You are on page 1of 49

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISITE

LAPORAN HOME VISITEDOKTER KELUARGA


Berkas Pembinaan Keluarga
Puskesmas Waru

No. RM: 1951-91

Tanggal kunjungan pertama kali 07 April 2016


Nama pembina keluarga pertama kali : L. Arika Sri Sunjari, S.ked.
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga
Alamat lengkap

: Tn. C.

: Perum. Wahyu Taman Blok AJ-18, Sarirogo

Bentuk Keluarga

: Nuclear Family

Tabel !. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No

Nama

Kedudukan
dalam
keluarga
KK

L/
P

Umur

Pendidikan
Terakhir

Pekerjaan

42

SMA

Buruh

Pasien
Klinik
(Y/T)
T

Istri

38

SMK

Pabrik
Ibu Rumah

Tn.C

Ny. HS

An. Akila

Anak ketiga

15

Tangga
-

An. DN

Anak Kedua

bulan
3,5

Belum

Diagnosis
Pneumoni

sekolah

Sumber : Data Primer, April 2016

Ket

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA


BAB I
A.

PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.1-3
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi.Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja.Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik.4-6
Laporan ini diambil berdasarkan kasus yang diambil dari seorang
penderita pneumoni, berjenis kelamin perempuan dan berusia 16 bulan,
penderita merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara siswa dari salah satu
pesantren yang berada diwilayah cakupan Puskesmas Waru, Kabupaten
Sidoarjo, dimana banyak sekali didapatkan kasus scabies di pesantren
tersebut. Oleh karena banyaknya kasus ini di pesantren tersebut,maka
penting kiranya bagi penulis untuk memperhatikan dan mencermatinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.

B.

TUJUAN
Tujuan dalam penyusunan makalah ini:
1. Sebagai tugas akhir kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan anggota keluarga yang di
kunjungi sesuai dengan penyakit dan instrumen.
3. Menentukan prioritas faktor yang besar pengaruhnya terhadap kesehatan
pasien.

4. Untuk lebih mengenal kehidupan pasien dan keluarga pasien.


5. Untuk memberikan pertolongan medis.
6. Untuk memenuhi panggilan pasien yang meminta pertolongan.
C.

MANFAAT
Manfaat dari home visit yang dilakukan adalah
1.
2.
3.
4.

Lebih meningkatkan pemahaman dokter terhadap pasiennya.


Lebih meningkatkan hubungan dokter dengan pasien.
Menjamin terpenuhnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
Meningkatkan kepuasan dan juga mengedukasi pasien dan keluarganya.

BAB II
STATUS PENDERITA
A.

IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. Akila

Umur

: 16 bulan

Jenis kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: -

Pendidikan

: -

Agama

: Islam

Alamat

: Perum Taman Wahyu

Suku

: Jawa

Tanggal periksa

: -

B.

6 April 2016

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama

: Batuk

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Batuk sejak 2 minggu yang lalu, tidak keluar dahak, Kurang lebih dua
minggu yang lalu penderita mulai merasa gatal-gatal di ke dua sela jari
tangan, kemudian merambat ke pergelangan tangan. Lalu timbul bercak
bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada yang pecah karena
digaruk dan keluar cairan bening. Bercak awalnya muncul di jari tangan
kanan lalu menjalar ke sela-sela jari tangan kanan dan muncul juga di tangan
kiri. Rasa gatal makin parah pada malam hari. Pasien menggunakan sabun
dettol untuk mencuci tangannya beranggapan bahwa gatal nya akan hilang
namun kenyataan tidak.
Pasien menderita penyakit ini setelah beberapa bulan mondok di
pesantrendan teman teman di pondoknya banyak yang menderitakeluhan
yang sama.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
-

Riwayat Imunisasi

: lengkap

Riwayat sakit gula

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat alergi obat/makanan

: disangkal

Riwayat penyakit jantung

: disangkal

Riwayat pengobatan

: acyclovir dan CTM

4. RiwayatPenyakit Keluarga
-

Riwayat keluarga dengan penyakit serupa

: disangkal

Riwayat sakit sesak nafas

: disangkal

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat sakit gula

: disangkal

5. Riwayat Kebiasaan
-

Riwayat merokok

: disangkal

Riwayat Ayah/ibu merokok

: + (ayah)

Riwayat olah raga

: jarang sekali

Riwayat pengisian waktu luang dengan berbincang bincang dengan


keluarga jarang, berekreasi jarang

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita adalah seorang seorang anak pertama dari pasangan suami
istri, Tn C dan Ny. HS. Ayah dan ibu penderita tinggal di sebuah rumah
yang berpenghuni 4 orang (penderita, adik penderita, ayah dan ibu).
Penderita masih bersekolah kelas 1SMP di Pondok Pesantren Fadilillah
Tambak Sumur.Ayah penderita bekerja sebagaiburuh pabrik, di pabrik
yang

memproduksi

karung

plastik.Sumber

pendapatan

keluarga

didapatkan dari Ayah dan Ibu dengan total penghasilan rata-rata perbulan
Rp. 3.000.000,-.
7. Riwayat Gizi.
Penderita makan sehari-harinya biasanya antara 2-3 kali dengan nasi
sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe kerupuk, dan

kadang dengan daging. Penderita termasuk anak yang sulit untuk makan..
Kesan status gizi kurang.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1.

Keadaan Umum
Tampak baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), kesan gizi kurang.

2.

