You are on page 1of 10
BAB VII PERSEDIAAN 1. PENGERTIAN PERSEDIAAN Yang dimaksudkan dengan persediaan, adalah barang — barang yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu, dengan maksud untuk dijual sebagai barang dagangan, atau diolah melalui proses produksi, pada siklus onerasi normal perusahaan, dalam hal ini termasuk : bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi Jenis serta komposisi persediaan berbeda beda, tergantung pada sifat dan tujuan perusahaan. Pada perusahaan dagang umumnya berupa persediaan barang dagangan; sedangkan pada perusahaan manufaktur. Persediaan dapat dibedakan kedalam tiga kelompok : “4). Persediaan Bahan Baku 2). Persediaan Barang Dalam Proses 3). Persediaan Barang Jadi 2. ARTI PENTING PERSEDIAAN Persediaan barang dagangan adalah merupakan elemen aktiva yang sangat aktif dalam operasi perusahaan dagang, misalnya : grosir, pengecer dimana kegiatan pembelian dan kegiatan penjualan barang dagangan merupakan transaksi yang sangat sering terjadi. Penjualan barang dagangan dengan harga yang lebih tinggi dari harga pokoknya, merupakan sumber utama penghasilan perusahaan. Didelam penentuan laba bersih perusahaan, biasanya harga pokok penjualan adalah merupakan pengurang terbesar terhadap hasil penjualan. Disamping itu investasi terbesar dalam perusahaan dagang pada umumnya di tanamkan dalam persediaan barang dagangan. Penentuan persediaan akhir sangat berpengaruh terhadap besarnya harga pokok penjualan. Kesalahan dalam penentuan persediaan akhir akan berakibat ganda, yaitu neraca akan keliru, demikian pula laporan rugi iaba. Hal tersebut disebabkan karena persediaan akhir dicantumkan baik dalam neraca maupun dalam laporan laba/rugi Dalam hal penyusunan laporan laba rugi, kesalahan penentuan persediaan akhir, tidak saja berpengaruh pada penentuan rugi laba tahun yang bersangkutan, tetapi juga menyebabkan kekeliruan didalam penentuan rugi laba tahun berikutnya. Hal tersebut dikarenakan persediaan akhir tahun ini, akan menjadi persediaan awal tahun berikutnya. Kesalahan dalam penentuan persediaan per 31 Desember tahun 2000 tersebut, tidak hanya berakibat terhadap kewajaran laporan laba rugi tahun 2000, akan tetapi juga membawa akibat terhadap kewajaran Laporan laba rugi tahun 2001. Hal ini dikarenakan persediaan akhir ‘tahun 2000 akan dicantumkan sebagai persediaan awal tahun 2001. . PENENTUAN PERSEDIAAN Jumlah rupiah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan, merupakan hasil perkalian antara kuantitas dengan harga persediaan. Besar kecilnya persediaan yang ada pada suatu saat, tergantung pada dua faktor tersebut. Dengan demikian untuk menentukan persediaan yang tepat terdapat dua pesoalan yaitu : 41). Penentuan kuantita persediaan 2). Penentuan nilai persediaan ad.1. Penentuan Kuantitas Persediaan Penentuan kuantitas persediaan dapat. dilakukan dengan menggunakaan metoda-metoda sbb : a). Metoda persediaan pisik (Physical Method) b). Metoda persediaan perpetual (Perpetual Method) af . METODA PERSEDIAAN PHISIK Pada metoda ini, jumlah persediaan ditentukan dengan cara mengadakan. perhitungan terhadap phisik persediaan yang ada digudang. Perhitungan phisik tersebut dilakukan secara periodik. Metoda ini tidak menyelenggarakan pencatatan secara terus menerus mengenai jumlah persediaan yang ada. Bilamana perusahaan melakukan pembelian barang, pembelian tersebut akan dicatat pada pos Pembelian sebesar harga belinya. Bila perusahaan melakukan penjualan barang dagangan, tidak dibuat pencatatan mengenai harga pokok dari barang yang dijual. Penjualan akan dicatat pada pos penjualan sebesar harga jualnya. Dengan demikian pos persediaan tidak mencatat pertambahan barang atau pengurangan barang dikarenakan adanya pembeliaan atau penjualan. Agar supaya harga pokok penjualan nampak pada pembukuan, maka pada tiaptiap akhir periode diadakan penyesuaian pembukuan (adjustmen). Sistem Pencatatan dan penentuan persediaan menurut metoda pisik adalah sebagai berikut : 1). Pos persediaan digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan awal periode 2). Pembeliaan dicatat pada pos Pembeliaan 3). Elemen elemen lain yang berpengaruh terhadap harga pokok persediaan dicatat pada pos pos tersendiri, yaitu a.l. a). Transport Pembelian b). Potongan Pembelian c). Retur Pembelian 4), Pada akhir periode dilakukan perhitungan phisik atas persediaan yang ada di gudang 5). Harga Pokok Penjualan dihitung dengan cara s.b.b Persediaan awal Rp... + Pembelian neto *) Rp... Barang tersedia - Persediaan akhir Harga Pokok Penjualan Rp... *). Pernbelian neto adalah pembelian + transpor pembelian —Potongan Pembelian-Retur Pembelian 6). Pada akhir periode debit jurnal penyesuain untuk mencatat persediaan akhir (periksa butir 4) 5. METODA PERPETUAL Metoda phisik mengandung berbagai kekurangan, seperti misalnya pembukuan tidak dapat memberikan informasi yang up-to-date mengenai persediaan yang ada pada setiap waktu tertentu, sehingga Ppengawasan terhadap persediaan tidak dapat dilakukan melalui pembukuan. Untuk mendapatkan pengawasan yang lebih baik melalui pembukuan, maka banyak perusahaan menggunakan metoda perpektual. Dengan metoda ini dapat diketahui jumlah dan harga pokok persediaan yang ada pada setiap waktu yang dikehendaki tanpa mengadakan perhitungan pisik persediaan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan pada metoda perpetual, mutasi persediaan akan dicatat pada pos persediaan. Secara singkat pencatatan atas transaksi-transaksi yang berhubungan dengan persediaan dengan metoda perpetual akan dicatat s.b.b. 1). Persediaan awal periode dicantumkan pada sisi debit pas persediaan 2). Pembelian dicatat dengan mendebit pos persediaan sebesar harga pokoknya. Catatan : Pos Pembelian tidak digunakan, 3). Penjualan dicatat dengan mengkredit pos persediaan sebesar harga pokoknya dan pos harga pokok penjualan didebit. Selain itu Kas/Piutang Niaga didebit dan pos penjualan di kredit sebesar hasil penjualan. 4). Persediaan akhir periode dapat dilihat pada pos persediaan, karena mutasi persediaan selalu tercermin pada pos tersebut. Jurnal penyesuaian untuk menghitung harga pokok juga tidak diperlukan 6. PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN Penentuan nilai persediaan mempunyai peranan yang sangat penting didalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan. Prinsip Akuntansi menetapkan, bahwa persediaan harus dicatat dan dilaporkan sebesar harga perolehannya. Hai ini berlaku baik bagi Perusahaan yang menerapkan metoda persediaan perpetual maupun phisikal. Masalahnya menjadi rumit manakala harga barang yang sama pada suatu perioda berubah-ubah. Dalam situasi dimana harga berubah-ubah maka perusahaan dihadapkan pada pemilihan metoda penentuan harga perclehan atas persediaan yang dimiliki dan harga pokok penjualan atas barang — barang yang telah terjual. Metoda-metoda penentuan harga perolehan persediaan yang lazim digunakan, terdiri dari : (1): Metoda Identifikasi Khusus (2). Metoda Rerata (3). Meteda Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO) (4). Metoda Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) atau Last In Fist Out (LIFO) ; llustrasi Sebagai dasar ilustrasi digunakan dasar transaksi-transaksi pembelian dan penjualan yang terjadi pada suatu perusahaan selama bulan Desember 2000 sebagai berikut : Persediaan tanggal 1 Desember 2000 = 100 unit @ Rp 1.000.- Pembelian Penjualan 5112/00 1.200 unit @ 1.100.- TI 2100 500 unit 14/12/00 2.000 unit @ 1.250.- 16/12/00 1.400 unit 23/12/00 1.500 unit @ 1.300.- 26/12/00 1.700 unit 29/12/00 750 unit @ 1.350,- Persediaan 31 Desember 2.000 = 1.950 unit (ad.1). Metoda identifikasi Khusus Metoda ini dipakai jika persediaan yang ada dapat ditentukan kapan pembelianya dan berapa harganya Contoh : Dari 1.950 unit persediaan dapat ditentukan asal pembeliannya s.b.b v 200 unit dari pembelian tanggal 14 Desember 2000 1.009 unit dari pembelian tancgal 23 Desember 2000 756 unit dari pembelian tanggal 29 Desember 2600 Dengan demikian harga pokok dari persediaan yang ada pad tanggal 31 Desember 2090 dapat ditentukan s.b.b. 84 (ad.2). 