You are on page 1of 103

AKUNTANSI UNTUK

USAHA KOPERASI

Suhardi, SE, MSc, Ak

AKUN/PERKIRAAN
DAN MANFAATNYA

AKUN/PERKIRAAN DAN TRANSAKSI PERUSAHAAN


Dari ilustrasi penyusunan neraca (persamaam akuntansi) pada bab
sebelumnya, terlihat bahwa apa pun transaksi yang dilakukan koperasi
semuanya akan berpengaruh terhadap neraca. Dan semua transaksi yang
dilakukan koperasi dapat terlihat dalam neracanya. Akan tetapi, jika setiap
koperasi melakukan transaksi, staf akuntansi koperasi harus membuat
neraca, di mana hal itu akan sangat merepotkan sekali. Padahal dalam
prakteknya, dalam satu hari saja bisa terjadi belasan sampai ratusan
transaksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu media penolong yang dapat
membantu staf akuntansi untuk mencatat transaksi koperasi tanpa harus
membuat neraca setiap saat. Alat penolong ini disebut sebagai Perkiraan
atau Akun.
Perkiraan (akun) adalah suatu media untuk mencatat transaksi-transaksi
keuangan atau sumber daya yang dimiliki koperasi secara spesifik, seperti
aktiva, utang, modal, pendapatan, dan beban
Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data-data yang muncul
akibat transaksi yang dilakukan koperasi dan yang menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan informasi tentang
operasi koperasi dari hari ke hari. Dari akun dapat diketahui beberapa
informasi penting bagi koperasi, seperti jumlah tagihan pada salah satu
langganan atau jumlah total tagihan, jumlah pendapatan, atau beberapa
informasi lainnya.

BENTUK AKUN
Secara umum, akun dapat berupa sebuah tabel yang dibagi menjadi dua
bagian atau dua sisi. Bagian kiri disebut Debet dan bagian kanan disebut
sisi Kredit. Mencatat di sisi kiri disebut mendebet akun dan mencatat di sisi
kanan disebut mengkredit akun. Secara berkala, sisi debet harus
dijumlahkan dan dipertemukan (dikurangkan) dengan jumlah sisi kredit,
sehingga saldo akun tersebut pada suatu saat dapat diketahui.
2

AKUN T
Akun yang paling sederhana adalah akun yang berbentuk huruf T, yang
biasa disebut akun T. Akun T lebih banyak digunakan dalam mekanisme
belajar akuntansi di lembaga pendidikan, bukan dalam praktek. Akun ini
terdiri dari dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi Debet dan sisi kanan
Gambar
disebut
sisi Kredit (Gambar 4.1).
1.1

Bentuk Akun T
Nama Akun

Sisi Debet

Sisi Kredit

Akun Dua Kolom


Sebenarnya akun dua kolom tidak hanya terdiri dari dua kolom saja, tetapi
dapat juga terdiri dari beberapa kolom. Akun ini disebut dua kolom karena
pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu kolom debet dan
kolom kredit. Kolom debet dibagi lagi menjadi kolom tanggal, kolom
keterangan, dan kolom referensi serta kolom debet. Demikian juga, kolomn
kredit, dibagi menjadi kolom-kolom seperti yang dimiliki kolom debet,
sebagimana terlihat pada Gambar 4.2.
Kolom tanggal digunakan untuk mencatat waktu terjadinya transaksi,
sehingga dapat dicocokkan dengan bukti transaksinya. Kolom kedua berisi
kolom keterangan, yang berguna untuk mencatat keterangan-keterangan
yang diperlukan demi memperjelas pencatatan yang berkaitan dengan
aktivitas pencatatan transaksi dalam akun tersebut. Sebagai contoh, nama
supplier, nama vendor, cara pembayaran, dan sebagainya. Kolom
berikutnya adalah kolom referensi untuk mencatat nomor atau halaman
jurnal umum yang menjadi dasar pencatatan pada akun tersebut. Sedangkan
3

kolom berikutnya berisi kolom debet yang digunakan untuk mencatat


jumlah yang harus dicatat menyangkut transaksi tersebut. Demikian pula
sebaliknya dengan sisi kredit.
Gambar
1.2

Bentuk Akun Dua Kolom

Nama Akun
:______________________
Tangg Keterangan
Ref
al
2008
1 Ja
n
2
3
4

Nomor
Akun:______________________
Debe Tangg Keterangan Re Kredit
t
al
f
1
2008
2
Ja
n
4
5
7

Total Debet
Saldo Debet

Total Kredit
Saldo Kredit

Akun Empat Kolom


Sebagaimana halnya dengan akun dua kolom, akun empat kolom tidak
benar-benar dibagi menjadi empat kolom saja. Akun berbentuk empat
kolom itu dibagi lagi menjadi empat bagian utama, yaitu kolom tanggal,
kolom keterangan, dan kolom debet serta kolom kredit. Tambahan dua
kolom berikutnya adalah untuk mengetahui saldo akun setiap kali terjadi
pengisian pada akun tersebut. Keunggulan dari akun empat kolom adalah
bahwa saldo akun tersebut dapat diketahui setiap kali dibutuhkan,
setidaknya setiap tanggal transaksi, karena bentuk akun ini mengharuskan
akuntan untuk menghitung saldonya setiap saat.
\

Gambar
1.3

Bentuk Akun Empat Kolom

Nama Akun
Nomor
:______________________
Akun:______________________
Tangg
Debe Kredi
Saldo
Keterangan Ref
Debet
Kredit
al
t
t
2008
1
2
3
4
1 Ja
n
2
3
4

AKUN-AKUN DALAM KOPERASI


Untuk mencatat transaksi yang dilakukan suatu koperasi ke dalam akun,
perlu dikenal dan digunakan beberapa istilah serta akun yang biasa dan
sering digunakan dalam ilmu akuntansi. Beberapa akun yang biasa
digunakan dalam akuntansi koperasi adalah:
Kas yaitu alat pembayaran yang dimiliki koperasi dan siap digunakan,
seperti cek kontan serta uang tunai (uang kertas dan uang logam).
Piutang Anggota yaitu hak (tagihan) koperasi kepada anggota koperasi.
Tagihan tersebut timbul karena koperasi meminjamkan uang kepada
anggotanya atau karena koperasi menjual barang kepada anggotanya
secara kredit.
Perlengkapan Kantor yaitu alat-alat yang dimiliki koperasi dan
digunakan dalam operasi jangka panjang, seperti: meja, kursi, komputer,
dan sebagainya.
Utang Usaha yaitu pinjaman (kewajiban) yang dimiliki koperasi
kepada pihak lain yang timbul akibat transaksi pembelian kredit yang
dilakukan koperasi.
Utang Bank yaitu kewajiban yang dimiliki koperasi kepada pihak bank
karena telah meminjam uang kepada bank.

Simpanan Sukarela yaitu kewajiban (utang) yang dimiliki koperasi


kepada anggotanya karena anggota telah menyimpan (menabung)
uangnya di koperasi.
Dana-dana yaitu bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan
dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Dana-dana dapat
berupa: dana sosial, dana anggota, dana pengurus, dan sebagainya.
# Dana Anggota adalah bagian dari SHU yang dikembalikan kepada
anggota atas jasa-jasa yang telah diberikannya kepada koperasi.
# Dana Pengurus adalah bonus yang diberikan koperasi kepada
pengurus koperasi karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan
pikirannya untuk mengelola koperasi.
# Dana Pegawai adalah bonus yang diberikan koperasi kepada
pegawai karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya
untuk mengoperasikan koperasi sehari-hari.
# Dana Pendidikan adalah bagian dari SHU yang dialokasikan
koperasi untuk meningkatkan pendidikan anggota koperasi,
pengurus koperasi, pegawai koperasi, atau pihak-pihak lain yang
dipandang layak menerima bantuan dana pendidikan.
# Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah bagian dari SHU yang
dialokasikan untuk diberikan sebagai sumbangan pembangunan
pada wilayah di mana koperasi beroperasi.
# Dana Sosial adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk
berbagai kegiatan sosial di wilayah di mana koperasi tersebut
beropersi.
Karena dana-dana ini telah dialokasikan dari SHU untuk tujuan
tertentu, maka dana-dana tersebut merupakan bagian dari kewajiban
(utang) koperasi yang harus direalisasikan dalam jangka pendek.
(Hal-hal yang berkaitan dengan ekuitas, SHU, dan dana-dana akan
dibahas secara lebih terinci pada bab terakhir buku ini).
Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya yang harus disetorkan setiap anggota pada waktu masuk
menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali
selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi. Simpanan
pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi.
Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu,
misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali
6

dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga (AD/ART) serta keputusan rapat anggota
koperasi. Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal)
koperasi.
Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan
kepada koperasi selama koperasi belum dibubarkan.
Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk
menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan
usaha koperasi.
Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan
dan dialokasikan oleh koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Biasanya
cadangan dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha,
investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha yang dialami
koperasi.
Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai
imbalan atas penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang
mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Dengan kata lain,
partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi, baik
berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.
Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha
koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban
pokok. Jadi, partisipasi neto adalah sisa hasil usaha (SHU) yang timbul
akibat penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa,
kepada anggota koperasi.
Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa
kepada pihak selain anggota koperasi.
Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan
koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan
kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban,
seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai, beban transportasi,
dan sebagainya.
Beban Pokok adalah pengorbananekonomis yang dilakukan koperasi
dalam rangka memperoleh partisipasi meto dari anggota. Dengan kata

lain, beban pokok adalah pengorbanan ekonomis yang terkait secara


langsung dalam rangka menjual produk koperasi kepada anggota.
Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan
perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang
diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan ekonomis yang
dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah
dikurangi dengan beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para
anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa
anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap
pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah
jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi selama
periode tertentu.
PENGELOMPOKAN AKUN
Secara umum, seluruh perkiraan yang ada di dalam buku besar suatu
koperasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Akun-akun neraca, atau disebut juga akun riil, yaitu semua akun
yang ada dalam neraca, seperti akun aktiva, akun utang, dan akun
ekuitas. Akun riil ni terus dilanjutkan/diakumulasi dari waktu ke
waktu. Jadi sepanjang koperasi masih beroperasi, saldo setiap akun
tersebut akan terus ada atau terbawa dari satu periode akuntansi ke
periode akuntansi.
Akun-akun perhitungan hasil usaha, atau disebut juga akun nominal,
yaitu semua akun yang ada dalam laporan hasil usaha, yang mencakup
akun pendapatan dan akun beban. Akun-akun nominal hanya dipertahankan
selama satu periode akuntansi. Pada awal periode berikutnya, akun-akun
nominal harus dimulai dari nol. Jadi setiap akun nominal hanya berumur
satu periode akuntansi.
Buku Besar
Akun Riil

Akun Nominal

Akun Aktiva

Akun Pendapatan

Akun Utang

Akun Biaya

Akun Modal

PEDOMAN PENGISIAN AKUN/PERKIRAAN


Karena begitu beragamnya transaksi dan begitu banyaknya akun yang
digunakan koperasi, kita harus memiliki metode yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam mencatat transaksi yang dilakukan koperasi ke
dalam berbagai akun yang ada. Salah satu cara yang dapat dijadikan
pedoman untuk mencatat transaksi koperasi ke dalam berbagai akun adalah
dengan mengikuti pedoman berikut ini.
Aktiva
+

Utang
-

Penjualan
-

Ekuitas

Beban
+

Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva, jika
akun tersebut bertambah nilainya, cantumkan di sisi debet, sementara
jika berkurang nilainya, cantumkan di sisi kredit.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun
utang/kewajiban, jika akun tersebut bertambah nilainya dicantumkan
di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun modal, jika
akun tersebut bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit, sementara
jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet.
Akun pendapatan/penjualan, jika bertambah nilainya cantumkan di
sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun biaya, jika
bertambah nilainya cantumkan di sisi debet, sementara jika
berkurangnya nilainya cantumkan di sisi kredit.
Pencatatan ulang transaksi koperasi Sejahtera Mandiri ke dalam
akun-akun berikut ini mungkin dapat memperjelas manfaat penggunaan
akun dalam akuntansi.
Transaksi (a)
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu
kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini
direncankan akan bergerak dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini
akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin
9

menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang


membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan
perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk
aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di
perusahaan sebagai kantor.
Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri
koperasi, menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan
pokok anggota koperasi.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota
koperasi sebesar Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi
mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp100.000.000 serta
dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban akan terlihat
ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000
yang dicatat di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun
mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun
Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat membuat
persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi.
Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan.
Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut :
Nama Akun : Kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
April Setoran
simpanan pokok

Re
f

Kred
it

Debet
100.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00

Nama Akun : Simpanan Pokok


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
2
April Setoran
simpanan pokok

Kredit
100.000.0
00

Transaksi (b)
10

Saldo
Debet
Kredit
100.000.000

Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera


Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip,
komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian
peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi
secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari
jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar dala waktu 4 bulan.
Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan
menambah aktiva (akun peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang
dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama, transaksi ini mengakibatkan kas
koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan
sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000,
yang juga dicatat di sisi kredit.
Nama Akun : Peralatan Kantor
Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
6
April Komputer,
printer, lemari,
dsb.

Kred
it

Debet
22.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
22.000.00
0

Nama Akun : Utang Usaha


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
6
April Pembelian
peralatan kantor

Kredit
15.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
15.000.000

Nama Akun : kas


Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan

Re
f

Debet
100.000.
11

Kredit

Saldo
Debet
Kredit
100.000.

il
6

pokok
Pembelian
peralatan kantor

000
7.000.0
00

000
93.000.0
00

Transaksi (c)
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga
membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan
sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan
bertambahnya aktiva (akun perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di
sisi debet dan, pada saat yang sama, akan mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang
dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap
sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
Nama Akun : Perlengkapan Kantor
Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
7
April Kertas, pulpen,
pensil, rautan,
dsb

Debet

Kred
it

2.000.000

Saldo
Debet
Kredit
2.000.000

Nama Akun : kas


Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00

12

Saldo
Debet
Kredit
100.000.
000
93.000.0
00
91.000.0
00

Transaksi (d)
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar
Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi
karena bersifat permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas
sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama di sisi
kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar Rp5.000.000
yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan
staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun
simpanan wajib tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena
dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku
besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya
sebagai berikut :
Nama Akun : kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
100.000.
000
93.000.0
00
91.000.0
00
96.000.0
00

Nama Akun : simpanan wajib


Tanggal
2010
2
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Setoran
simpanan wajib

Kredit
5.000.000

13

Saldo
Debet
Kredit
5.000.000

Transaksi (e)
Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha
dari Bank Mandiri sebesar Rp 60.000.000
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat
di sisi debet dan pada saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar
Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:
Nama Akun : kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0
00

Nama Akun : Utang Bank


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
5
Mei

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

Kredit Usaha
60.000.00
60.000.000
Dari Bank
0
Mandiri
Transaksi (f)
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya
sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri.