Tanda Vital dan Status Gizi


Tanda Vital
Nadi

: 96 x/menit, reguler, kuat angkat

Pernafasan : 20 x/menit
Suhu

: 36,8C

Tensi

: 110/80 mmHg

Status gizi ( Kurva NCHS ) :


BB

: 40 kg

TB

: 155 cm

IMT

: 40/(1,55 x 1,55) = 16,6 underweight

Status Gizi Gizi Kurang


3.

Kulit
Warna

: Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala

: Bentuk mesocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah


dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)

4.

Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea

(+/+),

warna

kelopak

(coklat

kehitaman),

katarak

(-/-),

radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5.

Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)

6.

Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)

7.

Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal

8.

Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9.

Leher
JVP (5+2) cmH2O tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar
tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

10.

Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
- Cor :I : ictus cordis tak tampak
P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas

:SIC II 1 cm lateral LPSS

batas kanan atas

:SIC II LPSD

batas kiri bawah

:SIC V 1 cm lateral LMCS

batas kanan bawah :SIC IV LPSD


batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ III intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
Dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor

A: suara dasar vesikuler (+/+)


11.

Abdomen
I :dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P :supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P :timpani seluruh lapang perut
A :peristaltik (+) normal

12.

Sistem Collumna Vertebralis


I :deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P :nyeri tekan (-)
P :NKCV (-)

13.

Ektremitas:

palmar eritema(-/-), makula (-), papula (+)


akral dingin

oedem

14.

Sistem genetalia: dalam batas normal

15.

Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur

: dalam batas normal

Fungsi Vegetatif : dalam batas normal


Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5

T5

55
16.

5
5

RF
2

RP -

Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan

: sesuai umur, perawatan diri cukup

Kesadaran

: kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis

Afek

: appropriate

Psikomotor

: normoaktif

Proses pikir

: bentuk :realistik
isi

:waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)

arus

:koheren

Insight

: baik

17. Status Lokalis


Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple, erosi (+)

Foto pergelangan tangan


kanan dan kiri pasien.

10

PEMERIKSAAN PENUNJANG

C.

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.


D.

RESUME
Seorang

anak

laki-laki

12tahun

dengan

keluhan

gatal-gatal

dipergelangan tangan sejak kurang lebih dua minggu yang. Lalu timbul
bercak bercak yang makin lama makin besar, bercak tersebut ada yang
pecah karena digaruk dan keluar cairan bening. Bercak awalnya muncul di
jari tangan kanan lalu menjalar ke sela-sela jari tangan kanan dan muncul
juga di tangan kiri kemudian merambat ke kedua pergelangan tangan. Rasa
gatal makin parah pada malam hari. Pasien menderita penyakit ini setelah
beberapa bulan mondok di pondok pesantren dan teman teman di
pondoknya banyak yang yang mengalami keluhan yang sama.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
compos mentis, status gizi kesan kurang. Tanda vital T:120/80 mmHg, N: 94
x/menit, Rr: 20 x/menit, S:36,80C, BB:40 kg, TB:155 cm, status gizi Gizi
kurang. Daripemeriksaan fisik didapatkanPemeriksaan Dermatologi Regio
manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula multiple pustula krustae,
erosi (+).
E.

PATIENTCENTERED DIAGNOSIS
Diagnosis Biologis

1.

Skabies kasus baru

2.

Status gizi yang rendah


Diagnosis Psikologis
Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari.


2. Kondisi lingkungan pesantren yang kurang sehat

11

F.

PENATALAKSANAAN
Non Medika mentosa
1. Pakaian, sprei, sarung bantal yang di gunakan semalam setelah pemberian
obat di rendam dengan air mendidih sebelum di cuci selama 30 menit
selama 3 hari berturut-turut.
2. Saat di pesantren, tidak boleh meminjamkan atau meminjam pakaian,
handuk, dll padaorang lain.
3. Menyarankan teman-teman satu pesantren yang memiliki keluhan gatalgatal seperti pasien untuk berobat.
Medikamentosa
Sistemik
-

Cetrizin Tab (1x1 tablet)

Vitamin C tab (1 x 1 tablet)

Amoxycillin (3x1 tablet)

Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.
G.

FOLLOW UP
Tanggal 25 Februari 2016
S :Gatal-gatal (+), Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,80C

N : 94 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple, erosi (+)
A : Skabies
P : Salep Scabizid
Cetirizine tab (1 x 1 tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)

12

Amoxycillin tab (1x1 tablet)


Tanggal 27 Februari 2016
S :Gatal-gatal (+) berkurang, Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 110/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,80C

N : 90 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple, erosi (+)
A : Skabies
P :
Sistemik
-

Cetrizin Tab (1x1 tablet)

Vitamin C tab (1 x 1 tablet)

Amoxycillin (3x1 tablet)

Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.
Tanggal 5 Maret 2016
S :Gatal-gatal (+) berkurang, Nafsu Makan baik
O :KU: Tampak baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi kurang.
Tanda vital :T : 120/80 mmHg

R :20 x/menit
S :36,80C

N : 94 x/menit

Status Generalis : dalam batas normal.


Status Neurologis : dalam batas normal.
Status Mentalis

: dalam batas normal.

Status dermatologi: Regio manus dextra et sinistra tampak papulo vesikula


multiple mengalami hiperpigmentasi, erosi (+)
A : Skabies

13

P :
Sistemik
-

Cetrizin Tab (1x1 tablet)

Vitamin C tab (1 x 1 tablet)

Amoxycillin (3x1 tablet)

Topikal
- Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) sehabis mandi sore, dan
pasien baru boleh bilas keesokan harinyasaat mandi.

