Professional Documents
Culture Documents
Bukti audit
Dalam sebuah bisnis ataupun perekonomian, audit menjadi hal yang sangat penting
sekali dikarenakan audit dapat menimbulkan kepercayaan yang lebih kepada para pihak yang
berkepentingan, contohnya saja pada suatu perusahaan, suatu audit sangat diperlukan oleh
para pemegang saham atau pihak yang akan menanam saham guna memantau ataupun
melihat kondisi dan perkembangan perusahaan dimana para pemegang saham mempunyai
hak milik tanpa adanya suatu intervensi dari pihak manapun baik manajemen atau karyawaan
perusahaan tersebut.
Bukti audit merupakan suatu konsep yang mempunyai nilai fundamental dalam hal
audit, dan hal tersebut dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. IKA atau ikatan
akuntansi Indonesia mempunyai penilaian tentang bukti bahwa : Bukti audit yang cukup
kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengajuan pernyataan, pengamatan , dan
konfirmasi yang digunakan sebagai dasar yang pantas untuk menyatakan pendapat akan suatu
hasil laporan keuangan auditan. Pekerjaan auditor independen dalam hal memberikan
argumen atau pendapat atas sebuah laporan keuangan terdiri dari usaha untuk mengevaluasi
dan mendapatkan bukti audit. Jarak untuk informasi ini sangat bermacam-macam
kemampuannya dalam mempengaruhi auditor salah satunya untuk memutuskan apakah
prinsip akuntansi yang berlaku umum telah digunakan untuk menyusun laporan keuangan.
Perbandingan karakteristik bukti eksperimen ilmiah dan audit atas laporan
keuangan:
Dasar Perbandingan
Penggunaan Bukti
Eksperimen Ilmiah
Menentukan pengaruh obat
Hasil
eksperimen
telah
disajikan
wajar
pengulangan Berbagai jenis bukti audit
yang dihasilkan oleh auditor,
pihak ketiga, dan klien
Auditor
Sifat kesimpulan
Merekomendasikan
tidak
Konsekuensi
umum
bukti
tidak
efektif
yang
tinggi
merekomendasikan beberapa
kepastian
alternatif
laporan audit
akan Para
pemakai
jenis
laporan
membahayakan
Ukuran keabsahan (validity) suatu bukti bertujuan untuk bahan pertimbangan auditor
independen. Sangat bervariasinya bukti audit memberikan pengaruh terhadap kesimpulan
seorang auditor independen pada saat memberikan opini atas hasil audit laporan keuangan.
Ketepatan waktu, relevansi, objektivitas, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan
dan kesimpulan, keseluruhannya akan mempengaruhi terhadap kompetensi bukti.
Dalam pengumpulan bukti dibutuhkan pendekatan, pengumpulan bukti dilakukan dari (2)
dua arah dengan cara simultan (top-down & bottom-up) dibawah ini akan dijelaskan 2 (dua)
pendekatan, yaitu antara lain :
1. Top-down audit evidence
b. Konfirmasi (confirmation)
Konfirmasi menggambarkan suatu penerimaan tanggapan baik secara lisan
maupun tertulis dari pihak ketiga yang independen guna memverifikasikan
keakuratan dari informasi sebagaimana yang diminta oleh seorang auditor.
Permintaan ini ditujukan untuk klien, dan klien juga yang akan meminta pihak
ketiga sebagai independen guna memberikan tanggapan secara langsung kepada
seorang auditor. Konfirmasi-konfirmasi tersebut datang dari berbagai sumber dan
merupakan individu yang independent terhadap klien, oleh karen itu jenis bukti
audit ini sangat dihargai dan merupakan jenis bukti yang sering digunakan,
meskipun banyak menghabiskan waktu dan biaya apabila menggunakan jenis ini.
Terdapat 3 (tiga) jenis konfirmasi antara lain yaitu:
1. Konfirmasi positif, yaitu konfirmasi yang isinya pernyataan tentang
persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang ditanyakan kepada
respondennya.
Dokumentasi (documentation)
Dokumentasi dalam audit adalah pengujian auditor atas bermacam-macam
dokumen dan catatan klien guna mendukung informasi yng tersaji atau
seharusnya tersaji dalam sebuah laporan keuangan. Bermacam dokumen yang di
uji oleh auditor adalah catatan yang digunakan klien guna menyediakan informasi
untuk pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. dikarenakan pada umumnya setiap
transaksi pada organisasi klien ini biasanya didukung oleh selembar dokumen,
oleh sebab itu jenis bukti audit ini disediakan dalam jumlah yang besar.