14

Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah


sebesar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi
kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan Sukarela sebersar Rp12.000.000
yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang koperasi kepada
anggotanya, bukan modal koperasi.
Nama Akun : kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri
6
Simpanan sukarela
anggota

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
00
12.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0
00
168.000.0
00

Nama Akun : simpanan sukarela


Tanggal
2010
5
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Simpanan
sukarela anggota

Kredit
12.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
12.000.000

Transaksi (g)
Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman
uang kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai
total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan.

15

Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp120.000.000


yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan munculnya akun
piutang anggota sebesar jumlah yang sama yang dicatat di sisi debet. Transaksi
semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun di sisi aktiva
tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali.
Nama Akun : Piutang Anggota
Tanggal
2010
10 Mei

Keterangan

Re
f

Pinjaman ke
anggota,
3%/bulan

Debet

Kred
it

120.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
120.000.0
00

Nama Akun : kas


Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri
6
Simpanan sukarela
anggota
10
Piutang anggota

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
00
12.000.0
00

Transaksi (h)

16

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0

96.000.00
0
156.000.0
00
168.000.0
00
120.000 48.000.00
.000
0

Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi
membayar angsuran pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000.
Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman,
sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar
Rp2.400.000 merupakan jasa provisi.
Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari
bunga pinjaman yang diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini
mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp18.000.000 yang dicatat di sisi
debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang sebesar
Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat
di sisi kredit, serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang
dicatat di sisi kredit.
Nama Akun : Piutang Anggota
Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
10 Mei Pinjaman ke
anggota, 3%/bulan
29
Angsuran pokok
piutang

Debet

Kredit

120.000.
000
12.000.
000

Saldo
Debet
Kredit
120.000.0
00
108.000.0
00

Nama Akun : kas


Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
17

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0

6
10
29

Bank Mandiri
Simpanan sukarela
anggota
Piutang anggota

00
12.000.0
00

Angsuran
dan bunga

18.000.0
00

pokok

00
168.000.0
00
120.000 48.000.00
.000
0
66.000.00
0

Nama Akun : partisipasi jasa pinjaman


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan
bunga pinjaman
anggota

Kredit
3.600.000

Saldo
Debet
Kredit
3.600.000

Nama Akun : partisipasi jasa provisi


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan jasa
provisi pinjaman

Kredit
2.400.000

Saldo
Debet
Kredit
2.400.000

Transaksi (i)
Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar
Rp600.000 per orang. Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada
saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri
sebesar Rp900.000.
Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar
Rp1.200.000 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban
bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar
Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama, akun Gaji ditambah
sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang
dicatat di sisi debet.

18

Nama Akun : Gaji


Tanggal
2010
30 Mei

Keterangan

Re
f

Gaji 2 karyawan
@ Rp600.000

Debet

Kred
it

1.200.000

Saldo
Debet
Kredit
1.200.000

Nama Akun : Beban Bunga


Tanggal
2010
30 Mei

Keterangan

Re
f

Bunga usaha di
Bank Mandiri

Debet

Kred
it

900.000

Saldo
Debet
Kredit
900.000

Nama Akun : kas


Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri
6
Simpanan sukarela
anggota
10
Piutang anggota
29
30

Angsuran pokok
dan bunga
Beban bunga dan
gaji

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
00
12.000.0
00
120.000
.000
18.000.0
00
2.100.0
00
19

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0
00
168.000.0
00
48.000.00
0
66.000.00
0
63.900.00
0

Transaksi (j)
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian
utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000
Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi
kredit dan pada saat yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar
Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet.
Nama Akun : kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian
peralatan kantor
7
Pembelian
perlengkapan
kantor
2
Mei Setoran simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri
6
Simpanan sukarela
anggota
10
Piutang anggota
29
30
31

Angsuran pokok
dan bunga
Beban bunga dan
gaji
Bayar utang usaha

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
00
12.000.0
00
120.000
.000
18.000.0
00
2.100.0
00
9.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0
00
168.000.0
00
48.000.00
0
66.000.00
0
63.900.00
0
54.900.00
0

Nama Akun : utang usaha


Tanggal

Keterangan

Re Debe
20

Kredit

Saldo

Debet

2010
6
April Pembelian
peralatan kantor
31 Mei Pembayaran
sebagian bunga

15.000.00
0
9.000.000

Kredit
15.000.000
6.000.000

NERACA SALDO
Sampai pada tahap ini, jika seluruh transaksi dihentikan dan kemudian setiap akun
yang ada dicari saldonya, yaitu selisih antara total debet dan total kredit untuk akun
aktiva, beban dan prive, serta selisih antara total kredit dengan total debet untuk akun
utang, modal, dan pendapatan. Kemudian selisih atau saldo setiap akun tersebut akan
kita susun dalam suatu daftar, yang disebut dengan Neraca Saldo. Jadi, yang
dimaksud dengan Neraca Saldo atau Neraca Percobaan adalah suatu daftar yang
berisi seluruh akun yang ada dalam buku besar berserta saldo akhirnya pada akhir
periode akuntansi tertentu.
Dari kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, pada akhir bulan Mei 2010
buku besar koperasi tersebut akan terlihat sebagai berikut:
Nama Akun : kas
Tanggal

Keterangan

2010
2
Apr Setoran simpanan
il
pokok
6
Pembelian peralatan
kantor
7
Pembelian
perlengkapan kantor
2
Mei Setoran
simpanan
wajib anggota
5
Kredit Usaha Dari

Re
f

Debet

Kredit

100.000.
000
7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.00
0
60.000.0
21

Saldo
Debet
Kredit
100.000.0
00
93.000.00
0
91.000.00
0
96.000.00
0
156.000.0

Bank Mandiri
Simpanan
sukarela
anggota
Piutang anggota

00
12.000.0
00

18.000.0
00

30

Angsuran pokok dan


bunga
Beban bunga dan gaji

31

Bayar utang usaha

6
10
29

00
168.000.0
00
120.000 48.000.00
.000
0
66.000.00
0
2.100.0 63.900.00
00
0
9.000.0 54.900.00
00
0

Nama Akun : Piutang Anggota


Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
10 Mei Pinjaman ke
anggota, 3%/bulan
29
Angsuran pokok
piutang

Debet

Kredit

120.000.
000
12.000.
000

Saldo
Debet
Kredit
120.000.0
00
108.000.0
00

Nama Akun : Perlengkapan Kantor


Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
7
April Kertas, pulpen,
pensil, rautan,
dsb

Debet

Kred
it

2.000.000

Saldo
Debet
Kredit
2.000.000

Nama Akun : Peralatan Kantor


Tanggal

Keterangan

2010
7
April Komputer,

Re
f

Debet
22.000.00
22

Kred
it

Saldo
Debet
Kredit
22.000.00

printer, lemari,
dsb

Nama Akun : utang usaha


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
6
April Pembelian
peralatan kantor
12 Juni Pembayaran
sebagian utang

Kredit
15.000.00
0
9.000.000

Saldo
Debet
Kredit
15.000.000
6.000.000

Nama Akun : simpanan sukarela


Tanggal
2010
6
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Setoran
Simpanan
sukarela anggota

Kredit
12.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
12.000.000

Nama Akun : Utang Bank


Tanggal
2010
5
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Kredit Usaha
Dari Bank
Mandiri

Kredit
60.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
60.000.000

Nama Akun : Simpanan Pokok


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t
23

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

2010
2
April Setoran
simpanan pokok

100.000.0
00

100.000.000

Nama Akun : simpanan wajib


Tanggal
2010
2
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Setoran
simpanan wajib

Saldo
Debet
Kredit

Kredit
5.000.000

5.000.000

Nama Akun : partisipasi jasa pinjaman


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan
bunga pinjaman
anggota

Saldo
Debet
Kredit

Kredit
3.600.000

3.600.000

Nama Akun : partisipasi jasa provisi


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan jasa
provisi pinjaman

Kredit
2.400.000

Saldo
Debet
Kredit
2.400.000

Nama Akun : Gaji


Tanggal

Keterangan

Re
f

Debet

2010
24

Kred
it

Saldo
Debet
Kredit

30

Mei

Gaji 2 karyawan @
Rp600.000

1.200.000

1.200.000

Nama Akun : Beban Bunga


Tanggal

Keterangan

2010
30 Mei

Bunga usaha di Bank


Mandiri

Re
f

Debet

Kred
it

900.000

Saldo
Debet
Kredit
900.000

Berdasarkan buku besar yang dimiliki koperasi Sejahtera Mandiri itu, kita
bisa menyusun neraca saldo atau neraca percobaan per 31 Mei 2010. Caranya adalah
dengan membuat daftar nama akun yang ada dalam buku besar dan kemudian dilihat
saldo yang ada dalam setiap akun tersebut. Saldo setiap akun itu lalu kita masukkan
de dalam daftar akun yang telah kita buat. Akhirnya, kita akan memperoleh daftar
saldo akun sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2010
+

Nama Akun
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa
Anggota
Partisipasi Jasa Provisi
Gaji
Beban Bunga
Total

Debet
54.900.000
108.000.000
2.000.000
22.000.000

Kredit

6.000.000
12.000.000
60.000.000
100.000.000
5.000.000
3.600.000
2.400.000
1.200.000
900.000
189.000.000

LAPORAN KEUANGAN
25

189.000.000

Berdasarkan neraca saldo yang telah kita miliki, kita dapat mulai menyusun
laporan keuangan Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan
keuangan tersebut dimulai dengan pembuatan Perhitungan Hasil Usaha,
kemudian baru disusun Neraca koperasi.
Perhitungan Hasil Usaha adalah suatu laporan yang menunjukkan
kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU selama suatu periode
akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU yang diperoleh koperasi
dalam suatu periode, hitunglah dengan cara mengurangkan beban yang
dikeluarkan koperasi selama satu periode dari pendapatan yang
diperolehnya dalam periode yang sama.
Dalam contoh soal di atas, berdasarkan neraca saldo yang telah
disusun, perhitungan hasil usaha atau laporan laba rugi Koperasi Sejahtera
Mandiri adalah sebagai berikut:

Koperasi Sejahtera Mandiri


Laporan Hasil Usaha
Periode 2 April 31 Mei 2010
#

Partisipasi Bruto Anggota:


- Partisipasi Jasa Pinjaman 3.600.000
- Partisipasi Jasa Provisi
2.400.000
Total Partisipasi Bruto
#
Beban Pokok:
- Beban bunga
#
Partisipasi Neto Anggota
#
Beban Operasional
- Gaji
(1.200.000)
#
Sisa Hasil Usaha

6.000.000
(900.000)
5.100.000
3.900.000

Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri menghasilkan


pendapatan total sebesar Rp6.000.000 dan beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp2.100.000, sehingga diperoleh sisa
hasil usaha sebesar Rp3.900.000. Setelah diketahui SHU-nya, maka pada tahap
berikutnya dapat disusun Neraca.

26

Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki
koperasi, beserta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca
koperasi ini dapat disusun dengan memasukkan semua akun aktiva dalam neraca
saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua akun utang dan ekuitas ke sisi
kewajiban. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo
ekuitas akhir, yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU
periode berjalan. Jadi, neraca koperasi Sejahtera Mandiri dapat disusun
sebagai berikut:

27

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 31 Mei 2010
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan
Kantor
Peralatan Kantor

Total Aktiva

54.900.000 Utang usaha


108.000.000 Simpanan Sukarela
2.000.000 Utang Bank

6.000.000
12.000.000
60.000.000

22.000.000 Simpanan Pokok


Simpanan Wajib
SHU Periode

100.000.000
5.000.000
3.900.000

Berjalan
186.900.000 Total Kewajiban

186.900.000

Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan


terlihat seperti tersebut di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar
Rp186.900.000.

JURNAL
JURNAL UMUM DAN BUKU HARIAN
28

Jurnal Umum atau jurnal transaksi adalah aktivitas meringkas dan


mencatat transaksi koperasi berdasarkan dokumen dasar secara kronologis
beserta penjelasan yang diperlukan dalam buku harian. Jurnal berfungsi
mencatat dan meringkas pengaruh setiap transaksi koperasi terhadap
persamaan dasar akuntansi. Sedangkan akun dan buku besar berfungsi
mencatat transaksi koperasi menurut jenis transaksinya. Jadi, jurnal bukan
berfungsi menggantikan buku besar dan akun, tetapi diantara keduanya
saling melengkapi satu dengan lainnya. Transaksi yang telah dijurnal pada
buku harian setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali atau sebulan
sekali, harus diposting/dipindahkan ke buku besar sesuai dengan jenis
akunnya.
Buku Jurnal adalah media yang digunakan untuk mencatat
transaksi koperasi secara ringkas, permanen, dan lengkap serta disusun
secara kronologis untuk referansi di masa mendatang. Secara umum, buku
jurnal berbentuk empat kolom dengan manfaat yang saling menunjang satu
dengan lainnya. Kolom pertama (tanggal) berfungsi untuk mencatat tanggal
transaksi. Kolom kedua (keterangan) untuk mencatat aktifitas transaksi
sesuai dengan nama akun yang terkait dan penjelasan yang dsiperlukan.
Kolom ketiga (ref) berguna untuk mencatat referensi yang terkait dengan
buku besar. Kolom keempat (jumlah) dibagi menjadi dua kolom, yaitu
kolom debet dan kolom kredit, yang berguna untuk mencatat nilai
transaksi.
Buku Jurnal
Tanggal

Keterangan

Ref

Saldo
Debet

Kredit

2008
Apr 2
il
3
5
Untuk melakukan penjurnalan, yaitu mencatat transaksi koperasi dalam
buku harian, kita dapat berpedoman pada pencatatan dalam transaksi dalam
buku besar atau akun koperasi. Untuk kelompok akun aktiva dan beban, jika
bertambah dimasukkan di sisi debet, jika berkurang dimasukkan di sisi kredit.
Untuk kelompok akun utang, modal, dan pendapatan, jika bertambah
dimasukkan di sisi kredit dan jika berkurang dimasukkan di sisi debet. Setiap
29

kata yang dijadikan dasar untuk mencatat dalam buku harian harus sama dengan
nama akun yang ada di buku besar. Keterangan tambahan dalam mencatat
transaksi berfungsi untuk memperjelas transaksi yang telah di jurnal.
Contoh kasus koperasi Sejahtera Mandiri mungkin dapat memperjelas
cara mencatat transaksi koperasi dalam buku harian.
Transaksi (a)
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu
kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini
direncanakan akan bergerak di bidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini
akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin
menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang
membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan
perusahaan tersebut yang diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk
aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di
perusahaan sebagai kantor.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota
koperasi sebesar Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi
mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp100.000.000 serta
dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban akan terlihat
ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang
dicatat di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun
mengharuskan staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun
Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat membuat
persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan
tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan
transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:

