You are on page 1of 55

SISTIM IMUN

SPESIFIK

05/07/16

SIFAT SI - SPESIFIK
1.

Mempunyai kemampuan untuk mengenal


benda yang dianggap asing bagi dirinya.
2.Apabila terpajan benda asing akan membentuk
sel ingatan (sel memori) sehingga terjadi
sensitasi sel-sel sistim imun tersebut. Terdiri
dari sel T yang berperan dalam sistim imun
spesifik seluler dan sel B yang berperan dalam
sistim imun spesifik Humoral
3. Hanya dapat menghancurkan benda asing
yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistim
ini disebut SPESIFIK
4. Bekerja sama dengan sistem imun nonspesifik:
05/07/16
antibodi-komplemen-fagosit,
sel T-makrofag 2

Sistem Imun Spesifik


Imunitas
Imunitas
humoral
seluler
Limfosit B / Sel Limfosit T / Sel
B melepas
T
antibodi
Mikroba
Mikroba
intraseluler
ekstraseluler

Sel-sel sistim
imun
spesifik
ditemukan
dalam
jaringan
dan organ
yang disebut
SISTIM
LIMFOID
(gambar 1).

05/07/16

Organ sistim limfoid dibedakan


menjadi :
1. Organ limfoid primer

Fungsi utamanya sebagai


embryogenesis sel-sel yang berfungsi
dalam respons imun
2. Organ limfoid sekunder

Berfungsi sebagai limfopoesis serta


bereaksi aktif terhadap stimulasi
antigen.
05/07/16

Sistim limfoid dibedakan lagi


menjadi 2 kompartemen :
a. Kompartemen sentral (timus dan
sumsum tulang)
Di sini terjadi maturasi dan differensiasi
sel-sel yang mampu bereaksi dengan
antigen sel T dan sel B
b. Kompartemen perifer (nodus limfe,
limpa, Mucosa Associated Tissue/ MALT)
Berfungsi menangkap dan
mengumpulkan antigen
05/07/16

A.

ORGAN LIMFOID PRIMER

1.Kelenjar Timus
Terbagi 2 lobus dan banyak lobulus yang masingmasing terdiri atas korteks dan medulla. Sel-sel induk
pleuripoten yang merupakan cikal bakal sel T masuk
ke dalam timus, berproliferasi menjadi sel yang
disebut timosit. Timosit dalam timus berada dalam
berbagai stadium maturasi.
Bagian korteks lebih banyak mengandung sel muda,
sedangkan bagian medulla lebih banyak mengandung
sel yang matang. Sel T yang berperan dalam sistim
imun spesifik seluler yaitu untuk pertahanan terhadap
bakteri yang hidup intraseluler, virus, keganasan dan
lain-lain.
2.Sumsum tulang (ekivalen : Bursa Fabricious pada
unggas)
05/07/16

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

10

Limfosit T maupun limfosit B dibentuk di dalam


sumsum tulang tetapi proliferasi dan differensiasi
sel T di dalam kelenjar timus.
Sedangkan, sel B pada mamalia berdifferensiasi
dalam sumsum tulang dan organ limfoid perifer.
Proliferasi dan maturasi sel B terjadi dalam
sumsum tulang.
Sumsum tulang merupakan pusat hemopoesis
(eritrosit, leukosit, dan trombosit). Bila sel B
dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi
dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
membentuk antibody. Fungsi utama antibody ini
adalah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler
virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.
05/07/16

11

Petanda Permukaan
Pada permukaan sel B dan sel T
ditemukan berbagai reseptor yang
berperan dalam mengatur respon
limfosit
Satu sel limfosit hanya membentuk
reseptor untuk satu jenis antigen
sehingga sel tersebut hanya dapat
mengenal satu jenis antigen saja

Limfosit B / Sel B
Berasal dari sel multipoten di sumsum
tulang diferensiasi dan pematangan
di sumsum tulang
Aktivasi sel B diawali pengenalan
spesifik oleh reseptor permukaan
proliferasi, diferensiasi dan
berkembang menjadi limfoblas
sebagian menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi, sebagian
menjadi sel memori

Limfosit B / Sel B
Fungsi utama:
pertahanan terhadap infeksi
ekstraseluler
netralisasi toksin bakteri
blokade reseptor
opsonisasi

Limfosit T / Sel T
Berasal dari sel multipoten di
sumsum tulang diferensiasi dan
pematangan di timus
Reseptor: TCR
CD4+ (T helper) dan CD8+ (sitotoksik)

