIB

Tujuan Penelitian

5. Menyampaikan keluhan;
6. Mendapatkan

Anak

bahan

1. Untuk
bacaan

mengetahui

pelaksanaan

dan

pemberian pelayanan kesehatan bagi

mengikuti siaran media massa lainnya

anak didik pemasyarakatan di Lembaga

yang tidak dilarang;

Pemasyarakatan

7. Mendapatkan upah atau premi atas


pekerjaan yang dilakukan;
8. Menerima

Anak

Klas

IIB

Tanjung Pati, Kabupaten 50 Kota?


2. Untuk mengetahui hambatan dalam

kunjungan

keluarga,

pelaksanaan

pemberian

penasehat hukum, atau orang tertentu

kesehatan

bagi

lainnya;

pemasyarakatan

9. Mendapat pengurangan masa pidana


(remisi);

Pemasyarakatan

pelayanan

anak
di

didik
Lembaga

Anak

Klas

IIB

Tanjung Pati, Kabupaten 50 Kota?

10. Mendapatkan kesempatan berasimilasi

Metode Penelitian

termasuk cuti mengunjungi keluarga;

Dengan demikian metode penelitian

11. Mendapatkan pembebasan bersyarat;

adalah upaya ilmiah untuk memahami dan

12. Mendapatkan cuti menjelang bebas;

memecahkan suatu masalah berdasarkan

dan

metode tertentu.

Mendapatkan hak-hak lain sesuai


dengan

peraturan

perundang-undangan

1. Pendekatan Penelitian
Jenis

penelitian

yuridis

sosiologis

yang berlaku.

(empiris) yaitu penelitian terhadap

Perumusan Masalah

masalah

dengan

melihat

dan

Dilihat dari latar belakang masalah

memperhatikan norma hukum yang

di atas perumusan masalahnya sebagai

berlaku dihubungkan dengan fakta-

berikut:

fakta yang ada dari permasalahan yang

1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian


pelayanan kesehatan bagi anak didik
pemasyarakatan
Pemasyarakatan

di
Anak

Lembaga
Klas

IIB

Tanjung Pati, Kabupaten 50 Kota?


2. Apa

sajakah

pelaksanaan

hambatan

pemberian

ditemui dalam penelitian di lapangan.


2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan
merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif

dimaksudkan

untuk

dalam

memberikan data yang seteliti mungkin

pelayanan

tentang permasalahan yang ada dimana


3

mempertegas hipotesa-hipotesa yang

Kota

telah ada, agar dapat membantu teori-

memperoleh pelayanan kesehatan.

teori

lama

atau

dalam

rangka

menyusun teori-teori baru.

dibedakan

pada

antara

anak

yang

4. Teknik Pengumpulan Data

dipercaya

penelitian

data

Untuk memperoleh data yang dapat

3. Sumber Data
Dalam

dan

umumnya

data

yang

dan

dipertanggung

jawabkan, sehingga dapat memberikan


gambaran

tentang

permasalahan

diperolehsecara langsung dari lapangan

secara menyeluruh maka digunakan

dan dari bahan-bahan pustaka yang

teknik

diperoleh

berikut:

langsung

dari

lapangan

dinamakan data primer (data dasar),

pengumpul

data

sebagai

wawancara

yang

a. Wawancara

sedangkan yang diperoleh dari bahan-

Jenis

bahan pustaka lazimnya dinamakan

digunakan adalah wawancara semi

data sekunder.

terstruktur

yaitu

a. Data primer

gabungan

antara

Merupakan data yang diperoleh


langsung

di

yang

interview

mana

akan

berupa

mengajukan pertanyaan yang telah

wawancara dengan informan, yakni

disusun terlebih dahulu kemudian

dikembangkan

orang

lapangan

terstruktur

merupakan

petugas

Lembaga

Pemasyarakatan yaitu; Darisman


dan Agus Rachmatamin. 2 orang

dan

b. Observasi
Observasi

merupakan

sarana

kesehatan

pelengkap pengumpulan data pada

PemasyarakatanDela

wawancara dalam suatu penelitian

Marselina Anak Klas IIB Tanjung

yang bertujuan untuk mendapatkan

Pati Kabupaten 50 Kota, dan

dasar bagi perumusan masalah

observasi

yang tidak ditemukan dalam teori

Lembaga

Petugas

dengan

masalah yang diteliti.

