You are on page 1of 14

LAMPIRAN HASIL ANALISIS KONTEKS

A.

ANALISIS STANDAR ISI


Nama Sekolah
NPSN
Alamat
Tahun Pelajaran
Komponen

:
:
:
:

SMK Negeri 3 Takengon

10107816
Jl. Abdurrahman, Mongal,
2016/2017
Sub Komponen

Kondisi Ideal

Kondisi Riil

Rencana tindak Lanjut

1. Kerangka Dasar
Kurikulum

Prinsip Pengembangan
Kurikulum

KTSP dikembangkan oleh sekolah dan


komite sekolah berpedoman pada
standar isi dan standar kompetensi
lulusan serta panduan penyusunan
KTSP yang disusun BSNP

Dalam pengembangan KTSP


kurang memperhatikan prinsipprinsip pengembangan
kurikulum terutama prinsip
berpusat pada potensi,
perkembangan, kebututhan, dan
kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.

Dilakukan reviu dokumen


KTSP sehingga memenuhi
setiap prinsip pengembangan
kurikulum khususnya prinsip
berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.

2. Struktur Kurikulum

Penetapan Muatan Lokal


pada struktur kurikulum.

Muatan lokal merupakan kegiatan


kurikuler yang ditentukan oleh satuan
pendidikan untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk
unggulan daerah, yang materinya tidak
menjadi bagian dari mata pelajaran
lain.

Muatan lokal yang


dilaksanakan adalah muatan
lokal yang diatur oleh
pemerintah dalam hal ini
Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu
Pendidikan Al-Qur'an

Dilakukan analisis keunggulan


lokal sehingga memiliki
program PBKL yang
terintegrasi pada matapelajaran,
program PBKL melalui Mulok

3. Beban Belajar

Beban belajar untuk


kegiatan Tatap Muka

Jumlah jam pelajaran tatap muka per


minggu 38 jp/minggu dan

Peningkatan kemampuan
Bahasa Inggris dan MIPA

Dilakukan IHT dengan fokus


analisis/pemetaan SK/KD untuk

Komponen

Sub Komponen
perminggu

Kondisi Ideal
pemanfaatan tambahan 4 jp/minggu

Kondisi Riil
sesuai target RSKM
Beban pelajaran Kelas X
adalah 43 jam pelajaran
(adanya penambahan jam
sebanyak 5 jam untuk mapel
Kimia, Biologi
Sejarah, Geografi
masing-masing 1 jam

4. Kalender Pendidikan

No.
A.

Perhitungan minggu
efektif

KOMPONEN SUB
KOMPONEN
Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
a. Agama dan Akhlak Mulia

Kalender pendidikan tingkat satuan


pendidikan disusun sesuai dengan
kebutuhan daerah dan karakteristik
sekolah serta mengacu pada SI

KONDISI IDEAL

kalender pendidikan yang


diterbitkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Tapin
disesuaikan dengan kondisi riil

KONDISI REAL

Sebagian kecil siswa


masih
tampak belum adanya
kesadaran untuk
untuk membentuk peserta didik
melaksanakan
rukun iman sebagai
menjadi manusia yang beriman dan perwujudan
pendidikan agama Islam
bertakwa kepada Tuhan Yang
Kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dimaksudkan

Rencana tindak Lanjut


menentukan tambahan jam
pelajaran

Membuat kalender pendidikan


yang bersumber pada kalender
pendidikan yang diterbitkan
oleh Dinas Pendidikan dengan
memasukan kegiatan khusus
yang diprogramkan sekolah
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif

RENCANA TINDAK
LANJUT

Perlu penambahan
kegiatan-kegiatan
secara maksimal
tentang penanaman
imtaq, misalnya

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

No.

b.

Kewarganegaraan dan
Kepribadian

c.

Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

d.

Estetika

KONDISI IDEAL
Maha Esa serta berakhlak mulia.
Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB dimaksudkan
untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif
dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan

KONDISI REAL

Belum adanya komitmen


bersama tentang penegakan
aturan-aturan sosial

RENCANA TINDAK
LANJUT
diadakannya sholat
Dhuhur berjamaah
antara pendidik dan
siswa.
Sosialisasi penegakan
aturan-aturan sosial

Belum sepenuhnya melakukan Perlu diperbanyak


pembudayaan berpikir ilmiah
kegiatan kurikulum
secara kritis, kreatif dan mandiri yang mengedepankan
budaya berpikir ilmiah
secara kritis, kreatif
dan mandiri
Belum sepenuhnya untuk
meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi
keindahan dan harmoni.

