Professional Documents
Culture Documents
197812022008011007
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Nazaruddin,ST,MT.
NIP. 197204211999031002
NIP.
197812022008011007
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang mana
telah
melimpahkan
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek di CV. Rekayasa Baja Teknik , Jalan. Raja
Wali Sakti. Dengan judul Rancang Ulang Mesin Press Otomatis Pada Baja
Ringan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Laporan
ini juga disusun untuk memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh Kurikulum
dan Program Studi Srata 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Riau.
Pelaksanaan kerja praktek ini dapat berjalan dengan baik atas berkat
bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak, Oleh
Pekanbaru,
Maret 2016
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGATAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1
1.2
Fokus Masalah...........................................................................................2
1.3
Perumusan Masalah...................................................................................2
1.4
Batasan Masalah........................................................................................2
1.5
Tujuan Perancangan..................................................................................2
1.6
Manfaat Perancangan................................................................................2
2.2
2.2.1
2.2.2
2.3
2.4
2.4.1
Motor..................................................................................................7
2.4.2
Pompa Hidrolik..................................................................................7
2.4.3
Katup (Valve)....................................................................................11
2.4.4
2.4.5
2.4.6
Fluida Hidrolik.................................................................................14
2.4.7
2.4.8
2.5
2.6
2.7
2.8
Perancangan Produk................................................................................21
2.8.1
Pendahuluan Perancangan................................................................21
2.8.2
2.8.3
2.9
Analisis ekonomi.....................................................................................25
BAB III..................................................................................................................26
METODOLOGI PERANCANGAN......................................................................26
3.1
Latar Perancangan...................................................................................26
3.2
3.3
Kehadiran Perancang...............................................................................26
3.4
3.5
3.6
3.7
Pengumpulan Data..................................................................................28
3.8
3.9
3.10
Tabel toleransi......................................................................................30
4.2
4.3
Spesifikasi material.................................................................................34
4.3.1
Profil Reng.......................................................................................34
4.3.2
4.4
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.5
4.4.6
Power Pack.......................................................................................40
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................41
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
banyak
dikombinasikan
dengan
sistem
lain
seperti
system
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Fleksibilitas.
Sistem hidrolik berbeda dengan metode pemindahan tenaga mekanis
dimana daya ditransmisikan dari engine dengan shafts, gears, belts, chains, atau
cable (elektrik). Pada sistem hidrolik, daya dapat ditransfer ke segala tempat
dengan mudah melalui pipa/selang fluida. 2. Melipat gandakan gaya.
Pada sistem hidrolik gaya yang kecil dapat digunakan untuk
menggerakkan beban yang besar dengan cara memperbesar ukuran diameter
silinder.
3. Sederhana.
Sistem hidrolik memperkecil bagian-bagian yang bergerak dan keausan
dengan pelumasan sendiri.
4. Hemat.
Pada batang tarik, desain dihadapkan pada pemilihan penampang yang
luasannya mampu menahan gaya tarik yang terjadi, sehingga nilai kapasitas
penampang murni ditentukan oleh luasan penampang. Hal yang juga harus
diperhatikan pada desain batang tarik adalah perlemahan yang terjadi pada
sambungan. Hal ini terjadi akibat adanya lubang akibat sambungan baut. Namun
sesuai dengan batasan masalah, maka perhitungan sambungan tidak dibahas
dalam.
5. Relatif aman.
Dibanding sistem yang lain, kelebihan beban (over load) mudah dikontrol
dengan menggunakan relief valve.
2.2.2
Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, pada
dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat
beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan
tekanan dan jumlah aliran yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Tidak punya bentuk yang tetap, selalu berubah sesuai dengan tempatnya.
b. Tidak dapat dimampatkan.
c. Meneruskan tekanan ke semua arah dengan sama rata.
Gambar 2.2 memperlihatkan dua buah silinder berisi cairan yang
dihubungkan dan mempunyai diameter yang berbeda. Apabila beban F diletakkan
di silinder kecil, tekanan P yang dihasilkan akan diteruskan ke silinder besar ( P =
F/A, beban dibagi luas penampang silinder ) menurut hukum ini, pertambahan
tekanan dengan luas rasio penampang silinder kecil dan silinder besar, atau F =
P.A.