anak didik yaitu; Dodi Supardi dan


Topit

sesuai

terhadap

pelayanan

kesehatan yang diberikan.

dan sekaligus memberikan ruang

b. Data sekunder

lingkup tertentu bagi perumusan

Merupakan data yang diperoleh

masalah

penelitian.

Observasi

berupa dokumen yang berkaitan

dilakukan Pada hari selasa tanggal

dengan pelayanan kesehatan yang

12

jam

08.00-13.00

tentang

terdapat

Lembaga

pelayanan

kesehatan

yang

Klas

diberikan

Pemasyarakatan

di
Anak

IIBTanjung Pati Kabupaten, 50

terkena

terhadap
penyakit

anak
di

yang

Lembaga
4

Permasyarakatan Anak Klas IIB

persegi, berkapasitas sebanyak 500 orang.

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota.

Dimana Blok yang diperuntukkan untuk

c. Studi dokumen

anak-anak yang terdiri dari 18 kamar.

Merupakan

suatu

alat

Lembaga pemasyarakatan anak Klas

pengumpulan data yang dilakukan

IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

melalui data tertulis dengan cara

dipimpin oleh seorang Kepala Lembaga

menganalisis

dokumen-dokumen

Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut

yang dapatkan di lapangan yang

KALAPAS. Jumlah pegawai pada saat

berhubungan dengan masalah yang

penulis

diteliti.

sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang.

5. Analisis Data

melakukan

penelitian

adalah

Dari tabel tersebut di atas, terlihat

Data yang diperoleh dari lapangan

bahwa mereka yang menjadi anak pidana

dikumpulkan,

dianalisa

sebanyak 16 orang dan tidak ada dari

secara kualitatif, yakni suatu cara

mereka yang menjadi anak sipil dan anak

pengolahan

negara.

kemudian

data-data,

dengan

menguraikan data-data dalam bentuk

Lembaga Pemasyarakatan merupakan

kalimat yang baik dan benar, sehingga

tempat

mudah dibaca dan diinterprestasikan,

narapidana khususnya anak binaan untuk

kemudian dibuat kesimpulan dengan

memperbaiki

menggunakan

deduktif,

dengan cara melakukan pembinaan yang

metode deduktif adalah suatu cara

terdiri dari kemandirian dan keterampilan

penyimpulan dari hal-hal yang bersifat

maka diluar dari dua pembinaan tersebut

umum sehingga sampai pada hal-hal

ada tanggung jawab yang harus dipenuhi

yang bersifat khusus

oleh lembaga pemasyarakatan dalam hal

metode

yang

diberikan

prilaku

negara

maupun

bagi

mental

ini Kalapas dan petugas lapas yaitu


Hasil Penelitian dan Pembahasan

pelaksanaan

A. Pelaksanaan Pemberian Pelayanan

kesehatan bagi anak didik pemasyarakatan.

Kesehatan

Bagi

Anak

Pemasyarakatan

di

Pemasyarakatan

Anak

Didik

Lembaga
Klas

IIB

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota


Lembaga pemasyarakatan anak Klas

pemberian

pelayanan

Program pembinaan narapidana selama


proses

pemasyarakatan

suatu

kesatuan

mengembalikan
masyarakat

yang

merupakan
bertujuan

terpidana
dengan

ke

mempunyai

IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

keterampilan dan mental agar menjadi

memiliki Luas tanah sebesar 39.040 meter

warga yang baik dan berguna. Dengan

persegi dan luas bangunan 11.600 meter

demikian

keberhasilan

program
5

pembinaan

oleh

lembaga

apabila dilihat dari 1 orang bidan sebagai

pemasyarakatan dipengaruhi oleh tiga

tenaga medis dirasakan cukup untuk

unsur

petugas

melaksanakan hal tersebut, yang menjadi

dan

kendala adalah kurangnya pengawasan dari

yaitu,

lembaga

narapidana,

pemasyarakatan,

masyarakat.