Perlu diperbanyak
kegiatan untuk
meningkatkan
sensitivitas,
kemampuan
mengekspresikan dan

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

e. Jasmani, Olahraga dan


Kesehatan

2. Prinsip Pengembangan
Kurikulum

KONDISI IDEAL
mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama,
dan hidup sehat.
o

Berpusat pada potensi, perkembangan,


kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya

KONDISI REAL

Belum sepenuhnya
mengedepankan kepentingan
untuk meningkatkan potensi
fisik serta membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.
Belum sepenuhnya
mengedepankan kepentingan
peserta didik

RENCANA TINDAK
LANJUT
kemampuan
mengapresiasi
keindahan dan
harmoni.

mengedepankan
kepentingan untuk
meningkatkan potensi
fisik serta
membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat
Melakukan analisis
kepentingan peserta
didik melalui angket,
wawancara,
penelaahan dari BP.
Tes IQ untuk
mengetahui potensi
peserta didik
dilaksanakan di awal
tahun pelajaran

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

KONDISI IDEAL
o Beragam dan terpadu

o Tanggap terhadap perkembangan ilmu


pengetahuan, teknologi, dan seni

o Relevan dengan kebutuhan kehidupan

o Menyeluruh dan berkesinam-bungan


o Belajar sepanjang hayat

o Seimbang kepentingan nasional dan


kepentingan daerah

RENCANA TINDAK
LANJUT
Belum memperhatikan
Penggalian data
karakteristik peserta didik,
karakteristik peserta
status sosial, ekonomi dan
didik, status sosial
gender
ekonomi dan gender
dari BP, Komite
Sekolah dan Tata
laksana
Sebagian besar sudah tanggap
Menyediakan sarana,
terhadap perkembangan ilmu
prasarana, dan
pengetahuan, teknologi dan seni konsultasi untuk mata
pelajaran yang belum
tanggap terhadap
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi
dan seni
Belum melibatkan pemangku
Dalam pengembangan
kepentingan (stakeholders)
kurikululm melibatkan
dalam pengembangan
stakeholders
kurikulum
Sudah berkesinambungan
o Menyeluruh dan
KONDISI REAL

berkesinam-bungan

o Belajar sepanjang hayat


Sudah diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan,
dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang
hayat
o Seimbang kepentingan
Sudah seimbang
nasional dan

KOMPONEN
Prinsip Pelaksanaan
Kurikulum

LANJUT
1. Pelaksanaan kurikulum
didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi
peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang berguna bagi
dirinya. Dalam hal ini peserta
didik harus mendapatkan
pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya
secara bebas, dinamis dan
menyenangkan.
2. Kurikulum dilaksanakan
dengan menegakkan kelima
pilar belajar, yaitu: (a) belajar
untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami
dan menghayati, (c) belajar
untuk mampu melaksanakan
dan berbuat secara efektif, (d)
belajar untuk hidup bersama
dan berguna bagi orang lain,
dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan

kepentingan daerah

Peserta didik sebagian besar


sudah memperoleh kesempatan
untuk mengekspresikan dirinya
secara bebas, dinamis dan
menyenangkan

Program kegiatan
kurikulum yang
menggambarkan
ekspresi diri peserta
didik secara bebas,
dinamis dan
menyenangkan
ditambah frekwensinya

Kurikulum belum maksimal


menegakkan pilar (d) belajar
untuk hidup bersama dan
berguna bagi orang lain

Dibuat program
kurikulum yang
menekankan pada pilar
tersebut

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

KONDISI IDEAL
jati diri, melalui proses
pembelajaran yang aktif,
kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
3. Pelaksanaan kurikulum
memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang
bersifat perbaikan, pengayaan,
dan/atau percepatan sesuai
dengan potensi, tahap
perkembangan, dan kondisi
peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta
didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan,
kesosialan, dan moral.
4. Kurikulum dilaksanakan dalam
suasana hubungan peserta didik
dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai,
akrab, terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun
karsa, ing ngarsa sung tulada
(di belakang memberikan daya
dan kekuatan, di tengah

