You are on page 1of 24

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE

LAPORAN HOME VISITE DOKTER KELUARGA


Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Urangagung

No. RM:

Tanggal kunjungan pertama kali 6 April 2016


Nama pembina keluarga pertama kali : P.Wiedya Shintayani Sentosa, S.ked.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
Alamat lengkap

: Tn. H
: Desa Suko RT 05 RW 01

Bentuk Keluarga

: Nuclear Family (keluarga inti)

Tabel. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No

1
2

Nama

Tn. H
Ny. K

Kedudukan

L/

dalam

keluarga
KK
Istri

L
P

3
An. A
Anak pertama
L
Sumber : Data Primer, April 2016

Umur

Pendidikan Pekerjaan
Terakhir

38
34

SMA
SMA

SD

Pasien

Ket

Klinik
Swasta
Ibu

(Y/T)
T
Y

Pasien

Rumah

resiko

Tangga

tinggi ibu

Pelajar

hamil
-

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
Laporan ini diambil berdasarkan kasus kematian ibu yang tinggi yang berada di
sekitar wilayah kerja Puskesmas Urangagung, Kabupaten Sidoarjo. Kehamilan risiko
tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin
yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan
kematian pada ibu dan janin. Ada juga yang mengartikan bahwasannya kehamilan resiko
tinggi adalah suatu proses kehamilan yang kehamilannya mempunyai resiko lebih tinggi
dan lebih besar dari normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang
bayinya) dengan adanya resiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun
sesudah proses persalinanya kelak. Oleh karena maka penting kiranya bagi penulis untuk
memperhatikan dan mencermati faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk kemudian
bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi?
1.3 TUJUAN
1. Umum
Mengidentifikasi faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kehamilan resiko
tinggi.
2. Khusus
Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi
keluarga dan menyusun usulan penatalaksaannya secara holistik dan

komprehensif.
Mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR
Mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM
Mengidentifikasi faktor keturunan pasien melalui genogram
Mengidentifikasi faktor pelayanan kesehatan
Mengidentifikasi perilaku pasien terkait dengan penyakitnya
Mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial ekonomi, dan lain sebagainya)

1.4 MANFAAT
Manfaat dari home visit yang dilakukan adalah
1. Pasien dan keluarganya

Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya.


2. Pelayanan kesehatan
Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien. Serta meningkatkan
kepuasan pasien dan keluarganya.
3. Puskesmas
Menerapkan fungsi puskesmas sendiri dan menyusun usulan penatalaksaannya secara
holistik dan komprehensif.

BAB 2
HASIL KUNJUNGAN
2.1 Identifikasi Pasien
A. Identitas Pasien

Nama

Ny. K

Umur

33 tahun

Jenis kelamin

Perempuan

Pekerjaan

Ibu rumah tangga

Pendidikan

SMA

Agama

Islam

Alamat

Desa Suko RT 05 RW 01, Kecamatan Sidoarjo, Sidoarjo

Suku

Jawa

Tanggal periksa

6 April 2016

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
: Nyeri pinggang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
:
Pasien mengeluh nyeri pinggang sejak seminggu yang lalu. Pasien
merupakan ibu hamil dengan hari pertama haid terakhir tanggal 19 Agustus
2015. Pasien mengatakan umur kehamilannya sudah 8 bulan. Ini merupakan
kehamilan yang ke 2 dan pasien tidak merasa ada keluhan lainnya. Setelah itu
pasien rutin memeriksakan diri dipuskesmas dan bidan setempat.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : ANC 2 kali di bidan
Keluhan : mual muntah
Terapi : Vitamin B12 3x1
Trimester II : ANC 2 kali di puskesmas
Keluhan : tidak ada keluhan
Terapi : dirujuk untuk USG dan konsul obsgyn dan vitamin B12
4. Riwayat Kehamilan dan Riwayat Penyakit Dahulu:

Anak ke-1, tempat bersalin rumah sakit ditolong oleh dokter spesialis obsgyn,
tahun 2008, jenis kelamin laki-laki umur anak 8 tahun, usia kehamilan 9 bulan,

persalinan sectio caesar dengan BBL 2800 gram.