200 unit @ Rp 1.250.- = Rp . 250.000.- 1000 unit @ Rp 1.300.- = Rp 1.300.000.- 750 unit @ Rp 1.350,- = Rp 1.012.500.- 4950 unit Rp 2.562.500.- Metoda ini tidak praktis untuk digunakan bilamana masing-masing jenis barang yang dimiliki perusahaan Sukar dibedakan satu sama lain, disamping itu administrasi persediaan akan menjadi lebih sulit dan lebih mahal. Metoda Rerata Harga pokok persediaan dalam metoda ini ditentukan dengan cara menghitung harga pokok rerata per unit, kemudian dikalikan dengan jumlah unit persediaan, Penentuan harga pokok rerata dapat dilakukan dengan berbagai cara a.| (a). Jika perusahaan menggunakan metoda persediaan. ~ phisik 1). Metoda rerata sederhana (Simple Average Method) 2)-Metoda rerata tertimbang (Weighted Average Method) (b). Jika perusahiaan menggunakan metoda persediaan perpetual metoda rerata bergerak (Moving Average Method) (a). Metoda Rerata Sederhana Penentuan harga rerata pada metoda ini dilakukan secara sederhana, yaitu dengan menentukan harga rerata per unit menurut frekuensi pembeliannya tanpa memperhatikan kuantitas dari tiap-tiap pembelian Dengan menerapkan ilustrasi diatas, rerata sederhana dapat dihitung sebagai berikut : Persediaan awal 100 unit @Rp 1.000- Pembelian tg] 5Des 2000 1200 unit. @ Rp 1.100.- Pembelian tgl 14 Des 2000 ©2000 unit @ Rp 1.250.- Pembelian tol 23 Des 2000 © 1500 unit. @ Rp 1.300- = Pembelian tgl 29 Das 2000 756 unit @ Rp 1.350.- ~ Rp 6.000.- Harga rerata sederhana per unit = Rp 6.000.-. 5 = Rp 1.200.- Dengan dernikian harga pokok persediaan per 31 Desember 2000 adalah 1.950 x Rp 1.200 = Rp 2.340,000.- 85 86 C, METODA RERATA BERGERAK (MOVING AVERAGE METHCD) Pada metoda ini setiap pembelian baru akan dibuat reratanya dengan harga pembelian sebelumnya Dengan menerapkan | ilustrasi dimuka maka rerata bergerak akan nampak sbb- 1200}Rp1.100 320, 1300} Rpt 092,34 |Rp1.420.000 500]1.092,31 JRp 546.154 B800/Rp1.092,31])Rp 873.846 2006}Rp1.250 500, 2800] Rp1.204,95]Rp3.373.846 1400]Rp1.204,95}Rp 1.686.970 1600|Rp1.300 950. . | 2900)Rp1.284,11]Rp3.636.930 14700)1.254,11 | Rp2.131.990- 4200)Rp1.254,11]Rp1.604.940 750} Rp1.350 1950}Rp1.291,- 87 (4). METODA MASUK TERAKHIR KELUAR PERTAMA (MTKP) atau Last In First Out (LIFO) a. Metede MTKP FISIK (Physical LIFO) b. Metoda MTP Perpetual (Perpetual LIFO) Nilai Persediaan31 Desember 2000 sebanyak 1.950 unit terdiri dari : 100 unit @ Rp 1.000.-=Rp 100.000.- 1,200 unit @ Rp 1.100,-= Rp 1.320,000,- 650 unit @ Rp 1.250-=Rp g¢250 1.950 unit dengan nilai Rp 2.232.500. Pembelian aa ip 1.000 [Rp 100.000 ae | Pt [aes eee 1200 Rp1,320.000 706|Rp 1.100 | Rpz"770.000 Rp2.500.000 100/Rp 1.000 Rp 100.000 7OO}Rp 1.100 Rp 770.000 — | ~ 2000)Rp 1.250 _|Rp2.500.000 1400/Rp1,200 Rpt 750.000 y"~ 100.000. : 770.000 i ne 5 26 1500]Rp1.300 |Rp1.950.000 2001Rp1.250 |Rp 250.000 700|Rp 1.100 400}Rp 1.250 jes 29 [750.-_ [Rp1.350.- [Rp1.012.500.-| 700/Rp 1.000 [Rp 100.000 700}Rp 1.100 }Rp 770.000 400}Rp 1.250 |Rp 500.000 750/Rp 1.350 |Rp1.012.500 89 (3). METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP) ATAU FIRST IN FIRST OUT (FIFO) a. METODA MPKP FISIK (PHYSICAL FIFO) Nilai Persediaan 31 Cesember 2000 ¢ebanyak 1,950 unit terdiri dari 750 unit pembelian 29/12/00 @ Rp 1. 1.350. Ri1.6/2.s00 4.200 unit pembelian 23/12/00 @ Rp 1.300.- = Rp 1.560.000. 7.950 unit dengan nilai Rp 2.572.500.- b. Perpetual FIFO (Metode MPKP Perpetual) Taam Penbeten am [toa [ot tom] [700] Rp 7 coo |Rp_100-000 | j@— Pi ln] 71206| Rpt. 100 700]Rp 1.000 Rp 100,000 1200/Rp 1.100 _|Rp 1.320.000 Rp1.000 [Rp 100.000 800/Rp 1.100 [Rp 680.000 400/Rp1,100_|Rp_440.000 es 14 2000/Rp1.250 [Rp 2,500,000 800] ful ie 10 2000] Des 7 Rpt.750.000 7T400|Rp 1.250 [Rp 1.750.000 1500]Rp 1.300 _}Rp 1.950.000 Des 26 ua Rpi250 |Rp1.760.000 | 1200]Rp 1.500 [Rp 1,560,000 oofept 300_|Rp 390.000 7SO[ROTS50, [Rp1.012.600 Catatan : Disini tidak ada perbedaan nilai persediaan akhir tengan metode physical FIFO maupun perpetual FIFO. 88

You might also like