2 April 2010

kas

100.000.000
Simpanan pokok

100.000.000

Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera


Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip,
komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian
30

peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi
secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari
jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar dala waktu 4 bulan.
Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan
menambah aktiva (akun peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang
dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama, transaksi ini mengakibatkan kas
koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan
sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000,
yang juga dicatat di sisi kredit.
6 April 2010

Peralatan kantor
kas
Utang Usaha

22.000.000
7.000.000
15.000.000

Transaksi (c)
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga
membeli perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan
sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan
bertambahnya aktiva (akun perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di
sisi debet dan, pada saat yang sama, akan mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang
dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh sama sekali terhadap
sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
7 April 2010

Perlengkapan kantor
Kas

2.000.000
2.000.000

Transaksi (d)
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar
Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi
karena bersifat permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas
sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama di sisi
31

kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar Rp5.000.000


yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan
staf akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun
simpanan wajib tidak digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena
dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku
besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya
sebagai berikut:
2 Mei 2010

kas

5.000.000
Simpanan wajib

5.000.000

Transaksi (e)
Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha
dari Bank Mandiri sebesar Rp 60.000.000.
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat
di sisi debet dan pada saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar
Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:
6 Mei 2010

kas

60.000.000
Utang Bank

60.000.000

Transaksi (f)
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya
sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah
sebesar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi
kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan Sukarela sebersar Rp12.000.000
yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang koperasi kepada
anggotanya, bukan modal koperasi.
6 Mei 2010

kas

12.000.000
Simpanan sukarela

Transaksi (g)

32

12.000.000

Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman


uang kepada 24 orang anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai
total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku bunga 3% per bulan.
Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar
Rp120.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan
munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang sama yang dicatat di sisi debet.
Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun di sisi
aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali.
10 Mei 2010

Piutang Anggota
Kas

120.000.000
120.000.000

Transaksi (h)
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi
membayar angsuran pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000.
Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman,
sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan sebesar
Rp2.400.000 merupakan jasa provisi.
Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga
pinjaman yang diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini
mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp18.000.000 yang dicatat di sisi
debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang sebesar
Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat
di sisi kredit, serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang
dicatat di sisi kredit.
29 Mei 2010

kas

18.000.000
Piutang Anggota
Partisipasi
Jasa
Pinjaman
Partisipasi
Jasa
Provisi

12.000.000
3.600.000
2.400.000

Transaksi (i)
Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar
Rp600.000 per orang. Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada
saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri
sebesar Rp900.000.
33

Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar


Rp1.200.000 untuk gaji karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban
bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar
Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama, akun Gaji ditambah
sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang
dicatat di sisi debet.

30 Mei 2010

Gaji
Beban Bunga
kas

1.200.000
900.000

2.100.000

Transaksi (j)
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian
utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000
Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi
kredit dan pada saat yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar
Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet.
31 Mei 2010

Utang Usaha
Kas

9.000.000
9.000.000

AYAT JURNAL PENYESUAIAN


Sering kali ada beberapa hal atau beberapa aktivitas koperasi yang tidak
memiliki kaitan dengan pihak lain sehingga tidak dicatat dalam jurnal
umum, atau beberapa aktivitas tertentu terkait dengan pihak lain tetapi
pihak eksternal tersebut menanggapnya transaksinya dengan pihak koperasi
telah dicatat dan diakui, sedangkan pihak koperasi menganggapnya belum
selesai atau belum tepat penyajiaannya. Aktivitas dan keterangan semacam
itu perlu dicatat dan dikoreksi agar penyajiaannya tepat. Proses koreksi
tersebut dilakukan dengan membuat Ayat Jurnal Penyesuaian.
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) adalah aktivitas untuk membetulkan
akun/perkiraan sehingga laporan yang dibuat berdasarkan akun tersebut
34

dapat menunjukkan pendapatan, aset atau aktiva dan kewajiban yang


sesuai.
Ayat jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak didasarkan pada
aktivitas transaksi tetapi pada perhitungan atau keterangan tertentu. Sebagai
contoh, beban penyusutan gedung, beban pemakaian perlengkapan, beban
sewa gudang, utang gaji, dan lain-lain.
1. Beban Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan kantor yang dibeli koperasi pada suatu saat sering kali
tidak dihitung dan dicatat pemakainnya. Pada akhir periode akuntansi,
baru dihitung sisa perlengkapan tersebut. Saldo perlengkapan pada
buku besar dikurangi dengan nilai yang diperoleh pada saat stock
opname (perhitungan fisik) perlengkapan merupakan beban pemakaian
perlengkapan.
Beban Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan Kantor

xxx
xxx

2. Beban Penyusunan Aktiva Tetap


Nilai atau harga perolehan aktiva tetap yang dibeli pada suatu saat
harus dibagi dengan jumlah periode waktu yang menikmati manfaat
aktiva tetap tersebut agar pembagian (alokasi) biaya pembelian
pembelian aktiva tetap itu lebih adil dan merata.
Beban Pemakaian Peralatan
xxx
Akumulasi penyusutan peralatan

xxx

Beban penyusutan bangunan


xxx
Akumulasi penyusutan bangunan

xxx

3. Beban Sewa Kantor


Sewa kantor yang dibayar pada suatu saat sering kali berlaku selama
beberapa periode akuntansi. Pada saat sewa kantor dibayarkan, hal itu
35

belum menjadi beban bagi periode tersebut sehingga diakui sebagai


sewa kantor dibayar di muka. Setelah suatu periode yang menikmati
manfaat dari kantor yang disewa tersebut berlalu, periode tersebut harus
dibebani beban sewa kantor yang dihitung secara proporsional dengan
lamanya sewa.
Beban sewa kantor
Sewa kantor dibayar dimuka

xxx
xxx

4. Utang Gaji
Terkadang gaji yang menjadi beban pada suatu periode tertentu dan
harus dibayarkan pada periode tersebut belum dibayarkan sampai akhir
periode bersangkutan. Karenanya, hal itu menjadi utang gaji bagi
periode tertentu.
Gaji pegawai
Utang Gaji

xxx
xxx

KOPERASI SIMPAN PINJAM


Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian
dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana.
Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa
penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun
pemupukan modal dilakukan koperasi dari para anggotanya, sering kali
jumlah uang yang ingin dipinjam oleh anggota lebih besar dari modal yang
dimiliki koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus meminjam uang
dari kreditor di luar koperasi, seperti bank atau koperasi kredit.
36

Jadi, pada dasarnya fungsi koperasi simpan pinjam adalah sebagai


jembatan antara anggota koperasi yang memerlukan uang pinjaman dengan
anggota koperasi yang menyimpan tugasnya di koperasi atau kredito
lainnya.
URUTAN PENCATATAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pembahasan mengenai
fungsi akun sengaja mendahului pembahasan mengenai jurnal. Hal ini
dilakukan bukan karena dalam siklus akuntansi nyata pencatatan transaksi
pada akun (buku besar) mendahului jurnal. Mendahulukan pembahasan
mengenai fungsi akun dan metode pencatatannya hanya merupakan metode
belajar yang dipandang lebih mudah. Mempelajari hal-hal yang terkait
dengan akun dan buku besar terlebih dahulu akan mempermudah kita
memahami cara kerja dan pencatatan jurnal dalam buku jurnal. Setelah
memahami dan menguasai dengan baik segala sesuatu yang berkaitan
dengan cara pencatatan transaksi dalam akun (buku besar), cara kerja dan
pengertian kita harus dikembalikan kepada urutan yang seharusnya, yaitu
proses dan tahap pencatatan transaksi di buku jurnal mendahului pencatatan
di buku besar. Itulah yang disebut siklus akuntansi.
Dokumen Dasar

Buku
Jurnal

Buku
Besar

Laporan
Keuangan

Posting

Transaksi yang dilakukan koperasi harus disertai dengan dokumen


transaksi, baik berupa faktur, nota, kwitansi, bukti pengeluaran uang, bukti
penerima uang, atau dokumen lainnya. Berdasarkan dokumen yang telah
dibuat dan diterima staf akuntansi, dimulailah pencatatan transaksi tersebut
dalam media yang disebut buku jurnal. Aktivitas mencatat transaksi
koperasi dalam buku jurnal disebut dengan menjurnal. Setiap beberapa
waktu, misalnya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali,
catatan transaksi dalam buku harian dipindahkan ke buku besar sesuai
dengan transaksi dan nama akun yang sesuai. Proses memindahkan catatan
dari buku harian ke buku besar tersebut disebut dengan memposting.
Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada di buku besar
dihitung dan dicari saldo akhirnya. Berdasarkan saldo akun yang ada di
buku besar, dapat disusun suatu daftar akun beserta salso akhirnya yang
disebut dengan neraca saldo. Neraca saldo yang dibuat biasanya didasarkan
37

pada transaksi-transaksi yang telah dilakukan koperasi selama satu periode,


belum mancakup penyesusaian menyangkut beberapa hal yang hars
dilakukan. Jika ada beberapa hal yang belum tepat dan harus disesuaikan,
maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Baru kemudian
disusun neraca saldo yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca saldo
tersebut disusunlah laporan keuangan koperasi, yang dimulai dengan
membuat laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan baru kemudian
neraca.
Untuk memperjelas hubungan antara buku jurnal dan buku besar serta
laporan keuangan (siklus akuntansi yang seharusnya), contoh soal
(Koperasi Sejahtera Mandiri) sebelumnya dapat diulas kembali agar
dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan sistematis.
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di
suatu kawasan industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi koperasi.
Koperasi ini direncanakan akan bergerak dibidang usaha jasa simpan
pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana
anggota yang ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada
anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200
orang karyawan perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera
Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah
satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.

Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga,
pendiri koperasi, menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang
sebagai simpanan pokok anggota koperasi.
Empat hari kemudian, yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera
Mandiri membeli peralatan kantor, seperti kursi, meja,vlemari arsip,
komputer, printer, dan sebagainya, seharga Rp22.000.000. Pembelian
peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi
secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari
jumlah itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar dalam waktu 4 bulan.
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi
SejahteraMandiri juga membeli perlengkapan kantor, seperti kertas,
pensil, pulpen, rautan pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga
Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.

38

Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang


sebesar Rp25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.
Pada tanggal 5 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh
kredit usaha dari Bank Mandiri sebesar Rp60.000.000.
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan
uangnya sebesar Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri.
Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan
pinjaman uang kepada 24 orang anggotanya sebesar 5.000.000 per
orang. Dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku
bungan 3% per bulan.
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang
pada koperasi membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa
provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000
merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan
pembayaran bungan pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000 merupakan
jasa provisi.
Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi
sebesar 600.000 per orang. Kedua karyawan itu mulai bekerja tanggal
1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga
pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000.
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar
sebagian utangnya kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000.
Berdasarkan transaksi yang terdiri selama 2 bulan terebut, antara awal
bulan April hingga akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu
dalam buku jurnal koperasi sebagai berikut:
2
April Kas
2010
Simpanan Pokok
6
April Peralatan kantor
2010
Kas
Utang usaha

100.000.000
100.000.000
22.000.000
7.000.000
15.000.000

7
April Perlengkapan kantor
2010
Kas

39

2.000.000
2.000.000

2
Mei Kas
2010
Simpanan Wajib
5
Mei Kas
2010
Utang Bank
6
Mei Kas
2010
Simpanan Sukarela
10
Mei Piutang Anggota
2010
Kas

5.000.000
5.000.000
60.000.000
60.000.000
12.000.000
12.000.000
120.000.000
120.000.000

29
Mei Kas
2010
Piutang Anggota
Partisipasi jasa
Pinjaman
Partisipasi Jasa
Provisi

18.000.000
12.000.000
3.600.000
2.400.000

30
Mei Gaji
2010
Beban Bunga
Kas

1.200.000

31
Mei Utang Usaha
2010
Kas

9.000.000

900.000
2.100.000

9.000.000

Berdasarkan jurnal yang ada di buku jurnal koperasi Sejahtera Mandiri


yang telah kita buat, kita harus memindahkan (memposting) catatan
jurnal ke dalam buku besar yang dimiliki koperasi tersebut. Proses
posting ini dilakukan transaksi per transaksi, jurnal per jurnal. Jika suatu
jurnal dicatat di sisi debet, maka di buku besarnya harus dicatat di sisi
debet. Demikian pula kalau suatu jurnal dicatat di sisi kredit, di akun
yang ada di buku besar juga harus dicatat di sisi kredit.

40

Sebagai contoh, untuk transaksi tanggal 2 April 2008, jika di buku harian
Kas dicatat di sisi debet dan Simpanan Pokok di sisi kredit, maka akun
Kas yang ada di buku besar juga harus dicatat sebesar jumlah yang ada
di buku harian di sisi debet, yaitu sebesar Rp100.000.000. Demikian
pula dengan akun Simpanan Pokok yang terdapat di buku besar harus
mengikuti pencatatan yang terdapat di buku harian, yang dicatat di sisi
kredit sebesar Rp100.000.000.

