You are on page 1of 6

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa


Minyak Jarak
Anggara Eka Permana, Febiani Dwi Utari, dan Rahmat Hidayat
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang
Jalan Prof Soedarto 50239 Semarang, Telp./Fax. 024-7460058
Email: anggara140194@gmail.com, febianiutari210295@gmail.com, rahmat7139@yahoo.com
Abstrak
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triester dari gliserol. Perbedaan antara suatu
lemak dan minyak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan minyak
berbentuk cair. Sebagian besar gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak yang sering
disebut dengan minyak nabati. Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan salah satu tanaman
penghasil nonedible oil. Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada insudtri genteng, obatobatan, minyak rem, dan minyak lincir. Hidrolisa minyak jarak dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai ekonomi minyak jarak. Dalam praktikum ini akan diselidiki pengaruh dari
variabel perbandingan mol reaktan yaitu mol air terhadap mol minyak jarak. Untuk mendapatkan
asam lemak bebas dan gliserol dari trigliserida minyak jarak, dilakukan hidrolisa dengan pemanasan
pada suhu 60oC serta penambahan katalis HCl 25%. Bahan yang digunakan saat hidrolisa antara
lain minyak jarak, aquadest, HCl 25%, NaOH 0,3N dalam 1 L, PP, etanol 96%, dan surfaktan.
Langkah awal ialah mengukur densitas katalis HCl 25% dan minyak jarak. Lalu analisa kadar awal
dengan penambahan minyak jarak dan etanol yang dititrasi dengan NaOH. Lalu selanjutnya proses
hidrolisa dilakukan pada suhu 60oC dengan varibel perbandingan mol reaktan (mol air : mol minyak)
yaitu 20:1, 15:1, dan 10:1 dengan penambahan HCl serta aquadest dan emulsifier. Setelah hidrolisa,
sampel diambil untuk dianalisa kadar asam bebas dengan metode titrasi menggunakan NaOH. Proses
hidrolisa minyak jarak dilangsungkan selama 20 menit, dengan interval waktu pengambilan sampel
tiap 5 menit. Data kebutuhan titran NaOH yang diperoleh selanjutnya diolah untuk mendapatkan
nilai konversi dan konstanta laju reaksi dari proses hidrolisa minyak jarak.
kata kunci : minyak jarak, hidrolisa, perbandingan mol reaktan
Abstract
Fats and oils are triglycerides or triesters of glycerol. The difference between a fat and oil is at
room temperature, to form solid fats and liquid oils. Most of glycerides in vegetable oils tend to be
often referred to as vegetable oil. Distance tree (Ricinus communis) is one of nonedible oil-producing
plants. The direct use of castor oil is limited to insudtri tile, medicine, brake fluid, and lubricant.
Castor oil hydrolysis carried out with the aim to improve the economic value of castor oil. In this lab
will investigate the influence of variables that the mole ratio of reactants to moles of water mole of
castor oil. To get the free fatty acids and glycerol from triglycerides castor oil, hydrolysis performed
by heating at a temperature of 60 C and the addition of 25% HCl catalyst. Materials used when
hydrolysis include castor oil, distilled water, 25% HCl, 0.3 N NaOH in 1 L, PP, 96% ethanol, and
surfactant. The initial step is to measure the density of catalyst HCl 25% and castor oil. Then the
analysis of the initial levels with the addition of castor oil and ethanol were titrated with NaOH. Then
subsequent hydrolysis process carried out at a temperature of 60 C with variable reactant mole ratio
(moles of water: oil mole), namely 20:1, 15:1, and 10:1 with the addition of HCl and distilled water
and emulsifiers. After hydrolysis, samples were taken to analyze the levels of free acid by titration
method using NaOH. Castor oil hydrolysis process was held for
keyword : castor oil, hydrolysis, mole ratio of reactants

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

1.

2.