pimpinan lembaga pemasyarakatan untuk

Petugas pemasyarakatan merupakan

senantiasa

mengawasi

tenaga

petugas

medis,

salah satu unsur yang memegang peranan

mengakibatkan

medis

yang sangat menentukan sebagai pembina

melaksanakan tugas sesuai dengan aturan

di dalam lembaga pemasyarakatan.Petugas

yang berlaku. Selain itu juga belum pernah

pemasyarakatan yang mempunyai tugas

dilakukan pemeriksaan rutin kepada anak

sebagai pembina pada umumnya belum

didik pemasyarakatan, yang seharusnya

mendapat pelatihan teknis pemasyarakatan

dilakukan minimal 1 kali dalam setahun.

sehingga kurang mengetahui konsepsi

Sementara itu pelayanan kesehatan di

pemasyarakatan, terutama para pembina

lembaga

yang menangani pelayanan kesehatan.

preventif

permasyarakatanyang
dengan

cara

tidak

bersifat
mencegah

Petugas Lembaga Pemasyarakatan

terjangkitnya penyakit seperti pemberian

Anak Klas IIB Tanjung Pati Kabupaten 50

vitamin dan antibiotik kepada anak didik di

Kota yang menangani langsung pelayanan

lembaga permasyarakatan, tidak dilakukan

kesehatan bagi anak didik pemasyarakatan

secara rutin dimana seharusnya anak

hanya 1 orang bidan saja yang bernama

sebagai

Dela Marselina.Fasilitas ruangan kesehatan

tersebut, kemudian pelayanan kesehatan

yang ada di Lembaga Pemasyarakatan

yang bersifat rehabilitatif

Anak Klas IIB Kabupaten 50 Kota hanya

pemulihan terhadap anak yang sakit di

satu ruangan klinik saja.

lembaga

narapidana

mendapatkan

permasyarakatan

hak

dengan cara

juga

tidak

Fasilitas jenis pelayanan kesehatan

terlaksana dengan maksimal sebagai bukti

yang ada pada saat ini bagi anak didik

tidak ada ruangan isolasi di lembaga

pemasyarakatan

permasyarakatan anak klas IIB tanjung

pelayanan

masih

terbatas

pada

yang bersifat kuratif saja,

sedangkan

pengontrolan

tenaga

Pelayanan kesehatan yang ada di

kesehatan ke kamar hunian tidak pernah

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB

dilakukukan.

memberikan

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota yang

pelayanan yang bersifat promotif dengan

bersifat kuratif ini dapat diuraikan sebagai

cara

tentang

berikut: seorang anak didik yang merasa

belum

sakit atau kesehatannya terganggu dapat

dilaksanakan secara teratur, sebenarnya

langsung datang ke klinik yang ada di

Untuk

memberikan

kesehatan

oleh

pati, kabupaten 50 kota.

penyuluhan

sementara

masih

Lembaga Pemasyarakatan, kemudian anak

kehabisan dan tidak tersedianya obat yang

didik tersebut mendaftarkan dirinya kepada

dibutuhkan oleh anak yang sakit, apalagi

tamping (anak didik yang ditunjuk untuk

bila melihat dengan kondisi anggaran yang

pendaftaran).

tersedia. Dari hasil wawancara dengan

Tamping (tahanan

pendamping)

petugas

medis,

bahwa

tidak

anggaran

yang

bertugas membantu petugas kesehatan

mengetahui

untuk menulis identitas para pasien (anak

disediakan oleh kantor dan kami hanya

didik yang sakit).Setelah data di ambil,

menerima obat saja, kemudian kami

kemudian

tempatkan pada kotak obat.

