You are on page 1of 10

A.

Pendahuluan
Hukum adalah segala bentuk peraturan yang pasti ada dan
akan selalu ada, selama masih ada kehidupan di masyarakat, dan
selama masih terjadi hubungan antar manusia baik dalam
lingkup sangat sempit yaitu desa, sampai yang cakupanya luas
yaitu Negara bahkan mencangkup hubungan Internasional.
Tak terkecuali di negara Indonesia, negara yang di kenal
sebagai yang rajin dalm pembuatan undang undang, hukum di
indonesia pun beragam dan hampir setiap aspek kehidupan
sudah terdapat teks peraturan undang-undang yang berisi aturan
beserta sanksi bagi yang melanggar.
Hukum yang ada di indonesia masuk dalam beberapa
kategori diantaranaya adalah hukum perdata, hukum pidana,
hukum dagang, hukum Agraria. Namun dalam makalah ini bukan
masalah sejarah hukum, atau cara membuat hukum. Tapi yang
akan di bahas adalah bagaimana cara beracara dalam masingmasing hukum.
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai cara
mengajukan perkara pidana.
B. Pembahasan
1. Diketahui Terjadinya Tindak Pidana (Delik)
Ada 4 kemungkinan terjadinya tindak pidana, yaitu :1
1.
2.
3.

Kedapatan tertangkap tangan (psl 1 butir 19 KUHAP)


Karena laporan (psl 1 butir 24 KUHAP)
Karena pengaduan (psl 1 butir 25 KUHAP)
1 Mohammad Taufik Makarao, Suhasril, Hukum Acara Pidana ( Dalam
Teori dan Praktek), (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2010), hlm.11

4.

Diketahui sendiri atau pemberitahuan atau cara lain sehingga


penyidik mengetahui terjadinya delik, seperti baca surat kabar, dengar
radio dll.

2. Pihak-Pihak dalam Hukum Acara Pidana


a. Tersangka atau Terdakwa
Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau
keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana (pasal 1 butir 14 KUHAP)
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa,
dan diadili di sidang pengadilan (pasal 1 butir 15 KUHAP).
2. Penyelidik dan Penyidik
Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia
yang diberi wewenang oleh UU untuk melakukan penyelidkan
(pasal 1 butir 4) . Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI
(pasal 4 KUHAP).
Wewenang Penyelidik
Pasal 5 ayat (1) KUHAP mengatakan , Penyelidik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, karena kewajibannya
mempunyai wewenang :2
1.

Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang

2.
3.

adanya tindak pidana.


Mencari keterangan dan barang bukti
Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan

4.

serta memeriksa tanda pengenal diri; serta,


Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab.

2 Abdul djamali, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo,


1996), hlm. 173
2

Penyidik
Adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat pegawai negeri
sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU untuk
melakukan penyidikan (pasal 1 butir 1 KUHAP).
Pejabat yang diberi wewenang penyidik oleh perundangundangan al :
Pejabat imigrasi
Bea cukai
Dinas kesehatan
Menurut pasal 6 (1) KUHAP penyidik adalah :
Pejabat polisi negara RI
Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh UU. Dalam PP no.27 Tahun 1983 tentang
pelaksanaan KUHAP , pada pasal 2 ditetapkan kepangkatan
pejabat polisi menjadi penyidik, yaitu sekurang-kurangnya
Pembantu Letnan Dua Polisi, sedangkan bagi pegawai negeri sipil
yang dibebani wewenang penyidikan ialah yang berpangkat
sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat I (Golongan II b) atau
yang disamakan dengan itu.
Wewenang Penyidik POLRI
a. Menerima laporan atau pengaduan
b. Melakukan tindakan pertama pada saat pertama di tempat
kejadianc. menyuruh berhenti seorang tersangka dan
memeriksa tanda pengenal diri tersangka
c. Melakukan penangkapan,penahanan,penggeledahan dan
penyitaan.
d. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
e. Mengambil sidik jari dan memotret sesorang
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
3

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam


hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab (pasal 7 ayat 1 KUHAP).3
Wewenang Penyidik PNS tertentu Wewenang PNS berada
dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik POLRI (pasal 7 ayat
2 KUHAP).
Dalam pasal 8 KUHAP (1) , penyidik membuat berita acara
untuk setiap tindakan tenang (Pasal 75 KUHAP) :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pemeriksaan tersangka
Penangkapan
Penahanan
Penggeledahan
Pemasukan rumah
Penyitaan benda
Pemeriksaan surat
Pemeriksaan saksi
Pemeriksaan ditempat kejadian
Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan
Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan UU.

3. Penuntut umum / Jaksa


Penuntut Umum adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
UU untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap (pasal 1 butir 6a KUHAP).
Jaksa adalah yang diberi wewenang oleh UU untuk melaukan
penunutan dan melaksanakan penetapan hakim (pasal 1 butir 6 b
KUHAP).
Weweang Penuntut Umum (Bab IV KUHAP pasal 14), yaitu :4
3 Umar said Sugiyarto, Pengantar Hukum Indonesia, (Jakarta : Sinar
Grafika, 2014), hlm. 339-342
4

1.

Meneima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari

2.
3.
4.
5.
6.

penyidik atau penyidik pembantu.


Mengadakan prapenuntutan
Melakukan penahanan
Membuat surat dakwaan
Melimpahkan perkara kepengadilan
Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang
ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yg disertai

7.
8.
9.
10.

surat panggilan,termasuk kepada saksi.


