You are on page 1of 4

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PEMETAAN DI PROVINSI


BALI TAHUN 2014
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Lingkungan
Dosen Pengampu: Arum Siwiendrayanti S.KM, M.Kes
Disusun
Oleh:

Naufal Mirza Tamara

6411413157

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DAN


FAKTOR RISIKO DENGAN PEMETAAN DI PROVINSI BALI TAHUN 2014
Tabel 1. Data wilayah dan kasus pneumonia pada balita di provinsi Bali tahun
2014
N
Wilayah
Jumlah Kasus
o
1

Jembrana

(%)
1,2

Buleleng

12

Tabanan

9,6

Bangil

3,9

Gianyar

19,7

Badung

1,6

Denpasar

8,8

Klungkung

42,9

Karang Asem

21,7

Tabel 2. Persentase pemberian ASI eksklusif menurut kabupaten/ kota di Provinsi


Bali Tahun 2014
N
Wilayah
Jumlah
o

Pemberian

Jembrana

ASI(%)
83.74

Buleleng

70.61

Tabanan

67.34

Bangil

72.21

Gianyar

78.97

Badung

68.20

Denpasar

73.33

Klungkung

66.97

Karang Asem

66.73

Tabel. 3 Persentase Imunisasi Dasar Lengkap Di Provinsi Bali tahun 2014

Wilayah

Jumlah Cakupan

Imunisasi Dasar

Jembrana

pada Balita(%)
102.27

Buleleng

102.19

Tabanan

104.60

Bangil

100.44

Gianyar

97.56

Badung

103.6

Denpasar

100.11

Klungkung

97.97

Karang Asem

97.48

ANALISIS DATA
Jumlah penyakit Pneumonia pada balita yang terjadi pada tahun 2014
dengan jumlah masing-masing Kabupaten/ kota adalah sebagai berikut : Jembaran
1,2% kasus, Buleleng sebanyak 12%

kasus, Tabanan 9,6% kasus, Bangil

sebanyak 3,9% kasus, Gianyar sebanya 19,7% kasus, Badung sebanyak 1,6 %
kasus, Denpasar sebanyak (,8% kasus, Klungkung 4,2% kasus dan Karang Asem
21,7% kasus . Pada tingkat kabupaten/kota dapat dilihat yang penemuannya
tertinggi adalah Kabupaten Klungkung yaitu 42,9%. Sedangkan kabupaten
dengan penemuan terendah adalah Jembrana sebesar 1,2%.
Faktor Determinan Pneumonia
A. Umur 23, 24
Bayi dan anak balita memiliki sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna dan
saluran udara yang sempit adalah kelompok yang sangat beresiko tinggi untuk
terserang pneumonia dari pada individu remaja dan dewasa. Pneumonia sering
terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada anak berumur di bawah 3
tahun dan kemudian terbanyak terjadi pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan.
B. Pemberian ASI

Berdasarkan data di atas beberapa wilayah kabupaten seperti Klungkung dan


Karang Asem yang memilki presentase pemberian ASI rendah berdampak pada
kasus kejadian Pneumonia pada balita yang tinggi pada kabupaten tersebut
sedangkan pada Kabupaten Jembaran dengan angka presentase pemberian ASI
Eksklusif yang tinggi memiliki kasus pneumonia yang rendah. ASI selama 4-6
bulan pertama sejak lahir ternyata mampu menurunkan insidensi pneumonia jika
dibandingkan dengan pemberian susu formula. Bayi usia 0-5 bulan yang tidak
diberi ASI beresiko 5 kali kemungkinan meninggal karena pneumonia
dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Hal ini sesuai dengan
penelitian-penelitian yang dilakukan 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa ASI
kaya akan faktor antibodi untuk melawan infeksi bakteri dan virus. Penelitian di
negara berkembang menunjukkan bahwa ASI melindungi bayi terhadap infeksi
saluran pernapasan berat. Menurut penelitian Heryana dkk menyatakan bahwa
pemberian ASI dan lamanya pemberian ASI merupakan faktor yang sangat
penting terhadap kejadian pneumonia pada bayi .
C. Pemberian Imunisasi Dasar
Faktor resiko lain yang mempengaruhi terjadinya peningkatan insidens dan
kematian pneumonia pada bayi dan anak balita yaitu imunisasi yang tidak
memadai
atau tidak lengkap. Berdasarkan data di atas Kabupaten Badung dengan persentase
pemberian imunisasi dasar lengkap yang tinggi memilik kasus pneumonia yang
rendah. Sedangkan pada Kabupaten Badung dengan angka cakupan pemberian
Imunisasi dasar lengkap yang rendah memiliki kasus kejadian pneumonia pada
balita yang tinggi. Anak yang belum pernah mendapat imunisasi mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya kematian pada bayi dan balita yang sedang
menderita pneumonia.

You might also like