You are on page 1of 4

Nama

Kelas/Jurusan
No.Tar
MatKul
Dosen

: Ferdinan Yusuf
: 3A / D-IV Transportasi Darat
: 13.01.009
: Perundang-Undangan Transportasi Darat II
: Sahar Andika P. SH, MH

PELABUHAN LAUT
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang letaknya berbatasan langsung dengan laut dan
digunakan untuk melakukan pelayanan angkutan laut. Contoh: pelabuhan Makassar, Sorong,
Dumai, Bitung, Malahayati, Meulaboh. Pada pelabuhan laut terbuka bagi perdagangan luar
negeri dan dapat disinggahi oleh kapal-kapal dari negara sahabat.
Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud terdiri dari:
1.

Pelabuhan utama
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri
dan internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan internasional dalam jumlah
besar, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan antar provinsi.
Pelabuhan pengumpul
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai
tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan
jangkauan pelayanan antarprovinsi.
Pelabuhan pengumpan.
Adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan
pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan provinsi.

2.

3.

Dalam pelabuhan tersebut terdapat terminal yang merupakan suatu kolam sandar dan
tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat menunggu dan naik turun
penumpang, dan/atau tempat bongkar muat barang.
Adapun jenis dari terminal sebagaimana dimaksud terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1.

Terminal Khusus
Adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat
untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

2.

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri


Adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah
Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk
melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.

Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi, dan klasifikasi serta jenis.

Berdasarkan jenisnya pelabuhan laut dibedakan atas:


1) Pelabuhan umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum
perdagangan luar negeri dan dalam negeri sesuai ketetapan pemerintah dan
mempunyai fasilitas karantina, imigrasi, bea cukai, penjagaan dan penyelamatan,
2) Pelabuhan khusus digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna
menunjang kegiatan tertentu.
Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut berdasarkan PP No.69 Tahun 2001
pasal 5 ayat (1) terdiri dari:
1) Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang meiliki
peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang
internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur
pelayanan internasional serta berdekatan dengan jalur laut kepulauan Indonesia,
2) Pelabuhan nasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki
peran dan fungsi melayani kegiatan dan alih muat penumpang dan barang
ansional dalam volume yang relative besar karena kedekatan dengan pelayaran
nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan
internasional lainnya,
3) Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan
fungsi melayani kegiatan alih dan muat penumpang dan barang dan bisa
menangani semi kontainer dengan volume bongkar muat sedang dengan
memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional
dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan
jalur/rute pelayaran nasional dan antar pulau serta dekat dengan pusat
pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan
nasional,
4) Pelabuhan regional (pengumpan primer) adalah pelabuhan pengumpan primer
yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan alih muat angkutan laut dalam
jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antar kabupaten/kota serta merupakan
pengumpan terhadap pelabuhan utama,
5) Pelabuhan lokal (pengumpan sekunder) adalah pelabuhan pengumpan sekunder
yang berfungsi khususnya melayani kegiatan angkutan laut dalam jumlah kecil
dan jangkauan pelayanannya nadar distrik dalam kabupaten/kota serta merupakan
pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional.
Dalam PP No.69 Tahun 2001 pada pasal 14 ayat (2) Rencana induk pelabuhan untuk
pelabuhan laut ditetapkan sebagai berikut :
1)

Pelabuhan internasional hub, internasional, nasional ditetapkan oleh Menteri


setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota;

2)
3)

Pelabuhan regional ditetapkan oleh Gubernur setelah mendapat rekomendasi


dari Bupati/Walikota;
Pelabuhan lokal ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

Dalam PP No.69 Tahun 2001 pada pasal 18 ayat (1) Penetapan daerah lingkungan kerja
dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan laut adalah sebagai berikut :
1)

2)

3)

Menteri menetapkan daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan


kepentingan pelabuhan internasional hub, internasional, nasional setelah
mendapat rekomendasi dari Gubernur dan Bupati/Walikota;
Gubernur menetapkan daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan regional setelah mendapat rekomendasi dari
Bupati/Walikota;
Bupati/Walikota menetapkan daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan local.

Dalam PP No.69 Tahun 2001 pada pasal 25 ayat (4), pasal 28 ayat (2), pasal 29 ayat (2)
Penetapan Keputusan Pelaksanaan Pembangunan, Penetapan Keputusan Pelaksanaan
Pengoperasian dan usul Penyelenggara Pelabuhan laut yang dapat ditetapkan pelayanan
operasional 24 jam diberikan oleh:
1)
2)
3)

Menteri untuk pelabuhan internasional hub, internasional dan nasional;


Gubernur untuk pelabuhan regional;
Bupati/Walikota untuk pelabuhan lokal.

Dalam PP No.69 Tahun 2001 pada pasal 31:


(1) Pelabuhan laut dapat ditingkatkan kemampuan pengoperasian fasilitas pelabuhan
dari fasilitas untuk melayani barang umum menjadi fasilitas pelabuhan untuk
melayani angkutan peti kemas dan angkutan curah cair maupun curah kering setelah
memenuhi persyaratan.
(2) Penetapan kemampuan fasilitas pelabuhan dari fasilitas untuk melayani barang
konvensional menjadi fasilitas pelabuhan untuk melayani angkutan peti kemas
maupun angkutan curah cair dan kering ditetapkan oleh Menteri atas usul
Penyelenggara Pelabuhan laut.

PELABUHAN SUNGAI DAN DANAU


Pelabuhan sungai dan danau adalah pelabuhan yang letaknya pada perairan sungai
atau danau dan melayani kebutuhan angkutan di sebuah danau ataupun sungai. Contoh :
pelabuhan Banjarmasin, Sampit, Boom Baru di Palembang

Rencana lokasi pelabuhan sungai dan danau sebagaimana secara hierarki pelayanan
angkutan sungai dan danau terdiri atas:
a. Pelabuhan sungai dan danau yang digunakan untuk melayani angkutan sungai
dan danau; dan/atau
b. Pelabuhan sungai dan danau yang melayani angkutan penyeberangan:
1. Antarprovinsi dan/atau antarnegara;
2. Antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi; dan/atau
3. Dalam 1 (satu) kabupaten/kota.
Rencana lokasi pelabuhan sungai dan danau digunakan untuk melayani angkutan
sungai dan danau dan/atau penyeberangan disusun dengan berpedoman pada:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar nasional dan/atau internasional;


Memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan lainnya;
Memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta terlindung dari gelombang;
Mampu melayani kapal dengan kapasitas tertentu;
Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang internasional;
Volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah tertentu;
Jaringan jalan yang dihubungkan; dan/atau
h. Jaringan jalur kereta api yang dihubungkan.

You might also like