You are on page 1of 3

Draft 14/07/2015

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


TA#13: ANALISA DATA DAN PEMBUATAN LAPORAN DRUG RESISTANCE SURVEY (DRS) SENTINEL
Latar Belakang:
Tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global.
Indonesia merupakan negara pertama di negara-negara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia
Tenggaran yang berhasil mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) untuk TB pada tahun
2006, yaitu 70% penemuan kasus baru BTA positif dan 85% kesembuhan. Berdasarkan Global TB Report
WHO 2011, Indonesia berada pada urutan keempat dari 22 negara dengan beban TB tertinggi di dunia,
dan urutan ke sembilan dari 27 negara dengan beban multi drug resistance (MDR) TB di dunia. Akan
tetapi, penatalaksanaan TB di Indonesia terutama di sebagian besar rumah sakit, klinik dan praktek
swasta belum sesuai dengan strategi Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) atau pun standar
pelayanan sesuai International Standards for Tuberculosis Care (ISTC). Keadaan ini menyebabkan
timbulnya dan meningkatnya kasus TB dengan resisten Obat Anti TB (OAT).
Pada saat ini TB MDR sudah menjadi masalah utama dunia dalam penanggulangan TB. Pada tahun 2010
sebanyak 114 negara telah melaporkan kejadian TB MDR dan 58 negara melaporkan TB XDR (Extremely
Drug Resistant TB) termasuk Indonesia. WHO memperkirakan insidensi kasus TB Resisten Obat Ganda
pada tahun 2008 di seluruh dunia sekitar 440.000 kasus sedangkan prevalensi kasus TB resisten obat
ganda dapat 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari insidensi. Hampir 50% dari kasus-kasus tersebut terdapat di
Negara China, India dan Federasi Rusia. Berdasarkan Global Report TB tahun 2013, Indonesia
diperkirakan menyumbang sekitar 6.900 kasus TB MDR per tahun dan berada pada peringkat ketujuh
dari 27 negara yang memiliki beban TB MDR tinggi.
Perkembangan TB resisten OAT di Indonesia perlu dipantau dari waktu ke waktu sesuai azas surveilans
penyakit agar dapat dilakukan tindakan korektif yang cepat dan tepat bilamana diperkirakan akan terjadi
suatu keadaan yang kurang atau tidak menguntungkan. Di Indonesia telah dilakukan Drug Resistance
Survey (DRS) yang merupakan survei resisten kuman TB terhadap OAT di beberapa wilayah, yaitu di
Timika, Papua (2004), Jawa Tengah (2006) dan Makassar (2007). Pada tahun 2012 dilakukan survei
sentinel di 4 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan dengan melibatkan 22
fasyankes (18 puskesmas dan 4 rumah sakit). Pada tahun 2013 ditambah 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan
Sumatera Utara dengan 10 puskesmas.
Surveilans sentinel TB resisten OAT merupakan uji pendahuluan pelaksanaan surveilans sentinel TB
resisten OAT selanjutnya. Evaluasi uji pendahuluan dilakukan setelah satu tahun pelaksanaan dan akan
dikembangkan ke wilayah lain sesuai dengan pengembangan PMDT. Surveilans Sentinel TB resisten OAT
merupakan interim surveilans rutin TB resisten OAT.
Dengan mempertimbangkan pentingnya data surveilans sentinel TB untuk selalu dimutakhirkan, maka
Program Pengendalian TB membutuhkan konsultan untuk menganalisis data surveilans sentinel tahun
2013 sekaligus menyusun laporan untuk kepentingan publikasi dan advokasi.
Tujuan:
Tujuan dari perbantuan teknis ini adalah untuk menyusun laporan komprehensif dari survei sentinel TB
resisten OAT.

Draft 14/07/2015
Metode dan Kegiatan:

Konsultan mengumpulkan data-data yang telah dikirim oleh fasyankes peserta DRS sentinel dari
staf Subdit TB sebagai PIC DRS sentinel.

Konsultan melakukan analisis data secara kuantitatif dengan uji-uji statistik.

Konsultan menyusun laporan hasil DRS sentinel, menyempurnakan dan menyerahkan kepada
pihak pengguna (Subdit TB).

Selama kegiatan konsultansi, konsultan diharapkan selalu berkoordinasi dengan staf Subdit TB
sebagai PIC DRS sentinel dan juga dengan KNCV.

Luaran yang diharapkan:


1. Laporan DRS sentinel tahun 2013.
Kriteria Konsultan:
Konsultan utama:

Berpengalaman sekurangnya 5 tahun dalam penelitian kesehatan masyarakat atau


epidemiologi.

Sekurangnya bergelar master (S2) dalam bidang kesehatan masyarakat atau


epidemiologi. Gelar Doktor (S3) akan lebih disukai.

Terbukti mampu membuat disain penelitian, metodologi dan analisis data yang baik.
Mempunyai portfolio pada studi yang berkaitan.

Mampu berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.

Asisten konsultan:

Berpengalaman sekurangnya 5 tahun dalam mengerjakan penelitian yang menggunakan


alat ukur statistik.

Sekurangnya bergelar master (S2) di bidang statistik. Gelar Doktor akan lebih disukai.

Menunjukkan keahlian dalam bidang statistik dan metode survei.

Mampu menggunakan program-program statistik untuk penelitian seperti SPSS, STATA,


EpiInfo, dll.

Mampu berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.

Waktu pelaksanaan:
Waktu pengerjaan adalah bulan Agustus September 2015. Diharapkan pekerjaan dapat selesai dalam
waktu 20 hari kerja.
Anggaran:

Draft 14/07/2015
Anggaran kegiatan Technical Assistance ini dibiayai dari Global Fund Tuberculosis yang dikelola oleh
KNCV.

Termin pembayaran:
Termin pembayaran
Pembayaran pertama
Pembayaran kedua
Pembayaran ketiga
(terakhir)

Dokumen pendukung
Kontrak kerja yang telah ditandatangani kedua belah
pihak; invoice dari konsultan.
Draft pertama laporan lengkap, pernyataan dokumen draf
diterima dari Subdit TB; invoice konsultan.
Laporan lengkap telah direview oleh subdit TB dan para
mitra kerja, completion of work dari subdit TB; invoice
konsultan

Jumlah
Rp 15.000.000
Rp 30.000.000
Rp 15.000.000

Kontrak:
Kontrak dilaksanakan antara konsultan utama dan KNCV. Pembayaran konsultan dilakukan oleh KNCV
langsung kepada rekening konsultan utama setelah syarat-syarat pembayaran terpenuhi.

You might also like