FOLLOW SHEET
Nama

: An. CA

Diagnosis : Scabies
NO

Tanggal

Tensi
mm
Hg

BB

TB

Kg

Cm

Status
Gizi

Keterangan

-Salep scabizid
-Cetrizin Tab (1x1
tablet)
-Vitamin C tab (1
x 1 tablet)
- Amoxycillin (3x1
tablet)

25/02/16

120/80

40

155

Gizi kurang

27/02/16

120/80

40

155

Gizi kurang

05/03/16

110/80

40

155

Gizi kurang

14

BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis.
Keluarga terdiri dari penderita, ayah, Ibu, 2 kakak laki-laki, dan
1 anak perempuan. Penderita tinggal serumah dengan ayah, ibunya dan
2 kakak laki-laki. Penderita ketika lahir ditolong oleh bidan, spontan,
menangis kuat dengan BB lahir 2800 gram di RSUD Sidoarjo.
2. Fungsi Psikologis.
An. Akila tinggal serumah dengan ayah, ibunya dan 2 kakak lakilaki. Hubungan keluarga mereka terjalin cukup akrab, terbukti dengan
permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam
keluarga ini. Hubungan diantara mereka cukup dekat antara satu dengan
yang lain. Penderita seorang pelajar yang sedang bersekolah di salah satu
pondok di Tambak Sumur.
Permasalahan yang timbul dalam keluarga dipecahkan secara
musyawarah dan dicari jalan tengah, serta dibiasakan sikap saling tolong
menolong baik fisik, mental, maupun jika ada salah seorang di antaranya
yang menderita kesusahan. Meskipun penghasilan mereka berkecukupan,
namun mereka tetap hidup bahagia dan memasrahkan semuanya kepada
Tuhan.
3. Fungsi Sosial
Penderita adalah anak yang senang bermain dengan temen-teman
sekolah dan sekitar rumahnya. Dalam masyarakat penderita dan kedua
orang tua hanya sebagai anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai
kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Kedua orang tua penderita
cukup aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat meskipun jam kerja yang
menyita waktu, namun penderita jarang mengikuti kegiatan masyarakat
seperti gotong royong di hari minggu atau membantu hajatan tetangga.
Dalam kesehariannya sebelum mondok, penderita bergaul akrab dengan

15

masyarakat di sekitarnya seperti halnya anggota masyarakat yang lain.


Begitu pula saat di pondok pesantren, meskipun penderita tergolong anak
yang pemalu namun dalam pergaulan penderita cukup akrab dan memiliki
teman yang banyak.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penghasilan keluarga berasal dari penghasilan dari ayah yang bekerja
sebagai wiraswata yang menjual ayam aduan dan kakak pertama laki-laki
yang bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran cepat saji. Total
penghasilan rata-rata sebesar Rp 3.000.000,00 perbulannya.
Penghasailan tersebut juga digunakan untuk biaya hidup sehari-hari
seperti makan, minum, biaya sekolah atau iuran membayar listrik hanya
mengandalkan uang yang adadan menyisihkannya uang untuk biaya-biaya
mendadak (seperti biaya pengobatan dan lain-lain). Untuk memasak memakai
kompor gas. Makan sehari-hari dengan lauk, tahu, tempe, daging, buah dan
frekuensi makan 3 kali sehari.Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke
puskesmas.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Penderita termasuk anak yang pemalu sehingga bila mengalami
kesulitan atau masalah penderita sering bercerita kepada kedua orang
tuanya terutama ibu.
B. APGAR SCORE
ADAPTATION
Selama ini dalam menghadapi masalah keluarga, pasien selalu pertama kali
membicarakannya kepada ibunya dan mengungkapkan apa yang diinginkannya dan
menjadi keluhannya. Baik keluhan tentang penyakitnya maupun tentang pendidikan.
Penyakitnya ini kadang mengganggu aktivitasnya sehari-hari baik belajar di
pesantren ataupun bermain dengan teman-temannya disana. Dukungan dari orang
tua, lingkungan dan petugas kesehatan yang memberi penyuluhan kepadanya, sangat
memberinya motivasi untuk sembuh dan teratur minum obat, karena penderita dan
keluarga yakin penyakitnya bisa sembuh total bila ia mematuhi aturan pengobatan

16

sampai sakitnya benar-benar sembuh. Hal ini menumbuhkan kepatuhan pada


penderita dalam menjalani hidup bersih.
PARTNERSHIP
An. CAmengerti bahwa ia adalah harapan keluarga. Selain itu ayah, ibu dan
keluarganya meyakinkannya bahwa ia bisa sembuh total, komunikasi antar anggota
keluarga masih berjalan dengan baik.
GROWTH
An. CAsadar bahwa ia harus rajin dan bersabar menghadapi penyakitnya
walaupun kadang menganggunya terutama dalam hal pelajaran karena membuatnya
kurang konsentrasi dan tidur tidak nyenyak saat malam.
AFFECTION
An.CAmerasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan ayah dan ibu
cukup meskipun akhir-akhir ini ia sering menderita sakit. Bahkan perhatian yang
dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya, begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
An. CAmerasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan
dari kedua orang tuanya dan adiknya walaupun waktu yang tersedia tidak banyak
karena penderita bersekolah di pondok pesantren yang mengharuskan penderita harus
mondok disana setiap hari. Namun tiap minggunya bisa bertemu sekali meskipun
hanya sebentar.
APGAR An. CA Terhadap Keluarga