Riwayat hemorroid (-)
Riwayat BAB darah : (-)

5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
Riwayat Suami merokok
Riwayat olah raga

: (-)
: (+)
: Tidak pernah

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita merupakan istri dari Tn. H. Penderita memiliki 1 orang anak
laki-laki. Penderita tinggal serumah bersama suami dan anaknya. Selama ini
penderita tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan suami bekerja
sebagai penjual terang bulan keliling. Dalam sebulan, penghasilan penderita
dengan suami kurang lebih sekitar Rp1.500.000,00. Dengan penghasilan tersebut,
penderita cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan untuk sekolah anaknya.
Dengan penghasilan tersebut juga cukup untuk biaya pemeriksaan kehamilan di
bidan desa setempat dan Puskesmas Urangagung. Penderita juga sudah mengikuti
program kesehatan BPJS dan sudah memiliki tabungan untuk persalinan kelak
(Tabulin).
7. Riwayat Gizi
Selama kehamilan ini penderita tidak ada keluhan hanya pada trimester I
mengalami mual muntah. Namun diusia kandungan yang sudah 8 bulan, nafsu
makan pasien meningkat. Pasien biasanya makan dengan nasi sepiring diisi, tahu
tempe dan daging, kadang-kadang disertai telur. Pasien senang makan sayursayuran. Namun, jarang makan buah-buahan. Status gizi penderita cukup jika
dilihat dari LILA pasien 23 cm, dimana nilai normalnya adalah 23,5 cm. Metode
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) digunakan untuk mendeteksi adanya
Kekurangan Energi Kronis (KEK), pada pasien ini berarti pasien memiliki resiko
KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR (Supariasa I, 2001).
C. Anamnesis Obstetrik :
HPHT
: 19 Agustus 2015

Umur Kehamilan : 32 34 Minggu

Tafsiran kelahiran : 26 Mei 2016

G2P1000A0

Gerakan anak terasa pada bulan ke-4

Lama menikah 9 tahun.

Anak ke-1, tempat bersalin di rumah sakit dibantu oleh dokter spesialis

kandungan, tahun 2008, jenis kelamin laki-laki umur anak 8 tahun, usia
kehamilan 9 bulan, persalinan sectio caesar dengan BBL 2800 gram.

Dilakukan proses sectio caesar dikarenakan kegawatan pada janin (fetal

distress)
Anak ke 2 suami ke 1, Kehamilan ini
Anamnesa keluarga :
- Riwayat Tumor (-)
- Riwayat Gemeli (-)
- Riwayat Operasi (-)
Status presen :
Keadaan umum : cukup
- Kesadaran
: Compos mentis
- a/i/c/d
: /-/-/- tensi
: 100/70 mmHg
- nadi
: 88 x/menit
- suhu
: 36,60C
- pernapasan
: 16 x/menit
- BB
: 45 kg
- TB
: 147 cm
- LILA
: 23 cm
- Status gizi
: Cukup

Kepala :
- bentuk : simetris
- tumor (-)
- rambut : bersih, hitam, tidak mudah rontok.
- Mata :
Conjunctiva : anemis ()
Sklera
: ikterus (-)
Pupil
: bulat (+), isokor (+)
- Telinga dan hidung : dalam batas normal
- Mulut :
Gigi sakit (-)
Lidah tumor (-)
Hipersalivasi (-)
- Struma : (-)
- Bendungan vena (-)
Thorax
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor
:
I
: ictus cordis tak tampak
P
: ictus cordis tak kuat angkat
P
: batas kiri atas : SIC II 1cm lateral LPSS,
batas kanan atas

: SIC II LPSD, batas kiri

bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS, batas kanan


bawah : SIC IV LPSD (batas jantung kesan tidak
melebar)

A
-

Pulmo :

: BJ III intensitas normal, regular, bising

(-)
Statis (depan dan belakang)
I
: pengembangan dada

kanan

sama

dengan kiri
P
: fremitus raba kiri sama dengan kanan
P
: sonor/sonor
A
: suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I
: pergerakan dada kanan sama dengan
kiri
P
P
A
Abdomen
I

: fremitus raba kiri sama dengan kanan


: sonor/sonor
: suara dasar vesikuler (+/+)

dinding perut sejajar dengan dinding dada,

venektasi (-)
P
:
supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P
:
timpani seluruh lapang perut
A
:
peristaltik (+) normal
Ekstremitas
:
- Edem
:-/-;-/- Akral hangat : +/+
D. Status Obstetri

