You are on page 1of 59

METODE STATISTIK

Lukman Harun

Materi Kuliah
1. Uji Hipotesis
o.Pendahuluan
o.Tipe Kesalahan
o.Prosedur pengujian hipotesis
o.Uji rata-rata dua pihak
o.Uji rata-rata satu pihak
o.Uji kesamaan dua rata-rata dua pihak
o.Uji kesamaan dua rata-rata satu pihak
o.Uji Proporsi dua pihak
o.Uji proporsi satu pihak
o.Uji kesamaan dua proporsi dua pihak
o.Uji kesamaan dua proporsi satu pihak

Uji varians dua pihak


Uji varians satu pihak
Uji kesamaan dua varians
Uji kesamaan dua varians atau lebih
Uji normalitas data menggunakan Chi-kuadrat
dan Lilliefors
2. ANAVA satu arah untuk uji kesamaan tiga ratarata atau lebih
3. Analisis regresi
4. Analisis Korelasi

o
o
o
o

Buku Teks
Budiyono. 2004 .

Statistika

Untuk

Penelitian.
Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Sudjana. 1996 .
Metode
Statistika.
Bandung :
Tarsito
Walpole R. 1993. Introduction to Statistics
3rd
edition. Jakarta : Gramedia.

Uji Hipotesis
Pembahasan

yang
dalam penelitian.

banyak

digunakan

Uji Hipotesis merupakan prosedur yang

berisi sekumpulan aturan yang menuju


kepada suatu keputusan apakah akan
menerima
atau
menolak
hipotesis
mengenai
parameter
yang
telah
dirumuskan.

HIPOTESIS STATISTIK
Definisi 12.1
Hipotesis Statistik, disingkat Hipotesis,
adalah
suatu
asersi
(assertion
/
pernyataan) atau konjengtur (conjecture /
perkiraan) mengenai satu atau lebih
populasi.
Dengan kata lain, Hipotesis merupakan

pernyataan atau dugaan mengenai


kuantitas yang ada di satu atau lebih
populasi.
Dugaan

berdasarkan

kepada

telaah

Contoh:
Peneliti bidang kedokteran berdasarkan
teori-teori tertentu menemukan jenis
vaksin baru(misal vaksin A) lebih baik dari
vaksin yang lain (misal vaksin B).
Pernyataan bahwa vaksin A lebih baik
daripada
vaksin
B
adalah
suatu
Hipotesis.
Indikator
pembandingnya
harus
ditentukan.
Misal
indikatornya adalah kecepatan
sembuhnya pasien.

Andaikan

dalam
eksperimen,
vaksin
A
dikenakan kepada sekelompok pasien (sampel I)
dan vaksin B dikenakan kepada sekelompok
pasien yang lain (sampel II).
Berdasarkan ini maka Hipotesis vaksin A lebih
baik daripada vaksin B dapat diterjemahkan
menjadi pernyataan:
A > B
dimana:
A adalah Rataan kecepatan sembuh pasien
kelompok A
B adalah Rataan kecepatan sembuh pasien

Selanjutnya, melalui Uji Hipotesis akan

diketahui
apakah
hipotesis
tersebut
benar(diterima)
atau
hipotesis
tidak
benar(ditolak).
Kebenaran

100% dari suatu hipotesis


tidak akan pernah diketahui, kecuali
penelitian dikenakan kepada seluruh
anggota di populasinya.

Bisa

jadi
suatu
Hipotesis
diterima
kebenarannya ketika diuji pada sampel
tertentu, namun Hipotesis ditolak ketika

Uji statistik diperlukan apabila melakukan inferensi

dari sampel ke populasi.


