You are on page 1of 15

Daur hidup fasciola hepatica

Telur keluar ke alam bebas bersama faeces domba. Bila menemukan habitat basah. telur
menetas dan menjadi larva bersilia, yang disebut Mirasidium. Mirasidium masuk ke dalam
tubuh siput Lymnea akan tumbuh menghasilkan Sporokista. Sporokista seara partenogenesis
akan menghasilkan Redia Redia secara paedogenesis akan membentuk serkaria. Serkaria
meninggalkan tubuh siput menempel pada rumput dan berubah menjadi metaserkaria.
Metaserkasria termakan oleh hewan ternak berkembang menjadi cacing muda yang
selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur
hidupnya.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Polychaeta. Pada tubuh cacing ini dijumpai banyak rambut dan tiap segmen tubuhnya
dilengkapi dengan parapodia (semacam kaki yang terdapat pada sisi kanan dan kiri
tubuhnya). Contoh: Nereis virens, Eunice viridis (cacing wawo), dan Lysidice oele
(cacing palolo).

Oligochaeta. Cacing ini memiliki rambut yang sedikit, tidak memiliki mata dan
parapodia. Hidup di darat atau perairan tawar dan bersifat hemaprodit (memiliki
ovarium dan testis). Contoh: cacing tanah (Pheretima, Lumbricus terrestris).

Hirudinea. Anggota cacing ini tidak memiliki rambut, parapodia. dan septa. Termasuk
cacing penghisap darah. Contoh: lintah (Hirudo medicinalis), pacet (Haemadipsa
javanica).

Avertebrata
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh Chevalier de
Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata
mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata (pisces, reptil, amfibia, aves, dan
mamalia). Contoh invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing.
Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia.
Lamarck membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu Insecta (serangga) dan Vermes
(cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub-fila mulai
dari organisme yang simpel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih

kompleks seperti mollusca, echinodermata, dan arthropoda.


Ada 9 filum dalam klafisikasi avertebrata yaitu:

Annelida

Arthropoda

Coelenterata

Echinodermata

Mollusca

Nemathelminthes

Platyhelminthes

Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukkan bahwa banyak hewan
invertebrata yang berkerabat lebih dekat dengan vertebrata daripada dengan sesama
invertebrata.

Moluska

Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus = lunak) merupakan hewan
triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak
dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta
cumi-cumi dan kerabatnya.

Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda.
Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska
hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang
tinggi, bahkan mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita.
Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang disebut malakologi (malacology).
[sunting]
Ciri tubuh
Tubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari kaki muskular, dengan
kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya. Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk
bertahan di substrat, menggali dan membor substrat, atau melakukan pergerakan.
[sunting]
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya
beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan
bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18m.
[sunting]
Strukur dan fungsi tubuh
Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan mantel.
Sistem saraf moluska terdiri dari cincin saraf yang memiliki esofagus dengan serabut saraf
yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,
dan anus.
Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata. Hal ini menyebabkan banyak ahli
memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska masih memiliki kedekatan hubungan evolusi.
Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa moluska, terutama Cephalopoda, memiliki
otak yang berkembang baik dan beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan
mengingat yang kuat.

