You are on page 1of 25

Hernia Nukleus Pulposus

Definisi
Terjadi protrusi/penonjolan.
Nukleus pulposus yang berbentuk gel dan
terdiri dari serat elastis, terdapat di
tengah diskus intervertebralis.
Terjadi ruptur annulus fibrosus sehingga
nukleus pulposus menonjol (bulging)/
mengalami herniasi dan menekan akar
saraf spinalis.
Menyebabkan nyeri dan defisit neurologis.

Epidemiologi
Privalensi antara 1-2% dari populasi.
Paling sering pada usia 30-50 tahun
(usia kerja).
Paling
sering
mengenai
diskus
intervertebralis L4-L5 dan L5-S1.
Salah satu penyebab Low Back Pain,
yaitu 40% pasien LBP disebabkan
HNP.

Anatomi
Columna Vertebralis
-Cervical (C1-C7)
-Thoracal (T1-T12)
-Lumbar (L1-L5)--- RENTAN!
-Sacral (S1-S5)
-Coccygeus

Anatomi
Ligamentum:
-Longitudinalis anterior
-Longitudinalis posterior
-Flavum
Facet Joint

Anatomi
Discus Intervertebralis

Anatomi
Discus Intervertebralis

Patomekanisme
Proses degeneratif:
Usia
bertambah
->
kadar
air
di
diskus
intervertebralis menurun -> fungsi sebagai shock
absorber menurun -> annulus fibrosus ruptur ->
nucleus pulposus mengalami herniasi -> menekan
nervus.
Proses trauma:
Discus intervertebralis melemah karena degenerasi
-> terjadi tekanan abnormal dan besar pada discus
(gerekan reptitive, mengangkat beban)/trauma ->
ruptur annulus fibrosus -> herniasi nucleus
pulposus

Patomekanisme

Grading HNP

1. Disc Degeneration: Robekan kecil pada annulus,


belum terjadi penonjolan.
2. Prolaps: Rusaknya bentuk dan posisi discus dan
terbentuk penonjolan kecil, precursor herniasi.
3. Extrusion: Nucleus pulposus menembus annulus
fibrosus namun masih berada di dalam diskus.
4. Sequestrasi: Nukleus pulposus menembus
annulus fibrosus dan keluar dari diskus ke dalam
canalis spinalis.

Patomekanisme
Penekanan pada medulla spinalis:
- Nyeri
mekanik : dari diskus dan ligamen
inflamasi : nucleus yang kontak
dengan
suplai darah
neurogenik: penekanan pada nervus.
- Rasa tebal
- Rasa keram
- Kelemahan

Faktor Risiko

Berat Badan

Usia (30-50
tahun)
Pekerjaan
Post-Trauma

Merokok

Laki-laki > Perempuan

Gambaran Klinik
Herniasi di regio lumbal ( biasanya di L4-L5 dan L5S1) menimbulkan nyeri dari paha, betis, hingga
kaki.
Herniasi di regio cervical (biasanya di C4-C5 dan
C6-C7) menimbulkan nyeri dari bahu, lengan,
hingga tangan.
Rasa nyeri yang seperti terbakar, rasa tebal, atau
keram pada dermoatom nervus yang terkena.

Terjadi defisit neurologis, otot-otot dapat


mengalami kelemahan.
Bersin, batuk, dan tertawa dapat meningkatkan nyeri.

Diagnosis Klinis
Anamnesis:
- Nyeri:

P (Provoke)
Q (Quality)
R (Radiating)
S (Severe)
T (Time)

- Pekerjaan
- Trauma
- Riwayat merokok

Diagnosis Klinis
Pemeriksaan fisis:
Keadaan umum
ROM -> gerakan yang dapat
menimbulkan nyeri
Spasme otot, kelemahan otot,
atrofi otot, perubahan sensibilitas.
Refleks

Diagnosis Klinis
FABER Test (Patrick Test)

FABIR Test (Counter Patrick Test)


Laseque Test

Diagnosis Penunjang
Foto Polos: hanya bisa melihat penyempitan
celah dan perubahan alignment.
Myelogram: foto polos dengan kontras,
dapat mempertegas batas-batas nervus
spinalis
MRI: GOLD STANDARD -> identifikasi letak
herniasi
CT-Scan: Alternatif dari MRI
Elektromyografi: melihat konduksi nervus
dan identifikasi kerusakan nervus

MRI

Penatalaksanaan
Terapi Konservatif:
o Terapi Non-Farmakologis:
Terapi Fisik Pasif:
a)
b)
c)
d)

Kompres hangat/dingin
Iontophoresis
Unit TENS
Ultrasound

Latihan:
a) Peregangan
b) Penguatan
c) Low Aerobic Low Impact

Penatalaksanaan
Terapi Konservatif:
o Terapi Non-Farmakologis:
Back Braces:
a) Rigid Braces
b) Corset Braces

Injeksi:
a) Epidural
b) Selective Nerve Root Block
c) Block Facet Joint

Penatalaksanaan
Terapi Konservatif:
o Terapi Farmakologis:

Acetaminophen
NSAID
Muscle Relaxant
Opioid
Steroid

Penatalaksanaan
Terapi Operatif:
o Terapi terapi operatif dilakukan jika:
Pesien mengalami HNP Grade .
Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri
yang tersisa, atau ada gangguan fungsional setelah
terapi konservatif diberikan selama 6 sampai 12 minggu.
Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami
pasien menyebabkan keterbatasan fungsional kepada
pasien, meskipun terapi konservatif yang diberikan tiap
terjadinya rekurensi dapat menurunkan gejala dan
memperbaiki fungsi dari pasien.
Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam
waktu lama.

Penatalaksanaan
Terapi Operatif:
Pilihan terapi operatif yang dapat diberikan adalah:
1. Distectomy:
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis.
2. Percutaneous distectomy:
Pengambilan sebagian diskus intervertabralis dengan
menggunakan jarum secara aspirasi.
3. Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy:
Melakukan dekompresi neuronal dengan mengambil
beberapa bagian dari vertebra baik parsial maupun total.
4. Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion:
Penggunaan graft pada vertebra sehingga terbentuk
koneksi yang rigid diantara vertebra sehingga terjadi
stabilitas.

Pencegahan
Hernia nucleus pulposus dapat dicegah terutama
dalam aktivitas fisik dan pola hidup. Hal-hal berikut
ini dapat mengurangi risiko terjadinya HNP:
1. Olahraga secara teratur untuk
mempertahankan kemampuan otot, seperti
berlari dan berenang.
2. Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi
cara mengangkat yang benar.
3. Tidur di tempat yang datar dan keras.
4. Hindari olahraga/kegiatan yang dapat
menimbulkan trauma
5. Kurangi berat badan.
6. Hindari Merokok

TERIMA KASIH

You might also like