F1 F 2
=
A 1 A2
F1 A1
=
F2 A2
Sehingga diperoleh:
Dimna :
F 1 F2
=
A1 A2
F1 = Gaya masuk
F2
= Gaya keluar
A1
A2
A1
dan
A2
Dalam sistem hidrolik, hal ini dimanfaatkan untuk merubah gaya tekan
fluida yang dihasilkan oleh pompa hidrolik untuk menggeserkan silinder kerja
maju dan mundur maupun naik/turun sesuai letak dari silinder. Daya yang
dihasilkan silinder kerja hidrolik, lebih besar dari daya yang dikeluarkan oleh
pompa. Besar kecilnya daya yang dihasilkan oleh silinder hidrolik dipengaruhi
besar kecilnya luas penampang silinder kerja hidrolik.
2.4 Komponen-Komponen Penyusun Sistem Hidrolik
2.4.1
Motor
Motor berfungsi sebagai pengubah dari tenaga listrik menjadi tenaga
mekanis. Dalam sistem hidrolik motor berfungsi sebagai penggerak utama dari
semua komponen hidrolik dalam rangkaian ini. Kerja dari motor itu dengan cara
memutar poros pompa yang dihubungkan dengan poros input motor. Motor yang
digunakan adalah motor AC 2 HP 1 fasa.
2.4.2
Pompa Hidrolik
7
Pompa hidrolik ini digerakkan secara mekanis oleh motor listrik. Pompa
hidrolik berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik
dengan cara menekan fluida hidrolik ke dalam sistem.
Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan
atau membangkitkan aliran fluida (untuk memindahkan sejumlah volume fluida)
dan untuk memberikan daya sebagaimana diperlukan.
Apabila pompa digerakkan motor (penggerak utama), pada dasarnya pompa
melakukan dua fungsi utama :
a. Pompa menciptakan kevakuman sebagian pada saluran masuk pompa.
Vakum ini memungkinkan tekanan atmospher untuk mendorong fluida dari
tangki (reservoir) ke dalam pompa.
b. Gerakan mekanik pompa menghisap fluida ke dalam rongga pemompaan,
dan membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya
ke dalam sistem hidrolik.
Pompa
ini
mempunyai
konstruksi
yang
sederhana,
dan
10
Dalam tipe ini, piston dan silinder blok tidak sejajar dengan as
penggerak tapi dihubungkan dengan suatu sudut. Dengan mengubah sudut
ini, keluarnya minyak dapat diatur. Bengkokan sumbu juga dapat dibuat
menjadi berlawanan arahnya sehingga arah hisap dan keluar menjadi
terbalik.
Katup (Valve)
Dalam sistem hidrolik, katup berfungsi sebagai pengatur tekanan dan
aliran fluida yang sampai ke silinder kerja. Menurut pemakainnya, katup hidrolik
11
12
dari silinder. Dari fungsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan
gerak piston silinder ini tergantung dari berapa fluida yang masuk kedalam
ruang silinder di bawah piston tiap satuan waktunya. Ini hanya mampu
dilakukan dengan mengatur jumlah aliran fluidanya.
merubah dan meneruskan daya dari tekanan fluida, dimana fluida akan mendesak
piston yang merupakan satu-satunya komponen yang ikut bergerak untuk
melakukan gerak translasi yang kemudian gerak ini diteruskan ke bagian mesin
melalui batang piston. Menurut kontruksi, silinder kerja hidrolik dibagi menjadi
dua macam tipe dalam sistem hidrolik, antara lain :
1. Silinder kerja penggerak tunggal (single Acting)
Silinder kerja jenis ini hanya memiliki satu buah ruang fluida kerja
didalamnya, yaitu ruang silinder di atas atau di bawah piston. Kondisi ini
mengakibatkan silinder kerja hanya bisa melakukan satu buah gerakan,
yaitu gerakan tekan. Sedangkan untuk kembali ke posisi semula, ujung
batang piston didesak oleh gravitasi atau tenaga dari luar.
