Professional Documents
Culture Documents
TIMBANG TERIMA
Eka Riski
Putri Dwi A
Sri Mariyati
Imchatul Iftitah
Dian Tri.C
Ach.Humaidi
Dika Arya
Mareta Fitria
Dian Indah P
(201301176)
(201301179)
(201301190)
(201301193)
(201301194)
(201301199)
(201301204)
(201301205)
(201301207)
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayahnya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan dan menyajikan makalah yang berjudul TIMBANG
TERIMA, ini dengan baik. Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar pembaca dapat
memperoleh informasi tentang model praktek keperawatan professional pada metode
fungsional. Selain itu juga makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Managemen.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis,
waktu, serta dana. Keberhasilan penulisan makalah semata mata bukan hasil jerih payah
penulis sendiri, namun juga karena adanya dorongan dan bantuan dari pihak lain. Oleh karena
itu, perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi
tingginya kepada semua pihak yang turut serta menyumbangkan materi, tenaga, pikiran
serta ide ide yang dapat penulis gunakan untuk menyelesaikan makalah ini , yaitu :
Bapak Windu Santoso, M.Kep. selaku ketua STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini termasuk
rekan rekan dari kelas 3D
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan wawasan keperawatan bagi penulis sendiri, mahasiswa STIKES Bina Sehat
PPNI Mojokerto khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, serta bermanfaaat
bagi penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis sangat mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif,
mengingat penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Mojokerto, 31 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar...........................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
10
12
12
13
15
16
Daftar Pustaka............................................................................................................
19
20
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan di era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional
(MPKP).
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsih perawat, terutama peran dan fungsih mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar
perwat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang
harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien).
Oleh karena itu, kami dari kelompok 2 akan membahas tentang model praktek
keperawatan profesional dalam fase timbang terima.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian timbang terima ?
2. Bagaimana tujuan timbang terima ?
3. Bagaimana manfaat timbang terima ?
4. Bagaimana langkah-langkah timbang terima ?
5. Bagaimana prosedur timbang terima ?
6. Bagaimana metode timbang terima ?
7. Apa efek dari timbang terima ?
8. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam timbang terima ?
9. Bagaimana komukasi efektif SBAR dalam timbang terima ?
10. Bagaiama alur dari timbang terima ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menjelaskan dan mengetahui konsep dasar teori model praktek keperawatan
profesional fase timbang terima.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari timbang terima.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Timbang Terima
Timbang terima
memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga.
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi
dan konfirmasi tentang pasien
(handover)
KEGIATAN
WAKTU
1. Timbang
dilaksanakan
TEMPAT
PELAKSANAAN
terima 5 MENIT
Ners
PP dan PA
setiap
Station
pergantian shift/operan.
2. Prinsip timbang terima,
semua pasien baru masuk
dan pasien yang dilakukan
timbang terima khususnya
pasien
yang
memiliki
permasalahan
yang
membutuhkan
diagnosis medis.
Data( keluhan/subje
yang
masih muncul.
Intervensi
5
keperawatan
yang
(secara umum).
Intervensi
kolaboratif
dan
dependen.
Rencana umum dan
persiapan
perlu
yang
dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan
penunjang,
Pelaksanaan
dan
lain-lain).
1. Kedua kelompok
dinas 20 menit
membuka
terima
melakukan
Tanya
dapat
klarifikasi,
jawab,
dan
melakukan
validasi
menanyakan
hal-hal
yang
kurang jelas.
5. Kepala
ruang/PP
menanyakan
kebutuhan
dasar pasien.
6. Penyampaian yang jelas,
singkat dan padat.
6
Ners
station
KARU, PP dan PA
7. Perawat
yang
melaksanakan
timbang
terima
mengkaji
penuh
terhadap
keperawatan,
dan
secara
masalah
kebutuhan,
tindakan
telah/belum
serta
yang
dilaksanakan
hal-hal
lainnya
penting
selama
perawtan.
8. Hal-hal
yang
Ruang
Perawatan
masa
sifatnya
yang
sebaiknya
dicatat
khusus
untuk
matang
secara
kemudian
menit
kondisi
kecuali
pada
khusus
dan
memerlukan
keterangan
yang rumit.
1. Diskusi.
5 menit
2. Pelaporan untuk timbang
terima
dituliskan
langsung
pada
timbang
terima
ditandatangani
secara
format
yang
oleh
pp
jaga
diketahui
berikutnya
oleh
kepala
ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang.
Ners
station
Karu, PP dan PA
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali saat
perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut
Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya pertanyaan
dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat penerima
dengan
melakukan
pengecekan
dengan
membaca,
mengulang
atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan
dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.
Faktor-faktor dalam Timbang Terima
1.
2.
3.
4.
5.
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi
diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja
atau operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama
kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan mengantuk
dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan
pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya
dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam
dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata
jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam.
Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift
pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
2.8 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP).