pasien

dipersilahkan

untuk

berapa

kami

masuk ke dalam ruang pemeriksaan untuk

Anak didik yang merasa sakit datang

diperiksa penyakitnya, setelah itu pasien

ke klinik, sebelumnya Tamping (tahanan

diberikan obat sesuai dengan penyakit

pendamping) anak didik yang dipercaya

yang dideritanya.

membantu petugas klinik menanyakan

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas


IIB

Tanjung

Pati

Kabupaten

50

kepada pasien tentang identitas diri anak


tersebut.Tamping

memberikan

buku

Kotadibuka pada setiap hari kecuali hari

kontrol kepada petugas medis kemudian

Minggu dengan jadwal seperti pada jam

mempersilahkan

dinas kantor Lembaga Pemasyarakatan

diperiksa, setelah dideteksi penyakitnya

Anak Klas IIB Tanjung Pati Kabupaten 50

kemudian pasien diberikan obat. Tamping

Kota yaitu setelah pelaksanaan apel pagi

(tahanan pendamping) klinik adalah juga

jam 08.00 WIB hingga jam pulang dinas

anak didik yang mendapat kepercayaan

yaitu jam 15.00 WIB.

dari petugas lembaga

kepada

pasien

untuk

pemasyarakatan

Perlengkapan yang ada di dalam

setelah melalui sidang tim pengamat

klinik Lembaga Pemasyarakatan Anak

pemasyarakatan bahwa yang bersangkutan

Klas IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

pantas untuk diangkat sebagai orang yang

kurang

bertugas

memadai,

seperti

alat-alat

kedokteran yang terbilang masih cukup


jauh dibawah standar kesehatan .Alat-alat

membantu

dalam

melayani

petugas medis yang berada di klinik.


Lembaga

Pemasyarakatan

Anak

yang ada yaitu, tensi meter 1 unit,

Tanjung Pati dalam mengadakan bahan

steteskop 1 unit, termometer 1 unit, dan

makanan menggunakan sistem rekanan

ranjang 1 unit.

dengan cara pengadaan tender. Tender

Petugas medis yang terdapat di

pengadaan

bahan

makanan

tersebut

lembaga pemasyarakatan selalu berupaya

dilaksanakan oleh tim dari Lembaga

agar obat yang sering digunakan selalu

Pemasyarakatan Anak Klas IIB Tanjung

tersedia,

Pati Kabupaten 50 Kota. Penyelenggaraan

namun

tidak

jarang

terjadi

makanan dilakukan sebanyak 3 kali dalam

Warga Binaaan Pemasyarakatan, dimana

sehari yaitu sarapan pagi pada pukul 07.00

setiap Lembaga Pemasyarakatan wajib

WIB, makan siang pukul 11.30 WIB, dan

memberikan perlengkapan pakaian.

makan malam dilakukan pada pukul 17.30


WIB.

Bagi anak didik yang mengalami


sakit selama menjalani pidana di Lembaga

Fasilitas olahraga yang ada dalam

Pemasyarakatan Anak Klas IIB Tanjung

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB

Pati Kabupaten 50 Kota akan dilakukan

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota yaitu,

oleh tenaga medis. Hasil pemeriksaan dan

lapangan bola kaki, lapangan bulu tangkis,

diagnosis

dan tenis meja. Ini sesuai dengan ketentuan

pemasyarakatan

Pasal 7 ayat (1) a PP Nomor 32 Tahun

mendapatkan pengobatan yang intensif

1999 Tentang Syarat dan Tata Cara

mengingat di Lembaga Pemasyarakatan

Pelaksanaan

Binaaan

belum tersedianya fasilitas kesehatan yang

Pemasyarakatan, dimana setiap Lembaga

memadai untuk penyakit-penyakit yang

Pemasyarakatan

memberikan

perlu penanganan khusus. Petugas medis

kesempatan bagi warga binaaan untuk

lalu membuat surat keterangan kondisi

melakukan olahraga dan rekreasi dan salah

kesehatan tentang perlu tidaknya anak

satu caranya adalah dengan menyadiakan

didik yang sakit untuk berobat lanjutan k

sarana untuk olahraga tersebut.