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
saya
A Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan carakeluarga saya dansaya
membagi waktu bersama-sama

Total poin = 9 fungsi keluarga dalam keadaan baik

17

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

An. CA merupakan anak pertama dikeluarga tersebut yang bersekolah


di pondok pesantren , sehingga semakin sedikit waktu untuk bersama-sama
keluarga. Ketika bertemu di akhir minggupun hanya memiliki waktu
sebentar, sehingga kadang sulit untuk berinteraksi lebih lama dengan
keluarga.
APGAR Ny. Herlin Terhadap Keluarga

A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalah


P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
saya
A Saya puas dengan cara keluarga
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik


Ny. HSmerupakan seorang ibu rumah tangga, sehingga memiliki
waktu yang banyak untuk berinteraksi dengan anggota keluarga dirumah.
APGAR An. Chusaeni Terhadap Keluarga
A

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke


keluarga saya bila saya menghadapi masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga
saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya
membagi waktu bersama-sama

Sering/
selalu

Kadangkadang

Jarang/tidak

Total poin = 9, fungsi keluarga dalam keadaan baik


Tn. C merupakan seorang buruh pabrik plastik, bekerja dari pagi hingga
sore. Sehingga memiliki waktu lebih sedikit untuk bersama-sama.

18

Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga An. CA adalah 27,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga An. CAadalah 9. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga An. CA dan
orang tuanya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga
tersebut terjalin baik.
C. SCREEM
SUMBER
Sosial

Cultural

Religius
Agama
menawarkan
pengalaman spiritual yang baik
untuk ketenangan individu yang
tidak didapatkan dari yang lain
Ekonomi

Edukasi

Medical
Pelayanan kesehatan puskesmas
memberikan perhatian khusus
terhadap kasus penderita

PATHOLOGY
KET
Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga juga dengan saudara partisipasi
mereka dalam masyarakat cukup meskipun
banyak keterbatasan.
Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan, sunatan, nyadran dll.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan
Pemahaman agama baik. Penerapan ajaran
agama baik, hal ini dapat dilihat dari
penderita dan orang tua rajin menjalankan
sholat.Penderita rutin belajar mengaji dan
sholat di pesantren.
Ekonomi keluarga ini tergolong menengah
+
ke bawah, untuk kebutuhan primer sudah
bisa terpenuhi, meski belum mampu
mencukupi kebutuhan sekunder rencana
ekonomi tidak memadai, diperlukan skala
prioritas untuk pemenuhan kebutuhan hidup
Pendidikan anggota keluarga kurang
+
memadai.
Tingkat
pendidikan
dan
pengetahuan orang tua masih rendah.
Kemampuan untuk memperoleh dan
memiliki fasilitas pendidikan seperti bukubuku, koran terbatas.
Tidak mampu membiayai pelayanan
+
kesehatan yang lebih baik Dalam mencari
pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
menggunakan Puskesmas dan hal ini mudah
dijangkau karena letaknya dekat. Kurang
adanya
waktu
untuk
mendapatkan
pengobatan.

19

Keterangan :
Ekonomi (+) artinya keluarga An. CA masih menghadapi
permasalahan dalam hal perekonomian keluarga. Hal ini dapat
dilihat dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang pas-pasan dan
belum dapat memnuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
Edukasi

(+)

artinya

keluarga

An.

CAjuga

menghadapi

permasalahan dalam bidang pendidikan, An. CAmenjadi tidak


masuk sekolah karena berobat. Sedangkan kedua orang uanya
hanya tamat SMA. Hal ini akan mempengaruhi pengetahuan dan
pola berpikir dari anggota keluarga.
Medical (+) artinya keluarga An. CA tidak mampu membiayai
pelayanan kesehatan yang lebih baik Dalam mencari pelayanan
kesehatan keluarga ini biasanya menggunakan Puskesmas dan hal ini
mudah dijangkau karena letaknya dekat. Kurang adanya waktu untuk
mendapatkan pengobatan.
D. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Alamat lengkap

: Perum. Wahyu Taman Blok AJ-18, Sarirogo

Diagram 1. Genogram Keluarga An. Chandra


Dibuat tanggal 7 April 2016

20

An.D (3,5th)
Belum Sekolah

Tn. C (42th)
Buruh
pabrik
Ny.H
(38th)
IRT

An.CA(12th)
Pelajar

Sumber : Data Primer, 6 April 2016


Keterangan :
An. CA.
: Penderita
Tn. C
: Ayah Penderita
Ny. H
: Ibu Penderita
E. Informasi Pola Interaksi Keluarga
Keterangan :

: hubungan baik
An. CA, 12 th

Tn. C, 42 th

Ny. H, 38 th

: hubungan tidak baik


Hubungan antaraAn. CA, ayah dan ibunya baik dan dekat. Antara ayah dan
ibunya baik. Dalam keluarga ini tidak sampai terjadi konflik atau hubungan
buruk antar anggota keluarga.
F. Pertanyaan Sirkuler
1. Ketika penderita jatuh sakit apa yang harus dilakukan oleh ibu?
Jawab :
Ibu merawat penderita dan menyiapkan kebutuhan penderita selama
penderita mondok
2. Ketika ibu bertindak seperti itu apa yang dilakukan ayah?