2. Silinder kerja penggerak ganda (double Acting)
Silinder kerja ini merupakan silinder kerja yang memiliki dua buah
ruang fluida didalam silinder yaitu ruang silinder di atas piston dan di
bawah piston, hanya saja ruang di atas piston ini lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang di bawah piston karena sebagian ruangnya
13
2.4.5
14
Fluida Hidrolik
Fluida hidrolik adalah salah satu unsur yang penting dalam peralatan
2.4.7
hidrolik yang berfungsi untuk meneruskan fluida kerja yang bertekanan dari
pompa pembangkit ke silinder kerja. Mengingat kapasitas yang mampu
dibangkitkan oleh silinder kerja, maka agar maksimal dalam penerusan fluida
kerja bertekanan, pipa-pipa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mampu menahan tekanan yang tinggi dari fluida.
b. Koefisien gesek dari dinding bagian dalam harus sekecil mungkin.
c. Dapat menyalurkan panas dengan baik.
d. Tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan.
e. Tahan terhadap perubahan cuaca.
f. Berumur relatif panjang.
g. Tahan terhadap korosi.
2.4.8
relief valve. Disamping itu hand kontrol valve dan peralatan perlengkapan dipakai
sesuai keperluan.
Syarat-syarat pembuatan unit pompa hidrolik (Power Pack) antara lain sebagai
berikut:
16
a.
Tangki
minyak
harus
dirancang
untuk
mencegah
masuknya
debu
dan
Kapasitas
dan
ukuran
tangki
minyak
harus
cukup
besar
untuk
pembuatannya,
rangkaian
sistem
hidrolik
diperlukan
banyak
atau
tanda
penghubung
sistem
hidrolik
yang
dikumpulkan
dalam lembar norma DIN 24300 (1966). Tujuan lambang atau simbol yang
diberikan pada sistem hidrolik adalah:
a. Memberikan suatu sebutan yang seragam bagi semua unsur hidrolik.
b. Menghindari kesalahan dalam membaca skema sistem hidrolik.
c. Memberikan pemahaman dengan cepat laju fungsi dari skema sistem hidrolik.
d. Menyesuaikan literatur yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri.
17
18
Logam
Non Logam
Ferro
Non Ferro
20
Besi Tempa
Baja
Besi Tuang
21
6. Perlakuan panas
2.8.1
Pendahuluan Perancangan
Kesejahteraan dan kualitas hidup manusia yang telah dapat mencapai
tingkat yang sangat tinggi pada saat ini, yang dapat dilihat antara lain pada
kesejahteraan materi dan kesehatan fisik masyarakat, sebagian besar adalah
diciptakan, dibuat, dan dimanfaatkannya berbagai produk dan jasa yang tak
terhitung macam dan jumlahnya dan yang kini telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan lagi dari kehidupan manusia sehari-hari, oleh para insinyur dan ahliahli teknik lainnya.
Perancangan dan pembuatan produk merupakan bagian yang sangat besar
dari semua kegiatan teknik yang ada. Kegiatan perancangan dimulai dengan
didapatkannya persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan
konsep
produk,
disusul
kemudian
dengan
perancangan,
22
industri dalam negeri dapat berpartisipai atau tidak dalam pembangunan proyek.
Dalam
melaksanakan
tugas
merancangnya,
perancang
memakai
dan
memanfaatkan ilmu pengetahuan, ilmu dasar teknik, pengetahuan empiris, hasilhasil penelitian, informasi dan teknologi, yang semuanya dalam versi
perkembangan dan kemajuan mutakhir .
2.8.2
23
bahasa penghubung antara keduanya dan merupakan elemen yang penting dalam
suatu proses perancangan.
2.8.3
24
25
26
komponen, biaya gudang dan biaya pajak. Keuntungan dari penjualan yaitu 10%
dari seluruh biaya pembuatan produk.
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.2
27
3.3
Kehadiran Perancang
Keterlibatan langsung perancang dalam perancangan ini menjadi
keharusan karena sebagai petunjuk pemahaman dari seorang perancang untuk
mengetahui model penampang, bentuk profil, dimensi dari sebuah mesin.