41

Nama Akun: Kas


Tanggal
2010
2 Apr
il
6
7
2

Mei

5
6
10
29
30
31

Keterangan

Re
f

Debet

Setoran simpanan
pokok
Pembelian peralatan
kantor
Pembelian
perlengkapan kantor
Setoran
simpanan
wajib anggota
Kredit Usaha Dari
Bank Mandiri
Simpanan sukarela
anggota
Piutang anggota

100.000
.000

Angsuran pokok dan


bunga
Beban bunga dan
gaji
Bayar utang usaha

18.000.
000

Kredit

7.000.0
00
2.000.0
00
5.000.0
00
60.000.
000
12.000.
000
120.000
.000

2.100.0
00
9.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000
.000
93.000.
000
91.000.
000
96.000.
000
156.000
.000
168.000
.000
48.000.
000
66.000.
000
63.900.
000
54.900.
000

Nama Akun : Piutang Anggota


Tanggal

Keterangan

Re
f

Debet

2010
10 Mei Pinjaman ke anggota,
3%/bulan
30
Angsuran
pokok
piutang

Kredit

120.000.
000
12.000.
000

Saldo
Debet
Kredit
120.000.0
00
108.000.0
00

Nama Akun : Perlengkapan Kantor


Tanggal

Keterangan

Re
f

2010
7
April Kertas, pulpen, pensil,

Debet
2.000.0

42

Kred
it

Saldo
Debet
Kredit
2.000.0

rautan, dsb

00

00

Nama Akun : Peralatan Kantor


Tanggal

Keterangan

2010
7
April Komputer, printer,
lemari, dsb

Re
f

Kred
it

Debet
22.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
22.000.00
0

Nama Akun : utang usaha


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
6
April Pembelian
peralatan kantor
12 Juni Pembayaran
sebagian utang

Saldo
Debet
Kredit

Kredit
15.000.00
0
9.000.000

15.000.000
6.000.000

Nama Akun : simpanan sukarela

Tanggal
2010
6
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Setoran Simpanan
sukarela anggota

Kredit
12.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit
12.000.000

Nama Akun : Utang Bank


Tanggal
2010
5
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Kredit Usaha
Dari Bank
Mandiri

Kredit
60.000.00
0

43

Saldo
Debet
Kredit
60.000.000

Nama Akun : Simpanan Pokok


Tanggal

Keterangan

Re Debe
f
t

2010
2
April Setoran
simpanan pokok

Kredit
100.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit
100.000.000

Nama Akun : simpanan wajib


Tanggal
2010
2
Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Setoran
simpanan wajib

Kredit
5.000.000

Saldo
Debet
Kredit
5.000.000

Nama Akun : partisipasi jasa pinjaman


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan
bunga pinjaman
anggota

Kredit
3.600.000

Saldo
Debet
Kredit
3.600.000

Nama Akun : partisipasi jasa provisi


Tanggal
2010
29 Mei

Keterangan

Re Debe
f
t

Pendapatan jasa
provisi pinjaman

Kredit
2.400.000

44

Saldo
Debet
Kredit
2.400.000

Nama Akun : Gaji


Tanggal

Keterangan

2010
30 Mei

Re
f

Gaji 2 karyawan
@ Rp600.000

Debet

Kred
it

1.200.000

Saldo
Debet
Kredit
1.200.000

Nama Akun : Beban Bunga


Tanggal

Keterangan

Re
f

Debet

Kred
it

Saldo
Debet
Kredit

2010
30 Mei

Bunga usaha di
900.000
900.000
Bank Mandiri
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian diposting ke buku besar pada akhir
periode, yang dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri adalah pada akhir bulan Juni
2010, setiap akhir dihitung saldonya. Saldo setiap akun tersebut dicatat dalam suatu
tabel yang berisi kumpulan saldo yang dimiliki setiap akun koperasi tersebut. Tabel
itu disebut dengan neraca saldo atau neraca percobaan.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2010
+

Nama Akun
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa
Anggota
Partisipasi Jasa Provisi
Gaji
Beban Bunga
Total

Debet
54.900.000
108.000.000
2.000.000
22.000.000

Kredit

6.000.000
12.000.000
60.000.000
100.000.000
5.000.000
3.600.000
2.400.000
1.200.000
900.000
189.000.000
45

189.000.000

NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah
selesai, kita hanya tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn
periode bersangkutan. Akan tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan
kita dapat mempergunakan media penolong untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan
Neraca Lajur.
Neraca Lajur adalah selembar kertas berkolom yang dapat dipergunakan
dalam pekerjaan akuntansi secara manual untuk membantu
menggabungkan pekerjaan pada akhir akuntansi.
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat
sebelum menyusun laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan
merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh akuntan dalam
siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk
mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur
dapat terdiri dari 10 kolom + 1 untuk keterangan atau 12 kolom + 1 untuk
keterangan.
Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar
suatu perusahaan. Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir setiap akun
yang ada dalam buku besar. Kolom ketiga dan keempat berfungsi untuk
menyesuaikan berbagai akun yang belum tepat karena adanya beberapa hal
yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar. Kolom kelima dan
keenam berisi kumpulan saldo semua akun yang ada di buku besar yang
telah disesuaikan. Kolom ketujuh dan kedelapan berisi saldo akun
pendapatan dan semua akun beban yang ada, di mana selisihnya diakui
sebagai sisa hasil usaha. Kolom kesembilan dan kesepuluh berisi saldo
awal modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta saldo
akun prive atau dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba
usaha dikurangi dengan prive atau dividen dicatat sebagai modal atau laba
ditahan akhir periode tersebut. Dan kolom kesebelas dan keduabelas berisi
saldo semua akun neraca pada akhir periode tersebut. Jika neraca lajurnya
46

terdiri dari 10 kolom + 1 keterangan, maka kolom kesembilan dan


kesepuluh (perubahan modal atau laba ditahan) ditiadakan.
Dari contoh kasus Koperasi Sejahtera Mandiri sebelumnya, neraca
saldo yang terlah disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada
merupakan isi dari kolom pertama dan kedua neraca lajur.
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi
Sejahtera Mandiri mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat
dalam buku harian dan buku besar, yaitu:
a. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa
(habis akibat pemakaian) pada akhir bulan Mei 2008 tinggal sebesar
Rp1.900.000, dan belum dicatat.
b. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan April, Mei dan Juni
2008 sebesar Rp120.000 belum dicatat.
c. Beban bunga Simpanan Sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei
sebesar Rp240.000 belum dicatat dan belum dibayarkan.
Beban Penyusutan Aktiva Tetap (bangunan, kendaraan, peralatan,
mesin dan sebagainya) adalah beban yang dibebankan pada suatu periode
akuntansi tertentu atas pemanfaatan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
Pembebanan beban tersebut dilakukan untuk mengalokasikan pengorbanan
ekonomis perusahaan demi memiliki aktiva tetap tertentu ke periodeperiode akuntansi yang menikmati aktiva tetap tersebut. Lawan dari akun
beban penyusutan adalah akumulasi penyusutan.
Akun Akumulasi Penyusutan digunakan

untuk

menampung

penjumlahan dari semua beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva.


Akun ini dineraca akan dikurangkan dari aktiva bersangkutan.
Neraca lajur dibuat hanya untuk menampung penjumlahan dari semua
beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva. Akun ini di neraca akan
dikurangkan dari aktiva bersangkutan.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Keterangan

Neraca saldo

Neraca lajur
Penyesuaian
47

Saldo

Hasil

Neraca

Debet Kredit
- kas
- Piutang
Anggota
- Perlengkapan
kantor
- Peralatan kantor

54.90
0
108.0
00
2.000
22.00
0

- Utang Usaha
- Simpanan
Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan
Pokok
- Simpanan
Wajib
- Partisipasi
Jasa Pinjaman
- Partisipasi
Jasa Provisi
- Gaji
- Beban Bunga

Debet

6.000
12.00
0
60.00
0
100.0
00
5.000
3.600
2.400
1.200
900

Beban
Pemakaian
Perlengkapan
Beban
Penyusutan
Peralatan K
Akumulasi
Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga

48

Kre
dit

yang
Usaha
Disesuaik
an
Deb Kre Deb Kre Deb
et
dit
et
dit
et

Kre
dit

Sisa Hasil
Usaha
To tal

189.0
00

189.0
00

Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke
dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk
menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya, akun aktiva dan akun kewajiban agar
sesuai dengan yang seharusnya pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya
didasarkan pada data dan informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti
memorial yang dibuat oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi.
Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo
sebesar Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir
bulan Juni jumlahnya hanya Rp1.900.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor
yang digunakan pada periode tersebut adalah Rp100.000. Demikian pula, akun beban
penyusutan pada periode tersebut dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan
kantor dan sebesar Rp240.000 untuk beban bunga simpanan sukarela yang belum
dicatat dan belum dibayarkan.
Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah tersusun
harus disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo
yang telah disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah
disesuaikan ini menampung informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian,
sehingga saldo beberapa akun berubah sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai
contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar
Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan
April jumlahnya hanya Rp1.900.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada
periode tersebut dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan kantor. Karena itu,
pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan, akun perlengkapan kantor berubah
nilainya dibanding neraca saldo sebelum disesuaikan, dan akun beban penyusutan
serta akumulasi penyusutan melengkapi kolom ini.

Koperasi Sejahtera Mandiri


49

Neraca lajur (dalam ribuan)


Keterangan
Neraca
Penyesuaian
Saldo
Hasil
Neraca
saldo
yang
Usaha
Disesuaik
an
Debe Kred Debet Kredi Deb Kre Deb Kre Deb Kre
t
it
t
et
dit
et
dit
et
dit
- kas
54.9
00
- Piutang
108.
Anggota
000
- Perlengkapan
2.00
100
kantor
0
- Peralatan kantor 22.0
00
- Utang Usaha
6.00
0
- Simpanan
12.0
Sukarela
00
- Utang Bank
60.0
00
- Simpanan
100.
Pokok
000
- Simpanan
5.00
Wajib
0
- Partisipasi
3.60
Jasa Pinjaman
0
- Partisipasi
2.40
Jasa Provisi
0
- Gaji
1.20
0
- Beban Bunga
900
240
Beban
100
Pemakaian
Perlengkapan
Beban
120
Penyusutan
Peralatan
Akumulasi
120
Penyusutan
50

Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil
Usaha
To tal

240

189.
000

189.
000

460

460

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca lajur
Keterangan

- kas
- Piutang
Anggota
- Perlengkapan
kantor
- Peralatan kantor
- Utang Usaha
- Simpanan
Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan
Pokok
- Simpanan
Wajib
- Partisipasi
Jasa Pinjaman
- Partisipasi
Jasa Provisi
- Gaji
- Beban Bunga

Neraca
Penyesua Saldo yang
Hasil
Neraca
saldo
ian
Disesuaikan
Usaha
Deb Kred Deb Kre Debe Kred Debe Kre Debe Kr
et
it
et
dit
t
it
t
dit
t
edit
54.9
54.9
00
00
108.
108.
000
000
2.00
100 1.90
0
0
22.0
22.0
00
00
6.00
6.000
0
12.0
12.00
00
0
60.0
60.00
00
0
100.
100.0
000
00
5.00
5.000
0
3.60
3.600
0
2.40
2.400
0
1.20
1.20
0
0
900
240
1.14
0
51

Beban
Pemakaian
Perlengkapan
Beban
Penyusutan
Peralatan
Akumulasi
Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil
Usaha
To tal

189.
000

189.
000

100

100

120

120

460

120

120

240

140

460

189. 189.3
360
60

Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan


perhitungan hasil usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan
seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha.
Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit sedangkan saldo semua akun beban
dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit dan debet diakui
sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapatan Koperasi Sejahtera
Mandiri pada periode ini tercatat sebesar Rp8.400.000. Sedangkan beban
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar Rp4.960.000.
Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 3.440.000 yang merupakan selisih
antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan.

52

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan

- Kas
- Piutang
Anggota
- Perlengkapan
kantor
- Peralatan kantor
- Utang Usaha
- Simpanan
Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan
Pokok
- Simpanan
Wajib
- Partisipasi
Jasa Pinjaman
- Partisipasi
Jasa Provisi
- Gaji
- Beban Bunga

Neraca
Penyesua Saldo yang
Hasil
Neraca
saldo
ian
Disesuaikan
Usaha
Deb Kred Deb Kre Debe Kred Debe Kre Debe Kr
et
it
et
dit
t
it
t
dit
t
edit
54.9
54.9
00
00
108.
108.
000
000
2.00
100 1.90
0
0
22.0
22.0
00
00
6.00
6.000
0
12.0
12.00
00
0
60.0
60.00
00
0
100.
100.0
000
00
5.00
5.000
0
3.60
3.600
3.6
0
00
2.40
2.400
2.4
0
00
1.20
1.20
1.20
0
0
0
900
240
1.14
1.14
53

Beban
Pemakaian
Perlengkapan
Beban
Penyusutan
Peralatan
Akm
Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil
Usaha
Total

189.
000

189.
000

100

0
100

0
100

120

120

120

460

120

120

240

140

460

189. 189.3
360
60

3.44
0
6.00
0

6.0
00

Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva,
utang dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan
ke kolom neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke
kolom ini di sisi kredit sebagai penambah ekuitas koperasi.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca lajur (dalam ribuan)
Keterangan

Kas
Piutang
Anggota
Perlengkapan
kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan
Sukarela

Neraca
Penyesua Saldo yang
Hasil
saldo
ian
Disesuaikan
Usaha
Deb Kred Deb Kre Debe Kred Deb Kre
et
it
et
dit
t
it
et
dit
54.9
54.9
00
00
108.
108.
000
000
2.00
100 1.90
0
0
22.0
22.0
00
00
6.00
6.000
0
12.0
12.00
00
0
54

Neraca
Debe
t
54.90
0
108.0
00
1.900

Kre
dit

22.00
0
6.00
0
12.0
00

Utang Bank

60.0
00
100.
000
5.00
0
3.60
0
2.40
0

Simpanan
Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa
Pinjaman
Partisipasi Jasa
Provisi
Gaji
Beban Bunga
Beban
Pemakaian
Perlengkapan
Beban
Penyusutan
Peralatan
Akumulasi
Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil
Usaha
Total

1.20
0
900

189.
000

60.00
0
100.0
00
5.000
3.600

3.6
00
2.4
00

2.400

100

1.20
0
1.14
0
100

1.2
00
1.1
40
100

120

120

120

240

189.
000

60.0
00
100.
000
5.00
0

460

120

120

120

240

240

240
3.44
0
186.
800

460

189. 189.3
360
60

3.4
40
6.0
00

6.0 186.8
00
00

LAPORAN KEUANGAN
Pada akhir siklus akuntansi, pengurus koperasi harus membuat laporan
keuangan koperasi untuk berbagai pihak yang berkepentingan dengan
koperasi. Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban
pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama suatu periode tertentu
dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan
keuangan koperasi terdiri dari:
1. Perhitungan Hasil Usaha yaitu laporan yang menunjukkan
kemampuan koperasi dalam menghasilkan labba selama suatu periode
55

akuntansi atau satu tahun. Laporan Hasil Usaha harus merinci hasil
usaha yang berasal dari anggota dan laba yang diproleh dari aktivitas
koperasi yang dilakukan oleh bukan anggota.
2. Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang
dimiliki koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut
diperoleh.
3. Laporan Arus Kas yaitu suatu laporan mengenai arus keluar
masuknya kas selama suatu periode tertentu, yang mencakup saldo
awal kas, sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas, dan saldo
akhir kas suatu periode.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota yaitu laporan yang
menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi
selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 unsur,
yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa
bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Berdasarkan neraca lajur yang telah kita miliki, kita dapat menyusun
laporan keuangan Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan
keuangan tersebut dimulai dengan pembuatan Perhitungan Hasil Usaha,
kemudian baru disusun Neraca, lalu menyusun Laporan Arus Kas, dan
yang terakhir Laporan Promosi Anggota koperasi tersebut.
1. Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang menunjukkan
kemampuan koperasi dalam menghasilkan SHU selama suatu periode
akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU yang diperoleh
koperasi selama suatu periode, hitunglah SHU itu dengan cara
mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode
dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
Dalam contoh soal sebelumnya, berdasarkan neraca saldo yang
disusun, perhitunga hasil usaha atau laporan laba rugi Kantor
Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Laporan Hasil Usaha
Periode 2 April 31 Mei 2010
#

