You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang kimia yang mengkaji kecepatan, atau laju, terjadinya reaksi kimia
dinamakan kinetika kimia (chemical kinetics). Kata kinetik menyiratkan gerakan
atau perubahan; energi kinetik sebagai energi yang tersedia karena gerakan suatu
benda. Di sini kinetika merujuk pada laju reaksi (reaction rate), yaitu perubahan
konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu (M/s). Laju reaksi secara kuantitatif
pertama kali diamati oleh L. Wilhemly pada tahun 1850 dengan mengamati reaksi
hidrolisis sukrosa. (Nafilah, dkk., 2014). Laju reaksi dapat didefinisikan sebagai
perubahan konsentrasi per satuan waktu. Konstanta laju reaksi sangat bergantung
pada suhu reaksi. Menurut Arrhenius, suhu mempengaruhi konstanta laju reaksi (k),
dengan persamaan kA (T) = A. e-E/RT (Purba dan Khairunisa, 2012).
Agar reaksi kimia terjadi, molekul reaktan harus datang bersama-sama
sehingga atom mereka dapat ditukar atau disusun kembali. Atom dan molekul yang
lebih dalam fasa gas atau dalam larutan daripada di fase padat, sehingga reaksi yang
sering dilakukan dalam campuran gas atau antara zat terlarut dalam suatu larutan.
Frekuensi tabrakan antara molekul juga tergantung pada keadaan fisik dari reaktan.
Ketika reaktan berada dalam fase yang sama, seperti dalam larutan berair, gerak
termal membawa mereka ke dalam kontak. Ketika mereka berada dalam fase yang
berbeda, kontak hanya terjadi pada antarmuka, sehingga pengadukan kuat dan
penggilingan mungkin diperlukan. Dalam kasus ini, lebih halus dibagi reaktan padat
atau cair, permukaan yang lebih besar per satuan volume, semakin hubungi itu
membuat dengan reaktan lain, dan semakin cepat reaksi terjadi (Nafilah, dkk., 2014).
Pengadukan dapat mempengaruhi kecepatan reaksi. Variasi pengadukan untuk
memperbesar frekuensi tumbukan yang terjadi dalam reaksi untuk menentukan
kondisi yang tepat dalam suatu reaksi. Penyelidikan terhadap laju suatu reaksi kimia
sangat penting dilakukan untuk proses industri kimia dengan mempertimbangkan
efisiensi waktu dan keekonomisan. Faktor yang mempengaruhi laju sebuah reaksi
juga dapat membantu perancangan reaktor yang baik bagi reaksi tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Hal yang menjadi permasalahan dalam percobaan kecepatan reaksi ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh tanpa pengadukan dan variasi pengadukan terhadap
kecepatan reaksi.
2. Berapa konstanta kecepatan reaksi dari reaksi etil asetat (CH3COOCH2) dan
kalium hidroksida (KOH) untuk tiap variasi.
3. Berapa konversi dan konsentrasi dari reaksi etil asetat (CH3COOCH2) dan
kalium hidroksida (KOH) untuk tiap variasi.
1.1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan kecepatan reaksi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pengadukan dan tanpa pengadukan terhadap
kecepatan reaksi.
2. Untuk mendapatkan konstanta kecepatan reaksi dari reaksi etil asetat
(CH3COOC2H5) dan kalium hidroksida (KOH).
3. Untuk memperoleh konversi dan laju reaksi dari reaksi etil asetat
(CH3COOC2H5) dan kalium hidroksida (KOH).
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan kecepatan reaksi adalah:
1

Praktikan dapat mengetaui bagaimana fungsi katalais dalam pembuatan suatu


produk industri maupun rumah tangga.

Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dalam


pembuatan suatu produk industri maupun rumah tangga.

1.5 Ruang Lingkup Percobaan


Adapun ruang lingkup dari percobaan ini adalah:
1. Percobaan kecepatan reaksi ini dilakukan dalam ruang Laboratorium Kimia
Fisika, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
2. Batasan masalah pada percobaan ini yaitu penentuan konsentrasi, konversi,
konstanta kecepatan reaksi, dan laju reaksi dari reaksi etil asetat
(CH3COOC2H5) dengan kalium hidroksida (KOH) dengan variabel
kecepatan pengadukan 265 putaran / menit, 300 putaran / menit dan tanpa
pengadukan.

3. Bahan baku yang digunakan pada percobaan ini adalah kalium hidroksida
(KOH) dan etil asetat (CH3COOC2H5). Peralatan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah reaktor gelas, mixer dan peralatan analisa titrasi.
4. Pengambilan sampel dilakukan pengambilan 3 ml setiap 4 menit dan 5 ml
setiap 6 menit selanjutnya dititrasi dengan HCl 0,12 M sampai diperoleh
volume pentiter (HCl) yang konstan.

You might also like