3.4
3.5
Sketsa komponen-komponen
dan jumlah komponen
Pengecekan keabsahan
data komponen
no
yes
Analisa Perhitungan
no
yes
finish
Gambar 3. 1 metodologi perancangan
Gambar 3.1
3.6
29
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua tahap, yakni :
-
3.8
30
kemudian
menjumlahkan,
dan
membandingkan
terhadap
3.10
Tabel toleransi
Penggunaan toleransi secara umum dapat dilihat pada table toleransi
dibawah ini:
31
Tabel 3. 1 Toleransi
32
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA PERHITUNGAN
33
34
Jumlah komponen
Punch
Die
1 buah
1 buah
2 buah
Pasak (P 25 x L 30 x T 1,7)
Pasak (P 12 x L 16,2 x T 2,8)
1 buah
2 buah
Rangka
1 buah
Baut
Mur
Ring baut
Motor penggerak
Hidrolik cutting
Pengontrol otomatis
Direction valve
Pipa / selang
Fluida
Nepel
Filter oil
Jumlah komponen
(M16 8 bh)(M14 12 bh)(M8 2 bh)
(M16 8 bh)(M14 8 bh)(M22 16bh)
(40 bh)
(1 unit)
(1unit )
(3 unit)
(1unit )
2 unit
8 liter
4 buah
1 buah
35
4.3.1
Profil Reng
Profil baja ringan yang beredar di pasaran Indonesia dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Profil C, ketebalan 0,75 mm dan 1,2 mm, digunakan pada fabrikasi kudakuda (truss), dan usuk (rafter).
2. Profil A dengan ketebalan antara 0,3 mm sampai 0,7 mm (idealnya 0,55
mm), yang biasa digunakan sebagai reng.
Pada perancangan ini hanya akan merancang mesin press hidrolik
cutting untuk profil reng, Berikut spesifikasi material dari profil reng :
36
4.3.2
7.7-8.03
190-210
1158
1034
Hardness (HB)
335
(Sumber : http://www.steelss.com/Tool-steel/skd-11.html)
4.4.2
4.4.3
38
Diketahui :
d 21 .
4
2
A = 0,785. d 1
A = 0,785 . 5 2
A = 19,625 Cm2
- Mencari luas penampang batang torak (Ar)
2
Ar = 0,785. d 2
Ar = 0,785. 4,52
Ar = 15,89 Cm2
- Langkah maju (secara teoritis)
t=
A.h
Q
t=
19,625 . 25
55,125
t = 8,92 detik
- Langkah maju (aktual/pada pengujian)
39
4.4.5
40
(sumber : www.alibaba.com)
F1 F 2
=
A 1 A2
41
F1 A1
=
F2 A2
Sehingga diperoleh:
Dimna :
F 1 F2
=
A1 A2
F1 = Gaya masuk
F2
= Gaya keluar
A1
A2
A1
dan
A2
42
F1 A1
=
F2 A2
1.4169 N 2,833 .104 m2
=
F2
9,62 .104 m2
F2 = 0,41699 N
Power Pressure
P = F/A
P = 0.41699 N / 19,625 . 10-4 m2
P = 212,479 N/m2
BAB V
KESIMPULAN
1.1
Kesimpulan Rancangan
Dari hasil dan pembahasan yang ada di bab IV maka dapat disimpulkan
dalam perancangan mesin rol baja ringan ini di antaranya:
1. Mesin pres semi otomatis ini bekerja dengan menggunakan motor
penggerak dengan daya 1 hp, 3 phase dan putaran 1410 rpm serta gear
pump dengan tipe To 80 144BC.
2. Mesin pres semi otomatis menggunakan aktuator dengan kapasitas 10 ton.
43
DAFTAR PUSTAKA
Wei-Wen, Yu,. 2000. Cold Framed Steel Design, Third Edition, John Wiley &
Sons, INC.
Macdonald M., Taylor G. T., Rhodes J.: The Effect of Cold Forming on the Yield
Strength of Thin Gauge Steel Hardness Test Approach.
Walker, A. C., Ed.: Design and Analysis of Cold-Formed Sections,: John Wiley
and Sons, New York, 1975.
44
45
LAMPIRAN
46