Partisipasi Bruto Anggota:


56

- Partisipasi Jasa Pinjaman


- Partisipasi Jasa Provisi
Total Partisipasi Bruto
#
Beban Pokok:
- Beban bunga
#
Partisipasi Neto Anggota
#
Beban Operasi:
- Gaji 1.200.000
- Beban Penyusutan Peralatan
- Beban Pemakaian Perlengkapan
Total Beban Operasi
# Sisa Hasil Usaha

3.600.000
2.400.000
6.000.000
(1.140.000)
Rp4.860.000

120.000
100.000
Rp(1.420.000)
Rp 3.440.000

Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri


menghasilkan pendapatan total sebesar Rp6.000.000 yang terdiri dari
pendapatan bunga dan pendapatan provisi. Gabungan dari total
pendadapatan bunga dan pendapatan provisi itu disebut sebagai partisipasi
bruto, yaitu kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas
penyerahan jasa oleh koperasi kepada anggota. Untuk bisa memberikan
pinjaman kepada anggota, koperasi megumpulkan modal dari para
anggotanya serta memperoleh kredit dari bank. Namun, atas uang pinjaman
dari anggota dam bank tersebut koperasi harus membayara bunga sebesar
Rp1.140.000. pengorbanan ekonomi dalam bentuk pembayaran bunga
pinjaman dalam rangka memperoleh partisipasi bruto dari anggota itulah
yang disebut sebagai beban pokok. Selisih antara partisipasi bruto dan
beban pokok itulah yang menghasilkan SHU kotor sebesar Rp4.860.000.
Untuk mengoperasikan seluruh aktivitas koperasi tersebut nemang
diperlukan pengorbanan ekonomis lain dalam berbagai bentuknya, seperti
gaji pegawai, beba pemakaian perlengkapan, dan beban penyusutan
perlatan. Total pengorbanan ekonomis untuk mengoperasikan koperasi
pada periode tersebut adalah Rp1.420.000.
Sisa Hasil Usaha Kotor yang diperoleh koperasi sebesar Rp4.860.000
dikurangi dengan Beban Operasi sebesar Rp1.420.000 akan menghasilkan
SHU sebesar Rp3.440.000. Setelah diketahui SHU-nya, maka pada tahap
berikutnya dapat disusun Neraca.

57

2. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang


dimiliki koperasi, serta informasi dari mana sumber daya tersebut
diperoleh. Neraca koperasi ini dapat disusun dengan memasukkan
semua akun aktiva dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan
memasukkan semua akun utang serta ekuitas ke sisi kanan atau
kewajiban neraca. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca
adalah saldo ekuitas akhir yang terdidri dari Simpanan Pokok,
Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan. Jadi, neraca koperasi
Sejahtera Mandiri dapat disusun sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca
Per 31 Mei 2010
Aktiva Lancar
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Jumlah Aktiva lancar
AKTIVA TETAP
Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Jumlah Aktiva Tetap

Total Aktiva

Liabilitas dan Ekuitas


54.900.000 Utang Lancar
108.000.000 Utang Usaha
1.900.000 Utang Bunga
164.800.000 Simpanan Sukarela
Jlh Utang Jk. Pdk
22.000.0000 Utang Jl Pjg
(120.000) Utang Bank

6.000.0000
240.000
12.000.000
18.240.000
60.000.0000

21.880.000 Modal
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
__________ SHU-periode

100.000.000
5.000.0000
__3.440.000

Berjalan
186.680.000 Total Pasiva

186.680.000

Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan terlihat
seperi di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp186.680.000. Jika
dibandingkan dan kita perhatikan dengan seksama.
Bentuk Neraca

58

Bentuk neraca seperti ituu disebut dengan bentuk T, di mana sebelah kiri disusun
deretan aktiva atau harta perusahaan yang disebelah kanan disusun deretan kewajiban
yang dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu utang dan modal.
Neraca itu dapat juga disusun dengan urutan dari atas ke bawah
(vertikal) yang disebut sebagai bentuk laporan. Neraca bentuk laporan
menyusun aktiva dan kewajiban dalam urutan dari atas ke bawah seperti
berikut ini:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca
Per 31 Mei 2010
Aktiva Lancar:
- Kas
- Piutang Anggota
- Perlengkapan Kantor
Total Aktiva Lancar

54.900.000
108.000.000
1.900.000
164.800.000

Aktiva Tetap
- Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Total Aktiva Tetap

22.000.000
(120.000)
21.880.000

Total Aktiva

186.680.000

Utang Lancar:
- Utang Usaha
- Simpanan Sukarela
- Utang Bunga
Total Utang Lancar

6.000.000
12.000.000
240.000
18.240.000

Utang Jangka Panjang:


- Utang Bank
Total Utang Jangka
Panjang
Ekuitas Koperasi:
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib

60.000.000
60.000.000

100.000.000
5.000.000
59

- SHU-Periode Berjalan
Total Ekuitas Koperasi

3.440.000
108.440.000

Total Kewajiban

186.680.000

SUSUNAN NERACA
Aktiva

Utang

Ekuitas

Kelompok
Aktiva lancar:
Adalah semua harta koperasi
yang
diharpakan
dapat
berubah menjadi uang dalam
tempo satu tahun

Akun
Kas: uang tunai dan setara uang
Surat-surat Berharga: investasi
Piutang
Usaha/Piutang
Piutang Anggota
Piutang Karyawan
Persediaan: Barang dagangan atau
Biaya-biaya yang dibayar di mua:
sewa, asuransi, dan lainnya
Perlengkapan Usaha
Dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang:
Penyertaan dalam koperasi
Pernyertaan dalan nonkoperasi
Adalah dana yang ditanamkan Investasi dalam aktiva tetap
pada berbagai jenis aktiva Dan lain-lain
yang diharapkan
memberikan Peralatan kantor
Aktiva
Tetap Berwujud:
Kendaraan
Adalah semua aktiva yang Mesin
berumur lebih dari satu tahun Tanah
Aktiva
Tetap
Tidak Goodwiil
Hak Paten
Berwujud:
Merk dagang
Adalah semua aktiva yang Hak cipta
Dan lain-lain
tidak
Aktiva memiliki
lain-lain: wujud fisik Titipan kepada penjual
Bangunan dalam pengerjaan
Adalah aktiva yang tidak dapat Dan lain-lain
dikelompokkan pada kelompok
Utang Lancar:
Utang usaha
Utang wesel
Adalah kewajiban koperasi Dana-dana
yang akan jatuh tempo dalam Simpanan sukarela
Utang pajak
waktu setahun
Pendapatan
Diterima Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Panjang:
Utang bank
Obligasi
Adalah kewajiban yang jatuh Dan lain-lain
Ekuitas Koperasi:
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Adalah
semua
kewajiban Simpanan penyertaan partisipasi
koperasi
kepada
anggota Modal penyertaan
Modal sumbangan/donasi
koperasi
Cadangan
SHU yang belum dibagi

60

3. Laporan Arus Kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar


masuknya kas selama satu periode tertentu, yang mencakup saldo
awal kas, sumber penerimaan kas, sumber pengeluaran kas dan saldo
akhir kas pada suatu periode. Sumber penerimaan dan pengeluaran kas
koperasi dipilih menjadi 3 kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi dan aktivitas pembiayaaan.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Laporan Arus Kas
Periode 2 April 31 Mei 2008
3.440.000

SHU
Penyesuaian:
Arus Kas dari aktivitas
Kenaikan piutang anggota
Kenaikan utang jangka pendek
Pemakaian perlengkapan
Beban penyusutan
Kas bersih dari aktivitas
Arus kas dari aktivitas
Pembelian perlengkapan
Pembelian peralatan
Arus kas dari aktivitas
Arus kas dari aktivitas
Kredit bank
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Arus kas dari aktivitas
Kas awal periode (2 April
Kas akhir periode (31 Mei

(108.000.000)
18.240.000
100.000
120.000
(2.000.000)
(22.000.000)
60.000.000
100.000.000
5.000.000

(86.100.000)
(24.000.000)

165.000.000
0
54.900.000

Secara umum, ada dua metode untuk menyusun laporan arus kas,
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Pembahasan lebih
terinci mengenai kedua metode penyusunan laporan arus kas tersebut akan
diuraikan dalam Bab 11. Yang akan membahas berbagai hal yang berkaitan
dengan kas.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang
menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi
selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut mencakup 4 unsur,
yaitu:
61

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa


bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Laporan promosi ekonomi anggota pada dasarnya merupakan suatu
laporan yang menunjukkan Manfaat lebih tersebut diukur dengan
membandingkan manfaat yang diberikan koperasi kepada para anggotanya
dengan jika mereka bertransaksi dengan lemabaga lain di luar koperasi.
Karena itu, data dari lembaga di luar koperasi yang digunakan sebagai
pembanding akan sangat mempengaruhi kinerja pengurus koperasi,
seperti yang ditampilkan dalam laporan promosi ekonomi anggota. Tidak
setiap koperasi memiliki Laporan Promosi Ekonomi Anggota (PEA) yang
mengandung keempat unsur PEA tersebut. Masing-masing koperasi akan
membuat PEA yang sesuai dengan bidang usaha yang sesuai dengan bidang
usaha yang dimilikinya. Faktor laiin yang menjadi kendala dalam membuat
laporan PEA adalah memilih lembaga lain yang akan dijadikan
pembanding bagi suatu koperasi. Antara satu badan usaha dengan badan
usaha lainnya akan menjual produk dengna harga yang berbeda. Bahkan
Badan usaha yang sama akan menjual produknya dengan harga yang
berbeda pada waktu yang berbeda. Karena itu, sangat sulit menyusun
laporan PEA yang akurat bagi anggota. Kalau memang dianggap sangat
penting untuk menyusun laporan PEA setiap tahun, maka sebaiknya
disepakati terlebih dahulu lembaga apakah yang dijadikan pembanding dan
harga mana yang akan dijadikan dasar pembanding.
Dalam kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, ada dua komponen yang
menjadi bagian dari laporan promosi ekonomi anggotam yaitu manfaat
ekonomi yang diperoleh anggota dam aktivitas simpan pinjam melalui
koperasi dan manfaat ekonomi dari pembagiaan sisa hasil usaha koperasi.
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari aktivitas simpan pinjam
dihitung dengan membandingkan antara jumlah biaya bunga dan biaya
provisi yang harus dikeluarkan anggota karena meminjam uang dari
koperasi dan jumlah biaya bunga serta biaya provisi yang harus
dikeluarkan anggota jika meminjam dari badan usaha lainnya.
Perbandingan tersebut akan menghasilkan manfaat ekonomi dalam bentuk
penghematan beban pinjaman. Manfaat ekonomi dari penghematan beban
pinjaman ini akan ditambah lagi dengan manfaat ekonomi kelebihan balas
jasa simpanan. Kelebihan balas jasa simpanan tersebut dihitung dengan
62

membandingkan antara total pendapatan bunga yang diperoleh anggota jika


menyimpan uangnya di koperasi dan jumlah pendapatan bunga yang akan
diperolehanggota jika menyimpan uangnya di badan usaha lain. Gabungan
dari penghematan beban pinjaman tersebut ditambah dengan manfaat
ekonomi kelebihan balas jasa simpanan akan menghasilkan manfaat
ekonomi anggota atas transaksi jasa dengan koperasi.
Jika lembaga lain mengenakan biaya bunga dan biaya provisi yang
lebih rendah dibandingkan koperasi, maka dari segi penghematan bebas
pinjaman dari koperasi, anggota koperasi akan memperoleh manfaar
ekonomi yang negatif. Namun, jika lembaga lain mengenakan biaya bunga
dan biaya provisi yang lebih tinggi dari koperasi, maka anggota akan
memperoleh manfaat ekonomi yang positif dari transaksi pinjaman uang
kepada koperasi. Demikian pula, balas jasa simpanan yang diberikan
koperasi kepada para anggotanya akan bernilai negatif jika badan usaha
lain mampu memberikan bunga simpanan yang lebih tinggi dibandingkan
koperasi. Sebaliknya, jika koperasi bisa memberikan bunga simpanan yang
lebih tinggi dibandingkan badan usaha lainnya, anggota akan mendapatkan
manfaat ekonomi yang positif dalam bentuk balas jasa simpanan.
Sedangkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian SHU
adalah total SHU yang diperoleh koperasi yang dialokasikan ke anggota
dalam bentuk Dana Anggota.
Dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri, laporan promosi ekonomi
anggota dihitung dengan membandingkan partisipasi jasa pinjaman
(bunga) dan partisipasi jasa provisi yang dikenakan koperasi kepada para
anggotanya yang meminjam uang di koperasi dengan beban bunga serta
beban provisi yang dikenakan lembaga lain atas transaksi yang sama. Jila
lembaga lain (misalnya, Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di dekat
koperasi tersebut) mengenakan suku bunga pinjaman sebesar 4% per bulan
dan jasa provisi sebesar 3,5% dari nilai pinjaman, sedangkan balas jasa
simpanan yang diberikan oleh lembaga lain ( misalnya, BPR) adalah 3%,
besarnya promosi ekonomi anggota adalah sebagai berikut:

63

Koperasi Sejahtera Mandiri


Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Periode 2 April 31 Mei 2008
Penghematan
beban
pinjaman:
partisipasi
jasa 1.200.000
pinjaman
- partisipasi jasa provisi 1.800.000
Kelebihan balas jasa
simpanan anggota
bunga
simpanan (120.000)
(tabungan)
Jumlah
PEA
dari
2.880.000
transaksi jasa
Jumlah PEA dari alokasi
1.376.000
SHU
Jumlah PEA total
4.256.000
Promosi ekonomi anggota sebesar Rp2.880.000 tersebut dihitung
dengan cara membandingkan suku bunga dan tarif provisi yang dikenakan
koperasi dengan yang dikenakan lemabaga lain serta imbalan bunga yang
diberikan koperasi dengan yang diberikan lembaga lain.
Keterang
an