Maksudnya, peneliti melakukan sampling dalam
melakukan penelitian.
Kalau peneliti tidak melakukan sampling dan
kemudian peneliti tersebut dapat mengamati
seluruh anggota populasi maka tidak diperlukan uji
statistik.
Kesalahan peneliti pemula:
Biasanya
menetapkan suatu populasi yang
ukurannya kecil.
Karena populasi kecil, maka seluruh populasi
diambil sebagai sampel.
Kemudian di uji statistik sebagaimana dilakukan

HIPOTESIS

NOL
ALTERNATIF (H1)

(H0)

dan

HIPOTESIS

Hipotesis

nol
adalah
hipotesis
yang
dirumuskan dengan harapan bahwa hipotesis
tersebut nantinya ditolak setelah dilakukan uji
hipotesis.
Penolakan hipotesis nol akan mengakibatkan
penerimaan hipotesis alternatif.
Hipotesis nol memuat tanda = , atau .
Hipotesis Alternatif adalah hipotesis yang

dirumuskan dengan harapan bahwa rumusan


tersebut nantinya akan diterima kebenarannya
setelah dilakukan uji hipotesis.

Terdapat 3 macam pasangan hipotesis (H0 dan H1) yaitu

Tipe A, Tipe B dan Tipe C.


Misal hipotesisnya mengenai suatu rataan, maka
rumusan ketiga tipe adalah sebagai berikut (c adalah
bilangan konstan).
Tipe A
Tipe B
Tipe C

H0: = c

H0: c

H0: c

H1: c

H1: > c

H1: < c

Misal hipotesisnya tentang perbedaan rataan, maka

rumusan ketiga tipe adalah sebagai berikut.


Tipe A
Tipe B
Tipe C

H0: A = B

H0: A B

H0: A B

Perumusan Hipotesis Tipe A sering disebut

perumusan hipotesis dua ekor atau dua pihak.


Tipe B sering disebut perumusan hipotesis

satu ekor kanan atau pihak kanan.


Tipe C sering disebut perumusan hipotesis

satu ekor kiri atau pihak kiri.

Pihak kanan / ekor kanan

Pihak kiri / ekor kiri

Pada buku SUDJANA, perumusan Tipe B

sbb:

H0: A = B
H1: A > B
Pada buku BUDIYONO, perumusan Tipe B
sbb:

H0: A B
H1: A > B
Perumusan buku SUDJANA ada pernyataan

yang hilang,yaitu ( A < B ).

TIPE KESALAHAN
Definisi 12.2
Kesalahan Tipe I adalah kesalahan yang
terjadi ketika peneliti menolak H0, padahal
seharusnya H0 tersebut benar.
Kesalahan Tipe II adalah kesalahan yang

terjadi ketika peneliti menerima H0, padahal


seharusnya H0 tersebut tidak benar.

Peluang
terjadinya
kesalahan
tipe
I
dilambangkan dengan dan disebut
Tingkat
Signifikansi
atau
tingkat
kebermaknaan uji.

Peluang
terjadinya kesalahan tipe II
dilambangkan dengan . Kuantitas (1- )
disebut kekuatan atau daya uji hipotesis.

Pada pengujian hipotesis sangat diinginkan


untuk memperoleh baik maupun yang
kecil.

Dikaitkan dengan kurva fungsi densitas, maka


merupakan luas daerah di bawah kurva, di
atas sumbu mendatar dan dibatasi oleh garis
yang melewati sebuah titik Z = z0 , apabila
fungsi densitasnya merupakan distribusi normal
standar.
nilai z0 disebut nilai kritik (NK) atau harga
kritik.

Untuk hipotesis Tipe A, daerah yang luasnya


sama dengan terbagi menjadi dua yang sama
luasnya, masing-masing di ujung kanan dan
ujung kiri dengan luas masing-masing sebesar
/2 .
Untuk hipotesis Tipe B, daerah yang luasnya
sama dengan berada di ujung kanan,
sedangkan untuk hipotesis Tipe C daerah yang
luasnya sama dengan berada di ujung kiri.

