Professional Documents
Culture Documents
3 January 2013jagoips
Media Pembelajaran
37 Comments
Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk,
penggunaan lahan, dan pola permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan
bumi.
Ingatkah kamu bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata? Ada yang berupa
dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Nah, dalam usaha memenuhi
kebutuhannya, manusia memanfaatkan lingkungannya. Dengan demikian, kegiatan
ekonomi penduduk pun berkaitan erat dengan lingkungannya. Berbicara tentang
kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk.
Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari penduduk untuk
memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai
dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua
golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan berdasarkan jenis pekerjaan
(pertanian dan bukan pertanian).
Pengertian pertanian dapat dibedakan atas pengertian dalam arti luas dan
pengertian dalam arti sempit. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian
meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan, seperti padi, jagung, ketela,
tanaman palawija, dll.
1) Pertanian
Bertegalan ialah bertani di tanah kering dengan mengandalkan air hujan, tetapi
pengolahannya sudah menetap. Hasilnya antara lain padi gogo, umbi-umbian,
jagung, dan palawija. Bersawah ialah bertani dengan sistem pengairan dan
pemupukan yang teratur. Ada beberapa cara bersawah, yaitu sawah tadah hujan
(pengairannya diperoleh dari air hujan), sawah irigasi (pengairannya melalui
saluran-saluran irigasi), sawah lebak (sawah yang memanfaatkan bantaran sungai),
sawah pasang surut (sawah yang terdapat di muara sungai besar dan dipengaruhi
oleh pasang surut air laut).
2) Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang
menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan
rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit,
teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
Tabel 7.1 Ciri Perkebunan
3) Perikanan
4) Peternakan
5) Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata
pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar. Pengelolaan
hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh pemerintah atau
perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat mendatangkan bencana
bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu disebabkan hutan
merupakan paru-paru dunia.
1) Pertambangan
antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100
orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel,
besi baja.
3) Pariwisata
Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber
pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata,
daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak
sektor lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.
4) Jasa
Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru
menjual jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga
keamanan. Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di
antaranya ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.
2. Penggunaan Lahan
3. Pola Permukiman
Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan
tertentu. Manusia biasa membangun perumahan-perumahan yang berdekatan satu
sama lain, karena pola interaksi manusia sebagai makhluk sosial. Permukimanpermukiman yang dibangun oleh penduduk di suatu kawasan akan sangat
tergantung kepada kondisi lingkungan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, polapola pemukiman di setiap wilayah memiliki ciri tersendiri.
Namun secara umum, terdapat tiga pola permukiman yang banyak dijumpai di
Indonesia, yaitu pola memanjang (linier), pola terpusat (nucleated), dan pola
tersebar (dispersed).
1. Pola Memanjang (Linier)
Pola memanjang permukiman penduduk dikatakan linier bila rumah-rumah yang
dibangun membentuk pola berderet-deret hingga panjang. Pola memanjang
umumnya ditemukan pada kawasan permukiman yang berada di tepi sungai, jalan
raya, atau garis pantai. Pola ini dapat terbentuk karena kondisi lahan di kawasan
tersebut memang menuntut adanya pola ini. Seperti kita ketahui, sungai, jalan,
maupun garis pantai memanjang dari satu titik tertentu ke titik lainnya, sehingga
masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut pun membangun rumah-rumah
mereka dengan menyesuaikan diri pada keadaan tersebut.
a. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Alur Sungai
Pola ini terbentuk karena sungai merupakan sumber air yang melimpah dan sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya sumber air dan
sarana transportasi. Permukiman penduduk di sepanjang alur sungai biasanya
terbentuk di sisi kanan dan kiri sungai dan memanjang dari hulu hingga ke hilir. Di
Indonesia, pola permukiman ini banyak ditemukan di sepanjang sungaisungai besar,
seperti Sungai Musi di Sumatra dan Sungai Mahakam di Kalimantan.
b. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Jalan Raya
Perkembangan kemajuan zaman memicu munculnya banyak jalan raya sebagai
sarana transportasi yang lebih cepat dan praktis. Jalan raya yang ramai membantu
pertumbuhan ekonomi peduduk yang tinggal di sekitarnya untuk membangun
permukiman di sepanjang jalan raya. Pola permukiman linier di sepanjang jalan raya
dapat ditemukan di hampir seluruh kota di Indonesia.
c. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Rel Kereta Api
Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api biasanya hanya terkonsentrasi di
sekitar stasiun kereta api yang ramai dikunjungi orang. Rel kereta api dan stasiun
kereta api merupakan sarana vital yang mampu menghubungkan berbagai tempat
yang berjauhan, sehingga sangat banyak dikunjungi dan menarik untuk ditinggali.
Pola permukiman linier di sepanjang rel kereta api lazim ditemukan di Pulau Jawa
saja.
d. Pola Permukiman Linier di Sepanjang Pantai
Pola permukiman ini biasanya dibangun oleh penduduk yang memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan. Pola permukiman linier di sepanjang pantai dapat
ditemukan di berbagai kawasan pantai dan desa-desa nelayan di Indonesia.
2. Pola Terpusat (Nucleated)
Pola terpusat merupakan pola permukiman penduduk di mana rumah-rumah yang
dibangun memusat pada satu titik. Pola terpusat umumnya ditemukan pada
kawasan permukiman di desa-desa yang terletak di kawasan pegunungan. Pola ini
biasanya dibangun oleh penduduk yang masih satu keturunan.
3. Pola Tersebar (Dispersed)
Pada pola tersebar, rumah-rumah penduduk dibangun di kawasan luas dan
bertanah kering yang menyebar dan agak renggang satu sama lain. Pola tersebar
umumnya ditemukan pada kawasan luas yang bertanah kering. Pola ini dapat
terbentuk karena penduduk mencoba untuk bermukim di dekat suatu sumber air,
terutama air tanah, sehingga rumah dibangun pada titik-titik yang memiliki sumber
air bagus.
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa dalam persebarannya biasanya penduduk
membangun rumah di kawasan-kawasan yang dapat menunjang kegiatan
kesehariannya, terutama kegiatan yang menunjang ekonomi mereka. Oleh karena
beragamnya pencaharian masyarakat, maka permukimanpermukiman penduduk di
Indonesia pun tersebar pada kawasan-kawasan tertentu.
Salah satu penyebab tidak meratanya persebaran permukiman penduduk adalah
perekonomian masyarakat. Sejak zaman dahulu, Jawa telah menjadi pusat
pemerataan perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Akibatnya, penduduk banyak
berdatangan ke Pulau Jawa untuk mencari barang dan pekerjaan karena
mengharapkan kehidupan yang lebih baik. Padahal, kawasan-kawasan lain di
Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ekonomi.