21

Jawab :
Ayah mendukung apa yang dilakukan oleh ibu. Karena ia mempercayai
urusan anak sehari-hari kepada ibu.
3. Ketika ayah seperti itu apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain?
Jawab :
Ikut mendukung dan membantu apa yang diputuskan ayah.
4. Kalau butuh dirawat/operasi ijin siapa yang dibutuhkan?
Jawab :
Dibutuhkan ijin ayah, karena ia sebagai kepala keluarga. Namun
sebelumya melalui musyawarah dengan anggota keluarga lainya atau
mungkin juga melibatkan keluarga besarnya.
5. Siapa anggota keluarga yang terdekat dengan penderita?
Jawab :
Anggota keluarga yang dekat dengan penderita adalah ibu. Walaupun
waktu yang tersedia untuk bertemu ibu tidak banyak namun penderita
selalu menyampaikan keinginannya ataupun keluhannya kepada ibu.
6. Selanjutnya siapa?
Jawab :
Selanjutnya adalah ayah penderita.
7. Siapa yang secara emosional jauh dari penderita?
Jawab :
Tidak ada
8. Siapa yang selalu tidak setuju dengan pasien?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.
9. Siapa yang biasanya tidak setuju dengan anggota keluarga lainnya?
Jawab :
Ayah, karena sebagian besar keputusan di dalam keluarga diambil oleh
ayah.

22

23

BAB IV
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Identifikasi Faktor Perilaku dan Non Perilaku Keluarga
1. Faktor Perilaku Keluarga
An. CA adalah seorang anak dari pasangan Tn. C dan Ny. H.
Penderita sekarang duduk di kelas 1 SMP Pondok Pesantren Fadilillah
Tambak Sumur .Sejak kurang lebih 2 minggu ini penderita menderita
skabies. Namun kedua orang tua belum banyak memiliki pengetahuan
tentang kesehatan khususnya tentang Skabies sendiri dan pentingnya
kebersihan lingkungan yang berhuubungan erat dengan penyakit penderita.
Menurut semua anggota keluarga ini, yang dimaksud dengan sehat
adalah keadaan terbebas dari sakit, yaitu yang menghalangi aktivitas seharihari. Keluarga ini menyadari pentingnya kesehatan karena apabila mereka
sakit, mereka menjadi tidak dapat bekerja lagi sehingga otomatis pendapatan
keluarga akan berkurang dan menjadi beban anggota keluarga lainnya.
Keluarga ini meyakini bahwa sakitnya disebabkan oleh kuman penyakit,
bukan dari guna-guna, sihir, atau supranatural/ takhayul.Mereka tidak terlalu
mempercayai mitos, apalagi menyangkut masalah penyakit, lebih
mempercayakan pemeriksaan atau pengobatannya pada mantri, bidan, atau
dokter di puskesmas yang terletak dekat dengan rumah.
Walaupun perabot rumah tidak tertata dengan rapi namun Keluarga
ini berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumahnya misalnya dengan
menyapu rumah dan halaman paling tidak sehari dua kali, pagi dan sore.
Keluarga ini tidak memiliki fasilitas jamban keluarga sehingga
apabila ingin membuang hajatnya penderita dan keluarga harus ke kali
dahulu.Namun untuk melakukan kegiatan mencuci dan mandi keluarga ini
menggunakan air dari pompa air yang ada di rumah.

24

2. Faktor Non Perilaku


Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
menengah ke bawah. Keluarga ini memiliki sumber penghasilan yaitu dari
ayah yang bekerja sebagai buruh pabrik karung plastik.n Dari total semua
penghasilan tersebut keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-haribaik
primer dan sekunder.
Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena masih ada
kekurangan dalam pemenuhan standar kesehatan.Lantai belum diubin hanya
dilapisi oleh semen, pencahayaan ruangan kurang, ventilasi kurang, dan tidak
memiliki fasilitas jamban keluarga. Pembuangan limbah keluarga belum
memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah keluarga tidak dialirkan
melainkan hanya dibiarkan keluar dari rumah ke belakang rumah dan
dibiarkan meresap, serta belum adanya got pembuangan limbah keluarga.
Sampah keluarga dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di
belakang rumah. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh keluarga ini
jika sakit adalah Puskesmas Kepadangan.
II.

Identifikasi Lingkungan Rumah


Gambaran Lingkungan
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 20 x 7 m2 yang
berdempetan dengan pabrik kerupuk dan menghadap ke barat.Terdiri dari
ruang kamar tidur, ruang sholat dan belajar, dapur,ruang menonton tvdan
kamar mandi. Terdiri dari 2 pintu keluar, yaitu 1 pintu depan dan 1 pintu
samping. Jendela ada 6 buah,di ruang depan dan belakang.Di depan rumah
terdapat teras yang berukuran 7x2 m2. Lantai rumah sebagian besar
terbuat dari keramik.Ventilasi dan penerangan rumah cukup.Atap rumah
tersusun dari genteng plafon.Kamar tidur memiliki dipan untuk meletakan
kasur. Dinding rumah terbuat dari batubata dan sudah dicat.Perabotan
rumah tangga cukup. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga
ini menggunakan mesin pompa air. Secara keseluruhan kebersihan rumah
masih kurang.Sehari-hari keluarga memasak menggunakan kompor LPG
dan minyaktanah.