rumah

Waktu
dengan

salah

Hak

Warga

wajib

melakukan
seorang

wawancara

sakit

anak

didik

tersebut

di

perlu

luar

Lembaga

Pemasyarakatan.

didik

Kepala bidang pembinaan menerima

pemasyarakatan, tercium bau yang tidak

hasil pemeriksaan petugas medis dan

enak dikarenakan pakaian yang dipakai

mencatat dalam buku register, kemudian

tidak bersih.Menurut pengakuan anak didik

melaporkan kepada KALAPAS tentang

tersebut bahwa pakaian yang diberikan

adanya

kepada anak-anak baru diberikan jatah satu

memerlukan pengobatan lanjutan di rumah

stel

sakit,

pakaian.Pakaian

anak

ternyata

yang

dikenakan

anak

didik

membuat

yang

sakit

surat

dan

untuk

kebanyakan adalah bawaan dari keluarga

memberitahukan kepada keluarga binaan

anak dan kadang dari pemberian anak yang

yang sakit, kepala bidang pembinaan

telah bebas. Peralatan mandi seperti sabun

berkoordinasi dengan kepala keamanan

mandi, odol, anduk, dan lain sebagainya

dan ketertiban untuk dibuatkan surat

juga diberikan pada awal baru masuk. Ini

perintah pengeluaran dan pengawalan, dan

tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat

menerima

(1) b PP Nomor 32 Tahun 1999 Tentang

pemeriksaan yang berobat ke rumah sakit

Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak

di luar Lembaga Pemasyarakatan.

laporan

hasil

pelaksanaan

Kepala bidang Kamtib membuat


surat perintah pengawalan bagi petugas
yang

akan

melakukan

pengawalan,

pelayanan

kesehatan

anak

didik

pemasyarakatan antara lain:


1. Kurangnya tenaga medis

membuat surat pengeluaran yang akan

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas

keluar

pemasyarakatan,

IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

dengan

hanya memiliki 1 (satu) orang bidan

lembaga

melakukan

koordinasi

kepala

bidang pembinaan, dan menyerahkan surat

sebagai

perintah pengawalan dan pengeluaran anak

yang

didik

pemasyarakatan

pemasyarakatan

Kesatuan

kepada

Pengamanan

Kepala
Lembaga

Pemasyarakatan.
Kepala

tenaga
ada

medisnya.Penyakit

di

dalam

lembaga

bermacam-macam,

tidak efektif pelayanan kesehatannya


hanya seorang bidan saja, dikarenakan

Kesatuan

Pengamanan

ilmu kesehatan yang ada pada bidan

menerima surat perintah pengawalan dan

tidak seluas dengan ilmu kesehatan

pengeluaran anak didik pemasyarakatan

yang ada pada dokter.Penyuluhan

dari kepala keamanan dan ketertiban,

tentang

meneliti dan mencocokkan anak didik

pemasyarakatan juga tidak pernah

pemasyarakatan yang akan berobat ke

terlaksana karena masalah tenaga

rumah

medis yang sangat minim sekali.

sakit

di

luar

lembaga

pemasyarakatan, menyerahkan anak didik

kesehatan

di

lembaga

2. Fasilitas obat-obatan yang terbatas

yang akan berobat tersebut kepada petugas

Fasilitas

pengawal,

hasil

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas

pelaksanaan tersebut di luar lembaga

IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

pemasyarakatan kepada Kepala Lembaga

masih sangat kurang, terutama pada

Pemasyarakatan Anak Klas IIB Tanjung

obat-obatan yang tersedia di lembaga

Pati Kabupaten 50 Kota.