Menurut tingkat kepercayaan dan sumber bukti, maka bukti dokumenter dapat
dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan setelahnya melalui klien
dikirim kepada auditor.
2. Bukti dokumenter yang disimpan dan dibuat oleh klien.
3. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan secara langsung dikirim
kepada auditor.
Dokumentasi merupakan suatu bentuk bukti yang digunakan secara luas pada
setiap dilakukannya penugasan audit dikarenakan pada umumnya jenis bukti ini
telah ada bagi auditor dan dengan biaya perolehan bukti yang biasanya relative
rendah. Jenis bukti ini merupakan satu-satunya dari jenis bukti audit yang siap
pakai dan layak.
Adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara tertulis maupun lisan dari
klien sebagai tanggapan atas berbagai tanggapan auditor tentang berbagai
pertanyaan yang auditor ajukan. Masalah yang dapat ditanyakan yaitu meliputi
lokasi dokumen, catatan kebijakan akuntansi, dan kemungkinan adanya utang
bersyarat maupun piutang yang lama tidak ditagih, pelaksanaan prosedur
akuntansi yang tidak lazim.
Sekalipun banyak bukti yang diperoleh dari klien dan berasal dari hasil
wawancara ini, maka bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai barang bukti
yang meyakinkan dikarenakan tidak diperoleh dari sumber independen atau
barangkali justru cenderung mendukung pihak klien. Oleh sebab itu, saat auditor
memperoleh bukti yang dihasilkan dari wawancara ini, pada dasarnya merupakan
suatu keharusan bagi seorang auditor untuk memperoleh bukti audit yang lainnya
dan lebih meyakinkan melalui berbagai jenis prosedur lainnya.
f.
g.
Observasi (observation)
Observasi menggunakan indera perasa untuk menilai suatu aktivitas tertentu.
Sepanjang dilakukan proses audit, terdapat banyak sekali kesempatan bagi auditor
untuk menggunakan indera pendengaran, perasa, penglihatan , dan penciumannya
untuk mengevaluasi berbagai item yang banyak aneka ragamnya. Merupakan
kewajiban auditor untuk menindaklanjuti bermacam-macam kesan pertama yang
didapatnya dan dengan berbagai bentuk bukti audit yang lain dan bersifat nyata.
Ketepatan bukti adalah adanya ukuran mutu dari bukti yang mempunyai relevansi serta
reliabilitas untuk pemenuhan tujuan audit dalam transaksi, saldo akun dan adanya
pengungkapan yang saling berkaitan. Ketepatan tidak bisa diperbaiki dengan pemilihan
ukuran sampel yang lebih besar, tetapi ketepatan bisa diperbaiki dengan memilih
prosedur audit yang relevan atau yang dapat memberi bukti yang andal. Ketepatan bukti
akan mengacu pada reliabilitas bahan bukti, dan sejauh mana bahan bukti tersebut bisa
diyakini kebenarannya. Terdapat 7 (tujuh) karakteristik ketepatan suatu bukti :
1. Relevansi pada bahan bukti yang dikumpulkan harus sama dengan tujuan audit.
2. Efektifitas Pengendalian Intern yang diperoleh dari suatu perusahaan yang
mempunyai
Dengan mempertimbangkan kombinasi antara ketepatan dan kecukupan serta fakfor faktor
yang mempengaruhinya keduanya persuasivitas bukti dapat dievaluasi.
Persuasivitas dan biaya
Penentuan keputusan terkait bukti perlu mempertimbangkan persuasivitas dan biaya. Tujuan
dari auditor adalah memperoleh bukti yang mencukupi dan tepat dengan biaya yang
seminimal mungkin. Tetapi biaya bukan menjadi alasan yang tepat dalam menghilangkan
prosedur yang akan diperlukan atau tidak akan mengumpulkan ukuran dari sampel yang
memadai.
Sifat dan jenis Bukti Audit
1.
2.