25

Denah Rumah

WC

Jemuran
Cucian

Kmr.Mandi
Dapur
Kamar

Kamar

Ruang
Keluarga
Keterangan :
: Jendela

Garasi
Dalam

: Satu Pintu
Ruang
Tamu

: Tembok

Garasi Luar

Teras

26

27

28

Foto keadaan dalam rumah pasien

29

BAB V
DAFTAR MASALAH
1. Masalah aktif :
a. SkabiesKasus Baru
b. Pengetahuan orang tua yang kurang tentang penyakit penderita
c. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain dan teman di pesantren
2. Faktor resiko :
a. Kebersihan diri yang kurang
b. Lingkungan pesantrenyang tidak sehat
DIAGRAMPERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada
dengan faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)

1. Skabies

Kasus Baru

5.Lingkungan

pesantren yang
tidak sehat

An. CA,
12 th

30

2.Tingkat

pengetahuan orang
tua masih rendah

BAB VI
PATIENT MANAGEMENT
4. Status

gizi
kurang
A. PATIENT CENTERED MANAGEMENT

3. Resiko penularan

pada anggota
keluarga yang lain
dan teman di
1. Support Psikologis
pesantren
Pasien memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Antara lain dengan cara :
a. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang dihadapi.
b. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada. Memantau
kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
c. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
d. Timbulnya kepercayaan dari pasien, sehingga timbul pula kesadaran dan
kesungguhan untuk mematuhi nasihat-nasihat dari dokter.
Pendekatan Spiritual, diarahkan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YME, misalnya dengan rajin ibadah, berdoa dan memohon
hanya kepada Tuhan YME.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan untuk pasien dengan problem
psikologis antara lain yang disebabkan oleh persepsi yang salah tentang
penyakitnya, kecemasan, kekecewaan dan keterasingan yang dialami
akibat penyakitnya. Menentramkan hati penderita dengan memberikan
edukasi tentang penyakitnya bahwa penyakitnya tersebut bukan penyakit
turunan dan dapat disembuhkan. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai
petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan makanan yang
bergizi tinggi meskipun sederhana, istirahat yang cukup. Diharapkan
pasien bisa berpikir positif, tidak berprasangka buruk terhadap

31

penyakitnya, dan membangun semangat hidupnya sehingga bisa


mendukung penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Penjelasan, Basic Konseling dan Pendidikan Pasien
Diberikan penjelasan yang benar mengenai persepsi yang salah
tentang skabies. Pasien skabies dan keluarganya perlu tahu tentang penyakit,
pengobatannya, pencegahan dan penularannya. Sehingga persepsi yang salah
dan merugikan bisa dihilangkan. Hal ini bisa dilakukan melalui konseling
setiap kali pasien kontrol dan melalui kunjungan rumah baik oleh dokter
maupun oleh petugas Yankes.
Pasien harus diberi pengertian untuk terus mengupayakan
kesembuhannya melalui program pengobatan dan rehabilitasi yang
dianjurkan oleh dokter. Juga harus dilakukan pendalaman terhadap berbagai
masalah penderita termasuk akibat penyakitnya (skabies) terhadap hubungan
dengan keluarganya, pemberian konseling jika dibutuhkan. Penderita juga
diberi penjelasan tentang pentingnya menjaga diet TKTP yang benar dalam
rangka mencapai berat badan ideal, pentingnya olah raga yang teratur dan
sebagainya.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri
Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada diri
pasien bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain
itu juga ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai
kepatuhan dalam jadwal kontrol, keteraturan minum obat, diet yang
dianjurkan dan hal-hal yang perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.
5. Pengobatan
Medikamentosa dan non medikamentosa seperti yang tertera
dalam penatalaksanaan.
6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Hal yang tidak boleh terlupakan adalah pencegahan dan promosi
kesehatan berupa perubahan tingkah laku yaitu tidak menggunakan baju
atau handuk dari teman sekamar, atau meminjamkan nya, lingkungan
(tempat tinggal yang tidak boleh lembab dengan penggunaan ventilasi

32

yang cukup, pemakaian genteng kaca sehingga pencahayaan cukup dan


kebersihan lingkungan rumah dan luar rumah yang bersih dengan disapu
2x/hari), meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara diet makanan
bergizi dan olah raga yang teratur. Dengan demikian paradigma yang
salah tentang penyakit skabies di masyarakat dapat diluruskan.
B. PREVENSI BEBAS SKABIES UNTUK KELUARGA LAINNYA (AYAH,
IBU, DAN KELUARGA LAINNYA)
Pada prinsipnya secara umum prevensi untuk bebas skabies adalah
sama dengan prevensi bebas skabies untuk penderita, namun dalam hal ini
diutamakan untuk menjaga kebersihan diri dan mencegah penularan. Misalnya
dengan cara sebagai berikut :
1. Bagi keluarga jangan terlalu dekat cukup intim dengan anggota keluarga
yang lain (ayah, ibu dan kelurga lainnya), untuk tidak tidur dalam 1 tempat
tidur dengan penderita.
2. Tidak menggunakan pakaian dan handuk bersama-sama.
3. Istirahat yang cukup 6-8 sehari semalam.
4. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan dan anggota keluarga yang serumah dengan penderita
agar tidak tertular infeksi skabies dari penderita.

33

BAB VII
PEMBAHASAN
2.1. Sinonim
Kudis, The Itch, Gudik, Budukan, Gatal Agogo.1
2.2. Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.1-3
2.3. Epidemiologi
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang
bervariasi.Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies
sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak
serta remaja.Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara
lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual
yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan
dermografik serta ekologik. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S.
(Penyakit akibat Hubungan Seksual).4-6
2.4. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei
var. hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan
babi.7,8,9
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval,
punggungnya cembung dan bagian perutnya rata.Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar
antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih
kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron. Bentuk dewasa
mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat alat untuk
melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,

34

sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut
dan keempat berakhir dengan alat perekat.1

Gambar 1 . Sarcoptes Scabiei4

Siklus

hidup

tungau

ini

sebagai

berikut.