Nilai
Transaksi

Koperasi

Tari
Jumlah
f
Rp12.000.00 2% Rp240.00
0
0

Lembaga Lain
Tari
Jumlah
f
3% Rp360.00
0

Balas
jasa
simpanan
Jasa
Rp120.000.0 3% Rp3.600.0 4% Rp4.800.0
pinjaman 00
00
00
Jasa
Rp120.000.0 2% Rp2.400.0 3,5 Rp4.200.0
Provisi
00
00
%
00
Jumlah promosi ekonomi anggota dari penyediaan jasa

Manfaat
Lebih

Rp(120.00
0)
Rp1.200.0
00
Rp1.800.0
00
Rp2.880.0
00

Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU sebesar


Rp1.376.000 itu berasal dari jumlah SHU yang diperoleh koperasi selama
64

periode tersebut seperti yang terlihat dari laporan hasil usaha koperasi ,
yaitu sebesar Rp3.440.000, dikalikan dengan 40%. Proporsi sebesar 40%
ini didasarkan pada asumsi AD/ART koperasi menetapkan bahwa dari total
SHU yang diperoleh koperasi sebesar 40% harus dialokasikan untuk dana
anggota.
JURNAL PENUTUP
Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku
akuntansi sebgai tanda telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan
akuntansi untuk periode tersebut. Proses penutupan buku suatu koperasi
adalah dengan memindahkan akun-akun nominal (semua akun laporan laba
rugi) ke akun riil (semua akun neraca) . Langkah-langkah yang diperlukan
dalam menyusun jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1. Menutup semua akun pendapatan dengan cara mendebet akun
pendapatan dan mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
2. Menutup semua akun beban dengan cara mendebet akun ikhtisar
laba rugi dan mengkredit semua akun beban.
3. Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara mendebet akun
ikhtisar laba rugi dan mengkredit akun SHU sebesar selisih antara
pendapatan dan beban.
4. Menutup akun-akun SHU dengan cara mendebet akun SHU dan
mengkredit
akun-akunyang
merupakan
komponen
untuk
mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan Cadangan.
Setelah jurnal penutup dibuat, maka aktivitas pencatatan akuntansi untuk
periode yang bersangkutan dianggap telah selesa dan ditutup. Jika jurnal
penutup untuk koperasi Sejahtera Mandiri telah dibuat, maka catatan
yang terlihat adalah sebagai berikut:
Ikhtisar laba rugi
Gaji
Beban bunga
Beban penyusutan
peralatan
Beban pemakaian
perlengkapan

2.560.000

Ikhtisar laba rugi

3.440.000

1.200.000
1.140.000
120.000
100.000

65

SHU

3.440.000

SHU
SHU yang dibagikan

3.440.000
3.440.000

Jika dalam AD/ART koperaasi Sejahtera Mandiri ditentukan bahwa


SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan ke
berbagai dana dan cadangan dengan komposisi sebagai berikut:
- Dana sosial :
10%
- Dana Anggota : 40%
- Dana pengurus
:
10%
- Cadangan:
40%
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan ke berbagai Dana dan
Cadangan dengan komposisi seperti terlihat di atas. Karena itu, jurnal
penutup yang keempat tidak berwujud jurnal yang bersifat umum, tetapi
harus spesifik seperti berikut:
SHU
Dana Sosial
Dana Pengurus
Dana Anggota
Cadangan

3.440.000
344.000
344.000
1.376.000
1.376.000

Setelah jurnal penutup ini dibuat, aktivitas pencatatan transaksi keuangan


di koperasi Sejahtera Mandiri ditutup dan dianggap selesai untuk
periode tersebut. Dan neraca yang harus disajikan oleh pengurus koperasi
Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:

66

Koperasi Sejahtera Mandiri


Neraca
Per 31 Mei 2010
Kas
Piutang Anggota

Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan

54.900.000 Utang Usaha


108.000.000 Utang Bunga
Dana sosial
Dana pengurus
Dana Anggota
1.900.000 Simpanan

6.000.0000
240.000
344.000
344.000
1.376.000
12.000.000

Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok

60.000.0000
100.000.000

Simpanan Wajib
Cadangan
186.680.000 Total Pasiva

5.000.0000
1.376.000
186.680.000

22.000.0000
(120.000)

Peralatan
Total Akitiva

67

KOPERASI
KONSUMEN

AKTIVITAS KOPERASI KONSUMEN


Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi
konsumen adalah melakukan pembelian bersama. Jenis barang atau jasa
yang dilayani suatu koperasi konsumen sangat tergantung pada latar
belakang kebutuhan anggota yang akan dipenuhi. Sebagai contoh, koperasi
yang mengelola toko serba ada, mini market dan sebaginya.
Fungsi utama Koperasi Komsumen adalah menjembatani antara
produsen yang menghasilkan suatu produk tertentu dan konsumen yang
membutuhkan produk tersebut. Koperasi konsumen berfungsi
mempertemukan atau menjadi tempat pertemuan antara peodusen dan
konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Produsen/suppl
ier

koperasi

Anggota

membeli
Menjual produk

68

Karena tidak memproduksikan sendiri produknya, koperasi konsumen


harus membeli barang-barang yang akan dijualnya. Barang yang akan dijual
tersebut dapat dibeli secara langsung dari produsen ataupun melalui agen
tunggal/distributor yang ditunjuk produsen. Untuk membeli barang-barang
tersebut koperasi harus mengeluarkan uang sebagai bukti pembayaran, baik
pada saat terjadinya transaksi maupun dikemudian hari. Setelah barang
dagangan dibeli, koperasi harus melakukan aktivitas penjualan kepada
konsumen langsung yang menjadi anggota koperasi maupun yang bukan
merupakan anggota koperasi. Dari aktivitas penjualan barang ini koperasi akan
memperoleh penerima uang dari pelanggan.
Berdasarkan fungsinya itu, aktivitas koperasi konsumen dapat
dikelompokkan ke dalam 4 kelompok utama, yaitu:
1. Pembelian
2. Pengeluaran Kas
3. Penjualan
4. Penerimaan Kas

membeli

menjual
Koperasi
Konsumen

Produsen
membayar

Konsumen
Menerima uang

Berdasarkan keempat aktivitas utama itu, sebagian besar aktivitas


dalam koperasi konsumen akan didominasi oleh empat kegiatan tersebut.
Karena itu, pencatatan transaksi dalam koperasi konsumen akan sangat
berkaitan dengan keempat jenis transaksi tersebut.

AKUN-AKUN KOPERASI KONSUMEN


Berbeda dengan koperasi jasa yang menjual produk yang bersifat nonfisik,
koperasi konsumen membeli dan menjual produk yang memiliki bentuk
fisik. Karena itu, terdapat beberapa aktivitas dan beberapa akun dalam
koperasi konsumen yang tidak dimiliki koperasi simpan pinjam. Akun-akun
tersebut antara lain:
69

Pembelian yaitu akun yang hanya digunakan untuk menampung


aktivitas pembelian barang dagangan koperasi. Pembelian aktiva selain
barang dagangan (seperti pembelian peralatan kantor, pembelian
perlengkapan kantor, dan lain-lain) tidak ditampung dalam akun ini.
Partisipasi Bruto Anggota yaitu kontribusi anggota kepada koperasi
sebagai imbalan atas penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang
mencakup harga pokok dan partisipasi neto. Dengan kata lain,
partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi, baik
berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.
Partisipasi Neto Anggota yaitu kontribusi anggota terhadap hasil usaha
koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban
pokok. Itu berarti partisipasi neto adalah laba yang timbul akibat
penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun jasa, kepada
anggota koperasi.
Pendapatan dari nonanggota adalah penjualan barang dan jasa kepada
pihak selain anggota koperasi. Ini berarti penjualan produk koperasi
kepada masyarakat umum.
Beban Perkoperasian yaitu beban yang berkaitan dengan gerakan
perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang
diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan
beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan
pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur berdasarkan
jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini.
Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang
dilakukan anggota dengan koperasi selama periode tertentu
Persedian yaitu akun yang digunakan untuk menunjukkan jumlah
barang dagangan yang dimiliki koperasi pada awal atau akhir periode
akuntansi tertentu.
Harga Pokok Penjualan yaitu akun yang digunakan untuk menampung
harga pokok/harga beli barang yang dijual selama suatu periode
akuntansi.
Beban Pokok yaitu harga beli barang yang dijual kepada anggota
koperasi. Jadi, pada dasarnya beban pokok adalah harga pokok
penjualan barang yang dijual kepada anggota koperasi.
Potongan Penjualan/Potongan Tunai yaitu jumlah diskon untuk
pengurangan yang diberikan pihak penjual (koperasi) kepada konsumen
70

karena telah membayar secara tunai atau dalam waktu yang telah
ditentukan.
Retur Penjualan yaitu sejumlah barang yang telah dijual (oleh
koperasi) tetapi dikembalikan lagi oleh pihak pembeli karena ada
ketidaksesuaian dengan pesanan.
Potongan Pembelian yaitu diskon yang telah diberikan pihak
produsen/supplier kepada pihak pembeli (koperasi) karena telah
membayar secara tunai atau dalam waktu yang diteteapkan.
Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan
koperasi untuk memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan
kegiatan utama koperasi. Beban operasional terdiri dari berbagai beban,
seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai, beban transportasi,
dan sebagainya.
METODE PENCATATAN
Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas koperasi konsumen, terdapat
dua metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Metode Perpetual yaitu metode yang digunakan untuk mencatat halhal yang berkaitan dengan persedian barang dagangan dalam koperasi
konsumen, di mana persediaan dicatat dan dihitung secara detail, baik
pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih cocok untuk koperasi
yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi nilai
transaksinya besar.
2. Metode Periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal
yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan dalam koperasi
konsumen, di mana persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal
dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga pokok
penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai oleh koperasi yang
frekuensi transaksinya tinggi. Kedua metode pencatatan tersebut
memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya untuk transaksi
pembelian dan penjualan. Karena kedua transaksi tersebut memiliki
metode pencatatan yang berbeda, maka laporan laba rugi akan memiliki
susunan yang agak berbeda.

Transaksi
Periodik
Pembelian
barang Pembelian
xxx
Kas
dagangan
71

Perpetual
Persediaan
xxx
Kas
xxx

Penjualan
dagangan

barang Kas
Penjualan
xxx

xxx
xxx

Kas
xxx
Penjualan
xxx
HPP
xxx
Persediaan
xxx

HARGA POKOK PENJUALAN DAN BEBAN POKOK


Harga pokok penjualan (HPP) adalah harga beli total dari barang-barang yang
telah terjual kepada nonanggota koperasi selama suatu periode akuntansi. Sedangkan
beban pokok adalah harga beli total dari barang-barang yang telah terjual kepada
anggota koperasi selama suatu periode tertentu. HPP dapat dihitung dengan
menjumlahkan persediaan awal barang dagangan dengan pembelian bersih selama
satu periode dan dikurangi dengan jumlah persediaan barang dagangan pada akhir
periode akuntansi. Sedangkan pembelian bersih dihitung dengan mengurangkan
jumlah retur pembelian dan potongan pembelian dari total pembelian barang
dagangan pada periode tersebut
Harga pokok penjualan yang telah disusun jika dikurangkan dari penjualan bersih
akan menghasilkan laba kotor. Sedangkan penjualan bersih dihitung dengan
mengurangkan jumlah retur penjualan dan potongan penjualan dari penjualan total.
Laba kotor yang telah diketahui lalu dikurangi dengan beban operasi sehingga akan
dihasilkan laba bersih usaha sebelum pajak. Beban operasi terdiri dari beban
pemasaran dan beban administrasi dan umum.
- Persediaan awal barang dagangan...........................................xxx
- Pembelian..............................................................xxx
- Potongan pembelian..............................................(xx)
- Retur pembelian....................................................(xx)
- Pembelian bersih.....................................................................xxx
- Persediaan total barang dagangan............................................xxx
- Persediaan akhir barang dagangan...........................................(xx)
- Harga Pokok Penjualan ...........................................................xxx
Contoh berikut ini mungkin dapat memperjelas keterangan di atas:
Koperasi Niaga Sejahtera adalah koperasi konsumen yang anggotanya adalah
warga suatu komplek perumahan di Jakarta Selatan. Selama bulan Januari 2010,
koperasi tersebut telah menjual barang dagangannya kepada anggotanya sebesar
Rp60.000.000 dan kepada masyarakat umum yang bukan anggota sebesar
Rp40.000.000. Koperasi itu menetapkan harga pokok penjualan sebesar 80% dari
72

nilai penjualan. Sedangkan beban operasi yang dikeluarkan selama bulan Januari
2010 terdiri dari: gaji pegawai koperasi sebesar Rp3.500.000; gaji pengurus koperasi
sebesar Rp2.500.000; beban listrik, air PAM, dan telepon selama bulan Januari
sebesar Rp900.000 dan beban pemakaian perlengkapan kantor sebesar Rp250.000.
Karena harga pokok penjualan yang ditetapkan koperasi adalah 80% dari harga
jual, beban pokok yang ditetapkan atas penjualan kepada anggota adalah
Rp48.000.000 (yang berasal dari Rp60.000.000 x 80%) dan harga pokok penjualan
kepada nonanggota adalah 32.000.000 (yang berasal dari Rp40.000.000 x 80%).
Pada akhir bulan Januari 2010, staf akuntansi koperasi tersebut menyajikan laporan
Perhitungan Hasil Usaha berikut:
Koperasi Maju Bersama
Perhitungan Hasil Usaha
Per 31 Januari 2010
#

Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
Gaji pengurus koperasi
Gaji pegawai koperasi
Beban Listrik, air PAM & telepon
Beban pemakaian perlengkapan kantor

60.000.000
(48.000.000)
12.000.000
40.000.000
(32.000.000)
8.000.000
20.000.000
1.500.000
3.000.000
900.000
250.000
(5.650.000)
14.350.000

