Professional Documents
Culture Documents
NIM:1401046
KELAS:S1 IV A
CONTOH KASUS PENYAKIT GINJAL DAN PENYELESAIANNYA
DENGAN METODE SOAP
A. Uraian Kasus
Seorang pasien Ny. G (65 thn, BB 70kg, TB 155 cm) dibawa kerumah sakit karena pingsan.
Ny.G didiagnosa Diabetes Mellitus sejak 12 tahun yg lalu dan sering mengeluh
penglihatannya kabur, sering lapar, gemetar karena dingin. Ny. G memeriksakan kadar gula
darahnya 3 hari yang lalu dengan hasil puasa: 250 mg%, PP : 350 mg%. Diagnosa utama Ny G
adalah CRF dan diagnosa lainnya adalah: DM II NO, ISK dan Hipertensi
B. Penyelesaian Kasus
Penatalaksanaan terapi pada kasus diatas dilakukan dengan menggunakan metodee SOAP
(Subjektiv, Objektive, Assesment dan Plan) uaraiannya adalah sebagai berikut:
Subjective
Nama
: Ny. G
Umur
: 65 tahun
Jenis Kelamin
: 155cm/70 kg
TB/BB
Riwayat Penyakit
: Diabetes Melitus
Asetosal 80 (1x1)
: CRF
: DM II NO, ISK dan Hipertensi
Objective
Data-data klinis pasien tersaji seperti berikut ini :
Albumin
: 1,89 g/dL
Cholesterol
: 175 mg/dL
Trigliserida
: 163 mg/dL
BUN
: 74.4 mg/dL
Kreatinin
: 7,2 mg/dL
Glukosa
: 253 mg/dL
Natrium
: 129 mmol/L
Kalium
: 4,51 mmol/L
Chlorida
: 90 mmol/L
Pemeriksaan mikrobiologi :
Bahan
: Urine
Jenis Kuman
: E. Coli, S. Epidermidis
Pengecekan TD
: 180/80 mmHg
Assesment
Berdasarkan kadar kreatinin, BUN, ClCr (8,56 ml/menit) dan GFR 6,34% maka pasien di diagnosa
mengalami gagal ginjal kronik (CRF) stadium 5. Gagal ginjal kronik yang dialami pasien dikarenakan
adanya riwayat penyakit penyerta yang dapat memicu kerusakan nefron-nefron ginjal seperti diabetes
dan hipertensi.
Pasien menderita DM tipe II yang didasarkan pada kadar glukosa yang melebihi batas normal (253
mg/dL) dan riwayat penyakit pasien yaitu menderita diabetes mellitus tipe II NO selama 2 tahun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologi terhadap sampel urine dan ditemukan kuman E.coli dan S.
Epidermidis maka pasien di diagnosa menderita infeksi saluran kemih.
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pasien yaitu 180/80 mmHg maka pasien di diagnosa
menderita hipertensi stage II (JNC VII, 2003).
Berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien yaitu mual dan sakit di ulu hati, dimana keluhan ini
merupakan manifestasi dari berlebihnya kadar ureum di dalam darah.
Berdasarkan keluhan yang dirasakan pasien yaitu lemas maka pasien dapat disimpulkan bahwa
keluhan itu merupakan manifestasi dari kekurangan darah (anemia).
Plan
TUJUAN TERAPI :
JANGKA PENDEK
Menurunkan KGD pada batas normal (140 mg/100 ml)
Mengatasi gejala yaitu sering lapar, sering haus, sering kencing dan terjadinya
ketoasidosis
Memulihkan keadaan pasien kembali normal. Menurunkan tekanan darah.
Menurunkan kadar glukosa darah.
Mengatasi symptom (keluhan) yang dirasakan pasien yaitu mual, lemas dan sakit di ulu hati.
Mengatasi infeksi saluran kemih.
Meningkatkan kadar albumin pasien untuk mengatur tekanan osmotik di dalam darah
(mempertahankan volume darah).
JANGKA PANJANG
Menjaga KGD normal untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
seoptimal mungkin.
Mempertahankan kadar tekanan darah dan glukosa darah dalam batas normal. untuk mencegah
agar kondisi tidak bertambah buruk.
SASARAN TERAPI
SRATEGI TERAPI
Terapi Farmakologi
Captopril 12,5 mg 1 kali sehari per oral diminum 2 jam setelah makan.