Bukti Penguat
Beberapa informasi penguat meliputi segala dokumen misalnya faktur, cek, surat
kontrak, konfirmasi, dan, serta pernyataan dari pihak yang mengetahui berupa
pernyataan tertulis, notulen rapat. Informasi yang diperoleh auditor melalui pengamatan
(observasi), permintaan keterangan/mengajukan pertanyaan (inquiry), pemeriksaan
fisik (physical examination), inspeksi (inspection), serta informasi lain yang
dikembangkan dan ditujukan bagi auditor yang memungkinkan guna menarik
kesimpulan yang berdasarkan dengan alasan yang kuat.
Jenis-jenis dari bukti penguat antara lain :
Bukti fisik diartikan sebagai bukti yang diperoleh dengan cara perhitungan atau
inspeksi aktiva berwujud. Digunakan pada saat mengidentifikasi sesuatu yang akan
atau sedang diperiksa, dan untuk menentukan kuantitas atau eksistensi aktiva serta
untuk menentukan kondisi atau kualitas (penilaian). Mempunyai tingkat keandalan
yang tinggi, misalnya : persediaan aktiva tetap, kas.
Bukti dokumenter yaitu bukti yang berasal dan terbuat dari kertas bertuliskan
angka dan atau huruf atau symbol-symbol dan lainnya yang diperoleh melalui
catatan klien dan pemeriksaan dokumen untuk memperkuat informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan dengan sumbernya, dan bukti
dokumenter dibagi menjadi 3(tiga) golongan, yaitu:
1.
Bukti yang dibuat pihak luar yang bebas dari tendensi apapun dan yang
dikirimkan langsung pada auditor.
2.
Bukti yang dibuat pihak luar yang bebas dari tendensi apapun yang lalu
disimpan dalam arsip klien.
3.
Bukti yang dibuat dan disimpan dalam file atau organisasi klien.
Bukti yang diperoleh dari pihak luar (eksternal) pada umumnya akan lebih dapat
diandalkan serta dapat dibandingkan dengan yang berasal dari pihak dalam (internal)
perusahaan klien. Tingkat keandalan dari bukti ini akan lebih lagi apabila dikirimkan
secara langsung kepada auditor oleh pihak eksternal.
o Perhitungan Sebagai Bukti (mathemathical evidence)
Auditor melakukan penghitungan kembali dan membandingkannya dengan hasil dari
perhitungan yang dibuat oleh klien. Pada pengecekan kembali ini diartikan untuk
menguji ketelitian dalam perhitungan yang dilakukan oleh klien. Sedangkan untuk
perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor, dapat berupa:
o Bukti Lisan
Dalam rangka mengumpulkan bukti, maka seorang auditor akan banyak mengajukan
pertanyaan kepada klien dan terutama kepada para manajer. Dari jawaban lisan yang
diperoleh dari wawancara tersebut merupakan tipe dari bukti lisan. Bukti lisan ini
kurang dapat diandalkan sebagai bukti dan masih membutuhkan bukti penguat yang
lain.
o Perbandingan (analitycal evidence)
Untuk menentukan suatu akun atau transaksi yang akan dipecahkan guna
penyelidikan lebih detail dan intensif, maka seorang auditor melakukan analis
terhadap rasio setiap aktiva, penghasilan, biaya dengan saldo, dan utang yang
berkaitan dengan tahun sebelumnya. Dari bukti akan diperoleh melalui penggunaan
rasio dan hubungan guna melihat ada atau tidaknya indikasi akan salah saji material,
tingkat keandalan akan bergantung pada data yang digunakan, misalnya
pembandingan rasio atau saldo dengan data tahun lalu.
Jawaban lisan / tertulis dari pihak luar/ketiga yang independen yang akan
memverifikasi kecermatan sebuah informasi tertentu yang diminta oleh auditor,
informasi yang bersifat faktual, bisanya memiliki tingkat keandalan yang tinggi.
Misalnya : piutang, utang, konfirmasi bank.
o Pernyataan tertulis (written representation)
Pernyataan tertulis (written representations) adalah suatu pernyataan yang dibuat serta
ditanda tangani oleh pihak yang bertanggung jawab dan mengetahui tentang segala
sesuatu hal yang memerlukan penegasan. Untuk jenis bukti ini dapat dibedakan antara
konfirmasi dalam hal bukti tersebut dapat berasal dari internal atau eksternal
perusahaan. Selain itu bukti ini juga lebih bersifat subjektif atau merupakan pendapat
pribadi seseorang tentang sesuatu hal, daripada suatu informasi yang sebenarnya.