Setelah

kopulasi

(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadangkadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina.
Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter sehari dan sambil meletakkan
telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50 .1

Gambar 2. Siklus hidup Sarcoptes scabiei7

Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi
larvayang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam

35

terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi
nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8 12 hari.1

Gambar 3. Sarcoptes scabiei membuat terowongan dalam stratum korneum4

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 4 hari, kemudian larva


meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya
larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau
betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati
setelah kopulasi. 1-3
Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama
lebih kurang 7 14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan
lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena
seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang.1,3,6
2.5. Patogenesis.
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies,
tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan.Dan karena bersalaman
atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kulit timbul pada pergelangan tangan.Gatal yang terjadi disebabkan oleh
sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain.Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder.
Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.3-6

36

Gambar 4. Kelainan kulit pada Scabies8

2.6. Cara Penularan.


Penyakit scabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun
kontak tak langsung.Yang paling sering adalah kontak langsung dan erat
atau dapat pula melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan
pakaian.Bahkan penyakit ini dapat pula ditularkan melalui hubungan
seksual antara penderita dengan orang yang sehat. Di Amerika Serikat
dilaporkan, bahwa scabies dapat ditularkan melalui hubungan seksual
meskipun bukan merupakan akibat utama.1,6,7,9
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan
dan lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersamasama disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang
dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat
keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang
masih kurang, kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor
lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan
pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan
menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.3,9
Penularan scabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu
tempat tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang

37

menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas


kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan
insidensi, sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur
bersama.Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama
di lingkungan padat penduduk. Dibeberapa sekolah didapatkan kasus
pruritus selama beberapa bulan yang sebagian dari mereka telah
mendapatkan pengobatan skabisid.5
Gambar 5. Siklus hidup dan Penularan Scabies4

38

2.7. Gejala Klinis.


Ada 4 tanda cardinal yaitu :
1

Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan


karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab
dan panas. 1

Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam


sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 1-8

Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang


berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau
vesikel. 1-8

Gambar 6. Papul pada scabies8

Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf


(pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong,
genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki.1-8

39

Gambar 7. Area predileksi Scabies6

Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat


ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. 1-8

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal


tersebut.1-8

40

2.8. Klasifikasi.
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan
sulit dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa
bentuk tersebut antara lain :1
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.3
2. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan
penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan
gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip
penyakit lain.3-5
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang
gatal.Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia
laki-laki, inguinal dan aksila.Nodus ini timbul sebagai reaksi
hipersensetivitas terhadap tungau scabies.Pada nodus yang berumur lebih
dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap
selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi
pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.3
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna.Lesi biasanya terdapat pada
daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya
yaitu paha, perut, dada dan lengan.Masa inkubasi lebih pendek dan
transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4 8 minggu)
dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat
melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.7
5. Skabies Norwegia.

41

Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan

krusta,

skuama

generalisata

dan

hyperkeratosis

yang

tebal.Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga


bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi
kuku.Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies
Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah
tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia
terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal
membatasi proliferasi tungau dapat berkembangbiak dengan mudah.1
6. Skabies pada bayi dan anak.
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi
infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang
ditemukan. Pada bayi, lesi di muka.2
7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.8
2.9. Pembantu Diagnosis
Cara

menemukan

tungau

Carilah

mula-mula

terowongan,

kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan
jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.1
1

Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar

kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.


Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan 2 jari
kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan

mikroskop cahaya.
Dengan biopsi eksisional
Hematoksilin Eosin.

42

dan

diperiksa

dengan

pewarnaan

2.10. Diagnosis
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar :2,4
1. Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau
berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan
pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.
2. Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan
bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae,
sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna
pria.Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali
pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat
terjadi di seluruh permukaan kulit.
3. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang
efektif.
4. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota
keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada
malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi
sehingga aktivitas kutu meningkat.
2.11. Diferensial Diagnosis
Diagnosis bandingnya adalah :
1. Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada
bagian ekstensor ekstremitas.
2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan,
efloresensinya urtikaria papuler.
3. Folikulitis, nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang
eritem.
2.12. Terapi
Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati
termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai
pada pengobatan scabies yaitu:1
a

Permetrin.

43

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup


tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat
digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun.
Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih
b

Malation.
Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam.
Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.

Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).


Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama
tiga hari.Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah
dipakai.

Sulfur.
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan
efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi.
Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.

2.13. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta
syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini
dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik.

44

BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :

An. CA, menderita penyakit SkabiesKasus baru

Status gizi An. CA berdasarkanNCHS termasuk dalam kategori


Gizi kurang

Rumah dan lingkungan pesantren An. CAkurang sehat.

2. Segi Psikologis :

Hubungan antara anggota keluarga dan anggota masyarakat yang


terjalin cukup akrab, harmonis, dan hangat

Pengetahuan akan skabies yang masih kurang.

Tingkat

kepatuhan

dalam

menggunakan

obat

yang

baik,

mendukung untuk penyembuhan penyakit tersebut.


3. Segi Sosial :

Ekonomi keluarga termasuk menengah kebawah dengan begitu


kebutuhan

sehari-hari

primer

sudah

dapat

tercukupi.Serta

lingkungan pesantren yang kurang sehat sehingga banyak teman


yang mengalami keluhan yang sama.
4. Segi fisik :

Rumah dan lingkungan pesantren sekitar An. CA kurang sehat.