KONDISI REAL

Adanya pelayanan terhadap


peserta didik untuk mendapatkan
pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau
percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan,
dan kondisi peserta didik
dengan tetap memperhatikan
keterpaduan pengembangan
pribadi

Sudah sesuai dengan kondisi


ideal

RENCANA TINDAK
LANJUT

Pelayanan pengayaan
diintensifkan pada
setiap mata pelajaran
Pelaksanaan
percepatan baru dapat
terlaksana jika kondisi
sudah sesuai dengan
syarat dilaksanakannya
program percepatan

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

KONDISI IDEAL
membangun semangat dan
prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
5. Kurikulum dilaksanakan
dengan menggunakan
pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan
teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar,
dengan prinsip alam
takambang jadi guru (semua
yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan
lingkungan sekitar serta
lingkungan alam semesta
dijadikan sumber belajar,
contoh dan teladan).
6. Kurikulum dilaksanakan
dengan mendayagunakan
kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan
dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal.

KONDISI REAL

RENCANA TINDAK
LANJUT

Pelaksanaan kurikulum dengan


menggunakan pendekatan
multimedia dan teknologi
sudah sebagian guru
melaksanakan dengan optimal,
namun melalui pendekatan
multi strategi, belum
dilaksanakan sepenuhnya,
terutama dalam kegiatan belajar
mengajar berbasis ICT serta
keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang dengan hal
tersebut.

Perlu diadakannya
Pelatihan tentang
aplikasi soft skill untuk
mendukung PBM
berbasis ICT, serta
Pengadaan ruang multi
media.

Pelaksanaan kurikulum belum


dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam,
sosial dan budaya serta
kekayaan daerah

Sosialisasi strategi
serta motivasi
pendayagunakan
kondisi alam, sosial
dan budaya serta
kekayaan daerah pada
proses pelaksanaan
kurikulum terhadap
guru mata pelajaran.

No.
B

KOMPONEN SUB
KOMPONEN
Struktur Kurikulum
Kurikulum SMA/MA Kelas
X

KONDISI IDEAL
1) Kurikulum SMA/MA Kelas X
terdiri atas 16 mata pelajaran,
muatan lokal, dan
pengembangan diri

2) Jam pembelajaran untuk setiap


mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.
3) Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.

KONDISI REAL
Struktur kurikulum kelas X
terdiri dari 16 Mata Pelajaran dan
muatan lokal yakni pendidikan
Al-Qur,an
Jam pembelajaran untuk Mata
Pelajaran Bahasa Inggris ,
MIPA , Geografi dan Sejarah
masing-masing ditambah 1 jam
pelajaran sehingga Satuan
pendidikan telah menambah
lima jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
Sudah dilaksanakan sesuai
dengan kondisi ideal

RENCANA TINDAK
LANJUT
Sosialisasi struktur
kurikulum kepada
semua unsur yang
terkait.

Minggu efektif dalam satu tahun


pelajaran adalah 38 minggu (
Sudah dilaksanakan sesuai
Sosialisasi struktur
dengan kondisi ideal)
kurikulum kepada
semua unsur yang
terkait.

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

Kurikulum SMA/MA Kelas


XI dan XII

KONDISI IDEAL

KONDISI REAL

4) Minggu efektif dalam satu tahun


pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.
1) Kurikulum SMA/MA Kelas XI
dan XII Program IPA, Program
IPS, Program Bahasa, dan
Program Keagamaan terdiri
atas 13 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri.

Kurikulum SMA Kelas XI dan


XII Program IPA, IPS terdiri
dari 13 Mata pelajaran, 1 mulok

2) Jam pembelajaran setiap mata


pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam
struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.

