Professional Documents
Culture Documents
b.
ANION
S2-, SO32-, CO32-, NO2-, I-, Br- , Cl-, PO43-, CrO42- atau Cr2O72-, NO3-,
SO42MnCl2
FeCl3
FeCl3
HCl pekat
K3[Fe(CN)6]
K4[Fe(CN)6]
H+(HCl encer)
H+
Warna hitam-coklat yang dihasilkan oleh anion pengoksida NO2, CrO42-, NO3Perubahan warna yang dihasilkan dari CrO42- dan Cr2O72Gas tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan oleh S2-, SO32- dan ClGas berwarna yang berasal dari NO2-, I-, dan BrEndapan biru dihasilkan oleh anion pereduksi : S2-, SO32-, I-, dan NO2Jika di dalam sampel telah terdapat senyawa pengoksida maka
kemungkinan adanya senyawa pereduksi menjadi sangat kecil.
Nama senyawa anion pengoksidasi dan pereduksi :
No.
Jenis Anion
Pengoksid
Pereduksi
1.
Nitrit (NO2-)
Sulfida (S2-)
2.
Kromat (CrO42-)
Sulfit (SO32-)
Nitrat (NO3)
Iodida (I-)
3.
Interpretasi
Suasana dingin
Tidak ada
perubahan
Perubahan warna
Tidak berwarna
Tidak berbau
Dihasilkan gas
Tidak berwarna
Dihasilkan gas
bau
Dihasilkan gas
Yang berwarna
Suasana
panas
PO43-, SO42-
CO32-
CO2(g)
S2- H2S
SO32- SO2
Cl- HCl
NO2- NO2(coklat)
I2(ungu)
Br- Br2 (merah-coklat
Sama seperti
suasana dingin
Sama seperti
suasana dingin
Sama seperti
suasana dingin
NO3
NO2
asam
klorida
ke
dalam
sampel
akan
juga
dilakukan
asam
penambahan
atau
sedikit
asam
sulfat
encer
melalui
asam
asetat,
kemudian
menambahkan
sedikit
I2
+ 5Cl2(aq)
Dengan
+ 6H2O
hilangnya
warna
IO3-
coklat
tua
+ 10Clmaka
+ 12H+
melanjutkan
2Br-
Cl2(aq)
harus
terlebih
dahulu
dihilangkan
dengan
cara
(S2O82-)
bromide,
tetapi
akan
akan
tidak
mengoksidasi
cukup
iodide
kekuatannya
dan
untuk
2X-
+ S2O82-
X2
2SO42-
Cl-
Ag+
AgCl(s)putih
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak,
garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut
Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna,
kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion
berdasarkan
pada
kelarutan
garam-garam
Ca,
Ba,
Cd
dan
garam
dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion
berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau
H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H 2SO4 pekat.
Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion
yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Berikut adalah
reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin,
tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat
memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis
anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data
kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang
anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut
dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena
PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air
dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi
kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya
dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat
dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu
disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena ES suasana basa maka
larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum
digunakan ditambahkan dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk
mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na 2CO3 ion-ion logam
diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang
ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.
Cara pengenalan anion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu berdasarkan Bunsen, Gilreath
dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam kalsium, barium, cadmium dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakannya, yaitu pemeriksaan anion yang dapat menguap bila diolah dengan asam, dan
pemeriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.
Analisis kuantitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan
megidntifikasi ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen,
kesetimbangan
redoks
dan
kesetimbangan
ion
kompleks
merupakan
jenis-jenis
a.
dengan anion dariasam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa. Misalnya anion S 2-,
PO43-, dan CO32- adalah basa Bronsted-Lowry yang kuat. Garam yang berasal dari anion ini
dengan kation seperti K+ bereaksi dengan air dan menghasilkan larutan yang bersifat basa.
Misalnya:
S2- + H2O HS- + OH-
b.
Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktor, sebagian lain
sifat oksidator reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan
oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I -, S2- dan SO3- merupakan reduktor dalam
suasana asam.
I2(s) + 2 e 2 I- E0 = 0.536 V
S(s) + 2 H+ + 2 e H2S(aq) E0 = 0.142 V
SO42- + 4 H+ + 2 e H2SO3(aq) + H2O(l) E0 = 0.172 V
c.
Kesetimbangan kelarutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion.
Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba 2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari
anioan tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Demikian pula dengan reaksi
pengendapan anion dengan menggunakan ion Ag+ merupakan bagian penting dari uji analisis
anion.
Ion sulfit, karbonat, kromat, fosfat dan sulfat, bila direaksikan dengan Ba 2+ akan
menghasilkan garam barium yang hanya sedikit larut dalam air, yang ditunjukkan dengan
kecilnya nilai Ksp.
Cl-
Br-
Pengamatan
Bergelembung, tidak berwarna, bau
menusuk, asap putih pada udara
lembab, lakmus biru menjadi merah
Reaksi
Anion
lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat
bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas
cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. golongan sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,AsO43b. golongan halida : Cl-, Br-, I-, S2c. golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-.
Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut
dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan
sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan
penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium
lainnya berwarna putih. Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan
perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak,
yaitu: AgCl (putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag 2S (hitam). Anion yang tidak
menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan diatas kemungkinan mengandung anion
golongan nitrat.
Jika sampel Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat
maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl
(putih), AgBr (kuning), AgI (kuning muda), Ag2S (hitam).
Anion yang tidak menunjukkan uji yang positif untuk kedua golongan di atas kemungkinan
mengandung anion golongan nitrat. Jika sampel mengandung beberapa kation maka uji
pendahuluan diatas tidak cukup untuk menentukan ada atau tidaknya suatu anion.
3. Iodida
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromida.Perak,merkurium (II), tembaga
(I) dan timbel iodide adalah garam-garam yang sedikit larut. Kepekaan 2 mg I 2 (batas
konsentrasi 1 dalam 20.000).
4. Nitrat
Semua nitrat larut dalam air, nutrat dari merkurium dan bismuth menghasilkan garam basa
setelah diolah dengan air.Garam-garam ini larut dalam asam nitrat encer. Kepekaan 0,05 mg
Nitrat dengan batas konsentrasi 1 dalam 1 juta.
5. Sulfat
Sulfat dari barium, stronsium dan timbale praktis tidak larut dalam air. Sulfat dari merkurium
(II) dan kalsium larut sedikit dan kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya larut.
6. Kromat
Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat warna yang menghasilkan larutan kuning bila
larut dalam air. Asam mineral encer, yaitu ion-ion hydrogen, kromat, berubah menjadi
dikromat.
Sifat Bahan
AgNO3
Sifat fisik: Padatan kristal tidak berwarna, titik leleh: 59C, titik didih: 97C, densitas: 1,82.
Sifat kimia: Larut dalam asam nitrat encer, reagen analitik.
H2SO4
Sifat fisik: cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, agak kental, higroskopis, bersifat korosif, asam
kuat, titik leleh: -10C, titik didih 315-338C, densitas: 1,8.
Sifat kimia: digunakan sebagai katalis, merupakan asam kuat.
HNO3
Sifat fisik: Asam anorganik, tidak berwarna, tidak berbau, agak kekuningan, bersifat korosif, densitas:
1,89, titik leleh: -4,1C, titik didih: 83C.
Sifat kimia: sebagai oksidator.
HCl
Sifat fisik : tidak berwarna, berbau tajam, titik didih: 84,9C
Sifat kimia: larut dalam pelarut air, termasuk asam kuat, dilarutkan dengan mereaksikan NaCl dengan
H2SO4 pekat.
Aquades
Sifat fisik: berat molekul18. Densitas 1,08, titik leleh 0C, titik didih 100C.
Sifat kimia: bersifat polar dan sebagai pelarut universal.