Jadi, kalau fungsi densitasnya adalah fungsi


normal baku, maka Daerah Kritik (DK) / daerah
penolakan untuk masing-masing tipe hipotesis
adalah sbb:
Tipe A: DK = {

Tipe B: DK = {

Tipe C: DK = {

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus


lebih dulu menentukan besarnya sebelum
melakukan uji hipotesis.
Tidak ada pedoman
menentukan .

yang

baku

untuk

PROSEDUR HIPOTESIS

1. Merumuskan H0 dan H1 .
2. menentukan taraf signifikansi, yaitu yang
akan dipakai untuk uji hipotesis.
3. Memilih statistik uji yang cocok untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
4. Komputasi / menghitung nilai statistik uji
berdasarkan data amatan yang diperoleh
dari sampel.
5. Menentukan nilai kritik dan daerah kritik
berdasarkan tingkat signifikansi yang telah
ditetapkan.
6. Menentukan keputusan uji mengenai H0 ,
yaitu H0 ditolak atau H0 diterima.
7. Kesimpulan.

Jenis-jenis Pengujian Hipotesis


Berdasar Kriterianya.

1. Bedasarkan Jenis Parameternya:


a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
Adalah pengujian hipotesis mengenai ratarata
populasi yang didasarkan atas informasi
sampelnya.
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
Adalah pengujian hipotesis mengenai
proporsi
populasi yang didasarkan atas informasi
(data)
sampelnya.
c. Pengujian hipotesis tentang varians
Adalah pengujian tentang varians populasi

Berdasarkan
jenis
distribusinya dibedakan atas
empat jenis yaitu:
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
adalah pengujian yang menggunakan
distribusi Z sebagai uji statistik.
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t ( tstudent)
adalah pengujian yang menggunakan
distribusi t sebagai uji statistik.
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi
(chi kuadrat)
adalah pengujian yang menggunakan
distribusi sebagai uji statistik.
d. Pengujian hipotesis dengan distribusi F ( Fratio)

Pengujian Hipotesis RataRata


a. Pengujian Rata-Rata : Uji Dua Pihak
Uji Statistik
1) Simpangan baku populasi (

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = {

) diketahui :

2) Simpangan baku populasi (


diketahui :

) tidak

Keterangan :
s = pendugaan dari
(simpangan baku
sampel)
= nilai
sesuai dengan H0

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = {

Dengan derajat kebebasan dk =


n-1

Contoh 1:
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa
lampunya bisa tahan pakai sekitar 800 jam.
Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai
lampu itu telah berubah. Untuk menentukan hal
ini, dilakukan penelitian dengan jalan menguji 50
lampu. Ternyata rata-rata 792 jam. Dari
pengalaman, diketahui bahwa simpangan
baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah
dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas lampu
itu sudah berubah atau belum.

Jawab:
Diket:
= 800
= 792
n = 50
= 60
= 0,05 = 5%
1. Ho : = 800 (Kualitas lampu belum berubah)
H1 : 800 (Kualitas lampu sudah berubah)
2. =5% = 0,05
3. Statistik Uji:
4. Komputasi:
5. Daerah Kritik:
Z1/2(1- ) =Z1/2(1-0,05) = Z1/2(0,95)= Z0,475 = 1,96
DK = { Z < -1,96 atau Z > 1,96 }
Z = -0,943

/ DK

6. Keputusan Uji : Ho diterima


7. Kesimpulan:
Jadi kualitas lampu belum berubah, masa
pakai lampu masih sekitar 800 jam.

Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa


lampunya bisa tahan pakai sekitar 650 jam.
Akhir-akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai
lampu itu telah berubah. Untuk menentukan hal
ini, dilakukan penelitian dengan jalan menguji 30
lampu. Ternyata rata-rata 653 jam. Dari
pengalaman, diketahui bahwa simpangan
baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah
dengan taraf nyata 0,05 apakah kualitas lampu
itu sudah berubah atau belum.

