You are on page 1of 14

RESUME MATERI 1

Perkembangan dan Permasalahan Kurikulum dari Waktu ke Waktu

Nama

: Widi Cahya Adi

NIM

: 150341805884

Mata Kuliah

: Problematika Pendidikan Bidang Studi

Kelas

Waktu Pertemuan

: Senin, 25 Januari 2016

A. RESUME
Kurikulum merupakan suatu rencana yang berfungsi sebagai pedoman
atau acuan dalam proses belajar mengajar. Kurikulum juga diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan
pembelajaran. Kurikulum dalam dunia pendidikan dapat berubah sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai, oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa
kurikulum bersifat dinamis karena harus disesuaikan dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara
yang mengalami perubahan kurikulumdari waktu ke waktu, namun semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila
danUUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta
pendekatan dalam merealisasikannya. Berikut perubahan dan permasalahan
kurikulum di Indonesia dari waktu ke waktu.
1) Kurikulum 1947
Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah
kemerdekaan, kurikulum pendidikan di Indonesia pada masa ini masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947
boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.
Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism

lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang


merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.Rencana pelajaran
1947 memuat dua hal pokok yakni: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, garis-garis besar pengajaran (GBP)
Rencana Pelajaran 1947 memiliki karakteristik yakni mengurangi
pendidikan pikiran dalam arti kognitif, dan mengutamakan pendidikan watak
atau perilaku, meliputi: kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi
pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, Perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani
Dengan demikian, kurikulum 1947 lebih menekankan pada pembentukan
karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, namun
permasalahannya

adalah kurikulum

pendidikan

di Indonesia

masih

dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang.


2) Kurikulum 1952
Tahun 1952 terdapat penyempurnaan kurikulum sebelumnya yakni
kurikulum 1947 Rencana Pelajaran diubah menjadi Rencana Pelajaran
terurai (kurikulum 1952). Kurikulum ini menekankan bahwa setiap pelajaran
harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan
moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan
bahwa kurikulum 1952 merupakan kurikulum yang sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Permasalahan yang dihadapi pada
implementasi kurikulum 1952 adalah kurangnya tenanga pengajar dan tidak
didukung dengan fasilitas yang memadai.
3) Kurikulum 1964
Tahun 1964 Indonesia kembali menyempurnakan kurikulumnya yakni
menjadi Rencana Pendidikan 1964, kurikulum tersebut memiliki konsep
pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran
ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan sendiri

pemecahan persoalan (problem solving). Pokok-pokok pikiran kurikulum


1964 adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Matapelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keterampilan, dan jasmani. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1964,
perubahan yang dilakukan adalah perubahan struktur kurikulum pendidikan
dari Pancawardhana yakni menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan pengorganisasian
materi pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yang
dilakukan secara korelasional (correlated subject curriculum), yaitu mata
pelajaran yang satu dikorelasikan dengan mata pelajaran yang lain,
pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 bersifat politis
yakni mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk
Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati.
Permasalahan pada kurikulum ini adalah hanya memuat mata pelajaran pokok
saja, selain itu muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan
dengan permasalahan faktual di lapangan.
5) Kurikulum 1975
Pada Kurikulum 1968, hal-hal yang merupakan faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut
belum diperhitungkan, sehingga diperlukan peninjauan terhadap kurikulum
1968 tersebut agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang

membangun, oleh sebab itu dikembangkan kurikulum baru yakni kurikulum


1975.
Kurikulum 1975 pada setiap bidang studi dicantumkan tujuan kurikulum,
sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan instruksional umum
yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan bahasan yang memiliki
tujuan instruksional khusus. Dalam proses pembelajaran, guru harus berusaha
agar tujuan instruksional khusus dapat dicapai oleh peserta didik, setelah
mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu disajikan oleh guru. Metode
penyampaian satun bahasa ini disebut prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Melalui PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Ciri-ciri kurikulum 1975:
-

Berorientasi pada tujuan

Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran


memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya
tujuantujuan yang lebih integratif.

Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan

Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang


senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.

Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus


respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Permasalahan yang dihadapi pada kurikulum ini adalah guru dibuat sibuk

menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran
sehingga kurikulum ini banyak sekali mendapatkan kritikan.

6) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 merupakan penyemkpurnaan dari kurikulum 1975,
Asumsi yang mendasari penyempurnaan kurikulum 1975 adalah bahwa
kurikulum merupakan wadah atau tempat proses belajar mengajar
berlangsung yang secara dinamis, perlu senantiasa dinilai dan dikembangkan

secara terus menerus sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat.


Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-

Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar


siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.

Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral. Spiral


adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasan bahan ajar
berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Semakin tinggi
kelas dan jenjang sekolah, semakin dalam dan luas materi pelajaran yang
diberikan.

Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.


Dengan demikian maka Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar,

selain itu banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana sini
ada tempelan gambar, dan yang terlihat guru tak lagi mengajaar model
berceramah sehingga pembelajaran kurang memperhatian muatan (isi)
pelajaran.
7) Kurikulum 1994
Pada kurikulum 1984, proses pembelajaran menekankan pada pola
pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar dengan kurang
memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena berkesesuaian
suasan pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan)
pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar. Akibatnya,
pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya ikut
mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi
(isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa
selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi
pelajaran yang cukup banyak.

Adanya kurikulum 1994 sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 ini maka


akan memicu penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar,
baik secara mental, fisik, dan social, selain itu pengajaran dari hal yang
konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal
yang sederhana ke hal yang kompleks. Kekurangan dari kurikulum 1994 ini
adalah aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat,
konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid, beban belajar siswa terlalu
berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi
setiap mata pelajaran, materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari,
pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk
pemantapan pemahaman.
8) Kurikulum 2004 (KBK)
Perkembangan kurikulum (1975-1994) berorientasi pada pencapaian
tujuan dan berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun
kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan
kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat
aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan
kompetensi secara holistik. Oleh sebab itu pada tahun 2004 dilakukan
oenyempurnaan kurikulum yakni menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan
terhadap

seperangkat

kompetensi

tertentu.

KBK

diarahkan

untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan


minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keahlian,
ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK tidak lagi
mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan

wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai
perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak.
Kelebihan Kurikulum 2004 (KBK) ini adalah dalam pembelajaran adanya
komunikasi dua arah antara guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat
berpusat pada siswa, penggunaan pendekatan dan metode yang bervariasi,
sumber belajar yang bervariasi. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah
kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KBK dengan
kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru, karena dalam KBK seorang
guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan.
9) Kurikulum 2006 (KTSP)
Tahun 2006 terbentuklah sebuah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan peneyempurnaan kueikulum dari tahun-tahun sebelumnya
yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan di Indonesia.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk
pendidikan dasar dan menengah. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada
sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Standar isi
adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat: kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender


pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh
mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Secara umum, tujuan memberlakukan KTSP pada setiap jenjang
pendidikan adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. KTSP merupakan
kurikulum yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik
secara individual, maupun klasikal, selain itu kurikulum ini berorientasi pada
hasil belajar (learning out comes) dan keberagaman, penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sumber
belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsure edukatif, Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Dengan demikian
seorang guru harus benar-benar digerakkan menjadi manusia yang
professional yang menuntut kekereatifitasan. Permasalahan yang dihadapi
pada KTSP ini adalah minimnya sosialisasi dan kesiapan sarana dan
prasarana pendukung pendidikan dan terutama sekali kesiapan guru dan
sekolah untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri.
10) Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang
merupakan

penyempurnaan

dari

kurikulum

KTSP

namun

dalam

pelaksanaanya masih terkendala hingga saat ini. Prinsip pengembangan


Kurikulum 2013 adalah menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
(scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan


mencipta untuk semua mata pelajaran.
Kegiatan pembelajaran dalam kurikulumn 2013 meliputi tiga kegiatan
pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan

pendahuluan

bertujuan

untuk

menciptakan

suasana

awal

pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses


pembelajaran dengan baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam
proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar
(learning experience) siswa. Kegiatan penutup ditujukan untuk validasi
terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa dan
pengayaan materi pelajaran oleh siswa
Pada kurikulum KTSP pembelajaran mengacu pada dengan mengacu pada
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), namun pada
kurikulum 2013 dikembankan kembali menjadi Standar Nasional Pendidikan
(SKL, SI, Standar Proses, Standar Penilaian), yakni:
- Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan.
- Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran, Semua mata pelajaran harus
berkontribusi

terhadap

pembentukan

sikap,

keterampilan,

dan

pengetahuan. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin


dicapai. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas).
- Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
dan

Standar

Isi.

Proses

Pembelajaran

pada

satuan

pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,


memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kurikulum 2013 tataran proses pembelajaran adalah dengan
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) akan mengupayakan

agar

para

guru

mampu

menerapkan

pembelajaran

berbasis

penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)


- Standar Penilaian kurikulum 2013 berdsarkan pada mengukur tingkat
berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi, menekankan pada
pertanyaan yang membutuhkan pemikran mendalam (bukan hanya sekedar
hafalan), mengukur proses kerja siswa (bukan hanya hasil kerja siswa),
menggunakan portofolio pembelajaran siswa.
Kurikulum

2013

merupakan

kurikulum

terbaru

yang

merupakan

penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum tahun sebelumnya, namun


kurikulum ini memiliki banyak permasalahan yakni:
- Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada
kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
- Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum
2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
- Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri
nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum
untuk mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum
dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan
Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan
Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil
Kurikulum, dan Dampak Kurikulum.
- Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum
dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak
kurikulum.
- Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan
buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU
Sisdiknas.
- Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak
seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.

- Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu


substansi

keilmuan

dan

menimbulkan

kebingungan

dan

beban

administratif berlebihan bagi para guru.


- Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga
membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian
sepenuhnya pada siswa.
- Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum
2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga
menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
- Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan,
pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai
permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
- Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.

B. PERTANYAAN YANG MUNCUL


1) Aspek-aspek apasajakah yang diperhatikan dari perkembangan kurikulum
di Indonesia?
2) Bagaimanakah cara untuk mengevaluasi sebuah kurikulum yang diterapkan
di Indonesia?
3) Siapakah yang harus benar-benar dilibatkan dalam pembuatan kurikulum
dalam rangka penyempurnaan kurikulum sehingga terhindar

dari

permasalahan-permasalahan?
4) Fenomena yang terjadi saat ini adalah beberapa sekolah ada yang
menerapkan KTSP dan ada pula yang menerapkan Kurikulum 2013?
Bagaimana dampak yang dapat ditimbulkan dari perbedaan kurikulum
tersebut bagi dunia pendidikan di Indonesia?
5) Bagaimanakah kurikulum yang benar-benar cocok diterapkan di Indonesia?

C. REFLEKSI DIRI DAN PERNYATAAN SIKAP


Resume terkait perkembangan kurikulum di Indonesia dari waktu ke
waktu ini membuat saya kembali lagi untuk membaca sejarah tentang

