Professional Documents
Culture Documents
: Tn. C.
Bentuk Keluarga
: Nuclear Family
Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
KK
L/
P
Umur
Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan
42
SMA
Buruh
Pasien
Klinik
(Y/T)
T
Istri
38
SMK
Pabrik
Ibu Rumah
Tn.C
Ny. HS
An. Akila
Anak ketiga
15
Tangga
-
An. DN
Anak Kedua
bulan
3,5
Belum
Diagnosis
Pneumoni
sekolah
Ket
PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.1-3
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi.Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja.Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik.4-6
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita pneumoni, berjenis kelamin perempuan dan berusia 16 bulan,
penderita merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara siswa dari salah satu
pesantren yang berada diwilayah cakupan Puskesmas Waru, Kabupaten
Sidoarjo, dimana banyak sekali didapatkan kasus scabies di pesantren
tersebut. Oleh karena banyaknya kasus ini di pesantren tersebut,maka
penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.
B.
TUJUAN
Tujuan dalam penyusunan makalah ini:
1. Sebagai tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di
kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrumen.
3. Menentukan prioritas faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan
pasien.
MANFAAT
Manfaat dari home visit yang dilakukan adalah
1.
2.
3.
4.
BAB II
STATUS PENDERITA
A.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. Akila
Umur
: 16 bulan
Jenis kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: -
Pendidikan
: -
Agama
: Islam
Alamat
Suku
: Jawa
Tanggal periksa
: -
B.
6 April 2016
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
: Batuk
Riwayat Imunisasi
: lengkap
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat pengobatan
4. RiwayatPenyakit Keluarga
-
: disangkal
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
-
Riwayat merokok
: disangkal
: + (ayah)
: jarang sekali
memproduksi
karung
plastik.Sumber
pendapatan
keluarga
didapatkan dari Ayah dan Ibu dengan total penghasilan rata-rata perbulan
Rp. 3.000.000,-.
7. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe kerupuk, dan
kadang dengan daging. Penderita termasuk anak yang sulit untuk makan..
Kesan status gizi kurang.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), kesan gizi kurang.
2.
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 36,8C
Tensi
: 110/80 mmHg
: 40 kg
TB
: 155 cm
IMT
Kulit
Warna
Kepala
4.
Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea
(+/+),
warna
kelopak
(coklat
kehitaman),
katarak
(-/-),
radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6.
Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)
7.
Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
8.
Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9.
Leher
JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10.
Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor :I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas
:SIC II LPSD
Abdomen
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P :timpani seluruh lapang perut
A :peristaltik (+) normal
12.
13.
Ektremitas:
oedem
14.
15.
Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur
T5
55
16.
5
5
RF
2
RP -
Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan
Kesadaran
Afek
: appropriate
Psikomotor
: normoaktif
Proses pikir
: bentuk :realistik
isi
arus
:koheren
Insight
: baik
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
C.
RESUME
Seorang
anak
laki-laki
12tahun
dengan
keluhan
gatal-gatal
dipergelangan tangan sejak kurang lebih dua minggu yang. Lalu timbul
bercak bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada yang
pecah karena digaruk dan keluar cairan bening. Bercak awalnya muncul di
jari tangan kanan lalu menjalar ke sela-sela jari tangan kanan dan muncul
juga di tangan kiri kemudian merambat ke kedua pergelangan tangan. Rasa
gatal makin parah pada malam hari. Pasien menderita penyakit ini setelah
beberapa bulan mondok di pondok pesantren dan teman teman di
pondoknya banyak yang yang mengalami keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
compos mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:120/80 mmHg, N: 94
x/menit, Rr: 20 x/menit, S:36,80C, BB:40 kg, TB:155 cm, status gizi Gizi
kurang. Daripemeriksaan fisik didapatkanPemeriksaan Dermatologi Regio
manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple pustula krustae,
erosi (+).
E.
PATIENTCENTERED DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis
1.
2.
11
F.
PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
1. Pakaian, sprei, sarung bantal yang di gunakan semalam setelah pemberian
obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci selama 30 menit
selama 3 hari berturut-turut.
2. Saat di pesantren, tidak boleh meminjamkan atau meminjam pakaian,
handuk, dll padaorang lain.
