Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut
sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim.
Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu
percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang
berinteraksi
dengan
enzim
pada
jenjang-jenjang
reaksi
guna
menghasilkan
senyawa intermediet yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada
jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang
reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang
disebut metabolomika.
Seperti yang telah kita ketahui, tumbuhan adalah makhuk hidup yang dapat
membuat sendiri makanannya melalui proses yang kita kenal dengan fotosintesis. Hal
itulah yang menyebabkan tumbuhan memegang peranan yang sangat penting demi
kestabilan alam dan rantai makanan.
Fotosintesis adalah salah satu contoh dari Anabolisme. Yaitu merupakan suatu
proses biokimia pembentukan
zat
makanan
atau
energi
yaitu
glukosa
yang
dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis
juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Yang
dimana oksigen adalah penyokong kehidupan semua makhluk di bumi. Disini kami akan
menyelidiki dan membuktikan bahwa oksigen terbentuk dari proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan Hydrilla
Katabolisme adalah serangkaian reaksi yang merupakan proses pemecahan
senyawa
kompleks
menjadi
senyawa-senyawa
yang
lebih
sederhana
dengan
adalah
proses
produksi
energi
keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain
dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal
sebagai
bahan
yang
umum
digunakan
dalam
fermentasi
untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan
asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan
dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot. Pada percobaan kedua ini kami akan
menyelidiki senyawa senyawa yang terbentuk dari proses fermentasi.
Dapat
membuktikan
oksigen
dihasilkan
dalam
proses
fotosintesis
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
Untuk siswa:
Untuk Guru:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 1: Hydrilla
dapat
mengurangi
mobilitas
navigasi
untuk
berbagai kepentingan
Ragi atau dikenal juga dengan sebutan 'Yeast' merupakan semacam tumbuh tumbuhan bersel 1 yang tergolong dalam keluarga cendawan.
Ragi akan bekerja bila ditambahkan dengan gula dan kondisi suhu yang
hangat. Kandungan karbondioksida yang dihasilkan akan membuat suatu
adonan menjadi mengembang dan terbentuk pori - pori.
Ada 2 jenis ragi yang ada dipasaran yaitu ragi padat dan ragi kering. Jenis ragi
kering ini ada yang berbentuk butiran kecil - kecil dan ada juga yang berupa bubuk halus.
Jenis ragi yang butirannya halus dan berwarna kecokelatan ini umumnya digunakan
dalam pembuatan roti.
Sedangkan ragi padat yang bentuknya bulat pipih, sering digunakan dalam
pembuatan tapai sehingga banyak orang menyebutnya dengan ragi tapai. Ragi ini dibuat
dari tepung beras, bawang putih dan kayu manis yang diaduk hingga halus, lalu disimpan
dalam tempat yang gelap selama beberapa hari hingga terjadi proses fermentasi. Setelah
tumbuh jamur yang berwarna putih susu kemudian ragi ini dijemur kembali hingga benar
benar kering.
Ragi padat memiliki aroma yang sangat tajam dengan aroma alkohol yang sangat
khas. Ragi tapai banyak dijumpai dipasar tradisional bagian rempah atau bumbu dapur.
Lain halnya dengan ragi kering jauh lebih praktis dalam penggunaannya. Aroma
yang dihasilkannya pun tidak terlalu cocok karena memang khusus untuk pembuatan roti.
Dalam penggunaannya, hampir semua orang lebih suka menggunakannya karena tinggal
dicampur dengan adonan. Ragi roti bisa diperoleh dipasar tradisional, swalayan, ataupun
toko bahan kue.
Manfaat dan Penggunaannya :
Ragi padat, selain dimanfaatkan untuk fermentasi pembuatan tapai terkadang juga
untuk mengempukan ikan atau membuat pindang bandeng. Dalam penggunaannya,
ragi padat harus dihaluskan sebelum ditaburkan dalam bahan lainnya.
Ragi kering yang terbentuk butiran dan bubuk ini bisa membuat adonan roti menjadi
mengembang, empuk dan mulur.
Untuk pemakaiannya, ragi kering bentuknya butiran harus dicampur dengan air
hangat dan gula agar terbentuk 'adonan biang' sebelum dicampur dengan adonan
tepung.
Sedangkan ragi kering yang bentuknya butiran halus atau ragi instan, cara pemakaiannya
bisa langsung dicampur dalam adonan tepung, gula, air dan bahan lainnya.
Cara penyimpanan Ragi :
Dalam keadaan tidak terpakai, ragi membutuhkan suasana hangat agar sel - sel
nabatinya tetap hidup untuk mengaktifkan kerjanya. Maka ragi - ragi ini
memerlukan penyimpanan yang teliti.
Ragi padat dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan kehilangan daya
peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat C selama 4 sampai 5 minggu.
Ragi padat harus selalu disimpan ditempat dingin (lemari es).
Ragi kering yang terbentuk seperti butiran halus ini umumnya terbungkus dalam
kemasan timah yang mengandung nitrogen agar tetap awet. Untuk penyimpanan
tidak perlu disimpan ditempat yang dingin (lemari es), tetapi bila keadaan
memungkinkan, menyimpan ragi ini ditempat dingin akan menambah kegunaan
ragi.
Suhu ideal untuk menyimpan ragi kering agar awet dalam jangka waktu yang
panjang adalah 7 derajat Celcius dan perlu diperhatikan penyimpanannya.