PENDAHULUAN
Lemak dan minyak adalah trigliserida
yang berarti triester (dari) gliserol.
Perbedaan antara suatu lemak adalah pada
temperature kamar, lemak akan berbentuk
padat dan minyak berbentuk cair. Sebagian
besar gliserida pada hewan merupakan
lemak yang biasa disebut lemak hewani.
Sedangkan gliserida dalam tumbuhan
cenderung berupa minyak dan disebut
sebagai minyak nabati. Pohon jarak (Ricinus
communis) merupakan salah satu jenis
tanaman penghasil nonedible oil. Hasil
utama dari pohon jarak adalah bijinya,
apabila dikeringkan biji jarak akan
menghasilkan minyak jarak. Hidrolisa
minyak jarak menjadi asam lemak dan
gliserol dilakukan dengan cara memanaskan
campuran minyak jarak dan sedikit asam
sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari
hidrolisis suatu minyak atau lemak
umumnya mempunyai rantai karbon
panjang dan tidak bercabang. Penggunaan
langsung minyak jarak terbatas pada industri
genteng, obat-obatan, dan minyak lincir.
TINJAUAN PUSTAKA
Hidrolisa Minyak Jarak secara Umum
Hidrolisa merupakan pengikatan gugus
hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa. Gugus
OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis
dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni,
hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis
basa, gabungan alkali dengan air dan
hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan
fase reaksi hidrolisis dikelompokkan
menjadi hidrolisis fase cair dan fase uap.
Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan
pada tekanan rendah akan tetapi reaksinya
berlangsung lambat sehingga diperlukan
katalis, misalnya H2SO4. Katalis tidak
diperlukan, jika hidrolisis dilakukan pada
tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia dan
485oF dan konversi yang dicapai >90%
(Griflin,1927).
Pada proses hidrolisis, air memecah
gugus alkil dalam trigliserida minyak
menjadi asam lemak dan gliserol. Pada
reaksi dengan air reaksi dimungkinkan

terjadi pada fase cair dan fase minyak, akan


tetapi reaksi pada fase minyaklah yang
dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan
oleh kecepatan difusi air ke dalam fase
minyak dan reaksi antara air dan minyak di
fase minyak (Sven,1941).
Minyak Jarak
Sifat fisik dari minyak jarak adalah
cairan tidak berwarna atau berwarna kuning
pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit,
viscositas tinggi dan bilangan asam akan
tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai
dengan biji rusak dan cara pemerasan yang
tidak baik. Sifat kimia dari minyak jarak
adalah mengandung 4653% minyak.
Minyak jarak mengandung 80% gliserida,
asam
asinolat,
stearat
isoresinolat,
dihidroksi stearat dan palmiat. Minyak jarak
juga mengandung 20% protein, 0,2 alkaloid
piridin beracun, risinin serta enzim lipase
minyak jarak mengandung zat toksin risin.
Hiidrolisa Minyak Jarak
Hidrolisa minyak jarak menjadi asam
lemak bebas dan gliserol dilakukan dengan
memanaskan campuran minyak jarak dan
sedikit asam sulfat atau asam klorida di
dalam sebuah labu leher tiga. Pemanasan
dilangsungkan sampai suhu yang diinginkan
sebelum air panas dimasukkan. Contoh
diambil setiap waktu tertentu (10 menit)
untuk dianalisa asam lemak bebasnya,
kecepatan hidrolisis terutama ditentukan
oleh kecepatan reaksi antara air dan
trigliserida di fase minyak. Penggunaan air
yang berlebihan memungkinkan fase
minyak selalu jenuh dengan air sehingga
reaksi hidrolisis bertingkat satu semu
terhadap konsentrasi gliserida.
Reaksi Kimia pada Hidrolisa Minyak
Jarak

Gambar 1. Reaksi Hidrolisa Minyak


(trigliserida)

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

3.

Mekanisme hidrolisa minyak jarak


dengan katalis mengikuti pemecahan ester.
Radikal asam lemak bebas dipindahkan dari
molekul gliserida, sehingga pemecahan
lemak tidak berjalan sempurna. Pemecahan
terjadi antara permukaan minyak dan lemak
yang merupak reaksi homogen melalui
oksidasi air yang dilarutkan dalam fase
minyak.
Pengaruh Surfaktan
Pada hidrolisa minyak jarak, surfaktan
yang digunakan ialah emulsifier berupa
sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus
yang bersifat hidrofilik dan lipofilik
sehingga dapat mempersatukan campuran
minyak dan air. Molekul yang bersifat
hidrofilik (suka air) dan molekul yang
bersifat lipofilik (suka minyak). Umumnya
bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai
alkil panjang dan bagian yang polar
(hidrofilik) mengandung gugus hidroksil. Di
dalam molekul surfaktan salah satu gugus
harus dominan jumlahnya. Bila gugus polar
lebih dominan maka molekul surfaktan akan
di absorpsi lebih kuat ke air dibanding
minyak. Akibatnya tegangan permukaan
menurun sehingga kedua fase mudah
menyebar dan menjadi fase kontinyu.
Demikian pula sebaliknya bila gugus non
polar lebih dominan maka molekul
surfaktan akan diabsorpsi lebih kuat oleh
minyak dibanding air.
METODE PERCOBAAN

