Professional Documents
Culture Documents
Tenggorok
CATATAN TUTORIAL OPTIMA
Pemeriksaan Telinga
Data
Pasien
Keluhan utama
Nyeri/
otalgia
Gangguan
pendengaran
(tuli)
Tinitus/ suara
berdenging
Gangguan keseimbangan?
Keluar cairan?
Warna
Bau
Frekuensi
Purulent/ serous
Mucoid/ mucupuruletn?
Berapa lama
Mulai kapan
Alat Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Membran timpani
Warna putih mengkilat seperti mutiara
Perubahan warna
Perubahan posisi
Retraksi : malnubrium mallei memendek karena tertarik ke medial dan
lebih horizontal
Bombans: membrana timpani terdesak ke latera, cembung, warna
merah
Perubahan struktur
Perforasi :setral atau marginal, atik
Ruptura : akibat trauma (berbentuk bintang)
Sikatriks: bekas perforasi yang sudah menutup
Tes Pendengaran
Tes bisik
Syarat ruangan sunyi, tidak ada echo, serta ada
jarak sepanjang 6 M
Penderita
Mata ditutup agar tidak bisa lihat gerak bibir pemeriksa
Telinga yang akan diperiksa dihadapkan ke pemeriksa
Telinga yang tidak diperiksa ditutup agar tidak salah
hasil
Minta penderita mengulang dengan keras, kata kata
yang dibisikkan
Tehnik pemeriksaan :
Penderita dan pemeriksa sama sama berdiri,
penderita tetap ditempat, pemeriksa yang
berpindah tempat
Mulai jarak 1 m, dibisikkan 5 atau 10 kata
Bila semua kata dapat didengar pemeriksa
mundur kejarak 2 m disibisikkan lagi sampai jarak
dimana penderita mendengar 80% kata kata
mendengar 4 dari 5 kata yang dibisikkan), pada
jarak itulah tajam pendengaran dites
Uji Webber
Garputala tigetarkan kemudian bagian kaku
diletakkan pada garis tengah wajah atau
kepala dan ditanyakan pada telinga mana yang
terdengar lebih keras.
Normal pasien mendengar suara ditengah
atau tidak dapat membedakan telinga mana
yang terdengar lebih keras
Tes RINNE
Membedakan persepsi hantaran
AC dan BC
AC : Garpu tala digetarkan 2,5-3
cm dari telinga (arah kedua kaki
garpu tala sejajar dengan arah
liang telinga)
BC : Garpu tala digetarkan di
prosesus mastoid
Rinne positif : hantaran AC lebih
keras / lama dari BC ( normal atau
SNHL)
Rinne negatif : hantaran BC lebih
keras / lama dari AC ( konduktif)
Sheehy :
Persepsi : AC dan BC sama
Rinne positif : AC lebih keras dari BC
Rinne negatif : BC lebih keras dar AC
Tes SCHWABACH
Membandingkan kepekaan hantaran tulang (BC) penderita dengan
pemeriksa (normal)
Interpretasi :
Schwabach sama : normal
Schwabach memanjang : konduktif
Schwabach memendek : SNHL
Rinne
Positive
Weber
No lateralization
Negative
Lateralize to
deafer ear
Lateralize to
shortened
better hearing ear
Positive
Schwabach
The sama as
examiner
prolong
Diagnosis
Normal
Conductive
deafness
Sensorineural
deafness
Tuli konduktif
Kelainan di telinga luar :
Kelainan kongenital :
Atresia liang telinga
Mikrotia
Otitis Eksterna
Osteoma liang telinga
Sumbatan serumen
Tuli Sensorineural
Tuli sensorineural
Tipe koklea
Tipe retrokoklea
Pemeriksaan Audiometri
khusus :
Berfungsi untuk membedakan
tuli tipe koklea atau
retrokoklea
Jenis tes :
SISI,ABLB,ToneDecay,
Tympanometri,Bekessy,BERA,
Elektrokokleografi,OAE
Presbiakusis
Atrofi & perubahan vaskuler pd
stria vaskularis. Degenerasi selsel rambut penunjang di organ
Corti. Berkurangnya jumlah &
ukuran sel ganglion & saraf
Klinis:
Usia >60 tahun
pendengaran berkurang perlahan
& progresif, simetris,
Telinga berdenging
Tidak enak berbicara di tempat
ramai(Cocktail party deafness)
Bila mendengar suara keras
terasa nyeri (recruitment)
Uji Penala : R: +, W tak ada
lateralisasi (tuli sensorineural)
Audiogram : tuli sensorineural
penurunan biasanya mulai
frek.>1000Hz
Audiometri tutur : gangguan
diskriminasi wicara
Diagnosis
Clinical Findings
Rhinosinusitis
KNF
Angiofbroma
Rhinorrhea
Rhinitis
Rhinitis vasomotor: Suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa
adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan
pajanan obat. Pencetus: asap rokok, bau menyengat, parfum.
Hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan.
Rhinitis medikamentosa: kelainan hidung yang disebabkan oleh
penggunaan vasokonstriktor topikal dalam waktu lama dan
berlebihan (drug abuse)
Rhinitis atrofi: infeksi hidung kronik yang ditandai adanya atrofi
progresif mukosa dan tulang konka.
Rhinitis akut: umumnya disebabkan oleh rhinovirus, sekret srosa,
demam, sakit kepala, mukosa bengkak dan merah.
Rhinitis alergi: penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator
kimia ketika terjadi paparan berulang.
Klinis
Pada rhinoskopi anterior:
mukosa edema, basah,
pucat/livid
Allergic shiner: bayangan
gelap dibawah mata
akibat stasis vena
Allergic salute: anak
menggosok-gosok hidung
dengan punggung tangan
karena gatal
Allergic crease:
penggosokan hidung
berulang akan
menyebabkan timbulnya
garis di dorsum nasi
sepertiga bawah
Tatalaksana
Hindari faktor pencetus
Medikamentosa
(antihistamin H1, oral
dekongestan, kortikosteroid
topikal, sodium kromoglikat)
Operatif konkotomi
(pemotongan sebagian konka
inferior)bila konka inferior
hipertrofi berat.
Imunoterapi dilakukan
pada kasus alergi inhalan
yang sudah tidak responsif
dengan terapi lain. Tujuan
imunoterapi adalah
pembentukan IgG blocking
antibody dan penurunan IgE
Rhinosinusitis
Diagnosis
Clinical Findings
Acute Rhinosinusitis
Chronic sinusitis
Dentogen sinusitis
Fungal sinusitis
Rhinosinusitis
Pemeriksaan penunjang rhinosinusitis:
Foto polos: posisi waters, PA, lateral. Tapi hanya
menilai sinus-sinus besar (maksila & frontal). Kelainan
yang tampak: perselubungan, air fluid level,
penebalan mukosa.
CT scan: mampu menilai anatomi hidung & sinus,
adanya penyakit dalam hidung & sinus, serta
perluasannya gold standard. Karena mahal, hanya
dikerjakan utk penunjang sinusitis kronik yang tidak
membaik atau pra-operasi untuk panduan operator.
Buku Ajar THT-KL FKUI; 2007.
Rhinosinusitis
Terapi rhinosinusitis
Tujuan:
Mempercepat penyembuhan
Mencegah komplikasi
Mencegah perubahan menjadi kronik
Prinsip:
Membuka sumbatan di kompleks osteomeatal (KOM) drainasi &
ventilasi pulih
Farmakologi:
AB amoksisilin 10-14 hari
Dekongestan
Lain-lain: analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, NaCl
Operasi
untuk sinusitis kronik yang tidak membaik, sinusitis disertai kista atau
kelainan ireversibel, polip ekstensif, komplikasi (kelainan orbita,
intrakranial, osteomielitis, kelainan paru), sinusitis jamur.
Buku Ajar THT-KL FKUI; 2007.
Rontgen Rhinosinusitis
Definisi
Faktor risiko
Sumbatan
tuba
eustachius
Tuba
eustachius
Infeksi
pendek, lebar,
saluran napas
letak agak
atas
horisontal
(pada bayi)
Etiologi
Bakteri piogenik:
H. influenza,
E. Coli
Proteus vulgaris,
Pseudomonas aeruginosa
Streptokokus
hemolitikus
Pneumokokus
Stafilokokus
aureus
Streptokokus anhemolitikus
Gambaran klinik
Stadium OMA
Stadium oklusi tuba eustachius
Retraksi membran timpani (MT)
MT kadang tampak normal, atau keruh pucat
Refleks cahaya (RC) memendek atau
menghilang
Efusi mungkin telah terjadi, tapi tak bisa
terdeteksi
Stadium supurasi
Edema hebat mukosa telinga tengah & sel epitel
superfisial hancur & terbentuk eksudat purulen di
cavum timpani MT bulging ke arah liang telinga
luar
Stadium perforasi
Jika pemberian antibiotik terlambat atau virulensi kuman
ruptur MT nanah keluar mengalir ke telinga luar
Otoskopi: MT perforasi
Stadium resolusi
Bila MT tetap utuh perlahan MT akan normal kembali
Bila MT perforasi sekret berkurang akhirnya kering
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah
resolusi bisa terjadi walau tanpa pengobatan
Bila perforasi menetap & sekret keluar terus atau hilang
timbul OMSK
Penatalaksanaan
Bergantung pada stadium penyakit
Stadium oklusi
Stadium hiperemis
AB 14 hari: ampisilin
4dd1, amoksisilin 3dd1,
eritromisin 4dd1 PO
Obat tetes hidung
dekongestan maks. 5
hari
Antihistamin bila ada
tanda2 alergi
Antipiretik, analgetik,
dan obat simptomatis
lain
Stadium supurasi
Rawat AB ampisilin
atau amoksisilin
parenteral dosis tinggi
3 hari, bila ada
perbaikan lanjut AB
PO 14 hari
Bila tidak ada fasilitas
rawat rujuk THT
untuk miringotomi
Stadium perforasi
Stadium resolusi
Antibiotik selama
14 hari
Obat cuci telinga
solutio H2O2 3%
frekuensi 2 3
x/hari selama 3 5
hari
DEFINISI
Infeksi kronis pada sebagian atau seluruh
telinga tengah yang dikarakteristikkan dengan
perforasi permanen dari membran timpani dan
adanya sekret telinga yang keluar secara terus
menerus.
