Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan kurang gizi pada bayi dan balita disebabkan karena
kebiasaan pola pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat,
ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan pada bayi serta adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung
menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak,
khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)
Prevalensi sangat kurus pada anak balita secara nasional tahun 2013
masih cukup tinggi yaitu 5.3%, meskipun terdapat penurunan
dibandingkan tahun 2010 (6,0%) dan tahun 2007 (6,2%). Prevalensi
kurus sebesar 6.8% juga menunjukkan adanya penurunan dari 7,3%
(tahun 2010) dan 7,4%(tahun 2007). Secara keseluruhan prevalensi anak
balita kurus dan sangat kurus menurun tetapi masih ditemukan prevalensi
balita kurus dan sangat kurus sebesar 12,1 % pada tahun 2013(Depkes,
2013). Berdasarkan hasil pemantauan status gizi balita tahun 2012 di
Jawa Tengah, Balita Gizi Buruk tahun 2012 berjumlah 1.131 (0.06%)
menurun apabila dibandingkan tahun 2011 sejumlah 3.187 (0,10%)
(Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2012).
UNICEF(United Nation Childens Fund) dan WHO (World Health
Organization) membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif
selama 6 bulan kepada bayi, sesudah usia 6 bulan bayi baru dapat
diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap
memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah
Indonesia melalui kementerian kesehatan juga merekomendasikan para
ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayi (Depkes,
2013).Program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan
mutu MP-ASI. Selama ini sudah dilakukan pemberian MP -ASI kepada
bayi dan anak dari keluarga miskin, secara umum terdapat dua jenis MP-
ASI yaitu hasil pengolahan pabrik dan yang diolah di rumah tangga
(Depkes, 2013).
Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
yang mengumpulkan data tentang pemberian makanan pada bayi untuk
semua anak terakhir yang dilahirkan ibu dalam kurun waktu dua tahun
sebelum survey bahwa hanya 27 % bayi umur 4-5 bulan mendapat ASI
ekslusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain selain ASI) 8 %
bayi pada umur yang sama diberi susu lain dan 8 % diberi air putih.
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi berusia 4-5 bulan dalam SDKI
2012 lebih tinggi dibandingkan dengan hasil SDKI 2007 (masing-masing
27 %dan 17 %).
Status gizi adalah salah satu indikator kesehatan yang penting dalam
penilaian status kesehatan masyarakat untuk mencapai status gizi yang
baik tidak mudah, ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi status
gizi sepertiekonomi, pengetahuan orang tuadan sosial budaya (Almatsier,
2001).
Makanan pendamping ASI disesuaikan dengan perkembangan dan
pertumbuhan bayi menurut umur bayi apabila pemberian makanan
tambahan diberikan kurang dari 6 bulan mengakibatkan dampak negatif
terhadap kesehatan bayi seperti penurunan berat badan balita, bayi
menjadi mudah terkena penyakit pada saluran pencernaan seperti bayi
mudah diare bahkan dapat meningkatkan angka kematian bayi (Istiany,
2013). Tingkat pendidikan ibu menjadi salah satu indikator untuk
mengetahui tingkat pengetahuan gizi ibu, semakin tinggi tingkat
pendidikan ibu maka semakin mudah bagi ibu untuk memahami
informasi
giziyang
didapatkan
dibandingkan
dengan
ibu
yang
Puskesmas.
Untuk mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui
APGAR.
Untuk mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui
SCREEM.
Untuk mengidentifikasi faktor keturuna pasien melalui Genogram
Untuk mengindentifikasi faktor pelayanan kesehatan yang tersedia
Untuk mengidentifikasi perilaku pasien sebagai penderita gizi
kurang.
Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial-ekonomi,
dsb.)
D. Manfaat
1. Manfaat bagi Pasien dan Keluarganya
keluarganya
Dapat meningkatkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pada
pasien.
Dapat meningkatkan kepuasan pasien untuk mendapat pelayanan
semaksimal mungkin.
2. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan
Memudahkan pelayanan kesehatan dalam mewujudkan program
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
A. Identifikasi pasien
1. Identitas Pasien
Nama
:An. M.D
Umur
:2 tahun
Jenis kelamin
:Laki-laki
Pekerjaan
:Belum bekerja
Pendidikan
:Belum Sekolah
Agama
:Islam
Alamat
Suku
:Jawa
d. Riwayat Obat
Pasien minum obat dari puskesmas jika terserang penyakit seperti
gatal, diare, dan setiap 10 hari pasien mendapat susu dan vitamin
dari puskesmas
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
36,5 oC
Tensi :
100/80 mmHg
8,3 kg
TB
73 cm
IMT =
BB
= 8,3 = 19,53
(TB)2 (0,73) 2
BMI 18,5 23,9
= Normal
BMI 25 26,9
BMI 27
= Obesitas
Status gizi
gizi kurang
c. Kulit
Warna
Kepala
:SIC II LPSD
Fungsi Vegetatif
Fungsi Sensorik
Fungsi motorik
p. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran
Afek
: appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
Insight
isi
arus
:koheren
: baik
4. Diagnosis
Balita dengan gizi sangat kurus
B. APGAR SCORE
1. ADAPTATION
Pasien belum dapat dilibatkan dalam memecahkan masalah dalam
keluarga berhubung usia pasien masih terlalu kecil untuk tahu masalah
di dalam keluarganya.
Orang tua pasien selalu memberikan motivasi dan dukungan pada
pasien terutama ketika pasien sakit dan harus mendapat pengobatan
C. SCREEM
SUMBER
PATHOLOGY
KET
Cultural
Religius
Ekonomi
Edukasi
Medical
Sosial
D. Genogram
Alamat lengakap : Desa Prasung Tambak RT 10/RW 04
Bentuk keluarga : Nuclear family
Diagram 1. Genogram Keluarga An. M.D
y
III
II
Keterangan :
y
: Ayah pasien
: Ibu pasien
II
III
: pasien
F. Perilaku pasien
1. Faktor Perilaku Keluarga
Yang dimaksud dengan sehat oleh keluarga ini adalah terhindar dari
penyakit. Keluarga ini sangat mengetahui bahwa kesehatan sangat lah
penting, dengan tubuh yang sehat mereka dapat melakukan aktifitas
dan pekerjaan secara optimal. Cara menjaga kesehatan menurut
keluarga ini adalah dengan makan-makanan yang sehat dan bersih,
istirahat yang cukup. Walau pun makanan keluarga ini terbilang
sederhana karena terbentur dengan pendapatan yang minim tapi
keluarga ini berusaha memasak sendiri agar tidak membeli makanan
sembarangan. Tapi sayangnya keluarga ini tinggal di daerah padat
rumah, sehingga udara yang masuk kurang dan atap rumah pasien
yang terbuat dari asbes jika siang hari rumah menjadi sangat panas
2. Denah Rumah
Faktor Lingkungan:
Faktor Perilaku:
Ibu belum menerapkan penuh tentang MP-ASI dan gizi seimbang
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Permasalahan yang ditemukan
1. Masalah aktif :
a. Gizi kuang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi. (Proverawati, 2009)
Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan
atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan,
aktivitas
berfikir
dan
semua
hal
yang
konsumsi
pangan,
peningkatan
status
sosial
ekonomi,
f)
kebutuhan
keanekaragaman
tubuh, dengan
atau
variasi
memerhatikan
makanan,
aktivitas
prinsip
fisik,
Penyelesaian :
b. Sosial Ekonomi rendah.
Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di
sejumlah wilayah di tanah air disebabkan ketidaktahuan orang
tua akan pentingnya gizi seimbang bagi anak balita yang pada
umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta
faktor kemiskinan. Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh
terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya
tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial
ekonomi yaitu kemiskinan. Faktor karakteristik keluarga yang
menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah
pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan ibu. (Rahardjo,
2012)
Penyelesaian :
Memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara mendapatkan gizi
seimbang walaupun dengan pendapatan yang minim.
c. Lingkungan rumah yang padat dan kurang bersih
Masalah gizi timbul tidak hanya karena dipengaruhi oleh
ketidak seimbangan asupan makanan, tetapi juga dipengaruhi
oleh penyakit infeksi. Masalah kesehatan lingkungan merupakan
determinan penting dalam bidang kesehatan. Kesehatan
lingkungan yang baik seperti penyediaan air bersih dan perilaku
2
3
Masalah
M
Efektivitas
I
Efesiensi
C
Ibu
belum
menerapkan penuh
tentang MP-ASI
dan gizi seimbang
Sosial
ekonomi
rendah
Hasil
P = MxIxV
C
26,7
7,2
Lingkungan rumah
yang padat dan
kurang bersih
20
Keterangan :
P
: Prioritas jalan keluar
M
: Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
I
V
C
Kegiatan
Sasaran
Target
Volume
Kegiatan
Pembentukan
Tim
Kader
puskesm
as
Terbentuk
kader
1 kali
Penyusunan
Kader
dan
tenaga
puskesm
as
Terbentuk
rencana
program
edukasi
1 kali
Pelaksanaan
kader
Terlaksana
Sebulan 2 1. melakukan
program
kali
kunjungan ke
edukasi gizi
rumah-rumah
seimbang
2. mempromosika
kepada ibu
n lewat
dengan anak
posyandu dll
balita
3. melakukan
penimbangan
BB, TB pada
Rincian Kegiatan
Lokasi
Pelaksanaan
Tenaga
Pelaksanaan
Jadwal
puskesmas
Tenaga
puskesmas
khusunya
program gizi
Selasa dan
jumat
puskesmas
Kader
terpilih
1. Memilih kader
1. melatih kader
tentang edukasi
gizi seimbang
2. memberikan
materi
mengenai gizi
seimbang
Posyandu,
kader
puskesmas,
rumah warga,
balai desa
Minggu
pertama
dan ketiga
Kebutuhan
Pelaksanaan.
1. Konsumsi
2. Alat tulis
3. laptop
1.
2.
3.
4.
laptop
lcd
konsumsi
alat tulis
1. timbangan,
pengukur
tinggi badan
2. konsumsi
3. alat tulis
4. lcd
5. laptop
6. mix
balita
4. mengajarkan
cara mengelola
makanan yang
memenuhi gizi
seimbang
dengan
keuangan yang
minim
5. mengajarkan
cara
menyimpan
makanan yang
baik
4
Evaluasi
Kader
1.Penurunan
Sebulan
angka balita sekali
gizi kurang
2.Meningkatka
n
pengetahua
n
ibu
tentang gizi
seimbang
3.Ibu-ibu dapat
menerapka
1. Pengumpulan
laporan balita
dengan gizi
baik, kurang,
dan rendah
2. Mencari
kendala dalam
melaksanakan
program
edukasi
Puskesmas
Kader
dan Hari jumat
tenaga
mnggu ke
puskesmas
empat
1.
2.
3.
4.
Konsumsi
Lcd
Laptop
Alat tulis
n
dlm
kehidupan
sehari-hari
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Segi Biologis :
2.
Segi Psikologis :
3.
4.
B. Saran
1. Untuk masalah medis (Gizi kurang) dilakukan langkah-langkah :
Kuratif
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, Soekidjo, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip
Dasar. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Januari
2011. http: //etd.eprints.ums.ac.id
Departemen Kesehatan RI, 2013. Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita.
Jakarta. Diakses pada tanggal 14 Januari 2011. http:
//www.depkes.com
Afriyanto, (2010) Keperawatan Keluarga dengan Kurang Gizi
Atikah Proverawati,. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Atikah Proverawati,. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kukuh Rahardjo,. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Soekidjo Notoatmodjo,. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
.Sunita Almatsier,. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia.
LAMPIRAN
Dapur ibu