3. Menyarankan teman-teman satu pesantren yang memiliki keluhan gatalgatal seperti pasien untuk berobat.
Medikamentosa
Sistemik
-
Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.
G.
FOLLOW UP
Tanggal 25 Februari 2016
S :Gatal-gatal (+), Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg
R :20 x/menit
S :36,80C
N : 94 x/menit
12
R :20 x/menit
S :36,80C
N : 90 x/menit
Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.
Tanggal 5 Maret 2016
S :Gatal-gatal (+) berkurang, Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg
R :20 x/menit
S :36,80C
N : 94 x/menit
13
P :
Sistemik
-
Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.
FOLLOW SHEET
Nama
: An. CA
Diagnosis : Scabies
NO
Tanggal
Tensi
mm
Hg
BB
TB
Kg
Cm
Status
Gizi
Keterangan
-Salep scabizid
-Cetrizin Tab (1x1
tablet)
-Vitamin C tab (1
x 1 tablet)
- Amoxycillin (3x1
tablet)
25/02/16
120/80
40
155
Gizi kurang
27/02/16
120/80
40
155
Gizi kurang
05/03/16
110/80
40
155
Gizi kurang
14
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis.
Keluarga terdiri dari penderita, ayah, Ibu, 2 kakak laki-laki, dan
1 anak perempuan. Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibunya dan
2 kakak laki-laki. Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan,
menangis kuat dengan BB lahir 2800 gram di RSUD Sidoarjo.
2. Fungsi Psikologis.
An. Akila tinggal serumah dengan ayah, ibunya dan 2 kakak lakilaki. Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Penderita seorang pelajar yang sedang bersekolah di salah satu
pondok di Tambak Sumur.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara
musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong
menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya
yang menderita kesusahan. Meskipun penghasilan mereka berkecukupan,
namun mereka tetap hidup bahagia dan memasrahkan semuanya kepada
Tuhan.
3. Fungsi Sosial
Penderita adalah anak yang senang bermain dengan temen-teman
sekolah dan sekitar rumahnya. Dalam masyarakat penderita dan kedua
orang tua hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai
kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Kedua orang tua penderita
cukup aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat meskipun jam kerja yang
menyita waktu, namun penderita jarang mengikuti kegiatan masyarakat
seperti gotong royong di hari minggu atau membantu hajatan tetangga.
Dalam kesehariannya sebelum mondok, penderita bergaul akrab dengan
15
16
17
Sering/
selalu
Kadangkadang
Jarang/tidak
Sering/
selalu
Kadangkadang
Jarang/tidak
Sering/
selalu
Kadangkadang
Jarang/tidak
18
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga An. CA adalah 27,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga An. CAadalah 9. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. CA dan
orang tuanya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga
tersebut terjalin baik.
C. SCREEM
SUMBER
Sosial
Cultural
Religius
Agama
menawarkan
pengalaman spiritual yang baik
untuk ketenangan individu yang
tidak didapatkan dari yang lain
Ekonomi
Edukasi
Medical
Pelayanan kesehatan puskesmas
memberikan perhatian khusus
terhadap kasus penderita
PATHOLOGY
KET
Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga juga dengan saudara partisipasi
mereka dalam masyarakat cukup meskipun
banyak keterbatasan.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan
Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran
agama baik, hal ini dapat dilihat dari
penderita dan orang tua rajin menjalankan
sholat.Penderita rutin belajar mengaji dan
sholat di pesantren.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah
+
ke bawah, untuk kebutuhan primer sudah
bisa terpenuhi, meski belum mampu
mencukupi kebutuhan sekunder rencana
ekonomi tidak memadai, diperlukan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
Pendidikan anggota keluarga kurang
+
memadai.
Tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan orang tua masih rendah.
Kemampuan untuk memperoleh dan
memiliki fasilitas pendidikan seperti bukubuku, koran terbatas.
Tidak mampu membiayai pelayanan
+
kesehatan yang lebih baik Dalam mencari
pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
menggunakan Puskesmas dan hal ini mudah
dijangkau karena letaknya dekat. Kurang
adanya
waktu
untuk
mendapatkan
pengobatan.