Muka :
Chloasma gravidarum
Exopthalmus

: (+)
: (-)

Leher :
Struma

: (-)

Thorax :
Mamae :
- Membesar : (+)
- Kencang
- Hiperpigmentasi pada areola dan papilla.
- Colostrum (-)

Abdomen :
Inspeksi :
- Perut membesar ke depan
- Stria gravidarum alba (+)
- Stria gravidarum lividae (+)
- Hiperpigmentasi linea alba (+)
- Nampak gerakan anak (+)
- Nampak sikatriks bekas sectio caesar
Palpasi :
- Leopold I :

Teraba bagian janin yang menonjol dan empuk


TFU 3 jari diatas umbilikus (20 cm)
- Leopold II :
Perut bagian kanan, teraba bagian kecil janin
Perut bagian kiri teraba bagian panjang, keras dan rata
- Leopold III :
Teraba bagian bulat dan keras
Bagian terendah belum masuk PAP
- Leopold IV :
Teraba bagian bulat dan keras
Bagian terendah belum masuk PAP

Genetalia eksterna :
Fluor (-)
Fluxus: (-)

Perineum :
Cicatrix (-)

Anus :
Haemorrhoid externa (-)

Evaluasi panggul :
Tidak dievaluasi

His : Tinggi fundus : 26 cm


Pervaginan blood slym (-)

E. Pemeriksaan Neurologik

Fungsi Luhur

: dalam batas normal

Fungsi Vegetatif

: dalam batas normal

Fungsi Sensorik

: dalam batas normal

Fungsi motorik

5
5

5
5

RF

RP -

F. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek
: appropriate

Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk
: realistik

Insight

isi

: waham(-), halusinasi (-), ilusi(-)

arus

: koheren

: baik

G. Pemeriksaan Penunjang
Hb
Urin albumin

: 10,0%
:+

H. Kartu Skor Poedji Rochjati


I
KEL.
F.R.
I

II

II
NO.

III
Masalah / Faktor Resiko

SKOR
I

Skor Awal Ibu Hamil


1 Terlalu muda, hamil 16 tahun
2 Terlalu tua, hamil 35 tahun
3 Terlalu lambat hamil I, kawin 4 tahun
Terlalu lama hamil lagi ( 10 tahun)
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun)
5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih
6 Terlalu tua, umur 35 tahun
7 Terlalu pendek 145 cm
8 Pernah gagal kehamilan
9 Pernah melahirkan dengan :
a. Tarikan tang / vakum
b. Uri dirogoh
c. Diberi infuse / transfuse
10 Pernah Operasi Sesar
11 Penyakit pada Ibu Hamil :
a. a.Kurang darah
b.Malaria
c. TBC paru
d. Payah jantung
e. Kencing manis (Diabetes)
f. Penyakit menular seksual
12 Bengkak pada muka / tungkai dan
Tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih
14 Hamil kembar air(Hydramnion)

2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
4
4
4
4
4
4

8
4

IV
Tribulan
II
III.1

III.2

III

15
16
17
18
19
20

Bayi mati dalam kandungan


Kehamilan lebih bulan
Letak sungsang
Letak lintang
Perdarahan dalam kehamilan ini
Preeklampsia berat / kejang - kejang
JUMLAH SKOR

4
4
8
8
8
8
10

Jadi Skor pada penderita ini adalah :

Skor awal ibu hamil


Pernah operasi sesar
Penyakit pada ibu hamil

= 2
= 8
= 4

Total skor KSPR : 14 (Kode Warna Merah)


I. Diagnosa
G2P1000A0, 33 tahun, usia kehamilan 32 - 34 minggu belum inpartu dengan janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala + anemia ringan + BSC
J. Penatalaksanaan
Non medikamentosa
1. Makan teratur dan yang banyak mengandung zat besi
Diharapkan agar penderita makan makanan yang mengandung zat besi dan
kaya vitamin C, serta menghindari minum teh/kopi atau susu dalam 1 jam
sebelum atau sesudah makan karena dapat menggangu penyerapan zat
besi.contoh bahan makanan yang banyak mengandung zat besi : Hati,
daging, sayur-sayuran hijau, kacang polong, buah-buahan. Contoh bahan
makanan yang banyak mengandung vitamin C : Jeruk, stroberi, melon,
brokoli, tomat, lada.
2. Istirahat yang cukup dan mengikuti senam ibu hamil yang sudah
diprogramkan oleh puskesmas
3. Antenatal Care yang teratur
Rutin melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara teratur , lebih dari 4x
selama kehamilan, karena penderita termasuk dalam kehamilan dengan
resiko tinggi.
4. Disarankan untuk melakukan USG dan melahirkan di Rumah Sakit.