pemasyarakatan ini dalam pelayanan

B. Hambatan

lalu

melaporkan

dalam

Pelaksanaan

kesehatan

kesehatan

bagi

yang

ada

anak

di

didik

Kesehatan

pemasyarakatan. Obat yang terdapat

Bagi Anak Didik Pemasyarakatan di

di lembaga pemasyarakatan ini selalu

Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas

berupaya

IIB Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

digunakan selalu tersedia, namun

Pemberian

Pelayanan

Berdasarkan penelitian yang telah

agar

obat

yang

sering

tidak jarang terjadi kehabisan dan

dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan

tidak

tersedianya

Anak Klas IIB Tanjung Pati Kabupaten 50

dibutuhkan

Kota, adapun hambatan-hambatan yang

pemasyarakatan

ditemukan dalam pelaksanaan pemberian

terjangkit penyakit kambuh jumlah

oleh
yang

obat

yang

anak

didik

sakit

saat
9

obat yang tersedia tidak cukup dimana

Pemasyarakatan

anak butuh antibiotik dan vitamin,

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota

permintaan

adalah sebagai berikut:

ldari

lembaga

Anak

Klas

IIB

permasyarakatan tidak terpenuhi oleh

Kurangnya tenaga medis, Fasilitas obat-

dinas kesehatan.

obatan yang terbatas, Anggaran kurang

3. Anggaran kurang memadai

memadai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan


tenaga medis yang ada di Lembaga
Pemasyarakata

Anak

Klas

IIB

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota,


masalah anggaran ini merupakan

Saran-saran
Setelah

menarik

simpulan,

maka

penulis dapatmemberikan beberapa saran


sebagai berikut:
1. Tenaga medis yang bertugas agar

faktor terbesar yang menghambat

lebih

terlaksanannya pelayanan kesehatan

pelayanan

di

ini.

pemasyarakatan

Walaupun tidak mengetahui berapa

Pemasyarakatan

jumlah anggaran, tapi tenaga medis

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota,

lembaga

pemasyarakatan

tersebut mengatakan anggaran yang


ada

tidak

mencukupi

optimal

untuk

memberikan

kesehatan

2. Kementrian

anak

di

didik

Lembaga

Anak

Klas

Hukum

dan

IIB

HAM

untuk

sebaiknya lebih meningkatkan biaya

kebutuhan yang diperlukan dalam

anggaran di Lembaga Pemasyarakatan

upaya pelayanan kesehatan di dalam

Anak

lembaga kesehataan

Kabupaten 50 Kota khususnya untuk

Klas

IIB

Tanjung

Pati

Simpulan

pelaksanaan

1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang

untuk anak didik pemasyarakatan.

pelayanan

kesehatan

dijalankan di klinik dalam lembaga


pemasyarakatan

Anak

Klas

IIB

Tanjung Pati Kabupaten 50 Kota hanya


tertuju

pada

aspek

kuratif

saja

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman,

2000.

Perlindungan

sedangkan pelayanan kesehatan yang

Hukum

bersifat

dalam Hukum

promotif,

preventif

dan

terhadap

Anak

Keluarga,

rehabilitatif penerapanbelum terlaksana

Yogyakarta: Dalam M.G.

secara maksimal.

Endang

2. Faktor-faktor

penghambat

pelaksanaan

pemberian

kesehatan

bagi

pemasyarakatan

anak
di

dalam
pelayanan

Sumiarni

dan

Chandera Halim Universitas


Atmajaya.

didik
Lembaga
10

Bambang Sunggono, 2007. Metodologi


Penelitian

Hukum,

Raja

Grafindo Persada: Jakarta.


Bahder Johan Nasution, 2005. Hukum
Kesehatan
Pertanggungjawaban
Dokter,

Rineka

Cipta:

Jakarta.
Direktur Bina Kesehatan Anak, Dirjen
Bina Kesmas, Depkes RI,
2009. Pedoman Pelayanan
Kesehatan

Anak

di

Lapas/Rutan,

Departemen

Kesehatan RI: Jakarta.


Indan Entjang, 2000. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Citra Aditya
Bakti: Bandung.
Soerjono Soekanto, 1990. Ringkasan
Metodologi
Hukum

Penelitian

Empiris,Indonesia

Hillco: Jakarta.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
2001.

Penelitian

Hukum

Normatif Suatu Tinjauan


Singkat,

Raja

Grafindo

Persada: Jakarta.

11

You might also like