19
Keterangan :
Ekonomi (+) artinya keluarga An. CA masih menghadapi
permasalahan dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat
dilihat dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan dan
belum dapat memnuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
Edukasi
(+)
artinya
keluarga
An.
CAjuga
menghadapi
20
An.D (3,5th)
Belum Sekolah
Tn. C (42th)
Buruh
pabrik
Ny.H
(38th)
IRT
An.CA(12th)
Pelajar
: hubungan baik
An. CA, 12 th
Tn. C, 42 th
Ny. H, 38 th
21
Jawab :
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai
urusan anak sehari-hari kepada ibu.
3. Ketika ayah seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab :
Ikut mendukung dan membantu apa yang diputuskan ayah.
4. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?
Jawab :
Dibutuhkan ijin ayah, karena ia sebagai kepala keluarga. Namun
sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya atau
mungkin juga melibatkan keluarga besarnya.
5. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?
Jawab :
Anggota keluarga yang dekat dengan penderita adalah ibu. Walaupun
waktu yang tersedia untuk bertemu ibu tidak banyak namun penderita
selalu menyampaikan keinginannya ataupun keluhannya kepada ibu.
6. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Selanjutnya adalah ayah penderita.
7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab :
Tidak ada
8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.
22
23
BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
An. CA adalah seorang anak dari pasangan Tn. C dan Ny. H.
Penderita sekarang duduk di kelas 1 SMP Pondok Pesantren Fadilillah
Tambak Sumur .Sejak kurang lebih 2 minggu ini penderita menderita
skabies. Namun kedua orang tua belum banyak memiliki pengetahuan
tentang kesehatan khususnya tentang Skabies sendiri dan pentingnya
kebersihan lingkungan yang berhuubungan erat dengan penyakit penderita.
Menurut semua anggota keluarga ini, yang dimaksud dengan sehat
adalah keadaan terbebas dari sakit, yaitu yang menghalangi aktivitas seharihari. Keluarga ini menyadari pentingnya kesehatan karena apabila mereka
sakit, mereka menjadi tidak dapat bekerja lagi sehingga otomatis pendapatan
keluarga akan berkurang dan menjadi beban anggota keluarga lainnya.
Keluarga ini meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh kuman penyakit,
bukan dari guna-guna, sihir, atau supranatural/ takhayul.Mereka tidak terlalu
mempercayai mitos, apalagi menyangkut masalah penyakit, lebih
mempercayakan pemeriksaan atau pengobatannya pada mantri, bidan, atau
dokter di puskesmas yang terletak dekat dengan rumah.
Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun Keluarga
ini berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan
menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore.
Keluarga ini tidak memiliki fasilitas jamban keluarga sehingga
apabila ingin membuang hajatnya penderita dan keluarga harus ke kali
dahulu.Namun untuk melakukan kegiatan mencuci dan mandi keluarga ini
menggunakan air dari pompa air yang ada di rumah.
24
25
Denah Rumah
WC
Jemuran
Cucian
Kmr.Mandi
Dapur
Kamar
Kamar
Ruang
Keluarga
Keterangan :
: Jendela
Garasi
Dalam
: Satu Pintu
Ruang
Tamu
: Tembok
Garasi Luar
Teras
26
27
28
29
BAB V
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
a. SkabiesKasus Baru
b. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang penyakit penderita
c. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dan teman di pesantren
2. Faktor resiko :
a. Kebersihan diri yang kurang
b. Lingkungan pesantrenyang tidak sehat
DIAGRAMPERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
1. Skabies
Kasus Baru
5.Lingkungan
pesantren yang
tidak sehat
An. CA,
12 th
30
2.Tingkat
pengetahuan orang
tua masih rendah
BAB VI
PATIENT MANAGEMENT
4. Status
gizi
kurang
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT
3. Resiko penularan
pada anggota
keluarga yang lain
dan teman di
1. Support Psikologis
pesantren
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Antara lain dengan cara :
a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang dihadapi.
b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada. Memantau
kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon
hanya kepada Tuhan YME.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami
akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan
edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut bukan penyakit
turunan dan dapat disembuhkan. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai
petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan makanan yang
bergizi tinggi meskipun sederhana, istirahat yang cukup. Diharapkan
pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap
31
32
33
BAB VII
PEMBAHASAN
2.1. Sinonim
Kudis, The Itch, Gudik, Budukan, Gatal Agogo.1
2.2. Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.1-3
2.3. Epidemiologi
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi.Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja.Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S.
