You are on page 1of 2

Medium EMBA positif mengandung bakteri

Eschecichia coli
ditunjukkan dengan warna koloni berwarna hijau metalik, sedangkan medium SSA positif
Salmonella
sp. atau
Shigella
sp. bila koloni berubah warna menjadi merah muda (pink) sampai merah

Untuk identifikasi Pseudomonas aeruginosa digunakan medium TSB (Tryptine Soy Broth). Hasil
positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan pada medium, yang dilanjutkan
dengan uji spesifik menggunakan medium CETA (Cetrimida Agar) dengan hasil yaitu timbulnya
warna kehijauan pada permukaan medium yang berfluoresensi pada UV.

Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri
Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel Johnson Agar) dan menghasilkan zona kuning
diantara koloni hitam. Terbentuknya koloni hitam karena Staphylococcus mereduksi kalium
telurit menjadi metalik telurik, menghidrolisis kuning telur dan mengkoagulasi plasma bakteri

Untuk identifikasi bakteri Staphylococcus aureus digunakan medium PW (Pepton Water). Hasil
positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan pada medium. Adapun
mekanisme kerjanya, karena medium ini kaya akan nutrien dan menghasilkan kecepatan
pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal yang merugikan sehingga memungkinkan bakteri
untuk tumbuh. Sistem buffer fosfat dalam medium ini mencegah bakteri mati karena terjadinya
perubahan pH medium. Medium yang diperkaya ini akan memberikan pertumbuhan yang cepat
dari bakteri enterobacteriaceae patogen. Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan
dengan uji spesifik untuk bakteri Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel Johnson
Agar) dan menghasilkan zona kuning diantara koloni hitam. Terbentuknya koloni hitam karena
Staphylococcus mereduksi kalium telurit menjadi metalik telurik, menghidrolisis kuning telur
dan mengkoagulasi plasma bakteri. Mannitol juga bertindak sebagai reaktan pembeda yang akan
terurai menjadi asam oleh kebanyakan spesies staphylococcus. Reaksi ini diindikasikan oleh
fenol merah yang berubah warna menjadi kuning yang nampak sebagai zona kuning pada koloni
yang berwarna hitam. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan tingkat pengenceran 10-1.
Untuk identifikasi Salmonella typhosa digunakan medium SCB (Selenit Cystein Broth). Hasil
positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan pada medium. Kandungan
selenitnya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Coliform dan Enterococcus pada inkubasi
awal 6 12 jam, sehingga hanya bakteri Salmonella, Shigella, dan Proteus yang dapat tumbuh..

Hasil positif dari uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri Salmonella
typhosa menggunakan medium SSA (Salmonella Shigella Agar) yang akan memberikan hasil
zona kuning diantara koloni hitam pada medium. Pertumbuhan mikrobanya berwarna merah,
dengan atau tanpa pusat yang berwarna hitam. Mikroba melakukan reduksi tiosulfat menjadi
sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam, juga terjadi degradasi laktosa menjadi asam yang
diindikasikan dengan terbentuknya warna merah. Pada medium SSA, pertumbuhan bakteri gram
positif dihambat terutama bakteri enterobacteriaceae, lebih lanjut koloninya dapat dibedakan dari
perbedaan warna yang dihasilkan dengan adanya indikator merah netral dan anilin biru.
Untuk identifikasi Pseudomonas aeruginosa digunakan medium TSB (Tryptine Soy Broth). Hasil
positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi kekeruhan pada medium, yang dilanjutkan
dengan uji spesifik menggunakan medium CETA (Cetrimida Agar) dengan hasil yaitu timbulnya
warna kehijauan pada permukaan medium yang berfluoresensi pada UV. Sampel yang digunakan
adalah sampel dengan tingkat pengenceran 10-1.

You might also like