Alat yang digunakan dalam percobaan


ini antara lain : statif(1), klem(2), pendingin
balik(3), labu leher tiga(4), kompor +
magnetic stirer(5), stirer(6), termometer(7),
input air(8), output air(9), waterbath(10).
Bahan
dalam
percobaan
ini
menggunakan minyak jarak dan aquadest,
katalis HCl 25% dan titran NaOH 0,3N
dalam 1 L. Sebagai variabel percobaan
adalah perbandingan mol reaktan antara mol
air:mol minyak jarak yaitu 20:1; 15:1; 10:1.
Langkah percobaannya adalah dengan
memasukkan minyak jarak dan katalis HCl
25% ke dalam labu leher tiga kemudian
hidupkan stirer.Alirkan air pendingin selama
proses hidrolisa. Panaskan campuran
tersebut sampai suhu 60oC. Tambahkan
aquadest yang telah dipanaskan ke dalam
campuran tersebut dan emulsifier sebanyak
5 ml. Ambil sampel dalam selang waktu 5
menit untuk analisa asam lemak bebas
selama 20 menit.
Prosedur percobaan dapat dilihat pada
gambar 3.
Menghitung Densitas (Minyak Jarak dan Katalis)

Analisa Kadar Asam Lemak Bebas Awal dalam


Bahan Baku

Hidrolisa Minyak Jarak (sesuai variabel)

Penyajian Data Hasil Percobaan Tiap Variabel

Gambar 3. Diagram alir prosedur percobaan


hidrolisa minyak jarak

Gambar 2. Rangkaian alat hidrolisa

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

HASIL
PERCOBAAN
DAN
PEMBAHASAN
Pada percobaan hidrolisa minyak jarak
memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Data Percobaan Variabel 1
Perbandingan Mol Air : Mol Minyak jarak
(20:1)
V
t

NaOH

(ml)

CA
Hidrolisa

CA
Terbentuk

XA

4,9

0,33

0,31

0,28

0,40

0,38

0,34

0.083

10

6,4

0,43

0,41

0,37

0.046

15

7,0

0,47

0,45

0,40

0.031

20

7,8

0,52

0,50

0,44

0,029

Tabel 2. Data Percobaan Variabel 2


Perbandingan Mol Air : Mol Minyak jarak
(15:1)
V
t

NaOH

(ml)

CA
Hidrolisa

CA
Terbentuk

XA

0,5

5,7

0,38

0,37

0,33

5,8

0,39

0,38

0,34

0.083

10

6,3

0,42

0,41

0,37

0.046

15
20

6,4
6,8

0,43
0,45

0,42
0,44

0,37
0,40

0.030

konversi (XA)

4.

Pembahasan hasil percobaan hidrolisa


minyak sebagai berikut :
1. Hubungan variabel perbandingan mol
reaktan dengan konversi
Berdasarkan gambar 3. hubungan
variabel perbandingan mol reaktan
dengan konversi diketahui bahwa terjadi
kenaikan nilai konversi seiring dengan
kenaikan nilai perbandingan mol air
terhadap mol minyak jarak. Hal ini
disebabkan adanya hubungan antara
konsentrasi reaktan dengan nilai
konversi yang dapat dijelaskan dengan
Azas Le Chatelier. Jika konsentrasi salah
satu reaktan diperbesar, dalam hal ini
konsentrasi air, maka kesetimbangan
sistem akan bergeser ke arah produk,
dalam hal ini yaitu pembentukan asam
lemak bebas dan gliserol, sehingga nilai
konversi minyak jarak bertambah besar
seiring
dengan
kenaikan
nilai
perbandingan mol air terhadap mol
minyak jarak (Reni,2011).

