Professional Documents
Culture Documents
Akson (5, 14) yang meninggalkan neuron (7) lebih halus dan jauh lebih panjang dari dendrit (10,
16).
Sitoplasma atau perikarion neuron bercirikan banyak gumpalan granul kasar (masa basofilik).
Gumpalan ini adalah badan Nissl (4,8) yang memperlihatkan reticulum endoplasma granular
neuron. Bila bidang irisan tidak melalui inti (4), hanya tampak badan Nissl (4) yang terpulas
gelap di dalam perikarion . neuron. Badan Nissl meluas ke dendrit namun tidak ke dalam akson
hilok. Inti neuroglia di sekitarnya (2,9) terpulas nyata sementara sitoplasmanya tetap tidak
terpulas nyata. Di sekeliing neuron dan neuroglia terdapat banyak pembuluh darah (1,3,5)
dengan berbagai ukuran
Oligodendrosit Otak
Pada sudut kanan atas gambar, terdapat sebuah astrosit protoplasmic (4). Tampak badan
sel yang kecil, inti besar, dan banyak prosesus yang tebal dan bercabang.
Jika dibanding dengan astrosit, oligodendrosit (2, 5) memiliki inti dan badan sel lonjong
yang lebih kecil dengan sedikit prosesus halus dan pendek yang tidak bercabang. Prosesus ini
dapat sangat halus atau kadang-kadang sedikit tebal
Oligodendrosit terdapat di substansia alba dan grisea SSP. Di substansi alba,
oligodendrosit membentuk selubung myelin di sekeliling akson (6) dan analog dengan sel
Schwann yang membentuk myelin pada akson SST.
Sebagia neuron (1) dibagian kiri atas gambar menampakan ukuran yang berbeda dengan
astrosit dan oligodendrosit.
Mikroglia Otak
Pada sediaan otak ini, terdapat mikroglia (1, 4). Badan selnya sangat kecil, dengan bentuk
bervariasi dan sering mempunyai kontur yang tidak teratur. Intinya yang kecil dan terpulas gelap
hampir mengisi seluruh sel. Cabang selnya sedikit, pendek, langsing, berkelok, dan ditutupi
duri kecil (5). Neuronnya (3) terdapat pada bagian atas gambar, memperlihatkan perbedaan
ukurannya dengan mikroglia
Umumnya mikroglia tidak banyak, namun terdapat pada substansia alba maupun grisea
SSP. Mikroglia merupakan fagosit utama.
Terlihat banyak inti diantara serabut saraf. Kebanyakan adalah inti sel Schwann (3);
yang lain adalah inti fibroblast endoneurieum (5)
Banyak pembuluh darah (9-12, 16) yang melintasi jaringan ikat interfasikular,
bercabang ke dalam fasikulus, dan akhirnya menjadi kapiler di dalam endoneurium (5)
Medula spinalis dikelilingi meninges jaringan ikat, terdiri atas dura mater (luar),
araknoid (tengah) (5), dan pia mater dalam (18). Medula spinalis secara tidak sempurna dibagi
menjadi belahan kiri dan kanan oleh sebuah alur posterior yang sempit (yaitu sulkus mediana
posterior) (10), dan sebuah celah yang dalam di anterior (yaitu fisura mediana anterior) (19).
Pada gambar ini pia meter terlihat paling jelas pada fissure mediana anterior.
Diantara sulkus mediana posterior dan kornu posterior substansia grisea terdapat kolumna
dorsalis substansia alba yng jelas terlihat. Di daerah servikal medulla spinalis, setiap kolumna
dorsalis dibagi menjadi dua fasikulus, kolumna posteromedial (fasikulus grasilis) (11) dan
kolumna posterolateralis (fasikulus kuneatus) (1, 12).
Korteks Serebri
Macam-macam jenis sel yang membentuk korteks serebri tersebar dalam lapisan-lapisan
dengan satu atau lebih jenis sel utama pada setiap lapisan. Serabut horizontal pada setiap lapisan
memberi korteks ini penapilan berlapis-lapis. Juga terdapat serabut-serabut dengan susunan
radial (14).
Meskipun ada variasi susunan sel pada bagian-bagian berbeda di korteks serebri, namun
dapat dikenali enam lapisan berbeda. Lapisan-lapisan ini tertera di sebelah kiri gambar.
Mulai dari tepi korteks, lapisan terluar adalah lapisan molecular (1). Bagian perifernya
terutama terdiri atas cabang-cabang neuron (dendrit maupun akson) kea rah horizontal. Pada
bagian dalam lapisan molekular, terdapat sel-sel horizontal Cajal (10) yang berbentuk
gelendong atau stelata, aksonnya ikut membentuk serat-serat horizontal. Lapisan sel molecular
ditutupi oleh lapisan jaringan ikat otak, yaitu pia meter (8).
Pada ke empat lapisan berikut, sel utamanya adalah sel-sel pyramidal khas korteks
serebri, sel-sel ini mempunyai banyak ukuran. Pada gambar terlihat sel-sel pyramidal (11, 13)
yang membesar secara progresif pada lapisan 2,3,4,5. Dendritnya (13) mengarah ke perifer
korteks dan aksonnya terjulur dari dasar sel. Pada lapisan glanular dalam (4), banyak sel
stelata (12) kecil dan besar membentuk hubungan kompleks dengan sel-sel pyramidal.
Lapisan multiformis (6) tidak memiliki sel pyramidal, namun terdapat banyak sel
fusiform. Sel granular, sel stelata, dan sel Martinotti saling berbaur di lapisan multiformis.
Semua sel ini mempunyai bermacam-bermacam ukuran. Akson sel Martinotti mengarah ke
perifer, sedangkan akson dari sel lain memasuki substansi alba (16).
Referensi :
Eroscheno, Victor. 2003. Atlas Histologi Dengan Korelasi Fungsional. Jakarta : EGC.