(Penyakit akibat Hubungan Seksual).4-6
2.4. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan
babi.7,8,9
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata.Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar
antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih
kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron. Bentuk dewasa
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
34
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut
dan keempat berakhir dengan alat perekat.1
Siklus
hidup
tungau
ini
sebagai
berikut.
Setelah
kopulasi
(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadangkadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan
telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .1
Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi
larvayang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
35
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi
nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8 12 hari.1
36
37
38
39
40
2.8. Klasifikasi.
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan
sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa
bentuk tersebut antara lain :1
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.3
2. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan
penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan
gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip
penyakit lain.3-5
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang
gatal.Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia
laki-laki, inguinal dan aksila.Nodus ini timbul sebagai reaksi
hipersensetivitas terhadap tungau scabies.Pada nodus yang berumur lebih
dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap
selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi
pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.3
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna.Lesi biasanya terdapat pada
daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya
yaitu paha, perut, dada dan lengan.Masa inkubasi lebih pendek dan
transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu)
dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat
melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.7
5. Skabies Norwegia.
41
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan
krusta,
skuama
generalisata
dan
hyperkeratosis
yang
menemukan
tungau
Carilah
mula-mula
terowongan,
kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan
jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.1
1
mikroskop cahaya.
Dengan biopsi eksisional
Hematoksilin Eosin.
42
dan
diperiksa
dengan
pewarnaan
2.10. Diagnosis
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar :2,4
1. Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau
berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan
pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.
2. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan
bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae,
sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna
pria.Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali
pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat
terjadi di seluruh permukaan kulit.
3. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang
efektif.
4. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota
keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada
malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi
sehingga aktivitas kutu meningkat.
2.11. Diferensial Diagnosis
Diagnosis bandingnya adalah :
1. Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada
bagian ekstensor ekstremitas.
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan,
efloresensinya urtikaria papuler.
3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang
eritem.
2.12. Terapi
Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati
termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai
pada pengobatan scabies yaitu:1
a
Permetrin.
43
Malation.
Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam.
Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan
efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi.
Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.
2.13. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta
syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini
dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik.
44
BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
2. Segi Psikologis :
Tingkat
kepatuhan
dalam
menggunakan
obat
yang
baik,
sehari-hari
primer
sudah
dapat
tercukupi.Serta
B. SARAN
1. Untuk masalah medis An. CAdilakukan langkah-langkah :
Preventif :
-
Menghindari
pemakaian
pakaian,
handuk,
sprei
secara
bersama-sama.
Jangan menggaruk bintik-bintik yang ada karena akan
memperparah infeksi yang telah ada dan dapat menyebabkan
penyebaran ke bagian tubuh yang lain.
45
garukan.
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, perbanyak
dan menyetrikanya.
Menjemur kasur dan sofa pada terik matahari.
Promotif :
-
sama.
Edukasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini
ditandai rasa gatal yang meningkat pada malam hari,
menyerang manusia secara berkelompok sehingga semua
anggota keluarga harus diobati secara serentak. Biasanya
muncul pada sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, putting susu (pada wanita),
sekitar pusar, bokong, kemaluan, perut bagian bawah (dewasa),
telapak tangan dan telapak kaki, serta membentuk terowongan
pada tempat-tempat tadi.
46
mengotori pakaian.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa selama dalam
pengobatan diharapkan pasien membatasi aktivitas fisik
Kuratif
-
Sistemik
Ceterizine tab (1 x 1 tablet)
Amoxycillin tab (1x1 tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Topikal
Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) dioleskan pada
sore hari setelah mandi dan tidak boleh dibilas sampai
keesokan harinya saat mandi.
Rehabilitatif :
-
stadium telur.
Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah
pemakaian obat yang benar, pemakaian salep Scabizid yang
benar, Cetrizine bila gatal, Amoxicillin diminum sampai habis
untuk mencegah infeksi sekunder, Vitamin C digunakan untuk
47
Kuratif
Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,
Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2003.p.62-79.
48
Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006
Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2002.
49