Waktu :
- Proctor (1980) 6 minggu
- Paparella (1983) 12 minggu
Bakteri aerob
:
Bakteri
anaerob
Tipe Benigna
Tipe Maligna
tubotimpanik
anterior atau sentral
mukoid, tidak berbau
tidak biasa didapat
jika ada, pucat, oedem
konduktif ringan-sedang
normal
atikoantral
atik atau marginal
tebal, berbau busuk
biasa didapat
jika ada, hiperemi, lunak
konduktif atau campuran
tidak ada sel udara
sangat jarang
sering
Kolesteatom?
Epitel kulit yang berada di tempat
yang salah.
Epitel fisiologis bertransfromasi
akibat:
Invaginasi membran timpani
Invasi epithelial
Metaplasia
Hiperplasia sel basal
Gejala
Otorrhea
Gangguan pendengaran
Demam, vertigo, atau nyeri dapat menunjukkan adanya
komplikasi intratemporal atau intrakranial.
Riwayat OMSK persisten harus dicurigai sebagai adanya
kolesteatoma.
Pemeriksaan Fisik
KAE: edema, krusta, radang
Otoskop: sekret, perforasi,
jaringan granulasi, kolesteatom
Diagnosis OMSK
D/ OMSK tegak perforasi MT + riwayat
otore menetap atau berulang lebih dari 2
bulan
Pemeriksaan Penunjang
Lab
Pencitraan
Kultur
Resistensi
Stenver
Schuller
Lateral
CT Scan
Mri
Audiometri
OMSK Benigna
Prinsip terapi konservatif atau medikamentosa
larutan H2O2 3 % selama 3-5 hari sekret yang keluar terus
menerus
antibiotika dan kortikosteroid tetes telinga
oral ampisilin atau eritromisin atau ampisilin asam
klavulanat.
Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah
diobservasi selama 2 bulan miringoplasti atau timpanoplasti
sumber infeksi diobati misalnya adenoidektomi dan
tonsilektomi.
OMSK Maligna
Prinsip terapi pembedahan, yaitu
mastoidektomi
mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanopplasti
konservatif dengan medikamentosa
sementara sebelum pembedahan
Tujuan pembedahan :
- Eradikasi penyakit yang
bertujuan tercapainya
drainase yang baik
- Menghindari rekurensi
infeksi
- Mencegah komplikasi
Mempertahankan/memp
erbaiki fungsi
pendengaran
Mastoidektomi
sederhana
Mastoidektomi radikal
Jenis Pembedahan
Mastoidektomi radikal
dengan modifikasi
(operasi Bondy)
Miringoplasti
Timpanoplasti
Epistaksis
Epistaksis anterior
Perdarahan dari arteri
eithmoidalis anterior atau
pleksus kisselbach
Biasanta diawali oleh
trauma atau infeksi
Penanganan awal berupa
penekanan digital selama
10-15 menit. Jika
perdarahanterlihat dapat
dikauter
Jika masih berdarah dapat
ditampon anterior 2x24
jam
Epistaksis posterior
Perdarahan dimulai dari
anterior eithmoidalis
posterior atau arteri
sphenopalatina
Mempengaruhi pasien
dengan hipertensi atau
arteriosklerosis
Terapi: aplikasi
tamponbelloq/posterior
selama 2-3 hari.
Tonsillitis
Acute tonsillitis:
Viral: similar with acute rhinitis +
sore throat
Bacterial: GABHS, pneumococcus, S.
viridan, S. pyogenes.
Detritus follicular tonsillitits
Detritus coalesce lacunar tonsillitis.
Sore throat, odinophagia, fever, malaise,
otalgia.
Th: penicillin or erythromicin
Chronic tonsillitis
Persistent sore throat, anorexia, dysphagia, &
pharyngotonsillar erythema
Lymphoid tissue is replaced by scar widened
crypt, filled by detritus.
Foul breath, throat felt dry.
Buku Ajar THT-KL FKUI; 2007.
Diagnostic handbook of otorhinolaryngology.