Medikamentosa
Masukan zat besi setiap hari diperlukan untuk mengganti zat besi yang
hilang melalui tinja, air kencing dan kulit. Kehilangan basal ini kira-kira 14 ug
per Kg berat badan per hari atau hampir sarna dengan 0,9 mg zat besi pada

laki-laki dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa. Kebutuhan zat besi pada ibu
hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8
mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Kebutuhan akan zat besi
sangat menyolok kenaikannya. Dengan demikian kebutuhan zat besi pada
trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan saja, walaupun makanan
yang dimakan cukup baik kualitasnya dan bioavailabilitas zat besi tinggi,
namun zat besi juga harus disuplai dari sumber lain agar supaya cukup.
Penambahan zat besi selama kehamilan kira-kira 1000 mg, karena mutlak
dibutuhkan untuk janin, plasenta dan penambahan volume darah ibu. Sebagian
dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan
adaptif persentase zat besi yang diserap. Tetapi bila simpanan zat besi rendah
atau tidak ada sama sekali dan zat besi yang diserap dari makanan sangat
sedikit maka, diperlukan suplemen preparat besi. Untuk itu pemberian
suplemen Fe disesuaikan dengan trimester kehamilan (Is Susiloningtyas,
2011).
Pada pasien ini kebutuhan zat besi perhari adalah 5 mg/hari. Walaupun
kebutuhan zat besi dapat diperoleh dari makanan yang dimakan namun
dikarenakan kebutuhannya yang bertambah maka diperlukan suplemen zat
besi. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr
%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan
50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia dengan pemberian tablet besi
, sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut, bila Hb masih kurang dari 11
gr% teruskan pemberian zat besi.

2.2 Apgar Score


A. Adaptation
Selama ini dalam menghadapi masalah pasien suka mengungkapkan kepada suami
maupun ibu kandungnya. Baik keluhan tentang kehamilannya maupun jika ada
masalah dalam pekerjaan. Pasien juga memeriksakan dirinya bila ada keluhan
dengan kehamilannya. Pasien rutin periksa kehamilan di bidan desa. Jarak yang
tidak terlalu jauh, sangat memudahkan pasien untuk melakukan hal tersebut.
B. Partnership

Baik suami maupun ibu kandungnya sangat mendukung Ny.K untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin. Suami selalu mendampingi Ny.K setiap memeriksakan
kehamilannya.
C. Growth
Ny.K tidak merasa terganggu maupun terbebani dengan keluhannya saat ini. Ny.K
tetap beraktivitas seperti biasa. Ny.K tetap bekerja setiap harinya.
D. Affection
Ny.K merasa hubungannya dengan keluarga maupun tetangga sangat baik.
Sehingga Ny.K merasa mendapatkan support untuk memeriksakan kehamilannya
dengan teratur.
E. Resolve
Ny.K merasa sangat diperhatikan oleh suami dan ibu kandungnya.
APGAR Ny.K Terhadap Keluarga

Sering Kadang
/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan


saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan


merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama


Total poin 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik

APGAR Tn. H Terhadap Keluarga

Jarang/tidak

Sering Kadang Jarang/tidak


/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan


saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan,


perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin 10 keluarga dalam keadaaan baik

APGAR An. A Terhadap Keluarga

Sering Kadang Jarang/tidak


/selalu -kadang
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan


saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya


untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan


merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-sama


Total poin 8 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Total poin APGAR keseluruhan dari keluarga Tn.A adalah 27, sehingga rata-rata APGAR
dari keluarga adalah 9 yang menunjukkan hubungan keluarga pasien dalam keadaan baik.