Limfosit T / Sel T
Dalam timus terjadi 2 proses penting pada
limfosit T edukasi timus
Pertama
Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas II
akan mempertahankan petanda CD4+
Sel-sel yang dapat bereaksi dengan MHC kelas I
akan mempertahankan petanda CD8+
Sel-sel yang tidak mampu bereaksi dengan MHC
kelas I maupun II akan disingkirkan

Kedua
Sel CD4+ dan CD8+ yang memiliki reseptor
terhadap protein self dieliminasi melalui proses
apoptosis

Fungsi Limfosit T / Sel T


Pertahanan terhadap bakteri intrasel,
virus, jamur, parasit, keganasan
Secara umum dibagi menjadi:
Regulator sel T helper (Th CD4+)
Efektor sel T sitotoksik (CD8+)

Fungsi Limfosit T / Sel T


Regulator
Sel T umumnya berperan pada
inflamasi, aktivasi makrofag dalam
fagositosis, aktivasi dan proliferasi
sel B dalam produksi antibodi,
pengenalan dan penghancuran sel
yang terinfeksi virus

Subset Sel T
Sel T CD4+
Mengenal antigen yang dipresentasikan
bersama MHC kelas II oleh APC
Berkembang menjadi subset sel Th1, Th2
atau Tdth (T delayed type hypersensitivity)
tergantung sitokin lingkungan
IFN dan IL-12 (makrofag, sel dendritik yang
diaktifkan mikroba) diferensiasi menjadi
Th1/Tdth
Il-4, IL-5, IL-10, IL-13 (sel mast) Th2
merangsang sel B memproduksi antibodi

Subset Sel T
Sel T CD8+ / CTL / Tc/CTC/killer cell
Sel T CD8+ naif yang keluar dari timus
disebut juga CTL/Tc (Cytotoxicity T
Lymphocyte/T cytotoxic/Cytotoxic T cell)
CD8+ mengenal antigen yang
dipresentasikan bersama molekul MHC-1
Fungsi utama: menyingkirkan sel yang
terinfeksi virus dengan menghancurkan
sel yang mengandung virus,
menghancurkan sel ganas

Subset Sel T
Sel Ts atau Tr/Treg atau Th3
Berperan menekan aktivitas sel
efektor T yang lain dan sel B,
mencegah fungsi APC dan aktivasi
makrofag, mencegah proliferasi sel T

B.

ORGAN LIMFOID SEKUNDER1.


Nodus limfe (kelenjar getah bening)

a).Pada bagian korteks yang tersusun atas


folikel-folikel merupakan bagian kelenjar
yang berisi banyak sel B. Folikel primer
mengandung lebih banyak sel B matang
yang belum pernah terpapar antigen (NAIF).
Sedangkan
pusat-pusat
germinal
berkembang apabila ada stimulasi antigen
dan disebut folikel sekunder.
Pada pusat-pusat germinal ditemukan juga
sel-sel dendritik yang disebut sel dendritik
folikuler,
mempunyai
reseptor
untuk
komplemen dan antibody IgG.

05/07/16

32

dengan
demikian,
pusat
germinal,
merupakan tempat proliferasi dan seleksi
sel B yang menghasilkan antibody dengan
afinitas tinggi serta pembentukan sel B
memori.
Sel
dendritik
berfungsi
mengekspresikan
antigen
pada
permukaannya dan berfungsi merangsang
sel B untuk merespons antigen.

05/07/16

33

b). Pada bagian parakorteks


Banyak dijumpai sel T yang sebagian besarnya
berupa sel Th (CD4+) bercampur dengan sel Tc
(CD8+) yang jumlahnya relative sedikit. Limfosit T
naf masuk ke dalam kelenjar melalui pembuluh
getah bening atau venula khusus yang melapisi
endotel yang disebut HEV (High Endohelial
Venula) yang jumlahnya cukup banyak. Di sini sel
T bertemu dengan antigen yang ditransportasikan
ke dalam kelenjar melalui getah bening dan
disajikan oleh sel dendritik. Jadi ditempat inilah
dimulai respon imun oleh sel T.
c). Medulla

Mengandung sebaran limfosit, makrofag, sel


dendritik.
05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

34

2. 2. LIMPA

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

36

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

37

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

38

Limpa terdiri atas pulpa merah yang


terutama
merupakan
tempat
penghancuran eritrosit dan pulpa putih
yang terdiri atas jaringan limfoid (gambar
3)
Di dalam limpa, limfosit T menumpuk
dibagian
tengah
lapisan
limfoid
periarteriolar (2/3 sel Th, 1/3nya sel Tc).
Sel B terdapat dalam folikel dan pusatpusat germinal bagian perifer.
Sel B
dapat dijumpai dalam bentuk tidak
teraktivasi (NAIF) maupun teraktivasi.
05/07/16

39

Dalam pusat-pusat germinal, juga dijumpai sel


dendritik dan makrofag. Makrofag umumnya
terdapat didaerah marginal dan bersama-sama
dengan sel dendritik berfungsi sebagai penyaji
antigen atau APC (Antigen Presenting Cell).
Perbedaan fungsi limpa dengan nodus limpa
adalah limpa merupakan tempat terjadinya
respon imun terhadap antigen yang masuk
melalui sirkulasi darah, sedangkan nodus
limpa memberikan respon terhadap antigen
yang masuk melalui pembuluh getah bening.