Artropoda

Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, labalaba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda adalah nama lain hewan berbukubuku. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk
berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang
diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda memiliki beberapa karakteristik yang
membedakan dengan filum yang lain yaitu : Tubuh bersegmen; segmen biasanya bersatu
menjadi dua atau tiga daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan (Asal
penamaan Arthropoda), simetri bilateral, eksoskeleton berkitin; secara berkala mengalir dan
diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan, kanal alimentari seperti pipa dengan mulut dan
anus, sistem sirkulasi terbuka, hanya pembuluh darah yang biasanya berwujud sebuah
struktur dorsal seperti pipa menuju kanal alimentar dengan bukaan lateral di daerah abdomen,
rongga tubuh; sebuah rongga darah atau hemosol dan selom tereduksi, sistem syaraf terdiri
atas sebuah ganglion anterior atau otak yang berlokasi di atas kanal alimentari, sepasang
penghubung yang menyalurkan dari otak ke sekitar kanal alimentari dan tali syaraf ganglion
yang berlokasi di bawah kanal alimentary, ekskresi biasanya oleh tubulus malphigi; tabung
kosong yang masuk kanal alimentari dan material hasil ekskresi melintas keluar lewat anus,
respirasi dengan insang atau trakhea dan spirakel, tidak ada silia atau nefridia.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan
jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di
Afrika Selatan.
Arthropoda dalam dunia hewan merupakan filum yang terbesar di dunia. Jumlah spesiesnya
yaitu sekitar 900.000 spesies dengan beragam variasi. Jumlah ini kira-kira 80% dari spesies
hewan yang diketahui sekarang. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis
semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda mungkin satu-satunya yang
dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua
anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin.
Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang
dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Sistim saraf
anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali.
Arthropoda memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda, kelas Diplopoda, kelas
Crustacea, kelas Arachnida, dan kelas Insecta

Echinodermata

Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan
laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini
ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan
terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah. Lima atau
enam kelas (enam bila Concentricycloidea dihitung) yang masih hidup sekarang mencakup
Asteroidea bintang laut: sekitar 1.500 spesies yang menangkap mangsa untuk makanan
mereka sendiri
Concentricycloidea, dikenal karena sistem pembuluh air mereka yang unik dan terdiri dari
hanya dua spesies yang baru-baru ini digabungkan ke dalam Asteroidea.
Crinoidea (lili laut): sekitar 600 spesies merupakan predator yang menunggu mangsa.
Echinoidea (bulu babi dan dolar pasir): dikenal karena duri mereka yang mampu digerakkan;
sekitar 1.000 spesies.
Holothuroidea (teripang atau ketimun laut): hewan panjang menyerupai siput; sekitar 1.000
spesies.
Ophiuroidea (bintang ular dan bintang getas), secara fisik merupakan ekinodermata terbesar;
sekitar 1.500 spesies.
Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui dari fosil termasuk Blastoidea,
Edrioasteriodea, Cystoidea, dan beberapa hewan Kambrium awal seperti Helicoplacus,
Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea seperti Gogia.
Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air
tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan
memiliki simetri radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat
primitif, Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di
dalamnya tercakup Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva
bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar dengan larva
Hemichordata.
Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut, terutama ekosistem
litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan palung laut. Spesies bintang laut
Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir
barat Amerika Utara, spesifiknya mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus
edulis)sehingga spesies yang lain dapat menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak
mendominansi secara berlebihan. Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip
karang di perairan Indo-Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang
mengatakan bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem
terumbu karang, sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni
tua, juga mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain.

Echinodermata mempunyai kemampuan untuk melakukan regenerasi bagian tubuhnya yang


hilang, contohnya timun laut. Apabila timun laut merasa dirinya terancam, maka timun laut
akan menyemprotkan organ tubuhnya agar mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri.
Kelak, organ tubuh yang hilang akan tumbuh kembali

Annelida

Annelida (dalam bahasa latin, annulus = cincin) atau cacing gelang adalah kelompok cacing
dengan tubuh bersegmen.
Berbeda dengan Platyhelminthes dan Nemathelminthes, Annelida merupakan hewan
tripoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati (hewan selomata).Namun Annelida
merupakan hewan yang struktur tubuhnya paling sederhana.
Ciri tubuh
Ciri tubuh annelida meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.Contoh annelida yang panjangnya
3 m adalah cacing tanah Australia.Bentuk tubuhnya simetris bilateral dan bersegmen
menyerupai cincin.
Struktur dan fungsi tubuh
Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan
segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem
saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus septa.
Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam pergerakkan annelida dan
sekaligus melibatkan kontraksi otot.
Ototnya terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah sehingga
memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung hemoglobin, sehingga
berwarna merah.Pembuluh darah yang melingkari esofagus berfungsi memompa darah ke