Yang perlu diingat pada saat membeli ragi, teliti tanggal kadaluwarsa pada
kemasan dan pastikan kemasan dalam keadaan utuh dan kering. Khusus ragi kering,
perhatikan jika kemasan sobek maka ragi sudah tidak hidup lagi dan tidak aktif dalam
proses fermentasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3. Fenolftalein
4. Labu Erlenmeyer 2 buah
5. Ragi instan
6. Gula
7. Air
8. Selang kecil
3.4 Prosedur Kerja
Prosedur percobaan pertama:
1. Isi gelas dengan air hingga hampir penuh
2. Masukkan Hydrilla ke dalam corong dan letakkan di dasar gelas. Pastikan tidak
ada udara yang terjebak di dalam corong.
3. Tutup ujung corong dengan tabung reaksi dengan air yang memenuhi tabung
reaksi seperti gambar dibawah ini
4. Amati perubahan yang terjadi selama 5-10 menit
Prosedur percobaan kedua:
1. Larutkan batu kapur dengan air suling dalam Labu erlemyer (labu B). Biarkan
beberapa saat sampai terjadi pengendapan.
2. Campurkan air kapur tadi dengan fenolftalein hingga berwarna merah muda.
3. Masukan 50 ml air suling ke dalam tabung A, kemudian campurkan dengan
glukosa sebanyak 10 gram. Kocokan hingga larut, kemudian tambahkan ragi roti
sebanyak 2 gram.
4. Tutuplah sumbat yang sudah diberi pipa/selang dengan plastisin pada mulut labu
Erlenmeyer.
5. Catatlah kondisi awal larutan pada tabung A, seperti adanya gelembung udara,
suhu, dan bau yang muncul. Untuk tabung B, catatlah kondisi awal keadaan
larutan, seperti warna dan keberadaan endapan.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang kami lakukan, gelas kami letakkan di bawah sinar
matahari langsung dan tanpa penambahan zat NaHCO3 dalam gelas.
11
Gelembung yang kami amati dalam percobaan ini adalah Oksigen, yang dimana
oksigen ini berasal dari proses fotosintesis. Oksigen terbentuk dari H 2O, Dimana O2
berasal dari pemecahan molekul H20 pada fotolisis, dimana reaksinya:
H20 2H+ + O2 + 2e- (elektron dilajutkan di fotosistem)
Fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
1. Ketersediaan air
Kekurangan air menyebabkan daun layu dan stomata menutup, akibatnya
penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis menurun.
2. Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga
mempercepat fotosintesis. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan
merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
3. Konsentrasi karbondioksida (CO2)
Semakin tinggi konsentrasi CO2 semakin meningkatkan laju fotosintesis.
12
4. Suhu
Fotosintesis dapat terjadi dengan baik pada suhu optimum.
Disini dengan konsentrasi sinar yang cukup, oksigen yang kami peroleh cukup
banyak, tidak sebanding dengan gelas lain yang diletakkan di dalam laboratorium.
Namun gelas ini jumlah gelembungnya lebih sedikit dari gelas yang mendapat tambahan
NaHCO3.
Sebagai bukti bahwa yang terbentuk adalah oksigen, dapat kita lihat dalam skema
proses fotosintesis, dimana:
13
Pada percobaan ini, dua labu Erlenmeyer dihubungkan dengan selang, yang
dimana kedua gelas itu ditutup dengan plastisin sehingga dalam keadaan kedap udara,
namun dapat terhubung.
Pada labu pertama (A) dieaksikan ragi dengan gula, dan labu kedua kami
campurkan fenolftalein pada larutan kapur (CaOH) sebagai indikator asam basa.
Campuran kapur disini dimaksudkan untuk mengubah kondisi air menjadi basa, sehingga
disana akan tampak warna merah muda. Sebab fenolftalein akan berwarna merah muda
pada suasana basa.
Gambar 6: Model percobaan. Kiri: campuran air kapur-pp, kanan: campuran air gula-ragi
Di gelas pertama setelah air gula bercampur dengan ragi, campuran tersebut
tampak mulai bereaksi. Dimana reaksinya bisa ditulis sebagai:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol), atau
bisa juga ditulis:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
(ATP)
14
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Oksigen dihasilkan dalam proses fotosintesis, dimana oksigen berasal dari hasil
reaksi H20 pada fotolisis.
2. NaHCO3 berfungsi sebagai katalis untuk menambah konsentrasi CO2 dalam air
sehingga fotosintesis berlangsung lebih cepat.
3. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik atau
tanpa oksigen.
4. Pada fermentasi alkohol dihasilkan etanol, CO2 dan energi, yaitu 2 ATP setiap 1
molekul glukosa.
5.2 Saran
1. Agar tumbuhan bisa berfotosintesis secara optimal akan lebih baik jika mendapar
cahaya matahari secara langsung.
2. Kita harus memperhatikan faktor faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis
agar mendapat hasil optimal.
3. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik, hendaknya menggunakan
ragi yang tidak rusak. Baik ragi padat maupun kering
16
Daftar Pustaka
Priadi, Arif. 2009. Biology 3 for Senior High School. Jakarta: Yudhistira
Ramona,Yan dan Tim Guru Biologi SMAN 4 Denpasar. 2010. Biology Worksheet for
Year 12. Denpasar: SMAN 4 Denpasar
Anonim.
2010.
Biologi
untuk
Kehidupan.
http://www.sentra-
17