Professional Documents
Culture Documents
PENATALAKSANAAN ALERGI
MAKANAN
Maret
28 undefined
den ger
ALERGI MAKANAN
DEFINISI :
Adalah gejala klinis yang timbul setelah makan sesuatu makanan karena reaksi badan yang
abnormal terhadap makanan atau terhadap bahan tambahan dari makanan tersebut.
PATOFISIOLOGI :
Ada 4 faktor yang berperan :
1. Faktor mukosa saluran cerna belum dewasa, penyerapan alergen bertambah, hal ini dapat
disebabkan karena :
Barier mukosa tidak efisien, misalnya akibat infeksi, inflamasi, perubahan pH dari
lumen.
ETIOLOGI :
Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinya
Ikan 15,4 %
Telur 12,7 %
Susu 12,2 %
Kacang 5,3 %
Gandum 4,7 %
Apel 4,7 %
Kentang 2,6 %
Coklat 2,1 %
Babi 1,5 %
Sapi 3,1 %
Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksi
alergi.
GEJALA KLINIS :
Pada umumnya menifestasi klinis alergi makanan terdapat di :
1. Oropharynx dan gastrointestinal yaitu : edema dan gatal, di bibir dan mukosa mulut,
mual, muntah, kejang perut dan diare.
2. Kulit : urtikaria akut, angioedema, pruritus, eritema, karena peningkatan histamin
plasma.
3. Saluran napas : asma bronkial, rinitis biasanya menunjukkan alergi terhadap
aeroalergen/inhalan tetapi hasil penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan
alegi makanan dengan asma bronkial, rinitis dan lain-lain, terutama pada anak. Seperti
: susu, telor, coklat, kacang, ikan, udang.
4. Manifestasi vaskuler : pusing, migren dapat disebabkan oleh : keju, anggur, kerang,
tomat, kopi kacang, susu, coklat, kenari, natrium sitrat atau makanan yang
mengandung pressoramin yang lain.
5. Manifestasi muskuloskeletal : adanya hubungan erat antara alergi makanan dan
penyakit rematik yaitu : kenari, tembakau, kacang, ekstrak makanan, natrium sitrat,
bahan petrokimia, susu, tartrazine, debu rumah, dan lain-lain.
6. Manifestasi psikologik : reaksi ansietas dan skizofrenia ada hubungannya dengan susu
cereal, kacang-kacangan, penyebabnya belum jelas.
DIAGNOSA :
Anamnesa :
Dasar diagnosa yang terpenting adalah anamnesa yang cermat meliputi jenis makanan
yang dimakan, selang waktu timbulnya gejala, jumlah makanan yang dimakan,
riwayat penyakit atopi / riwayat keluarga dengan penyakitnya.
Dicari apakah ada bahan pengawet yang dipakai dalam makanan tersebut. Gejala
dapat timbul - 48 jam sesudah makan.
Pemeriksaan Fisik :
Mencari tanda-tanda alergi, adanya urtikaria, asma, tanda-tanda shock anafilaktik dan gejala
gastrointestinal, vsakuler, muskuloskeletal dan lain-lain.
Pemeriksaan Laboratorium :
Adanya peningkatan kadar eosinofil dan IgE spesifik dalam darah menunjukkan
adanya alergi.
Tes kulit : tes gores untuk mencari alergen penyebab. Ada korelasi yang baik antara
tes kulit dengan alergen makanan seperti : susu, telor, coklat, ikan, kacang, udang, dan
lain-lain apabila diameter bintul +/- 3 mm.
Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalenge
didapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan
IgM. IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ).
Diit coba buta ganda ( Double blind food chalenge ) untuk diagnosa pasti.
DIAGNOSA BANDING :
Keracunan makanan : reaksi timbul dan mengenai semua yang makan makanan
tersebut, karena makanan mengandung bahan toksik atau terkontaminasi oleh bakteri
yang membuat toksin.
PENATALAKSANAAN :
Diit Eliminasi
Berdasarkan riwayat penyakit dan tes buta ganda, harus dievaluasi sesudah beberapa lama,
kalau perlu konsultasi dengan ahli diit.
Setelah diit selama 6 bulan dapat dirangsang dengan makanan diit coba ( chalenge ) lagi.
Makanan yang boleh dimakan : nasi, pepaya, kambing, ayam, daging sapi, wortel, sayur, ubi,
singkong, jagung, minyak, garam, gula, madu, dan cuka.
Makanan yang tidak boleh dimakan : semua makanan yang dicurigai dapat menyebabkan
reaksi alergi : merica, bumbu-bumbu dapur, kopi, teh, permen, udang, ikan laut, telor, coklat,
dan sebagainya.
Obat-obatan
Antihistamin dapat dipakai Chlortrimetan 2 4 mg/ hari atau antihistamin lain, obat-obatan
golongan adrenergik/ epinephrin 1/1000 0,3 cc/subkutan : bila timbul reaksi anafilaktik.
Dapat diberi Kortikosteroid, Prednison 5 mg 3 x 1 2 tablet/hari, kemudian dosis diturunkan.