Misalnya : surat pernyataan manajemen klien
Ada aturan dari GAAS bahwa auditor harus untuk mendapatkan sebuah pernyataan
tertulis dari manajemen guna memenuhi standar pekerjaan lapangan seorang auditor.
o Bukti dari Spesialis
Spesialis adalah perusahaan atau seorang yang memiliki pengetahuan atau keahlian
khusus dalam bidang selain auditing dan akuntansi. Pada umumnya spesialis yang
digunakan auditor bukan perusahaan atau orang yang mempunyai korelasi dengan
klien.
Jurnal terkait
The role of audit evidence in a strategic audit Oleh Yasuhiro Ohta
Bagaimana risiko suatu audit (kemungkinan kesalahan yang dapat diterima) dan
perubahan komponen ketika auditor telah memperoleh bukti audit dengan model uji
sampling. Risiko inheren dan risiko audit meningkat dengan adanya bukti audit apabila
auditee memiliki motivasi yang cukup kuat untuk melakukan fraud. Risiko deteksi selalu
meningkat ketika bukti audit ditemukan. Jika auditor memiliki motivasi yang cukup kuat
untuk menghindari penolakan, risiko audit juga meningkat dengan bukti audit. Hasil analisis
menunjukkan bahwa membutuhkan auditor untuk memperoleh informasi adalah tidak efektif
dalam mencegah salah saji yang material di beberapa kasus
Model simulasi peneliti sebelumnya yang pernah mengembangkan adalah: Newman
dan Noelss (1989) dengan tujuan untuk menguji kondisi di mana risiko audit meningkat
dengan adanya informasi (kemungkinan kegagalan audit). Patterson (1993) mengembangkan
model simulasi dari Newman dan Noel (1989) untuk model audit dimana seorang auditee
memutuskan apakah akan melakukan fraud dan auditor memilih ukuran sampel, memperoleh
bukti audit dan memutuskan apakah akan menerima pernyataan manajer
Analisa simulasi perbandingan
Model risiko audit
1.
2.
4.
pekerjaan yang lebih baik di dalam pencegahan penipuan dan deteksi. Jika semua auditor
secara rutin menggabungkan beberapa unsur ketidakpastian dalam pendekatan audit mereka,
maka profesi audit akan dapat memenuhi harapan ini. Selanjutnya. Jika auditor memiliki
insentif yang cukup kuat untuk menghindari penolakan palsu, maka akan meningkatkan
risiko audit dengan bukti audit. Akibatnya, membutuhkan auditor untuk memperoleh
informasi tambahan dan hal ini tidak efektif untuk mencegah penipuan, setidaknya dalam
beberapa kasus. Namun, ketika bukti audit mengikuti satu atau dua distribusi normal dengan
cara yang berbeda, penemuan bukti audit yang cukup informatif selalu mengurangi risiko
inheren dan risiko audit secara keseluruhan. Artinya peningkatan risiko audit dan komponenkomponennya sebagian disebabkan oleh penemuan bukti audit yang kurang informatif.
Ketepatan Jenis Bukti
Karakteristik untuk menentukan ketepatan adalah reliabilitas dan relevansi. Ketepatan jenis
bukti terdiri dari :
1. Keefektifan pengendalian internal klien berpengaruh terhadap reliabilitas sebagian
besar bukti audit. Dokumen-dokumen internal yang mempunyai pengendalian internal
efektif akan diandalkan karena lebih akurat.
2. Kegiatan pemeriksaan fisik maupun rekalkulasi lebih diandalkan jika pengendalian
internalnya efektif, namun penggunaan kedua bukti itu sangat berbeda, hal ini
membuktikan bahwa penggunaan bukti yang berbeda tapi sama-sama bisa diandalkan.
3. Bukti yang spesifik jarang memberikan bukti audit yang tepat dalam memenuhi
tujuan audit.