B. SARAN
1. Untuk masalah medis An. CAdilakukan langkah-langkah :

Preventif :
-

Menghindari

pemakaian

pakaian,

handuk,

sprei

secara

bersama-sama.
Jangan menggaruk bintik-bintik yang ada karena akan
memperparah infeksi yang telah ada dan dapat menyebabkan
penyebaran ke bagian tubuh yang lain.

45

Jaga kebersihan diri dan lingkungan rumah dan pesantren.


Gunting kuku secara teratur karena bisa saja tungau menempel
pada kuku, dan untuk mencegah infeksi sekunder akibat

garukan.
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang, perbanyak

mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.


Mencuci bersih bahkan merebus handuk, sprei, pakaian, dan
tirai kemudian menjemurnya pada terik matahari hingga kering

dan menyetrikanya.
Menjemur kasur dan sofa pada terik matahari.

Promotif :
-

Edukasi kepada pasien dan orang tuanya serta warga pesantren


mengenai penyakit dan faktor penyebab penyakit, bahwa
penyakit ini merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh
sejenis tungau, adapun faktor yang menunjang perkembangan
penyakit diantaranya kebersihan diri dan lingkungan yang
kurang. Cara penularan penyakit ini dapat berupa kontak
langsung (kontak kulit dengan kulit) misalnya berjabat tangan,
tidur bersama, dan sebagainya. Kontak tidak langsung melalui
benda misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal sehingga perlu
dihindari pemakaian pakaian, handuk, sprei secara bersama-

sama.
Edukasikan kepada pasien dan keluarganya bahwa penyakit ini
ditandai rasa gatal yang meningkat pada malam hari,
menyerang manusia secara berkelompok sehingga semua
anggota keluarga harus diobati secara serentak. Biasanya
muncul pada sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, putting susu (pada wanita),
sekitar pusar, bokong, kemaluan, perut bagian bawah (dewasa),
telapak tangan dan telapak kaki, serta membentuk terowongan
pada tempat-tempat tadi.

46

Edukasikan kepada pasien cara pemakaian obat yang benar


(salep scabizid) yakni digunakan setelah mandi sore selama 24

jam, di seluruh tubuh ,jika kena air oleskan lagi.


Menjelaskan kepada pasien bahwa untuk pengobatannya pada
pasien diberikan obat berbentuk salep dimana penggunaannya
dapat menimbulkan bau tidak sedap (bau belerang) dan

mengotori pakaian.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa selama dalam
pengobatan diharapkan pasien membatasi aktivitas fisik

sehingga pengobatan berjalan efektif.


Dengan memperhatikan cara pemakaian obat, menghilangkan
faktor-faktor penyebab, memutus rantai penularan dengan
pengobatan seluruh anggota keluarga secara serentak dan
teman-teman pasien yang juga menderita penyakit ini, penyakit
ini dapat diberantas.

Kuratif
-

Sistemik
Ceterizine tab (1 x 1 tablet)
Amoxycillin tab (1x1 tablet)
Vitamin C tab (1 x 1 tablet)
Topikal
Salep Scabizid (dioleskan seluruh tubuh) dioleskan pada
sore hari setelah mandi dan tidak boleh dibilas sampai
keesokan harinya saat mandi.

Rehabilitatif :
-

Kontrol 1 minggu lagi ke Puskesmas, jika ada lesi baru obat


topikal dapat diulangi lagi sampai dengan 10 hari karena salep
scabizid tidak efektif untuk semua stadium tungau terutama

stadium telur.
Diingatkan pada pasien bahwa yang paling penting adalah
pemakaian obat yang benar, pemakaian salep Scabizid yang
benar, Cetrizine bila gatal, Amoxicillin diminum sampai habis
untuk mencegah infeksi sekunder, Vitamin C digunakan untuk

47

membantu proses penyembuhan dan menjaga daya tahan tubuh,


menjaga kebersihan diri dan lingkungan, pengobatan dilakukan
serentak untuk seluruh anggota keluarga.
2. Untuk masalah status gizi yang masuk kategori Gizi kurang, dilakukan
.langkah-langkah ;

Promotif : edukasi penderita dan kedua oaring tua penderita


mengenai pola makan yang memenuhi gizi yang seimbang.

Kuratif

mengkonsumsi makanan yang mengandung

banyak kalori dan protein untuk menjaga daya tahan tubuh.


Konsumsi protein yang mencukupi, seperti dari tempe, tahu dan
daging-dagingan atau ikan.
3. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal rumah dan pesantren yang
kurang sehat dilakukan langkah-langkah :

Promotif : edukasi penderita, anggota keluarga, warga pesantren


untuk membuka jendela tiap pagi, menjemur pakaian, handuk,
karpet yang lembab dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
pesantren.

4. Untuk masalah persepsi mengenai penyakit Skabies, dilakukan langkahlangkah :

Promotif : Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota


keluarga serta warga pesantren mengenai penyakit Skabies bahwa
penyakit Skabies bukan penyakit keturunan, karena makanan dan
merupakan penyakit yang dapat disembuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito TL,
Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2003.p.62-79.

48

Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner LA, Hansen


RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New York: Churchill
Livingstone Inc., 1995.1347-89.

Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret 2006

Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, 2002.

Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis Departemen Ilmu


Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM. Jakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005.

Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia,


1995.

Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A primer on family medicine practice.


Singapore: Singapore International Foundation, 2004.

49

You might also like