# Sisa Hasil Usaha


PENCATATAN AKTIVITAS KOPERASI KONSUMEN

Sebagaimana telah ditunjukkan dalam pembahasan sebelumnya, pencatatan


aktivitas pembelian dan penjualan koperasi konsumen dapat menggunakan
metode perpetual atau periodik. Metode perpetual mengharuskan koperasi
memiliki kartu persediaan barang dagangan dalam pencatatan dan
pengendalian barang dagangan di gudang. Perubahan jumlah dan nilai stok
akibat keluar masuknya barang dagangan di gudang akan tercatat dengan
jelas dalam kartu stok tersebut. Jadi setiap saat pihak manajemen koperasi
73

dapat mengetahui nilai dan jumlah stok yang dimiliki koperasi. Sementara
itu, metode periodik tidak mengharuskan disediakannya kartu stok untuk
mencatat arus keluar masuk barang dagangan. Untuk mengetahui jumlah
dan nilai stok pada suatu saat, pihak manajemen koperasi harus menghitung
fisik persediaan barang dagangan (stock opname) terlebih dahulu.
Metode perpetual dapat memberikan informasi yanglebih akurat
karena pencatatannya terinci dan teratur. Hal ini disebabkan oleh
diharuskannya menghitung Harga Pokok Penjualan untuk setiap transaksi
penjaulan yang terjadi. Keharusan menghitung Harga Pokok Penjualan
untuk setiap transaksi penjualan ini cukup merepotkan pengurus koperasi.
Karena itu, metode ini lebih tepat digunakan untuk koperasi yang menjual
produk yang memiliki harga per unit yang tinggi dan frekuensi transaksi
yang relatif tidak terlalu sering. Sedangkan metode periodik yang tidak
menuntut dibuatnya kartu stok, memiliki keunggulan dalam hal efisien
tenaga yang melakukan pencatatan. Akan teteapi, metode ini mengandung
kelemahan dalam hal keakuratan data persediaan pada suatu saat.
Diharuskannya melakukan stock opname untuk mengetahui nilai dan
jumlah persedian barang dagangan pada suatu saat, jelas mengabaikan
faktor kecepatan penyajian data akuntansi. Di samping itu, jika metode ini
diterapkan secara murni, perhitungan harga pokok penjualan akan
mengabaikan hilangnya barang akibat berbagai kelemahan yang ada dalam
pengendalian persediaan.
Contoh soal berikut disajikan untuk memperjelas perbedaan pencatatan
dan pelaporan dari metode perpetual dan periodik
Koperasi Maju Bersama adalah koperasi yang bergerak dalam penjualan
barang-barang kebutuhan sehari-hari masyarakat yang berlokasi di sebuah
wilayah pemukiman di Surabaya. Koperasi ini baru didirikan pada
pertengahan bulan Januari 2010 dan memiliki 200 anggota. Koperasi ini
menyewa sebuah bangunan ruko 2 lantai sebesar Rp36.000.000 untuk
jangka waktu 2 tahun, yang digunakan sebagai tempat usaha. Lantai 1
digunakan sebagai toko dan lantai 2 digunakan sebagai kantor koperasi.
Koperasi ini menjual produknya baik kepada anggota maupun nonanggota.
Sampai akhir bulan Februari 2010, koperasi ini belum melakukan aktivitas
pembelian dan penjualan. Pada awal bulan Maret 2010, koperasi ini mulai
beroperasi staf akuntansi menyajikan neraca berikut:

74

Kas
Sewa kantor dibayar
dimuka
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor

Total Akitiva

Koperasi Maju Bersama


Neraca
1 Maret 2010
221.000.000
36.000.000
3.000.000 Simpanan Pokok
40.000.0000 Simpanan Wajib

250.000.000
50.000.0000

300.000.000 Total kewajiban

300.000.000

Selama bulan Maret 2010, Koperasi Maju Bersama mulai


melakukan transaksi berkaitan dengan usahanya tersebut seperti terlihat
berikut:
5/3/2010 Koperasi Maju Bersama membeli barang dagangan: berbagai
jenis barang kebutuhan sehari-hari, senilai Rp140.000.000 di
mana sebesar Rp85.000.000 dibayar tunai dan sisanya akan
dibayar dalam waktu 2 bulan.
10/3/2010
Koperasi Maju Bersama menjual barang
dagangan: berbagai jens barang kebutuhan sehari-hari kepada
anggota senilai Rp96.000.000. dari total penjualan tersebut
sebesar Rp41.000.000 dibayar tunai dan sisanya belum dibayar
oleh pembeli. Koperasi menetapkan harga pokok penjualan
sebesar 85% dari harga jual barang.
12/3/2010
Koperasi Maju Bersama membeli barang
dagangan: berbagai jenis kebutuhan sehari-hari senilai
Rp32.000.000 secara tunai.
15/3/2010
Koperasi Maju Bersama membayar
sebagian utang uaha sebesar Rp15.000.000
20/3/2010
Koperasi Maju Bersama menjual barang
dagangan: berbagai jens barang kebutuhan sehari-hari kepada
masyarakat umum yang bukan anggota koperasi senilai
Rp72.000.000 secara tunai. Koperasi menetapkan harga pokok
penjualan sebesar 85% dari harga jual barang.
29/3/2010
Koperasi membayar beban listrik, air PAM,
dan telepon sebesar Rp1.300.000 secara tunai.
75

30/3/2010
Koperasi Maju Bersama membayar gaji
pegawai sebesar Rp2.400.000 dan gaji pengurus sebesar
Rp2.000.000 secara tunai.
PENCATATAN DENGAN METODE PERPETUAL
Transaksi yang dilakukan sebuah laporan koperasi konsumen dapat dicatat
dengan metode perpetual maupun periodik. Jika dicatat dengan metode
perpetual, koperasi diwajibkan memiliki kartu stok untuk mencatat arus
keluar masuknya barang dagangan. Setiap jenis produk yang dimiliki
koperasi harus memiliki satu kartu stok. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mencatat arus keluar masuknya persediaan barang
dagangan, antara lain metode FIFO, LIFO, dan rata-rata atau average.
Kartu stok tersebut berguna untuk melihat dan mengendalikan arus keluar
masuknya barang serta untuk menghitung harga pokok penjualan barang
dari suatu transaksi tertentu atau secara keseluruhan. (Mengenai metode
pencatatan dan pembuatan kartu stok ini akan dibahas secara khusus pada
bab 13: Persedian).
Dalam kasus Koperasi Maju Bersama di atas, jika transaksi yang
dilakukan selama bulan Maret 2010 dicatat dengan metode perpetual,
hasilnya adalah sebagai berikut:

76

5
Maret Persediaan
2010
Kas
Utang Usaha
10 Maret
2010

140.000.000
85.000.000
55.000.000

Kas

41.000.000

Piutang Anggota
Beban Pokok
Partisipasi
Anggota
Persediaan

55.000.000
81.000.000
bruto

96.000.000
81.600.000

12 Maret Persediaan
2010
Kas

32.000.000

15 Maret Utang usaha


2010
Kas

15.000.000

20 Maret Kas
2010
Harga pokok penjualan
Penjualan
Persediaan

72.000.000

32.000.000

15.000.000

61.200.000
72.000.000
61.200.000

29 Maret Beban listrik, air, telepon


2010
Kas

1.300.000

30 Maret Gaji pegawai


2010
Gaji pengurus
kas

2.400.000

1.300.000

2.000.000
4.400.000

Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama mealakukan transaksi


dan semua transaksi itu dicatat dalam buku harian dengan menggunakan
77

metode perpetual, kemuadian semua catatan tersebut diposting ke buku


besar, akan telihat buku besar koperasi seperti berikut ini:

Tangga
l

Keterangan

R
e Debet
f

2010
1 Mar Saldo awal
et
5
Pembelian
barang
tunai
1
Penjualan tunai
0
barang dagangan
1
Pembelian
barang
2
tunai
1
Pembayaran
utang
5
usaha
2
Penjualan
tunai
0
nonanggota
2
Beban listrik, air &
9
telepon
3
Gaji pegawai dan
0
pengurus

Kredit

85.000.0
00
41.000.0
00
32.000.0
00
15.000.0
00
72.000.0
00
1.300.00
0
4.400.00
0

Saldo
Debet
Kredit

221.000.
000
136.000.
000
177.000.
000
145.000.
000
130.000.
000
202.000.
000
200.700.
000
196.300.
000

Nama Akun : Piutang Anggota


Tanggal

R
e
f

Keterangan

2010
10 Mare Penjualan secara kredit
t
ke angota

Kred
it

Debet

55.000.00
0

Saldo
Debet
Kred
it
55.000.00
0

Nama Akun: Persediaan


Tangga
l

Keterangan

R Debet
e
78

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

f
2010
5 Mar
et
1
0
1
2
2
0

Pembelian barang
dagangan
HPP penjualan ke
anggota
Pembelian barang
dagangan
HPP penjualan ke
nonanggota

140.000.
000
81.600.0
00
32.000.0
00
61.200.0
00

140.000.
000
58.400.0
00
90.400.0
00
29.200.0
00

Nama Akun : sewa kantor dibayar di muka

Tanggal

Keterangan

R
e
f

Debet

Kred
it

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kred
it
36.000.00
0

Nama Akun : Perlengkapan Kantor

Tanggal

Keterangan

R
e
f

Debet

Kred
it

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kred
it
3.000.000

Nama Akun : Peralatan Kantor

Tanggal

Keterangan

R
e
f

2010
79

Debet

Kred
it

Saldo
Debet
Kred
it

Mare Saldo awal


t

40.000.00
0

Nama Akun : Utang Usaha

Tanggal

Keterangan

2010
5
Mare Pembelian barang
t
dagangan
15
Pembayaran
sebagian utang

R
e Debet
f

Kredit

55.000.00
0
15.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit

55.000.00
0
40.000.00
0

Nama Akun : simpanan pokok


Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

Kredit

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kredit

250.000.0
00

Nama Akun : simpanan wajib

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
1
Mare Saldo awal
t

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

50.000.00
0
80

Nama Akun : partisipasi bruto anggot


R
Tanggal
Keterangan
e Debet
f
2010
10 Mare Penjualan ke
t
anggota
Nama Akun : penjualan

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
20 Mare Penjualan tunai ke
t
nonanggota

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

96.000.00
0

Kredit

96.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit

72.000.00
0

72.000.00
0

Nama Akun : beban pokok

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
10 Mare HPP penjualan ke
t
anggota

Kredit

81.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit

81.000.0
00

Nama Akun : harga pokok penjualan

Tanggal

Keterangan

2010
20 Mare HPP penjualan ke
t
nonanggota

R
e Debet
f
61.200.0
00
81

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

61.200.0
00

Nama Akun : gaji pegawai

Tanggal

Keterangan

2010
30 Mare Gaji bulan Maret
t
2010

R
e Debet
f

Kredit

2.400.00
0

Saldo
Debet
Kredit

2.400.00
0

Nama Akun : gaji pegurus

Tanggal

Keterangan

2010
30 Mare Gaji bulan Maret
t
2010

R
e Debet
f

Kredit

2.000.00
0

Saldo
Debet
Kredit

2.000.00
0

Nama Akun : beban listrik, air dan telepon

Tanggal

Keterangan

2010
29 Mare beban bulan Maret
t
2010

R
e Debet
f
1.300.00
0

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

1.300.00
0

Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo
berdasarkan saldo akhir setiap akun yang terdapat dalam buku besar
koperasi, maka akan didapat neraca saldo sebagai berikut:

82

Koperasi Maju Bersama


Neraca Saldo
31 Maret 2010
Nama Akun

Saldo
Debit
196.300.000
55.000.000
29.200.000
36.000.000

Kredit

Kas
Piutang anggota
Persediaan
Sewa kantor dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
3.000.000
Peralatan kantor
40.000.000
Utang usaha
40.000.000
Simpanan pokok
250.000.000
Simpanan wajib
50.000.000
Partisipasi bruto
96.000.000
Penjualan
72.000.000
Beban pokok
81.600.000
Harga pokok penjualan
61.200.000
Beban listrik, air dan
1.300.000
telepon
Gaji pegawai
2.400.000
Gaji pengurus
2.000.000
Total
508.000.000
508.000.000
Jika kita kemudian menyusun perhitungan hasil usaha berdasarkan neraca saldo
tersebut, akan terlihat laporan perhitungan hasil usaha sebagai berikut:

83

Koperasi Maju Bersama


Laporan Hasil Usaha
Per 31 Januari 2010
#

Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
- Gaji pengurus koperasi
- Gaji pegawai koperasi
- Beban Listrik, air PAM & telepon

96.000.000
(81.600.000)
14.400.000
72.000.000
(61.200.000)
10.800.000
25.200.000
2.000.000
2.400.000
1.300.000
(5.700.000)
19.500.000

# Sisa Hasil Usaha

Karena metode perpetual memiliki akun HPP, kita bisa langsung


menghitung laba kotor usaha dengan mengurangkan HPP (Harga Pokok
Penjualan) dari penjualan bersihnya. Setelah itu, laba kotornya dikurangi
dengan beban operasi sehingga dihasilkan sisa hasil usaha bersih sebelum
pajak. Perhitungan hasil usaha di atas merupakan hasil kalkulasi sebelum
beberapa hal dalam koperasi tersebut disesuaikan.
PENCATATAN DENGAN METODE PERIODIK
84

Berbeda dengan metode perpetual, metode periodik tidak mengharuskan


kartu stok untuk mencatat arus keluar masuknya barang, tetapi cukup
dilakukan perhitungan fisik barang dagangan yang ada di gudang pada
akhir periode akuntansi ketika ingin menyusun laporan keuangan.
Sedangkan jurnal transaksi yang diperlukan untuk mencatat aktivitas
koperasitersebut juga harus dibuat.
Dalam kasus Koperasi Maju Bersama di atas, jika transaksi yang
dilakukan selama bulan Maret 2010 dicatat dengan metode periodik,
hasilnya adalah sebagai berikut:
Nama Akun : Kas

Tangga
l

Keterangan

2010
1 Mar Saldo awal
et
5
Pembelian dagangan
tunai
1
Penjualan tunai
0
barang dagangan
1
Pembelian dagangan
2
tunai
1
Pembayaran
utang
5
usaha
2
Penjualan
tunai
0
nonanggota
2
Beban listrik, air &
9
telepon
3
Gaji pegawai dan
0
pengurus

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

Kredit

85.000.0
00
41.000.0
00
32.000.0
00
15.000.0
00
72.000.0
00
1.300.00
0
4.400.00
0
R
e
f

2010
85

Debet

Kred
it

Saldo
Debet
Kredit

221.000.
000
136.000.
000
177.000.
000
145.000.
000
130.000.
000
202.000.
000
200.700.
000
196.300.
000
Saldo
Debet
Kred
it