Contoh 2:
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa
tahan pakai sekitar 800 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan
bahwa masa pakai lampu itu telah berubah. Untuk
menentukan hal ini, dilakukan penelitian dengan jalan
menguji 50 lampu. Dari sampel didapat s = 55 jam.
Ternyata rata-rata 792 jam. Selidikilah dengan taraf nyata
0,05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau belum.

Jawab:
Diket:
= 800
= 792
n = 50
s = 55
= 0,05 = 5%
1. Ho : = 800 (Kualitas lampu belum berubah)
H1 : 800 (Kualitas lampu sudah berubah)
2. =5% = 0,05
3. Statistik Uji:
4. Komputasi:
5. Daerah Kritik:

t1- /2;n-1 = t1-0,05/2;50-1 = t1-0,025;49 = t0,975;49 =


2,01
DK = { t < -2,01 atau t > 2,01 }

6. Keputusan Uji : Ho diterima


7. Kesimpulan:
Jadi kualitas lampu belum berubah, masa
pakai lampu masih sekitar 800 jam.

Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa


tahan pakai sekitar 650 jam. Akhir-akhir ini timbul dugaan
bahwa masa pakai lampu itu telah berubah. Untuk
menentukan hal ini, dilakukan penelitian dengan jalan
menguji 30 lampu. Dari sampel didapat s = 55 jam.
Ternyata rata-rata 653 jam. Selidikilah dengan taraf nyata
0,05 apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau belum.

Soal 1:
Seorang pengusaha menemukan cara baru
memproduksi benang dengan daya rata-rata 8 kg.
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah klaim
pengusaha itu benar. Peneliti mengambil sampel
dengan ukuran 50 dan setelah diuji diperoleh rataan
daya tahan 7,8 kg dengan deviasi baku 0,5 kg.
Bagaimana kesimpulan uji tersebut, jika diambil =
1%.

SoaL 2 :
Sebuah sampel terdiri atas 15 kaleng cat, memiliki
isi berat kotor seperti yang diberikan berikut ini. (isi
berat kotor dalam kg/kaleng)
1,21
1,21
1,23
1,20
1,20
1,24
1,22
1,24
1,21
1,19
1,19
1,18
1,19
1,23
1,18
Jika digunakan taraf nyata 1 %, dapatkah kita
menyakini bahwa populasi cat dalam kaleng ratarata memiliki berat kotor 1,2 kg/kaleng? (dengan
alternatif tidak sama dengan).

Soal 3:
Untuk melihat apakah rataan nilai matapelajaran matematika
siswa kelas XII SMU Emboh-Ngendi tidak sama dengan
75, secara random dari populasinya diambil 12 siswa.
Ternyata nilai keduabelas siswa tersebut adalah sbb:
83 51 75 76
72 65 98 58
61
87 74 79
Jika diambil = 1% dan dengan mengasumsikan bahwa
distribusi nilai-nilai di populasi normal, bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut?

b. Pengujian Rata-Rata : Uji satu


Pihak

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = { z | z z0,5- }

2) Simpangan baku populasi (


diketahui :

) tidak

Keterangan :
s = pendugaan dari
(simpangan baku
sampel)
= nilai
sesuai dengan H0

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika

DK = { t | t t1- }
Dengan derajat kebebasan dk =
n-1

Soal 3:
Menurut pengalaman selama beberapa tahun terakhir, pada
ujian matematika standar yang diberikan kepada siswa-siswa
SMA di Semarang diperoleh rataan 76,5 dengan deviasi
baku 8,0. Tahun ini dilaksakan metode baru untuk dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi
matematika tersebut. Setelah metode baru tersebut
dilaksanakan, secara random dari populasinya, diambil 100
siswa untuk dites dengan ujian matematika standar dan
ternyata dari 100 siswa tersebut diperoleh rataan 78,7. Jika
diambil = 5%, apakah dapat disimpulkan bahwa metode
baru tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
matematika?