Insulatard Hm (Insulin kerja sedang mula kerja singkat) 40 UI/ml 2 kali sehari SC digunakan
sebelum sarapan.
Infus dextrose 5%.
Ampicillin trihidrat 500 mg IM tiap 8 jam.
Insulin
mencapai (pH > 7,3 dan HCO3 > 15) ditambahkan hingga 0,05 u/kg/jam.
Infuse NaCl 0,9 %
: Infuse IV 20 ml/kg/jam
lemak: 10 protein.
Dianjurkan untuk menggunakan protein hewani. Karena pada protein hewani banyak
mengandung asam amino essensial yang penting untuk tubuh namun tubuh tidak bisa
Membatasi asupan kalium hingga 50-60 mmol/hari atau sekitar 3 g per hari. Untuk pasien yang
menjalani cuci darah adalah 1 mmol (39 mg kalium). Contoh makanannya adalah : havermut,
kentang, singkong, kacang hijau, kacang kedelai, bayam, daun pepaya muda, cokelat, teh dan
susu.
Meningkatkan kadar kalsium hingga 9-11 mg/dl., kadar kalsium dalam cairan dialisat harus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Membatasi asupan magnesium hingga 300 mg per hari.
Membatasi asupan fosfor hingga 8-12 mg/KgBB/hari. Sedangkan pada pasien yang menjalani
cuci darah, asupan fosfor dapat sedikit dinaikkan menjadi 17 mg/KgBB/hari. Contohnya
makanannya adalah jenis serelia (beras, ketan hitam, beras jagung), kacang-kacangan (kacang
mete, kacang hijau, kedelai), telur (telur ayam kampung, telur bebek), makanan laut (kerang, telur
ikan, terasi, teri kering, teri segar, udang kering) dan susu.
Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sekitar 15 mg seperti
protein hewani (daging merah dan hati).
Menghindari stress fisik dan mental karena dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah.
Melakukan olahraga rutin yang ringan seperti jalan di pagi hari selama jam.
Indikasi
DM yg memerlukan
Mekanisme aksi
Keterangan
Mengatur utilisasi
Tepat indikasi
insulin
Mengembalikan
glikogen.
Cairan hipotonik:
keseimbangan
osmolaritasnya lebih
elektrolit
rendah dibandingkan
serum (konsentrasi ion
Na + lebih rendah
dibandingkan serum),
sehingga larut dalam
serum, dan
menurunkan
osmolaritas serum.
Maka cairan ditarik
dari dalam pembuluh
darah keluar ke
jaringan sekitarnya
(prinsip cairan
berpindah dari
osmolaritas rendah ke
osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang
dituju. Digunakan
dalam keadaaan sel
mengalami
dehidrasi, misalnya:
pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam
terapi diuretic, juga
Tepat indikasi
pada pasien
hiperglikemia (kadar
gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis
diabetic.
2. Tepat obat
Nama obat
Keterangan
Insulin
choice
Untuk mengatasi keadaan DM
Tepat obat
Infus NaCl
Tepat obat
3. Tepat pasien
Nama obat
Insulin
Infus NaCl
Kontra indikasi
Hipoglikomia, insulinoma
Hipernatremia, asidosis,
keterangan
Tepat pasien
Tepat pasien Tepat pasien
hipokalemia
4. Tepat dosis
Nama obat
Dosis standart
Insulin
Dosis yang
direkomendasikan
IV insulin 0,1
u/kg/jam, dilanjutkan
hingga asidosis
mencapai (pH > 7,3
Keterangan
Tepat dosis
Infus NaCl
Tepat dosis
Saran
Hipoglikemia dapat terjadi
Infus NaCl
kepatuhan pasien.
Jika terjadi tromboplebitis maka
seperti trombogel.
tempat penyuntikan,
extravasasi.
Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai, dan
cara pengguanaan obat.
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai cara pengguanaan insulin yang tepat dan
mengenai dosis insulin yang harus diinjeksikan karena jika berlebihan akan
menyebabkan hipoglikemia.
Memberikan informasi kepada pasien, dimana diabetes cenderung mengalami kondisi
dimana kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) akibat penggunaan insulin atau
karena kurang makan. Kondisi ini dapat membuat pasien merasa gemetar, pusing,
berkeringan dingin, lapar, sakit kepala, kulit pucat, emosi labil, sulit memusatkan
efek terapi dan efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan.
Memberikan informasi kepada pasien untuk senantiasa mengimbangi terapi farmakologi