Tabel Ketepatan Jenis Bukti
Kriteria untuk menentukan ketepatan
Keefektifan
Jenis Bukti
Independensi
pengendalian
Penyedia
Internal
Klien
Pengetahuan
Langsung
Auditor
Kualifikasi
Objektivitas
Penyedia
Bukti
Bervariasi
Tinggi
Bervariasi
Dokumentasi
(eksternal
lebih
Bervariasi
Rendah
independen)
Bervariasi /
Konfirmasi
Tinggi
Tidak tersedia
Rendah
Umumnya
Tinggi
Tinggi
Bervariasi
Tanya Jawab
Rendah
Tidak Berlaku
Rendah
Bervariasi
(rendah
Tinggi)
Pelaksanaan
Ulang
Rekalkulasi
Pemeriksaan
Fisik
Prosedur
Tinggi
Bervariasi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tingi
Bervariasi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Bervariasi
Tinggi
Tinggi
Umumnya
Tinggi/Rendah
Bervariasi
Rendah
Tinggi
Umumnya
Tinggi
Bervariasi /
Analitis
Observasi
Tinggi
Tinggi
Bervariasi
Tinggi
Umumnya
Tinggi
Umumnya
Rendah
Sedang
DOKUMENTASI AUDIT
Dokumentasi audit didefinisikan sebagai catatan penting yang berisi tentang prosedur
audit yang digunakan, bukti - bukti audit yang diperoleh dan kesimpulan - kesimpulan yang
dicapai oleh auditor dalam pelaksanaan audit. Dokumentasi audit ini termasuk semua
informasi yang dianggap perlu untuk digunakan dalam audit dan untuk mendukung laporan
audit. Dokumentasi audit ini dapat dikatakan juga sebagai kertas kerja audit, meskipun
pendokumentasian audit, sekarang, lebih sering dilakukan dalam bentuk file komputer.
Prosedur Analitis
Dokumentasi
Menghitung ulang
Prosedur Analitis
Rekalkulasi
benar
Menjumlah penjumlahan
Dokumentasi
berkaitan dengan
dokumentasi atau
Pelaksanaan ulang
fisik
Membandingkan
klien
Mengambil sampel faktur penjualan lalu
membandingkan informasi
Mengamati pengamatan /
didefinisikan dengan
independen
observasi
Vouch penggunakan
dokumen untuk
memverifikasi transaksi
Tanya jawab tindakan
Tanya jawab
dengan klien
Pemeriksaan fisik
Dokumentasi
Dokumentasi
dibandingkan bukti audit dari eksternal. Lebih khusus, seorang auditor akan memandang
persuasivitas dari bukti internal yang dihasilkan dari sistem internal kontrol yang kuat
memiliki kesamaan dengan bukti audit dari ekternal. Penelitian dalam jurnal ini memiliki
implikasi yang menarik dalam pelaksanaan audit saat ini dimana terdapat tekanan yang
meningkat kepada auditor untuk mempercayai bukti audit internal daripada bukti eksternal
dalam menetapkan persuasivitas bukti audit.
Kewajiban dan pelanggaran terhadap tugas professional dalam hal ini pemalsuan.
Pemalsuan adalah mekanisme untuk melakukan penipuan dan melibatkan modifikasi
dokumen asli tanpa otorisasi yang sah. ini termasuk proses dalam penyusunan laporan audit
oleh seorang audit. Kemungkinan pemalsuan dapat terjadi dalam kaitannya dengan dokumen
perusahaan yang akan diaudit. Apabila auditor memiliki pengetahuan dan berpartisipasi
dalam pembuatan dokumen dengan memberikan saran atau dengan membuat pernyataan
palsu, maka hal tersebut adalah suatu pelanggaran.
Masalah utama dalam mendeteksi pemalsuan adalah proses audit telah dilakukan
dalam lokasi klien. Hal ini cukup sulit untuk tetap independen dan mampu melakukan proses
audit tanpa kehadiran bias. Apakah atau tidak laporan audit dilakukan secara profesional
tidak masalah tapi soal 'dikendalikan' tampaknya terwujud. Ada prinsip hukum yang
menyatakan 'keadilan harus dilihat dapat dilakukan'. Jika prinsip ini diterapkan dalam proses
audit, dapat dikatakan bahwa, 'tidak terlihat dilakukan secara mandiri'. Dalam masa
kewajiban, auditor dapat bertanggung jawab apabila auditor tersebut memiliki pengetahuan
atas masalah pemalsuan. Ini dapat berupa pidana, pihak ketiga atau pemangku kepentingan
dapat memulai suatu tindakan hukum baik untuk pelanggaran kontrak, dan tugas profesional
dengan alasan kegagalan untuk berlatih due diligence dalam melaksanakan tugasnya dengan
ekspektasi yang wajar.
antara
lain
berisikan
informasi
mengenai
pengendalian
internal,
penganggaran waktu untuk area audit individual, audit program dan hasil audit tahun
sebelumnya.