Melakukan penuntutan
Menutup perkara demi kepentingan umum
Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan
tanggung jawab sebagai penuntut umum menurut UU.
Melaksanakan penetapan hakim.

4. Penasihat hukum dan Bantuan Hukum


Fungsinya sebagai pendamping tersangka atau terdakwa
dalam pemeriksaan.
C. Kesimpulan
Diketahui Terjadinya Tindak Pidana (Delik)
Ada 4 kemungkinan terjadinya tindak pidana, yaitu :
1. Kedapatan tertangkap tangan (psl 1 butir 19 KUHAP)
2. Karena laporan (psl 1 butir 24 KUHAP)
3. Karena pengaduan (psl 1 butir 25 KUHAP)
4. Diketahui sendiri atau pemberitahuan atau cara lain sehingga
penyidik mengetahui terjadinya delik, seperti baca surat
kabar, dengar radio dll.
Pihak-Pihak dalam Hukum Acara Pidana
Tersangka atau Terdakwa
4 Mokhamad Najih dan Soimin, Pengantar Ilmu Hukum, (Malang : Setara
press, 2014), hlm.211
5

Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau


keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana (pasal 1 butir 14 KUHAP)
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, diperiksa,
dan diadili di sidang pengadilan (pasal 1 butir 15 KUHAP).
Penyelidik dan Penyidik
Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia
yang diberi wewenang oleh UU untuk melakukan penyelidkan
(pasal 1 butir 4) . Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI
(pasal 4 KUHAP).
Wewenang Penyelidik
Pasal 5 ayat (1) KUHAP mengatakan , Penyelidik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, karena kewajibannya
mempunyai wewenang :
1.

Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang

2.
3.

adanya tindak pidana.


Mencari keterangan dan barang bukti
Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan

4.

serta memeriksa tanda pengenal diri; serta,


Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang
bertanggung jawab.
Penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau pejabat

pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh


UU untuk melakukan penyidikan (pasal 1 butir 1 KUHAP).
Pejabat yang diberi wewenang penyidik oleh perundangundangan adalah :
1.

Pejabat imigrasi

2.

Bea cukai

3.

Dinas kesehatan

Menurut pasal 6 (1) KUHAP penyidik adalah :


Pejabat polisi negara RI : Pejabat pegawai negeri sipil
tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU. Dalam PP no.27
Tahun 1983 tentang pelaksanaan KUHAP , pada pasal 2
ditetapkan kepangkatan pejabat polisi menjadi penyidik, yaitu
sekurang-kurangnya Pembantu Letnan Dua Polisi, sedangkan bagi
pegawai negeri sipil yang dibebani wewenang penyidikan ialah
yang berpangkat sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat I
(Golongan II b) atau yang disamakan dengan itu.
Wewenang Penyidik POLRI
1. Menerima laporan atau pengaduan
2. Melakukan tindakan pertama pada saat pertama di tempat
kejadian
3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka
4. Melakukan penangkapan,penahanan,penggeledahan dan
penyitaan.
5. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
6. Mengambil sidik jari dan memotret sesorang
7. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
8. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
9. Mengadakan penghentian penyidikan
10. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab (pasal 7 ayat 1 KUHAP).
Wewenang Penyidik PNS tertentu

1.

Wewenang PNS berada dibawah koordinasi dan pengawasan


penyidik POLRI (pasal 7 ayat 2 KUHAP).
Dalam pasal 8 KUHAP (1) , penyidik membuat berita acara

untuk setiap tindakan tenang (Pasal 75 KUHAP) :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Pemeriksaan tersangka
Penangkapan
Penahanan
Penggeledahan
Pemasukan rumah
Penyitaan benda
Pemeriksaan surat
Pemeriksaan saksi
Pemeriksaan ditempat kejadian
Pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan
Pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan UU.

Penuntut umum / Jaksa


Penuntut Umum adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
UU untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap (pasal 1 butir 6a KUHAP).
Jaksa adalah yang diberi wewenang oleh UU untuk melaukan
penunutan dan melaksanakan penetapan hakim (pasal 1 butir 6 b
KUHAP).
Wewenang Penuntut Umum (Bab IV KUHAP pasal 14), yaitu :
1. Meneima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari
penyidik atau penyidik pembantu.
2. Mengadakan prapenuntutan
3. Melakukan penahanan
4. Membuat surat dakwaan
5. Melimpahkan perkara kepengadilan

6. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang


ketentuan hari dan waktu perkara disidangkan yg disertai
surat panggilan,termasuk kepada saksi.
7. Melakukan penuntutan
8. Menutup perkara demi kepentingan umum
9. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung
jawab sebagai penuntut umum menurut UU.
10. Melaksanakan penetapan hakim.
Penasihat hukum dan Bantuan Hukum
Fungsinya sebagai pendamping tersangka atau terdakwa
dalam pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta : Raja
Grafindo, 1996.

Mokhamad Najih dan Soimin, Pengantar Ilmu Hukum, Malang :


Setara press, 2014.
Mohammad Taufik Makarao, Suhasril, Hukum Acara Pidana
( Dalam Teori dan Praktek), Jakarta : Ghalia Indonesia,
2010.
Umar said Sugiyarto, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta : Sinar
Grafika, 2014.

10

You might also like