0,4
0,3
variabel 1 (20;1)

0,2

variabel 2 (15:1)

0,1

0,025

variabel 3 (10:1)

Tabel 3. Data Percobaan Variabel 3


Perbandingan Mol Air : Mol Minyak jarak
(10:1)
V
t

NaOH

(ml)

CA
Hidrolisa

CA
Terbentuk

XA

5
10
15
waktu (menit)

20

Gambar 4. Grafik hubungan waktu


terhadap nilai konversi pada variabel
perbandingan mol reaktan

0,40

0,39

0,35

6,1

0,41

0,40

0,36

0.089

10

6,2

0,42

0,41

0,37

0.046

15

6,4

0.43

0,42

0,38

0.032

20

6,5

0,44

0,43

0,38

0,024

2. Hubungan variabel perbandingan mol


reaktan dengan laju reaksi
Berdasarkan gambar 4. hubungan
variabel perbandingan mol reaktan
dengan laju reaksi diketahui bahwa nilai
konstanta laju reaksi hidrolisa minyak
jarak
meningkat
seiring
dengan
bertambahnya nilai perbandingan mol air

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

terhadap mol minyak jarak. Hal ini dapat


dijelaskan dengan persamaan Arrhenius :
=

Dengan :
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi
Ea = energi aktivasi
R = konstanta gas
T = suhu, kelvin
Dengan nilai perbandingan mol air
terhadap mol minyak yang bertambah
besar, maka jumlah partikel air didalam
reaktor akan bertambah banyak. Hal ini
menyebabkan meningkatnya nilai dari
frekuensi tumbukan antar partikel
reaktan(A) yaitu partikel air dengan
minyak jarak. Meningkatnya nilai
frekuensi tumbukan akan meningkatkan
nilai konstanta laju reaksi(k), karena nilai
k berbanding lurus dengan nilai A
(Rahayu,2009).
0,12

variabel 1 (20:1)

-ln (1-XA)

0,1

y = 0,004x

variabel 2 (15:1)

0,08

variabel 3 (10:1)

0,06

y = 0,002x

0,04
0,02
y = 0,001x

0
0

10
waktu (menit)

20

Gambar 5. Grafik hubungan waktu


terhadap nilai konstanta laju reaksi (k)
pada variabel perbandingan mol reaktan
3. Hubungan konstanta laju reaksi (k)
dengan konversi
Hubungan antara konstanta laju reaksi
dengan konversi dapat dijelaskan dengan
rumus :

= .

(1

ln(1
1

)=

=1

Nilai k untuk variabel 1,2, dan 3


berturut-turut adalah 0,0048 min-1, 0,002
min-1, dan 0,0009 min-1. Sesuai dengan
persamaan diatas, kenaikan nilai k akan
diikuti dengan bertambahnya nilai
konversi reaksi (XA).
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa
kenaikan nilai perbandingan mol air
terhadap mol minyak jarak akan menaikkan
nilai
konversi
reaksi
dikarenakan
kesetimbangan reaksi bergeser ke arah
produk akibat jumlah air yang berlebih
(excess). Kenaikkan nilai perbandingan mol
air terhadap mol minyak jarak akan
meningkatkan
kosntanta
laju
reaksi
dikarenakan nilai dari frekuensi tumbukan
antar partikel reaktan (A) akan bertambah
besar, hal ini sesuai dengan persamaan
Arrhenius. Kenaikkan nilai konstanta laju
reaksi akan meningkatkan nilai konversi
reaksi.
5.

DAFTAR PUSTAKA

Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis


Minyak Kelapa Dengan Katalisator
Asam. Forum Teknik.2 (1). Hal 31 40.
Dhadhang W.K. 2012. Katalisis. Unsoed :
Laboratorium Farmasetika,
Dwi, Ardiana. Kinetika Reaksi Esterifikasi
Asam Formiat dengan Etanol pada
Varian Suhu dan Konsentrasi Katalis
Griflin, R. C. 1927. Technical Method of
Analysis. 2nd ed. P. 307 311. Mc
Graw Hill Book Company, Inc. New

Pengaruh Perbandingan Mol Reaktan terhadap Proses Hidrolisa Minyak Jarak

York.
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak
Dengan Katalisator Asam Sulfat.
Presiding Seminar Nasional Rekayasa
Dan Proses.
Rahayu, S.S., 2009. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kecepatan Reaksi.
Reni B.I. 2011. Kesetimbangan kimia.
Universitas Islam Indonesia : DIII kimia
analisa, FMIPA.
Safaatul & Prima A.S. 2010. Ekstraksi
Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix
D.C.) dengan Pelarut Etanol dan Nheksana. Semarang : Progam studi
Teknik Kimia, Universitas Negeri
Semarang.
Sven, Tj And Chien, T.P. 1941. Reaction
Mechanism Of The Acid Hydrolysis Of
Fatty Oils. Ind. Eng. Chem, 33.1893.

You might also like