10

Mare Penjualan secara kredit


t
ke angota

55.000.00
0

86

55.000.00
0

5
Maret Persediaan
2010
Kas
Utang Usaha
10 Maret
2010

140.000.000
85.000.000
55.000.000

Kas

41.000.000

Piutang Anggota
Partisipasi
Anggota

55.000.000
bruto

96.000.000

12 Maret Pembelian
2010
Kas

32.000.000

15 Maret Utang usaha


2010
Kas

15.000.000

20 Maret Kas
2010

72.000.000

32.000.000

15.000.000

Penjualan

72.000.000

29 Maret Beban listrik, air, telepon


2010
Kas
30 Maret Gaji pegawai
2010

1.300.000

30 Maret Gaji pegawai


2010
Gaji pengurus
kas
5
Maret Persediaan
2010
Kas
Utang Usaha

2.400.000

10 Maret
2010

2.400.000

2.000.000
4.400.000
140.000.000
85.000.000
55.000.000

Kas

41.000.000

Piutang Anggota
Partisipasi
Anggota

55.000.000

12 Maret Pembelian
2010
Kas
15

1.300.000

Maret Utang usaha

bruto

96.000.000

32.000.000
87

32.000.000
15.000.000

Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama melakukan transaksi dan


mencatat semua transaksi itu dicatat dalam buku harian dengan
menggunakan metode perpetual, kemuadian semua catatan tersebut
diposting ke buku besar, maka akan telihat buku besar koperasi seperti
berikut ini:
Nama Akun: Persediaan
Tangga
l
2010
5 Mar
et
1
2

Keterangan

Pembelian barang
dagangan
Pembelian barang
dagangan

R
e Debet
f

Kredit

140.000.
000
32.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit

140.000.
000
172.000.
000

Nama Akun : sewa kantor dibayar di muka

Tanggal

Keterangan

R
e
f

Debet

Kred
it

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kred
it
36.000.00
0

Nama Akun : Perlengkapan Kantor

Tanggal

Keterangan

R
e
f

2010
1
Mare Saldo awal
t

Debet

Kred
it

Saldo
Debet
Kred
it
3.000.000

88

Nama Akun : Peralatan Kantor

Tanggal

Keterangan

R
e
f

Debet

Kred
it

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kred
it
40.000.00
0

Nama Akun : Utang Usaha

Tanggal

Keterangan

2010
5
Mare Pembelian kredit
t
barang dagangan
15
Pembayaran
sebagian utang

R
e Debet
f

Kredit

55.000.00
0
15.000.0
00

Saldo
Debet
Kredit

55.000.00
0
40.000.00
0

Nama Akun : simpanan pokok

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

Kredit

2010
1
Mare Saldo awal
t

Saldo
Debet
Kredit

250.000.0
00

Nama Akun : simpanan wajib

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
1
Mare Saldo awal

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

50.000.00
89

Nama Akun : partisipasi bruto anggota

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
10 Mare Penjualan ke
t
anggota

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

96.000.00
0

96.000.00
0

Nama Akun : penjualan

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f

2010
20 Mare Penjualan tunai ke
t
nonanggota

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

72.000.00
0

72.000.00
0

Nama Akun : gaji pegawai

Tanggal

Keterangan

2010
30 Mare Gaji bulan Maret
t
2010

R
e Debet
f

Kredit

2.400.00
0

Saldo
Debet
Kredit

2.400.00
0

Nama Akun : gaji pegurus

Tanggal

Keterangan

R
e Debet
f
90

Kredit

Saldo
Debet
Kredit

2010
30 Mare Gaji bulan Maret
t
2010

2.000.00
0

2.000.00
0

Nama Akun : beban pokok, air dan telepon

Tanggal

Keterangan

2010
30 Mare beban bulan Maret
t
2010

R
e Debet
f

Kredit

1.300.00
0

Saldo
Debet
Kredit

1.300.00
0

Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo berdasarkan saldo
akhir setiap akun yang terdapat dalam buku besar koperasi, maka akan didapat neraca
saldo sebagai berikut:

Nama Akun
Kas
Piutang anggota
Persediaan
Sewa kantor dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang usaha
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Partisipasi bruto
Penjualan
Pembelian
Beban listrik, air dan
telepon

Koperasi Maju Bersama


Neraca Saldo
31 Maret 2010
Saldo
Debit
196.300.000
55.000.000
29.200.000
36.000.000

Kredit

3.000.000
40.000.000
40.000.000
250.000.000
50.000.000
96.000.000
72.000.000
172.000.000
1.300.000
91

Gaji pegawai
2.400.000
Gaji pengurus
2.000.000
Total
508.000.000
508.000.000
Dari hasil perhitungan fisik (stock opname) barang dagangan yang ada di toko
Koperasi Maju Bersama pada akhir bulan Maret 2010. Diketahui nilai persediaan
pada sat itu adalah Rp29.200.000. Berdasarkan neraca saldo tersebut dan hasil
perhitungan fisik barang dagangan, staf akuntansi koperasi menyusun laporan
perhitungan hasil usaha yang terlihat sebagai berikut:

Koperasi Maju Bersama


Perhitungan Hasil Usaha
Per 31 Januari 2010
#

Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
- Gaji pengurus koperasi
- Gaji pegawai koperasi
- Beban Listrik, air PAM & telepon

96.000.000
(81.600.000)
14.400.000
72.000.000
(61.200.000)
10.800.000
25.200.000
2.000.000
2.400.000
1.300.000
(5.700.000)
19.500.000

# Sisa Hasil Usaha


92

Penjualan yang dilakukan koperasi Maju Bersama selama bulan


Maret 2010 berjumlah Rp168.000.000, yang terdiri dari penjualan kepada
anggota sebesar Rp96.000.000 dan penjualan kepada nonanggota sebesar
Rp72.000.000. ini berarti proporsi penjualan kepada anggota sebesar 57%
(yang berasal dari 96.000.000 : 168.000.000) dan kepada nonanggota
sebesar 43% (yang berasal dari 72.000.000 : 168.000.000). karena
perhitungan sisa hasil usaha kotor menunjukkan jumlah sebesar
Rp25.200.000, maka dari jumlah tersebut sebanyak 57% atau sebesar
Rp14.364.000 merupakan Partisipasi Neto Anggota, dan sebanyak 43%
atau sebanyak Rp10.836.000 merupakan Laba Kotor dari nonanggota.
Perhitungan hasil usaha di atas merupakan hasil kalkulasi sebelum
beberapa hal dalam koperasi tersebut disesuaikan.
Berdasarkan laporan perhitungan sisa hasil usaha di atas, baik dengan
metode Perpetual maupun metode Periodik, dan selama nilai persediaan
akhir yang dihitung dari stock opname sama, akan diperoleh sisa hasil
usaha yang juga sama.
NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah
selesai, kita hanya tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn
periode bersangkutan. Akan tetapi, sebelum menyusun laporan keuangan
kita dapat mempergunakan media penolong untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan
Neraca Lajur.
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat
sebelum menyusun laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan
merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh akuntan dalam
siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk
mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
Dari contoh kasus Koperasi Maju Bersama, neraca saldo yang terlah
disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada (dengan menggunakan
metode perpetual) merupakan isi dari kolom pertama dan kedua neraca
lajur.
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi
Maju Bersama mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam
buku harian dan buku besar, yaitu:

93

d. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa


(habis akibat pemakaian) pada akhir bulan Maret 2010 tinggal sebesar
Rp2.400.000, dan belum dicatat.
e. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan Maret 2010 sebesar
Rp100.000 belum dicatat.
f. Ongkos angkut pengiriman penjualanan barang sebesar Rp450.000
belum dicatat dan belum dibayarkan.
Setelah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya
disusun dalam kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di
neraca lajur. Neraca saldo ini belum memperhitungkan penyesuaian atas
beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca saldo ini merupakan neraca
percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada di buku
besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah
dibuat perusahaan selama periode tersebut.
Koperasi Maju Bersama
Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan
Neraca
Penyesuaian
Saldo
Hasil
Neraca
saldo
yang
Usaha
Disesuaik
an
Debe Kred Debet Kredi Deb Kre Deb Kre Deb K
t
it
t
et
dit
et
dit
et re
di
t
kas
196.
300
Piutang
55.0
Anggota
00
Persediaan
29.2
00
Sewa dibayar di
36.0
muka
00
Perlengkapan
3.00
kantor
0
Peralatan kantor 40.0
00
Utang Usaha
40.00
94

Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
Partisipasi
Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik,
air &telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
To tal

0
250.0
00
50.00
0
96.00
0
72.00
0
81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0
2.00
0
508. 508.0
00
00

Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan


dimasukkan ke dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat).
Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan akun pendapatan, akun biaya,
akun aktiva dan akun kewajiban agar sesuai dengan yang seharusnya pada
periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada data dan
informasi internal yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang
dibuat oleh manajer akuntansi atau kepala bagian akuntansi. Sebagai
contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo
sebesar Rp3.000.000, tetapi dari hasil stock opname diketahui bahwa pada
akhir bulan Maret jumlahnya hanya Rp2.400.000. ini berarti jumlah
perlengkapan kantor yang digunakan pada periode tersebut adalah
Rp600.000. Demikian pula, akun beban penyusutan selama periode
tersebut dibebankan sebesar Rp100.000 untuk peralatan kantor. Sedangkan
beban angkut penjualan yang belum dibayar sebesar Rp450.000

95

Koperasi Maju Bersama


Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan

kas
Piutang
Anggota
Persediaan
Sewa dibayar

Neraca
Penyesua Saldo yang Hasil Usaha Neraca
saldo
ian
Disesuaikan
Debe Kred Deb Kre Debe Kred Debe Kred Deb Kr
t
it
et
dit
t
it
t
it
et edit
196.
300
55.0
00
29.2
00
36.0
96

di muka
Perlengkapan
kantor
Peralatan
kantor
Utang Usaha

00
3.00
0
40.0
00
40.0
00
250.
000
50.0
00
96.0
00
72.0
00

Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
Partisipasi
Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik,
air &telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Beban
pemakaian
perlengkapan
Beban
penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
To tal

600

450

81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0
2.00
0
600

100

100

450
508.
00

508. 1.1
000 50

1.1
50

97

Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah


tersusun harus disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga
tersusun neraca saldo yang telah disesuaikan (kolom kelima dan keenam).
Neraca saldo yang telah disesuaikan ini menampung informasi tambahan
yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa akun berubah
sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun perlengkapan
kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp3.000.000, ternyata dari
hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan Maret jumlahnya
hanya Rp2.400.000.
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun
laporan perhitungan hasil usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan
dengan seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya diakui sebagai sisa
hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit sedangkan saldo
semua akun beban dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi
kredit dan debet diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut.
Pendapatan Koperasi Maju Bersama pada periode ini tercatat sebesar
Rp168.000.000. Sedangkan total beban yang dikeluarkan (termasuk HPP
dan Beban pokok) untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar
Rp149.650.000. Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 18.350.000
yang merupakan selisih antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan.
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun
aktiva, utang dan ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang
disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca. SHU yang telah diketahui dari
kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi kredit sebagai
penambah ekuitas koperasi. Pada saat yang sama, akun SHU-Dibagikan
dimasukkan di sisi debet seba gai pengurang ekuitas koperasi.

Koperasi Maju Bersama


Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan

kas

Neraca
Penyesua Saldo yang Hasil Usaha Neraca
saldo
ian
Disesuaikan
Debe Kred Deb Kre Debe Kred Debe Kred Deb Kr
t
it
et
dit
t
it
t
it
et edit
196.
196.
98

Piutang
Anggota
Persediaan
Sewa dibayar
di muka
Perlengkapan
kantor
Peralatan
kantor
Utang Usaha

300
55.0
00
29.2
00
36.0
00
3.00
0
40.0
00
40.0
00
250.
000
50.0
00
96.0
00
72.0
00

Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
Partisipasi
Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik,
air &telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Beban
pemakaian
perlengkapan
Beban
penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan

600

300
55.0
00
29.2
00
36.0
00
2.40
0
40.0
00

450

81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0
2.00
0

40.4
50
250.
000
50.0
00
96.0
00
72.0
00

600

81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0
2.00
0
600

100

100

100

99

100

Beban angkut
penjualan
To tal

Keterangan

kas
Piutang
Anggota
Persediaan
Sewa dibayar
di muka
Perlengkapan
kantor
Peralatan
kantor
Utang Usaha
Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
Partisipasi
Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik,
air &telepon

450
508.
00

508. 1.1
000 50

450
1.1
50

508.
550

508.
550

Koperasi Maju Bersama


Neraca lajur
(dalam ribuan)
Neraca
Penyesua Saldo yang Hasil Usaha Neraca
saldo
ian
Disesuaikan
Debe Kred Deb Kre Debe Kred Debe Kred Deb Kr
t
it
et
dit
t
it
t
it
et edit
196.
196.
300
300
55.0
55.0
00
00
29.2
29.2
00
00
36.0
36.0
00
00
3.00
600
2.40
0
0
40.0
40.0
00
00
40.0
450
40.4
00
50
250.
250.
000
000
50.0
50.0
00
00
96.0
96.0
96.0
00
00
00
72.0
72.0
72.0
00
00
00
81.6
81.6
81.6
00
00
00
61.2
61.2
61.2
00
00
00
1.30
1.30
1.30
0
0
0
100

Gaji pegawai
Gaji Pengurus

2.40
0
2.00
0

Beban
pemakaian
perlengkapan
Beban
penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
SHU
To tal

600

2.40
0
2.00
0
600

2.40
0
2.00
0
600

100

100

100

100

450

508.
00

508. 1.1
000 50

100

450

1.1
50

101

508.
550

450

508.
550

18.3
50
168. 168.
000
000

Koperasi Maju Bersama


Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan

kas

Piutang
Anggota
Persediaan
Sewa dibayar
di muka
Perlengkapan
kantor
Peralatan
kantor
Utang Usaha

Neraca
saldo
Debe Kred
t
it
196.
300
55.0
00
29.2
00
36.0
00
3.00
0
40.0
00
40.0
00
250.
000
50.0
00
96.0
00
72.0
00

Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
Partisipasi
Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik,
air &telepon
Gaji pegawai

81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0

Penyesua Saldo yang Hasil Usaha


Neraca
ian
Disesuaika
n
Deb Kre Deb Kred Debe Kred Debe Kred
et
dit
et
it
t
it
t
it
196
196.
.30
300
0
55.
55.0
000
00
29.
29.2
200
00
36.
36.0
000
00
600
2.4
2.40
00
0
40.
40.0
000
00
450
40.45
40.45
0
0
250.0
250.0
00
00
50.00
50.00
0
0
96.00
96.0
0
00
72.00
72.0
0
00
81.
81.6
600
00
61.
61.2
200
00
1.3
1.30
00
0
2.4
2.40
00
0
102

Gaji Pengurus

2.00
0

Beban
pemakaian
perlengkapan
Beban
penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
SHU
To tal

600

2.0
00
600

2.00
0
600

100

100

100

100

450

508.
00

508. 1.1
000 50

100

450

1.1
50

103

508
.55
0

100

450
18.3
50
508.5 168. 168.
50
000
000

358.
900

18.35
0
358.9
00

You might also like