2.3 SCREEM
SUMBER
Sosial
Cultural

Religius
Ekonomi

Edukasi
Medical

PATHOLOGY
Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga dan
juga masyarakat
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini
dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam
keluarga maupun di lingkungan.Menggunakan bahasa
jawa, tata krama dan kesopanan santun
Pasien menganut Agama Islam, pasien dan keluarganya
mengaku taat dalam menjalankan Sholat .
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah kebawah, tapi
semua kebutuhan primer keluarga masih dapat dipenuhi
dengan mengirit sehingga kebutuhan nutrisi pasien kadang
belum terpenuhi
Tingkat pendidikan keluarga kurang,
Jika salah satu dari anggota keluarga sakit biasanya

KET
+
+

+
-

mereka pergi kepuskesmas. Keluarga jarang pergi ke


praktek umum, akan tetapi sejauh ini hanya pasien saja
yang pernah berobat ke puskesmas, anggota keluarga lain
belum pernah sakit sampai harus ke puskesmas.
2.4 Genogram
Alamat lengkap

: Desa Suko RT 05 RW 01, Kecamatan Sidoarjo, Sidoarjo

Bentuk keluarga : Nuclear family


Diagram 1. Genogram Keluarga An. Ny.K

Tn. H

An. A

Ny. K

Keterangan:
Tn. H : suami pasien
Ny. K : pasien
An. A : anak pasien yang pertama
?

: calon anak pasien yang kedua

2.5 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


A. Faktor Pelayanan Kesehatan
Menurut pasien, pasien belum pernah mendapat penyuluhan tentang kehamilan resiko
tinggi mengenai apa itu yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi, faktor-faktor
penyebab dan penanganannya.
B. Perilaku pasien
1. Faktor Perilaku Keluarga
Pasien adalah seorang wanita tinggal di rumah bersama suami dan anaknya.
Pendidikan teakhir penderita adalah SMA dan setamat SMA pasien sempat bekerja di
pabrik. Kemudian beberapa tahun kemudian pasien menikah, lalu hingga sekarang hanya
bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaannya hanya mengurus rumah dan kebutuhan
sehari-hari. Karena tidak bekerja, pasien banyak menghabiskan waktu dengan

bersosialisasi dengan lingkungannya. Pasien belum mengetahui apa penyebab dari


anemia ringan yang dialami oleh dirinya.
Menurut pasien yang dimaksud sehat adalah keadaan terbebas dari sakit, yaitu
yang menghalangi aktivitas sehari-hari.

juga menyadari bahwa kesehatan sangat

penting untuk dirinya sendiri dan juga janinnya. Pasien meyakini bahwa penyakit yang
dideritanya bukanlah penyakit yang gawat karena penderita masih bisa beraktivitas
seperti biasa tanpa gangguan.
Keluarga menjaga kebersihan lingkungan rumahnya agar tetap bersih. Keluarga
sudah memiliki fasilitas jamban di kamar mandinya. Sedangkan untuk melakukan
kegiatan mencuci dan mandi keluarga ini menggunakan air dari pompa air yang ada di
rumah.
2. Faktor Non Perilaku
Dilihat dari segi ekonomi keluarga ini termasuk menengah kebawah, terlebih
kondisi rumah yang kurang sehat. Dimana tiap ruangan rumah dan kamar tidur belum
dikeramik, kamar tidur yang sempit namun cukup tertata rapi, ventilasi dan penerangan
yang kurang, dan kamar mandi yang cukup bersih. Walaupun keluarga ini sangat tahu
artinya kesehatan tapi jika tidak didukung dengan fasilitas yang memadai maka
kesehatan itu sendiri mungkin tidak dapat tercapai dengan sempurna.

C. Faktor Lingkungan Pasien


1. Gambaran Lingkungan
Pasien dan keluarga tinggal di sebuiah rumah yang memiliki ukuran ??????
meter. Rumah ini memiliki ruang tamu, 2 kamar tidur, sebuah kamar yang digunakan
untuk menjemur baju, 1 kamar mandi dan ruangan untuk dapur.
Lantai rumah terbuat dari semen.Ventilasi dan penerangan rumah kurang. Setiap
kamar tidur terdapat 1 jendela berukuran 60 cm x 30 cm. Atap tersusun dari genteng dan
tidak tertutup langit-langit. Dinding rumah terbuat dari batako. Sumber air untuk
kebutuhan sehari-hari keluarga ini menggunakan pompa air untuk keperluan mencuci
dan mandi, serta menggunakan air yang dimasak untuk keperluan air minum dan
memasak.