Jam pembelajaran untuk mata


pelajaran Bahasa Inggris ,
MIPA , Geografi dan Sejarah
masing-masing ditambah 1 jam
pelajaran sehingga Satuan
pendidikan telah menambah
empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan.
Sudah dilaksanakan sesuai
dengan kondisi ideal

3) Alokasi waktu satu jam


pembelajaran 45 menit.
4) Minggu efektif dalam satu
tahun pelajaran (dua semester)
adalah 34-38 minggu

Sudah dilaksanakan sesuai


dengan kondisi ideal
Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran adalah 38 minggu
(Sudah dilaksanakan sesuai

RENCANA TINDAK
LANJUT

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar

Beban Belajar
1 Tatap Muka

2 Penugasan terstruktur

KONDISI IDEAL

KONDISI REAL

RENCANA TINDAK
LANJUT

dengan kondisi ideal)


Kedalaman muatan kurikulum pada Standar Kompetensi dan
setiap satuan pendidikan
Kompetensi dasar untuk tiap
dituangkan dalam kompetensi yang mata pelajaran pada setiap
terdiri atas standar kompetensi dan
tingkat sudah sesuai
kompetensi dasar pada setiap
berdasarkan lampiran-lampiran
tingkat dan/atau semester. Standar
Peraturan Menteri Pendidikan
kompetensi dan kompetensi dasar
Nasional
untuk setiap mata pelajaran pada
setiap tingkat dan semester
disajikan pada lampiran-lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional
Beban belajar kegiatan tatap muka
per jam pembelajaran pada masingmasing satuan pendidikan
ditetapkan per minggu untuk
SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK
adalah 38 s.d. 39 jam
pembelajaran.
Penugasan terstruktur adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran
oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu

Beban belajar kegiatan tatap


muka per tingkat per minggu
sebanyak 44 jam pelajaran

Sebagian kecil pendidik


memberikan penugasan
terstruktur

Pendidik diwajibkan
melaksanakan analisis
SK dan KD untuk
pembuatan silabus dan
RPP

KOMPONEN
3 Kegiatan mandiri tidak
terstruktur

4 Waktu untuk penugasan


terstruktur dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur

5 Sistem Paket

penyelesaian penugasan terstruktur


ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur
adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik
yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi.
Waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik
Waktu untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur bagi peserta didik pada
SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK
maksimum 60% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka dari mata
pelajaran yang bersangkutan.
Penyelesaian program pendidikan
dengan menggunakan sistem paket
adalah SMA/MA/SMALB,
Program percepatan dapat
diselenggarakan untuk
mengakomodasi peserta didik yang
memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa.

LANJUT
Sebagian kecil pendidik
memberikan penugasan
kegiatan mandiri tidak
terstruktur

Pendidik memberikan batas


waktu penyelesaian kegiatan
mandiri tidak terstruktur
melebihi batas maksimal

Kalender Pendidikan
Minggu efektif belajar Minimum

Minggu efektif 38 minggu

Pendidik diwajibkan
melaksanakan analisis
SK dan KD untuk
pembuatan silabus dan
RPP

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

KONDISI IDEAL
34 minggu dan maksimum 38
minggu Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap
satuan pendidikan
Jeda tengah semester Maksimum 2
minggu Satu minggu setiap
semester
Jeda antarsemester Maksimum 2
minggu
Libur akhir tahun pelajaran
Maksimum 3 minggu Antara
semester I dan II
Hari libur keagamaan2 4 minggu

Penetapan Kalender
Pendidikan

KONDISI REAL

Hari libur umum/nasional


Maksimum 2 minggu
Hari libur khusus Maksimum 1
minggu
Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Permulaan tahun pelajaran adalah
bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya.
Kalender pendidikan untuk setiap
satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan

Jeda tengah semester


dilaksanakan pada minggu ke12 di tiap semester
Dilaksanakan selama 2 minggu
Dilaksanakan pada minggu
terakhir bulan juni dan 2
minggu pertama pada bulan juli
Disesuaikan dengan SK 3
Menteri
Disesuaikan dengan kalender
nasional
Tidak ada
Tidak ada
Penetapan kalender pendidikan
dibuat oleh sekolah dengan
mengacu pada ketentuan
Pemerintah/Pemerintah Daerah

RENCANA TINDAK
LANJUT

No.

KOMPONEN SUB
KOMPONEN

KONDISI IDEAL
berdasarkan alokasi waktu
sebagaimana tersebut pada dokumen
Standar Isi ini dengan memperhatikan
ketentuan dari pemerintah/pemerintah
daerah.

KONDISI REAL

RENCANA TINDAK
LANJUT

You might also like