kurikulum yang pernah ada di Indonesia, saya menjadi tahu bagaimana


perkembangannya yakni dari awal kemeredekaan (kurikulum 1947) hingga
kurikulum yang telah dikembangkan saat ini (kurikulum 2013), kurikulumkurikulum yang telah dikembangkan memiliki karakteristik atau ciri masingmasing dan juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Kurikulum selalu
mengalami perubahan sehingga kurikulum bersifat dinamis karena harus
disesuaikan dengan tuntutan jaman. Perkembangan kurikulum setiap waktunya
memiliki permasalahan-permasalahan sehingga sampai saat ini terus dilakukan
evaluasi dan penyempurnaan dari kurikulum yang diterapkan sehingga
Indonesia memiliki kurikulum yang cocok untuk diterapkan di Indonesia itu
sendiri. Berdasarkan hal tersebut saya ingin mempelajari kembali tentang
tujuan pemerintah untuk menerapkan kurikulum yang berlaku di Indonesia,
sebagai seorang pendidik saya harus tahu tujuan dari penerapan kurikulum
yang sebenarnya, sebagai seorang pendidik juga harus dapat menjalankan apa
yang telah diatur dalam sebuah kurikulum sehingga tujuan dari kurikulum
tersebut juga dapat tercapai, seorang pendidik tidak boleh hanya mengkritisi
namun juga memberikan solusi jika kurikulum yang diterapkan dirasa memiliki
kekurangan yang harus diperbaiki.

DAFTAR RUJUKAN
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. 2006. Sejarah Perkembangan Kurikulum di
Indonesia. Online. http://kuliahdaring.dikti.go.id/materiterbuka/open/dikti/
Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur_SD/UNIT4_PERKEMBANGA
N_KURIKULUM.pdf
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Departemen Pendidikan Nasional
Ilham, Waris. 2014. Standar Proses Pendidikan Nasional dan Penerapannya
dalam
Sistem
Pendidikan
di
Sekolah
(online):
http
http://www.kompasiana.com/arits.ilham/standar-proses-pendidikannasional-dan-penerapannya-dalam-sistem-pendidikan-disekolah_54f73fffa33311590f8b47ab (diakses tanggal 22 Januari 2016)
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Paparan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI: Implementasi Kurikulum 2013

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Permasalahan Implementasi


Kurikulum
2013.
Online.
http://news.okezone.com/read/2014/
12/11/65/1077829/10-masalah-utama-kurikulum-2013 (diakses tanggal 22
Januari 2016)
Kesumawardani, Pipit. 2015. Perkembangan Kurikulum di Indonesia, Kelemahan
dan
Kelebihannya.
Online.
https://www.academia.edu/8105736/
Perkembangan_Kurikulum_di_Indonesia_kelemahan_dan_kelebihannya
(diakses tanggal 22 Januari 2016)
Marsudi. 2014. Hakekat Kurikulum dan Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum (Online). http:/www.p4tk-jogja.com/hakekat-kurikulum-danprinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum (diakses tanggal 22 Januari 2016)
Sukmadinata, Nana S. 2008. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Wirianto, Dicky. 2014. Perspektif Historis Transformasi Kurikulum di Indonesia.
Islamic Studies Journal Vol. 2 No.1

KRITERIA PENILAIAN RESUME


MATAKULIAH PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN
BIOLOGI
SEMESTER GENAP 2015/2016
No.

Elemen

I. Identitas Resume
1 Judul resume
2 Nama penulis resume
3 Tempat dan waktu penulisan resume
II. Isi Resume
4 Topik/subtopik bahasan relevan dengan
materi yang akan dibahas
5 Pembahasan dilakukan secara singkat, padat,
dan jelas
6 Pokok-pokok pikiran yang dipaparkan
representatif untuk menggambarkan
keseluruhan isi materi yang akan dibahas
7 Mengidentifikasi permasalahan/pertanyaan
yang mengindi-kasikan pemahamannya
terhadap materi yang dipelajari (paling
sedikit 5 buah)
8 Daftar rujukan dicantumkan dengan jelas
dan benar
9 Ada pernyataan yang ingin
dilakukan/mempengaruhi sikap mahasiswa
terhadap hasil resume
10 Resume terorganisasi dengan baik dan
lengkap
Jumlah Skor Maksimal

Skor
Maks

Penilaian
Kawan

2
1
2

10
10
25

25

10
10

100

Instrumen penilaian dikembangkan oleh Indriwati, S.E. (2012)

Dosen

You might also like