Soal 4:
Untuk melihat apakah rataan nilai matapelajaran matematika
siswa kelas XII SMU Emboh-Ngendi lebih dari 75, secara
random dari populasinya diambil 15 siswa. Ternyata nilai
kelimabelas siswa tersebut adalah sbb:
81 51 71 76 81
75 67 98 58 69
63
87 74 79 81
Jika diambil = 1% dan dengan mengasumsikan bahwa
distribusi nilai-nilai di populasi normal, bagaimana
kesimpulan penelitian tersebu?

Soal 5:
Akhir-akhir ini masyarakat mengeluh dan mengatakan
bahwa isi bersih makanan A tidak sesuai dengan yang
tertulis pada bungkusnya sebesar 50gram. Untuk meneliti
hal ini, 20 bungkus makanan A diteliti secara acak. Dari ke20 isi bungkus tersebut, berat rata-ratanya 48,3gram. Dan
simpangan baku 0,2. dengan taraf nyata 0,05 tentukan apa
yang akan kita katakan tentang keluhan masyarakat tersebut.

Soal 6:
Dari hasil tes matematika standar pada suatu populasi,
biasanya diperoleh rataan 70. seorang peneliti mencobakan
metode baru dengan harapan bahwa metode baru tersebut
dapat meningkatkan prestasi matematika siswa. Setelah
metode baru tersebut dicobakan, diambil secara random 6
siswa. Nilai-nilai mereka setelah dites dengan tes
matematika standar adalah:
70 71 68 80 84 53
Jika = 5%, apakah dapat disimpulkan bahwa metode baru
tersebut dapat meningkatkan prestasi siswa?

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata :


Uji Dua Pihak
Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan
antara dua keadaan atau tepatnya dua populasi.
Misal:
Membandingkan dua cara mengajar,
Membandingkan dua metode,
Membandingkan dua cara produksi,
Dll.
Pasangan Hipotesis:
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2

1. 1 =
diketahui

dan

Statistik yang digunakan:

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = {

2.

1=

dan

tidak diketahui

Statistik yang digunakan:

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = {

Dengan derajat kebebasan

Soal:
1. Seorang peneliti ingin membandingkan dua buah metode
pembelajaran, yaitu metode lama dengan metode baru.
Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah apakah metode
baru tersebut sama efektifnya dengan metode yang lama atau
tidak. Data dari dua metode tersebut adalah sebagai berikut:
Kelas

Metode

Rataan

Deviasi
Baku

IA

Lama

50

74

IB

Baru

40

78

Bagaimana kesimpulan penelitian tersebut jika diambil =1%?


Asumsikan deviasi baku yang diperoleh dari sampel dapat
mewakili deviasi baku populasinya.

Soal:
2. Pak Andi mempunyai metode baru untuk
memproduksi batik. Pertanyaan pak Andi adalah
apakah metode baru tersebut sama efektifnya
dengan metode lama atau tidak. Kemudian pak Andi
membandingkan dua metode tersebut. Dengan
metode baru pak andi menguji cobakan kepada 20
orang, dan rata-rata menghasilkan 30 lembar
batik/bulan. Sedangkan metode lama menghasilkan
28 lembar/bulan untuk 15 orang. Dengan deviasi
baku populasi = 0,8 dan =1%. Bagaimana
kesimpulannya?

Soal 3:
Seseorang ingin menunjukkan bahwa siswa wanita dan
siswa pria sama kemampuannya dalam matematika.
Untuk itu ia mengambil 10 wanita dan 7 pria sebagai
sampel. Nilai-nilai mereka adalah:
Wanita: 85 78 66 92 65 83 75 90 70 80
Pria : 80 86 87 75 79 66 78
Jika diasumsikan bahwa sampel-sampel tadi diambil
dari populasi-populasi normal yang variansi-variansinya
sama tetapi tidak diketahui. Dengan = 5%, bagaimana
kesimpulan penelitian tersebut?