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
10
kondisi pasien.
Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,
Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan
Riwayat medis
Temuan klinis terbaru
3. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat
Apa temuan klinis?
Apa analisis dan pertimbangan perawat
Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter?
Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
PASIEN
DIAGNOSIS MEDIS
MASALAH
KOLABORATIF
DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
(didukung data)
MASALAH :
TELAH
DILAKUKAN
RENCANA
12
1. TERATASI
TINDAKAN
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGAIAN
PERKEMBANGAN/KEADA
4. MUNCUL MASALAH
AN PASIEN
BARU
BELUM
DILAKUKAN
pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang
terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien
dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien,
diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/ sudah dilakukan. Waktu untuk
setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.2008.Manajemen
Keperawatan:
Aplikasi
dalam
Praktik
Keperawatan
Keperawatan:
Aplikasi
16
dalam
Praktik
Keperawatan
Pasien Pertama
Situation (S) :
1. Nama : Sdr. Dian umur 20 thn masuk interna jam 01.30 WIB, DPJP : dr Eko
diagnosa medis : Typoid
2. Masalah keperawatan :
Nyeri akut
Hipertermi
Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Background (B) :
1. Dengan keluhan mual, muntah,
2. Nyeri abdomen skala 7 dan mengeluh demam.
3. Hasil pemeriksaan KU : Lemah Kesadaran composmentis . Hasil TTV TD :
110/70mmHg, RR:20x/menit, N:88x/menit, S:38.
Assassment (A)
1. Nyeri sedikit menurun tampak pasien sudah tidak menyeringai
2. Penurunan suhu pada pasien terlihat dari wajah tidak merah lagi
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh masih bisa berlanjut karena pasien
masih mual dan muntah
Recommendation (R)
1. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
2. Kolaborasi Diet Bubur Halus,
3. Kolaborasi Injeksi Ranitidin 3x1 , Injeksi Santagesik 2x1,
4. Observasi TTV
5. Ambil hasil Lab jam 08.00
6. Konsultasi Hasil Lab
17
Pasien Kedua
Situation (S) :
1. Nama : Tn. Humaidi umur 50 tahun, perawatan hari ke 2, DPJP dr. Rizki,
diagnosa medis : Hemoroid Gread 1 + anemia
2. Masalah Keperawatan :
Nyeri akut
Gangguan perfusi jaringan
Resiko defisit volume cairan.
Backgroun (B) :
1. Pasien mengeluh nyeri pada anus dan memburuk saat defekasi, skala 8
2. Keluar darah dari dubur memancar
3. Hasil pemeriksaan KU : Lemah, kesadaran : composmentis TTV : TD :
110/80mmHg, RR : 18x/menit, N:92x/menit, S:38 C. Darah yang keluar 150cc
: Dian Tri
: Dika Arya
: Mareta Fitria
: Eka Rizki
: Sri Mariyati
: Putri Dwi
18
: Imchatul Iftitah
Prolog
: Imchayatul I
Px 1
: Dian Indah
Px 2
: Ach.Humaidi
Prolog
Pada hari Sabtu, 02 April 2016 jam 07.30 WIB di RSUD Bangil Ruang Bangsal terdapat 3
orang perawat shift malam yang sedang bertugas, terlihat juga kepala ruangan di ruangannya.
Tiba saat untuk pergantian shift di ruangan tersebut dan 3 perawat shift pagi datang. Semua
perawat di ruangan tersebut bersiap-siap untuk melakukan kegiatan timbang terima yang
sudah menjadi kegiatan rutin setiap pergantian shift di ruangan tersebut. seluruh perawat (PP
dan PA) shift malam dan pagi serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan timbang terima.
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian
mempersilakan PP dinas malam untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (pagi). PP dan PA shift malam
memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
Intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan.
(Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan diruang perawatan pasien).
ibu
Hasil
pemeriksaan
KU
Lemah
Kesadaran
PA malam
: Dr. Eko bu, oh iya serta tolong ambil hasil Lab DL jam 8 dan
dikonsultasikan kepada Dr.Eko
PA pagi
: Baik Bu.
20
PA malam
PA pagi
PA malam
PA pagi
Kepala Ruangan
Dr. Rizki.
: Oh iya bu, kok tidak dapat zat besi peroral ya bu ?
: nanti ditanyakan ke Dr. Rizki sekalian bu.
: iya bu terimakasih infonya.
: Iya, terima kasih untuk para perawat shift malam telah
melaksanakan tugasnya dengan baik dan sekarang mari kita
bersama-sama menuju ke ruang perawatan.
Prolog
PA malam
PP pagi
PP malam
PP pagi
PP malam (Dika)
Sesi III Para Perawat dan Kepala Ruangan kembali ke nurse station
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses
timbang terima selesai dilakukan, maka ke dua PP mendatangani laporan timbang terima
dengan di ketahui oleh kepala ruangan.
Kepala Ruangan
22
23