05/07/16

40

3. Sistim Imun Mukosa (Mucosal


Associated Lymphoid Tissue)
MALT ditemukan di jaringan mukosa saluran nafas
bagian atas, saluran cerna dan saluran urogenital.
Secara fungsional terdiri dari 2 komponen yaitu :
1. Jaringan limfoid mukosa terorganisir
Terdiri dari tonsil, Peyers Patch (Plak Peyer) dan
folikel limfosit yang terisolasi, berperan pada fase
induksi dari respons imun.
Sekitar tenggorok, ditemukan 3 golongan tonsil,
yaitu tonsil palatina, tonsil lingual dan tonsil
faringeal atau adenoid yang disebut Waldeyers
Ring.
05/07/16

41

Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) adalah


sebutan untuk MALT yang tersebar di mukosa
saluran cerna, berupa akumulasi limfosit
setempat di lamina propria seperti Peyers Patch
dan apendiks.
Peyers Patch merupakan organ sentral pada
intestinum tenue (jejunum dan ileum) berisi
agregat folikel limfoid.
Merupakan tempat
precursor sel B yang dapat melakukan alih
fungsi (switching) untuk memproduksi antibody
(IgA). Pada Peyers Patch, juga dijumpai sel T
(jumlahnya sedikit).
05/07/16

42

2. Sistim imun mukosa diffus


Terdiri dari limfosit intraepithel dan
di lamina propria.
1. Limfosit intraepitel
Ditemukan dalam epitel mukosa, di
atas lamina propria. Sel-sel tersebut
tersebar diffus di jaringan mukosa
dan memiliki struktur yang jelas
seperti sistim imun mukosa yang
terorganisir. Sel T dijumpai banyak
sekali (90%) pada limfosit intraepitel
dapat berupa CD8+ dan CD4+.
05/07/16

43

2. Lamina propria
Terletak tepat di bawah epitel
yang
merupakan
struktur
longgar. Fungsi lamina propria
adalah sekresi antibody IgA.
Lamina
propria
juga
mengandung banyak sel T
(CD8+) dan CD4+ (dua kali
lebih banyak dari CD8+).
Jumlah sel B di lamina propria
hanya sedikit, tetapi dapat
meningkatkan produksi IgG
dengan cepat bila diperlukan.
05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

44

LINTAS ARUS LIMFOSIT


Limfosit berdifferensiasi dan menjadi matang di
organ limfoid primer untuk kemudian masuk
dalam sirkulasi darah.
Sel B diproduksi dan menjadi matang dalam
sumsum tulang sebelum masuk dalam darah dan
organ limfoid sekunder.
Prekursor sel T meninggalkan sumsum tulang,
menjadi matang dalam timus sebelum bermigrasi
ke organ limfoid sekunder.
.
05/07/16

45

Limfosit yang sudah ada dalam jaringan


limfoid sekunder tidak tinggal di sana, tetapi
bergerak dari organ limfoid yang satu ke yang
lainnya, saluran limfe dan darah.
Dari sirkulasi, limfosit kembali memasuki
jaringan limfoid sekunder atau rongga-rongga
jaringan dan kelenjar getah bening.
Resirkulasi tersebut terjadi terus menerus.
Keuntungannya antara lain : apabila salah
satu organ limfoid misal limfa terinfeksi
sehingga terjadi defisit limfosit (jumlah
berkurang), maka limfosit dari jaringan limfoid
lainnya
melalui
sirkulasi
akan
dapat
dikerahkan ke dalam organ limfoid tersebut
dengan mudah
05/07/16

46

Sirkulasi limfosit
Thymus

Sumsum tulang
Blood stream

Limpa

Kelenjar
limfe

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

49

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

50

Fungsi kelenjar timus adalah: Mengaktifkan


pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar
kelamin
menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang limfosit.

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

51

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

52

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

53

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

54

05/07/16

Lab. ENTO-PARASITOLOGI

55

You might also like