seluruh tubuh.
Sistem saraf annelida adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring
pada anterior.Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom,
dan nefrotor.Nefridia ( tunggal nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri dari
saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupaka npori
permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen
tubuhnya.
Cara hidup dan habitat
Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel
pada vertebrata, termasuk manusia.Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan
perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat
lembap.Annelida hidup diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Reproduksi
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet.Namun ada juga
yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual annelida
ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu
lain (gonokoris).
Klasifikasi
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Polychaeta (cacing berambut banyak), Oligochaeta
(cacing berambut sedikit), dan Hirudinea.
Polychaeta
polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan
annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal =
parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk
bernapas.Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna
cerah.Sedangkan yang bergerak bebas adalah Nereis virens, Marphysa sanguinea, Eunice
viridis(cacing palolo), dan Lysidice oele(cacing wawo).
Oligochaeta
cacing-tanah
Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan
annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta pada
tubuhnya yang bersegmen.Contoh Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis
cacing tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing tanah
Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa Australia (Digaster
longmani).Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara
menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan

tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan
campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit.Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya.Panjang Hirudinea bervariasi dari 1 30
cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing.
Pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak.Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea parasit hidup denga
mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan memangsa invertebrata
kecil seperti siput.Contoh Hirudinea parasit adalah Haemadipsa (pacet) dan hirudo (lintah).
Saat merobek atau membuat lubang, lintah mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit),
sehingga korbannya tidak akan menyadari adanya gigitan.Setelah ada lubang, lintah akan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin.Dengan zat tersebut lintah dapat
mengisap darah sebanyak mungkin.

Coelenterata

COELENTERATA CIRI Coelenterata berasal dari kata KOILOS = rongga tubuh atau selom
dan ENTERON = usus. Jadi COELENTERON artinya rongga yang berfungsi sebagai usus.
Coelenterata hidupnya di perairan laut maupun air tawar, contoh hydra.
CIRI-CIRI COELENTERATA
Hewan bersel banyak (multiseluler)
Tubuh radial simetris (2 lapis sel), ektoderm dan endoderm. Diantaranya ada rongga
(mesoglea)
Bentuk seperti tabung (polip) dan seperti mangkok (medusa)
Di atas tubuh terdapat mulut dan tentakel untuk menangkap mangsa dan bergerak. Tentakel
punya sel racun (knidoblast) atau sel penyengat (nematosis)
Punya rongga gastrovaskuler untuk pencernaan
Sistem pernapasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali Anthozoa dan
Sifonoglia

Sistem saraf difus (baur)