Depan, belakang, dan samping kiri rumah pasien adalah rumah tetangga pasien,
sedangkan sebelah kanan rumah pasien adalah kebun pisang dan berisi rongsokan ban
bekas. Jika ingin ke rumah pasien kendaraan di taruh di depan gang rumah pasien
jaraknya kira-kira 100 meter. Secara keseluruhan kebersihan rumah masih kurang,
namun dari segi penataan rumah cukup rapi. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan kompor gas.
2. Denah Rumah

kamar mandi
kamar tidur pasien

dapur

kamar tidur anak

ruang jemuran

pintu masuk

2.6 Diagram Permasalahan Pasien


(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan faktorfaktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
Faktor Genetik:
tidak ada hubungan
Faktor Pelayanan
Kesehatan:
- Pengetahuan pasien yang
kurang
mengenai
kehamilan dengan resiko
tinggi dan anemia dalam
kehamilan
- penyuluhan
tentang
kehamilan dengan bekas
riwayat sectio caesaria
yang kurang

Pasien Ny. K

Faktor Lingkungan:
- Ekonomi yang kurang
- Lingkungan rumah yang
padat
- Ventilasi dan penerangan
rumah yang kurang

Faktor Perilaku:
- Anemia ringan

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Permasalahan yang ditemukan
1. Masalah aktif :
a. Anemia ringan
Penyelesaian :
Pemberian kapsul zat besi 1 tablet diminum setiap hari selama 90 hari
Pasien harus melakukan pola makan sehat, 4 sehat 5 sempurna
Pasien berperilaku hidup sehat.
Pasien harus beristirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang berlebihan.
Pasien harus rajin memeriksakan kehamilannya dan cek kadar hemoglobin darah
di sarana kesehatan terdekat baik puskesmas maupun rumah sakit.

Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil

2. Faktor resiko :

a. Lingkungan rumah yang padat


Penyelesaian :
Pelaporan kepada kantor kelurahan setempat jika kependudukan di daerah rumah
pasien sudah cukup padat
b. Ekonomi yang kurang
Penyelesaian :
Membuka usaha di rumah seperti warung, untuk membantu pekerjaan suami
c. Ventilasi dan penerangan rumah yang kurang
Penyelesaian :
Penambahan jumlah jendela dan lampu di lorong rumah
Membuka jendela yang ada agar sirkulasi udara lebih baik
d. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kehamilan dengan resiko tinggi dan anemia
dalam kehamilan
Penyelesaian :
Pasien diberi penyuluhan mengenai kehamilan dengan faktor resiko, baik dari ibu
dan atau janin dapat menyebabkan komplikasi persalinan yang berdampak pada
kematian/kesakitan/kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
Pasien diberi penyuluhan mengenai anemia dalam kehamilan
e. Penyuluhan tentang kehamilan dengan bekas riwayat sectio caesaria yang kurang
penyuluhan tentang kehamilan dengan bekas riwayat sectio caesaria
3.2 Intervensi dalam bentuk Giant Charrt
Tabel Prioritas Jalan Keluar
Efektivitas
No

Masalah

1.
2.

3.

4.
5.

Efesiensi

Hasil

Anemia ringan

21,3

Pengetahuan
pasien
yang
kurang mengenai
kehamilan dengan
resiko tinggi dan
anemia
dalam
kehamilan
penyuluhan tentang
kehamilan dengan
bekas
riwayat
sectio
caesaria
yang kurang
Ekonomi
yang
kurang
Lingkungan rumah
yang padat

25

20

20

16

P=

6.

Ventilasi
dan
penerangan rumah
yang kurang

2,4

Keterangan :
P
: Prioritas jalan keluar
M
: Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
I
V
C

(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)


: Implementasi, kelanggengan selesainya masalah
: Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
: Cost, biaya yang diperlukan

Rencana Kegiatan Penyuluhan Mengenai Kehamilan dengan Resiko Tinggi dan Anemia dalam Kehamilan
No.