3. 1
diketahui

dan kedua-duanya tidak

Statistik uji yang digunakan:

Kriteria Pengujian:
H0 ditolak jika:
DK: {
Dengan:

Soal 1:
Peneliti mengambil sampel 10 mahasiswa dan 12
mahasiswi. Peneliti ingin menunjukkan bahwa
mahasiswa dan mahasiswi sama kemampuannya dalam
belajar. Nilai-nilai mereka adalah:
Mahasiswa : 83 88 56 82 65 83 75 80 70 90
Mahasiswi : 90 76 87 75 79 76 88 78 56 90 85 55
Jika diasumsikan bahwa sampel-sampel tadi diambil
dari populasi-populasi normal yang variansi-variansinya
tidak sama dan tidak diketahui. Dengan = 5% dan =
1%, bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?

Soal 2:
2. Seorang peneliti ingin melihat apakah anak laki-laki
mempunyai prestasi yang berbeda dengan anak
perempuan. Peneliti tersebut mengambil 15 anak
laki-laki dan 21 anak perempuan sebagai sampel
penlitian. Setelah diberikan tes yang sama, rataan
anak laki-laki adalah 75 dengan deviasi baku 12 dan
rataan anak perempuan adalah 73 dengan deviasi
baku 10. dengan mengambil =5% dan =1% dan
dengan mengasumsikan bahwa variansi kedua
populasi sama, bagaimana kesimpulan penelitian
tersebut?
3. Seperti soal no.2, tetapi diasumsikan variansi kedua
populasi tidak sama.

4. Observasi Berpasangan
Statistik uji yang digunakan:

Kriteria Pengujian:
H0 ditolak jika:
DK: {

soal:
Suatu metode pembelajaran diuji cobakan terhadap
suatu pembelajaran. Sepuluh siswa diambil secara
random. Hasil tes prestasi belajar sebelum dan sesudah
diberi metode adalah sebagai berikut.
No

10

60

65

80

75

63

55

68

87

60

85

68

63

75

80

75

65

75

80

70

90

Y: nilai sebelum diberi metode.


X: nilai sesudah diberi metode.
Jika diambil =5% dan =1%, apakah dapat diyakini
bahwa terdapat perbedaan setelah diberi metode.

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata:


Uji
Satu
Pihak
1. 1= 2 =
dan
tidak
diketahui
Statistik yang digunakan:

Kriteria pengujian
H0 ditolak jika
DK = { t |

Dengan derajat kebebasan

2. 1
diketahui

dan kedua-duanya tidak

Statistik uji yang digunakan:

Kriteria Pengujian:
H0 ditolak jika:
DK: { t |
Dengan:

Soal 1:
Seseorang ingin menunjukkan bahwa kemampuan
dalam matematika siswa wanita lebih baik dari siswa
pria. Untuk itu ia mengambil 10 wanita dan 9 pria
sebagai sampel. Nilai-nilai mereka adalah:
Wanita: 85 78 66 92 65 83 75 90 70 80
Pria : 80 86 87 75 79 66 78 85 93
Jika diasumsikan bahwa sampel-sampel tadi diambil
dari populasi-populasi normal yang variansi-variansinya
sama tetapi tidak diketahui. Dengan = 5% dan =1%,
bagaimana kesimpulan penelitian tersebut?

Soal:
2. Seorang peneliti ingin melihat apakah anak laki-laki
mempunyai prestasi yang lebih baik daripada anak
perempuan. Peneliti tersebut mengambil 20 anak
laki-laki dan 15 anak perempuan sebagai sampel
penelitian. Setelah diberikan tes yang sama, rataan
anak laki-laki adalah 78 dengan deviasi baku 10 dan
rataan anak perempuan adalah 76 dengan deviasi
baku 8. dengan mengambil =5% dan =1% dan
dengan mengasumsikan bahwa variansi kedua
populasi sama, bagaimana kesimpulan penelitian
tersebut?
3. Seperti soal no.2, tetapi diasumsikan variansi kedua
populasi tidak sama.

Populasi binomial:
dalam 1 populasi ada 2 nilai

You might also like