3. Sebagai dasar untuk review yang dilakukan oleh supervisor maupun partner
Dokumentasi audit dapat menjadi acuan bagi supervisor dalam mengawasi dan
mengecek kerja para asistennya. Review yang seksama dari supervisor juga
memberikan bukti bahwa audit telah disupervisi dengan memadai.
4. Data yang digunakan dalam menyatakan jenis laporan audit yang tepat
Dokumentasi audit merupakan sumber informasi yang penting untuk membantu
auditor dalam memutuskan kecukupan dan ketepatan bukti audit yang
sudah
dikumpulkan untuk membuat laporan audit yang memadai. Data yang terdapat dalam
file sebagai sarana untuk mengevaluasi laporan keuangan disajikan secara wajar.
1. Fakta berupa kesimpulan, pendapat, analisis dan data keuangan terkait dengan
perusahaan
a. File permanen
Berisi data historis atau berlanjut, berkaitan dengan proses audit yang sedang
berlangsung. File permanen ini merupakan sumber informasi yang sangat penting
dan diperlukan dari tahun ini dan untuk tahun-tahun yang akan datang. File permanen
ini berisi hal hal sebagai berikut :
1. Salinan dokumen yang sangat penting berkaitan dengan perusahaan, seperti
pendirian perusahaan, profile perusahaan, perijinan, struktur organisasi,
susunan Dewan Direksi dan Komisaris, perjanjian-perjanjian dengan pihak
ketiga. Dokumen tersebut selain digunakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
audit tahun yang sedang berjalan maupun untuk audit - audit di masa yang
akan datang.
2. Analisis akun dari beberapa tahun sebelumnya yang penting dan masih
diperlukan oleh auditor guna pelaksaanaan audit tahun sekarang.
3. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman pengendalian intern
perusahaan dan penentuan risiko pengendalian, merupakan catatan awal
sebagai pemahaman auditor atas pengendalian internal perusahaan.
4. Hasil - hasil prosedur analisis dari tahun - tahun sebelumnya, biasanya disertai
rasio dan persentase.
b. File TahunBerjalan
File tahun berjalan berisi dokumentasi audit sebagai acuan untuk penerapan pada
tahun yang diaudit. File tersebut ada 2 jenis, yaitu satu set file permanen yang
merupakan file untuk klien, dan satu set file tahun berjalan untuk keperluan audit pada
setiap tahun. Jenis informasi yang sering tercakup dalam arsip tahun berjalan yaitu :
1. Informasi-informasi umum, meliputi item yang sifatnya umum. Misalnya
memo dalam perencanaan audit, salinan rapat, salinan perjanjian, catatancatatan pada saat diskusi bersama klien dan kesimpulan yang bersifat umum.
2. Program Audit. Dalam standar audit diwajibkan bahwa dalam setiap kegiatan
audit ada program audit, dimana program tersebut tercatat dalam file terpisah
guna koordinasi dan integrasi antar bagian audit.
Jurnal terkait
Enforcement release evidence on the audit confirmation process: Implications for
standard setters (Pelaksanaan Pengungkapan Bukti Audit dalam Proses konfirmasi
Audit: Implikasi bagi pembuat standar)
Oleh : Diane Janvrin a, Paul Caster b, Randy Elder
Proses konfirmasi audit yang melibatkan mendapatkan bukti dari pihak ketiga
mengenai informasi mempengaruhi asersi laporan keuangan. Belakangan ini, proses
konfirmasi memiliki perhatian dari kedua praktisi dan regulator (AICPA, 2007a; IFAC 2006,
2008; PCAOB, 2004) dikarenakan pertanyaan mengenai apakah prosedur audit yang
digunakan secara luas ini memberikan kepercayaan akan bukti audit. Makalah ini membahas
konfirmasi yang terkait bukti yang berasal dari sumber Divisi Accounting and Auditing
Enforcement (AAERs), Security and Exchange Commission (SEC) yang relevan. Temuan
penulis pada jurnal ini mengintegrasikan proses konfirmasi dan penegakan suatu
pengungkapan
khusus, dalam jurnal ini penulis menemukan situasi di mana penipuan mungkin telah
terdeteksi apabila auditor telah mengkonfirmasi item tambahan seperti saldo kas, surat
berharga, dan transaksi yang signifikan. Penulis juga mencatat pertama situasi di mana
manajemen meminta agar auditor tidak mengkonfirmasi rekening tertentu, kedua beberapa
contoh kolusi antara auditee dan baik vendor atau pelanggan,serta pihak terkait, dan yang
ketiga kasus yang melibatkan kegagalan untuk mengidetifikasi tanggapan.
