You are on page 1of 6

MAKALAH KEPERAWATAN SISTEM KEGAWAT DARURATAN 2

ANALISA JURNAL HENTI NAPAS

DISUSUN OLEH :

Nurul Maulidia ( 121.0076 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Gangguan napas dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya penyakit

dan kecelakaan. Gangguan napas bisa berakibat fatal kalau kita tidak tahu cara
menolongnya. Gangguan napas yang mungkin saja terjadi di lingkungan atau di
rumah kita adalah gangguan akibat suatu kecelakaan atau tersedak, yang dapat
menyebabkan terhentinya jantung dan paru (Wisnu,2010).
Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu
keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas.
Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal.
Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan
kelelahan

pada

otot-otot

pernapasan.

Kelelahan

otot-otot

napas

akan

mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2.


Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan
menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti
napas. Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah
dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas
maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat
berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.

ANALISA JURNAL

A. Identitas Jurnal
1. Judul :
Exposure To An Aeroallergen As A Possible Precipitating Factor In
Respiratory Arrest In Young Patients With Asthma.
2. Penulis :
Mark T. O'hollaren, M.D., John W. Yunginger, M.D., Kenneth P.
Offord, M.S., Michaelj. Somers, M.D., Edwardj. O'connell, M.D.,
3.

Davidj. Ballard, M.D., Ph.D., And Martin I. Sachs, Ph.D., D.O.


Departemen Penulis :
Mark T. O'hollaren, M.D., John W. Yunginger, M.D., Kenneth P.
Offord, M.S.,Michaelj. Sfrom The Division Of Allergic Diseases And
Internal Medicine (M.T.O.,J.W.Y.), The Department Of Health
Sciences Research (K.P.O., D.J.B.), And Thesection Of General
Pediatrics And Pediatric Allergy And Immunology (J.W.Y.,M.J.S.,
E.J.O., M.I.S.), Mayo Clinic And Mayo Foundation, Rochester,
Minn.Address Reprint Requests To Dr. Sachs At The Mayo Clinic, 200
First St., S.W.,Rochester, Mn 55905.Supported In Part By The Mayo
Foundation.Omers, M.D., Edwardj. O'connell, M.D., Davidj. Ballard,

M.D., Ph.D.,
And Martin I. Sachs, Ph.D., D.O.
4. Penerbit :
The New England Journal Of Medicine
5. Tahun Penerbit :
7 Februari 1991. Downloaded from nejm.org on March 27, 2016. For
personal use only. No other uses without permission.
6. Jenis penelitian : Study Kasus
7. Tujuan Penelitian :
Mengetahui faktor pencetus dari paparan aeroallergen

yang

menyebabkan henti napas pada pasien asma.


8. Metodologi Penelitian
Teknik Penelitian : Teknik Sampling & Teknik Random
B. Ringkasan Jurnal
Pajanan spora (jamur diudara) selama musi panas atau musim gugur dapat
menjadi allergen bagi tubuh sehingga dapat memicu serangan asma berat

sehingga bisa menyebabkan henti napas. Banyak faktor resiko yang


menyebabkan pasien henti napas dan menyebabkan keatian secara tiba- tiba
yaitu
1. Ketidakstabilan dari saluran udara pernafasan yang lebih rendah
2. Keparahan akibat kurangnya aspirasi aliran udara yang mengalami
obstruksi
3. Faktor chological, termasuk ketidakstabilan emosi, dengan gejala pressive,
dan keluarga dan dysfunction pernafasan.
Penyebab henti napas di karenakan berkurangnya oksigen dalam tubuh
dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan
keadaan yang dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain:
1. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan penyakit
jantung lainnya.
3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
4. Penyakit-penyakit yang mngenai susunan saraf.
5. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang penolong korban
henti napas dan henti jantung dalam melakukan tindakan-tindakan bantuan hidup
dasar. Jalan napas korban harus dalam keadaan terbuka. Tujuannya agar oksigen
bisa masuk ke tubuh korban. Pernapasan harus berlangsung terus sampai bantuan
tenaga kesehatan datang. Hal ini dimaksudkan agar oksigen masuk ke dalam
aliran peredaran darah paru-paru. Darah harus mengalir ke seluruh tubuh supaya
oksigen dapat dibawa oleh darah ke semua organ-organ tubuh terutama otak.
Sebelum melakukan langkah-langkah bantuan hidup dasar ini, penolong harus
menentukan kesadaran dari korban terlebih dahulu. Cara menentukan kesadaran
seseorang korban adalah dengan menilai respon korban terhadap sentuhan atau
panggilan dari penolong.
KESIMPULAN : Paparan aeroallergen A. alternata merupakan faktor risiko untuk
terjadiny henti napas pada anak-anak dan dewasa muda dengan asma. (N Engi J
Med 1991; 324: 359-63.)

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasien

dengan

henti

napas

harus

ditangani

segera

dengan

membebaskan jalan napas. Sebelum itu kita juga wajib mengetahui apa

penyabab atau faktor pencetus terjadinya henti napas khususnya pada


pasien yang memiliki riwayat asma.
3.2 Saran
Kita sebagai perawat harus memahami bagaimana tindakan yang tepat
untuk pasien yang henti napas serta memahami berbagai penyebab
sehingga kita dapat mencegahnya dan mengenali tanda awal henti napas.

You might also like