Kegiatan

Sasaran

Pembentukan
Tim

Bidan,
dokter
umum,
dokter
spesialis
obgyn

Penyusunan

Panitia
kegiatan

Target

Volume
Kegiatan
60 menit

Terbentuknya
panitia
penyuluhan
Kehamilan
dengan
Resiko
Tinggi
dan
Anemia
dalam
Kehamilan
Penetapan
60 menit
penyusunan
kegiatan
penyuluhan
Kehamilan
dengan
Resiko
Tinggi
dan
Anemia

Rincian
Lokasi
Kegiatan
Pelaksanaan
- Pembentukan Puskesmas
panitia
Urangagung
- Perencanaan
jenis
kegiatan

Tenaga
Pelaksanaan
Kepala
puskesmas,
staff
puskesmas
terkait

- Perencanaan
anggaran
- Perencanaan
rincian
kegiatan

Kepala
puskesmas,
panitia
kegiatan

Puskesmas
Urangagung

Jadw
al

Kebutuhan
Pelaksanaan
- Papan tulis
- Spidol
- Buku kegiatan
- Pulpen

- Papan tulis
- Spidol
- Buku kegiatan
- Pulpen
- Data anggaran
puskesmas
- Power
point
tentang kegiatan
penyuluhan

dalam
Kehamilan

Pelaksanaan

Ibu
hamil di
sekitar
wilayah
kerja
Puskesm
as
Urangag
ung

Meningkatka 60 menit
n
pengetahuan
ibu
hamil
mengenai
kehamilan
resiko tinggi
dan faktorfaktornya

- Pembagian
souvenir
kegiatan
- ANC gratis
- Penyuluhan
mengenai
Kehamilan
dengan
Resiko
Tinggi dan
Anemia
dalam
Kehamilan

Balai desa

Dokter
pelaksana,
bidan, panitia
pelaksana

Kehamilan
dengan Resiko
Tinggi
dan
Anemia dalam
Kehamilan
- Power
point
tentang kegiatan
penyuluhan
Kehamilan
dengan Resiko
Tinggi
- Materi
mengenai
Kehamilan
dengan Resiko
Tinggi
dan
Anemia dalam
Kehamilan
- Alat-alat
pendukung
pemeriksaan
ANC
- Souvenir untuk

Evaluasi

Kepala
puskesm
as,
panitia
kegiatan,
staff
terkait

Tercapainya
60 menit
kegiatan
penyuluhan
Kehamilan
dengan
Resiko
Tinggi
dan
Anemia
dalam
Kehamilan

- Evaluasi
kegiatan
penyuluhan
Kehamilan
dengan
Resiko
Tinggi dan
Anemia
dalam
Kehamilan
- Penentuan
anggaran
akhir
- Penentuan
kelanjutan
kegiatan
- Makan
bersama

Puskesmas
Urangagung

Panitia
kegiatan

ibu hamil
- Papan tulis
- Spidol
- Pulpen
- Buku kegiatan
- Data anggaran
kegiatan
- Data anggaran
puskesmas
- Catering
makanan

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Segi Biologis:
-

Ny K 33 tahun, kehamilan dengan anemia (Kehamilan resiko tinggi)

Riwayat persalinan dahulu Ny. K dengan sectio caesaria (Kehamilan resiko


tinggi)

Status gizi Ny K termasuk cukup

Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Ny K cukup sehat.

2. Segi Psikologis:
-

Hubungan antara anggota keluarga terjalin dengan baik, begitu pula hubungan
dengan masyarakat.

Pengetahuan akan pentingnya makan-makanan yang bergizi selama kehamilan


yang masih kurang .

Pengetahuan mengenai kehamilan dengan resiko tinggi dan anemia dalam


kehamilan masih kurang.

3. Segi Sosial atau Ekonomi :


-

Problem ekonomi tidak menjadi kendala pada penderita ini, pasien sudah
mengikuti program kesehatan BPJS dan sudah memiliki tabungan untuk
persalinan kelak (Tabulin).

4. Segi fisik:
-

Lingkungan rumah pasien masih padat


Kondisi rumah pasien dengan ventilasi dan penerangan yang kurang belum
memenuhi kriteria rumah sehat

4.2 SARAN
Harus meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas petugas kesehatan untuk melakukan
kunjungan rumah pasien agar proses pelayanan kesehatan dapat berlangsung lebih
baik dan lancar.
Sosialisasi tentang pelaksanaan kunjungan rumah kepada petugas kesehatan dan
masyarakat harus lebih ditingkatkan agar tercapai pelaksanaan pelayanan yang
holistik.
Saran untuk Dinas Kesehatan Sidoarjo agar menambah alokasi dana untuk programprogram puskesmas yang masuk dalam prioritas.

DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Susiloningtyas. 2008. Pemberian zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.

You might also like