Auditor menggunakan beberapa prosedur guna mengumpulkan dan mengevaluasi
bukti. Salah satu prosedur yang sering digunakan adalah proses konfirmasi pemeriksaan,
yang melibatkan pengumpulan bukti langsung dari ketiga pihak yang menguatkan suatu
pernyataan yang relevan tentang auditee saldo rekening, ungkapan, dan transaksi.
Dikarenakan adanya kemajuan dan perubahan teknologi, maka peningkatan penekanan pada
deteksi penipuan, dan beberapa kegagalan audit yang tinggi dapat melibatkan konfirmas
bukti, seperti Parmalat dan CF Foods, regulator dan praktisi (AICPA, 2007a; IFAC 2006,
2008; PCAOB, 2004)
(yaitu, Caster
et
al.,
2008 )
dan
regulator
saat
ini
(yaitu, IFAC
2006,2008; PCAOB 2004 ) memiliki keterbatasan catatan yang membatasi pada efektivitas
konfirmasi. Caster et al. (2008) dalam tinjauan akademis makalah ini menjawab pertanyaan
yang
diajukan
oleh PCAOB
(2004)
dan
termasuk
analisis
pendukung
dalam
AAERs. Sebaliknya, makalah ini memfokuskan secara eksklusif pada AAERs. Penulis
melakukan rincian analisis setiap diberlakukannya dan mengkategorikan mereka dalam hal
berbagai langkah yang terlibat dalam proses konfirmasi. Melalui penelitian ini, penulis dapat
menyoroti kelemahan dalam praktek audit melibatkan konfirmasi, yang dapat memberikan
bimbingan
berharga
sebagai
regulator
( PCAOB,
2008;
Ray
2006 )
dengan
konfirmasi melibatkan piutang, jika auditor menentukan konfirmasi yang tidak tepat, mereka
mendokumentasikan
prosedur audit ( AICPA 2008 , AU 330,34-35). Dengan asumsi sesuai konfirmasi, maka
auditor merancang konfirmasi lalu meminta dan mengidentifikasi pihak ketiga yang terkait.
Setelah
tentang permintaan,
konfirmasi tertulis tersebut untuk dikirimkan melalui pos mail, kepada pihak ketiga yang
sesuai.
keadaan
saat
berhubungan
konfirmasi
pihak
harus
digunakan,
DAFTAR PUSTAKA
Arens, J.Elder, Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Terintegrasi. Jilid
1. Edisi 12. Erlangga, Jakarta
Arens, Alvin A., Elder,Randal J., Beasley,Mark S., Auditing and Issurance Service:An
Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentince Hall, 2003.
Janvrin, Diane. 2008. To what extent does internal control effectiveness increase the value of
internal evidence?. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 Iss 3 pp. 262 282.
Abd Hadi, Khairul Anuar., Paino, Halil., Ismail, Zubaidah., and Dhiyauddin, M Haziq.2014.
Forgery in the making of audit report: the liabilities and breach of professional
duties. Procedia - Social and Behavioral Sciences 145 ( 2014 ) 110 115.
Janvrin, Diane., Caster, Paul., Elder, Randy. 2010. Enforcement release evidence on the audit
confirmation process: Implications for standard setters. Research in Accounting
Regulation 22 (2010) 117.
Mohamed Hegazy, Khaled Samaha. 2010. An empirical investigation of the use of ISA 520
analytical procedures among Big 4 versus non-Big 4 audit firms in Egypt.
Managerial Auditing Journal, Vol. 25 Iss 9 pp. 882 911.
Ohta, Yasuhiro.2009. The role of audit evidence in a strategic audit. Journal Account Public
Policy 28 (2009) 5867.
Zakari , Mohamed Abulgasem. 2013. Does Audit Evidence Type Effects on Quality of
Auditor's Opinion?. Tripoli University Economics and political Faculty Aljefarh
Branch.
Artikel
Ekonomi.
2012.
Bukti
Audit
serta
Prosedur
dan
Dokumentasi
Audit.