Mengalami metagenesis (pergiliran keturunan), vegetatif pada fase polip dan generatif pada
fase medusa
TIPE COELENTERATA
POLIP
Umumnya hidup soliter (sendiri), tapi ada pula yang memben-tuk koloni. Melekat pada dasar
perairan, tidak dapat bergerak bebas. Tubuh atas membesar, di alamnya terdapat rongga
gastrovaskuler yang fungsinya sebagai usus. Di bagian atas terdapat mulut dan tentakel untuk
menangkap mangsa. Polip merupakan fase vegetatif pada coelenterata
2. MEDUSA Fase medusa merupakan fase generatif (seksual), dimana pada fase ini menghasilkan sel telur dan sel sperma. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas
di perairan. Bentuknya seperti payung dan punya tentakel yang melambai-lambai. Kita biasa
menamakannya dengan ubur-ubur
CARA PEROLEH MAKANAN
Coelenterata hidup di perairan yang jernih yang mengandung partikel-pertikel organik,
plankton atau hewan-hewan kecil. Jika terdapat hewan kecil, misal jentik nyamuk menempel
pada tentakel dan menge-nai sel knidoblast, maka sel tersebut mengeluarkan racun. Jentik
akan lemas lalu tentakel membawanya ke mulut. Di bawah mulut terdapat kerong-kongan
pendek lalu masuk ke rongga gastrovaskuler untuk dicerna secara ekstraseluler (luar sel). Selsel endoderma menyerap sari-sari makanan. Sisa-sisa makanan akan dimuntahkan melalui
mulut.
REPRODUKSI COELENTERATA
Ada 2 cara perkembangbiakan, yaitu : aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif) 1.
ASEKSUAL (VEGETATIF) Dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase
polip. Makin lama makin besar, lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar kaki
sampai besar hingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu menjadi koloni 2.
SEKSUAL (GENERATIF) Dilakukan dengan peleburan sel sperma dengan sel ovum (telur)
yang terjadi pada fase medusa. Letak testis di dekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki.
Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan
membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia
(planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar perairan.
KLASIFIKASI COELENTERATA
Coelenterata dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu : Hydrozoa, Scyphozoa, Anthozoa dan
Ctenophora
HYDROZOA
Hydrozoa berasal dari kata hydra , artinya hewan yang bentuknya seperti ular. Umumnya
hidup soliter atau berkoloni. Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan
medusa. Contoh : Hydra, Obelia dan Physalia
Hydra
Hidup di air tawar secara soliter. Makanannya jentik-jentik nyamuk. Bereproduksi secara
aseksual dan seksual
Obelia
Hidup di air laut secara koloni. Sebagian besar waktu hidupnya sebagai koloni polip. Bagian
polip yang berfungsi dalam hal makan disebut hidrant , sedang fase seksual (medusa) disebut
gonangium
Scyphozoa
Berasal dari kata scyphos = mangkok

Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk medusa lalu lepas
melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan membentuk planula sebagai calon polip.
Contoh : Aurelia aurita (ubur-ubur)
Anthozoa
Berasal dari kata anthos = bunga. Hidup di laut bentuk polip, tidak punya fase medusa. Polip
bereproduksi secara aseksual dengan tunas, pembelahan dan fragmentasi. Reproduksi seksual
dengan fertilisasi yang menghasilkan zigot lalu menjadi planula. Contoh : <>Anemon laut :
Metridium marginatum, Utricina crasicaris. <> Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora
musica
Ctenophora
Beberapa zoolog menganggap ctenophora merupakan filum tersendiri. Tubuhnya mempunyai
lapisan mesoderm, tidak mempunyai nematoksis dan tentakelnya mengandung zat-zat pelekat
untuk menangkap mangsa.
Ctenophora dibedakan atas 2 subkelas, yaitu :
Subkelas Tentaculata (punya tentakel).
Terdiri atas beberapa ordo, antara lain :
1). Cydippida , tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk. Contoh : Mertensia
2). Cobata , tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval, contoh : Mnemiopsis,
Bolinopsis dan Leucothea.
3). Cestida , tubuh seperti pita, contoh : Cestum dan Velamen
4). Platyctenida , tubuh pipih, contoh : Ctenoplana dan Coeloplana
Subkelas muda (tak punya tentakel), berupa ordo Beroida , tubuh kerucut atau silinder.
Contoh : Beroe
PERANAN COELENTERATA
Sebagai bahan makanan, contoh : ubur-ubur
Anemon laut/mawar laut sebagai hiasan di bawah laut atau akuarium air laut.
Terumbu karang yang bagus dan eksotik bisa menarik wisatawan berkunjung untuk wisata
laut dengan menyelam, contoh : Taman Laut Bunaken
Terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat berkembang biak ikan-ikan laut dan tempat
berlindung satwa laut lainnya
Mengenal Phylum Nemathelminthes

Nemathelminthes

Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut


sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti benang.Berbeda
dengan Platyhelminthes yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah
memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
Ciri tubuh
Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya
sampai 1 meter.Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.Tubuh
berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.Kutikula ini lebih
kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas.Kutikula berfungsi
untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus,
dan anus.Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior.
Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.
Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan keseluruh tubuh
melalui cairan pada pseudoselom.
Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui
permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
Cara hidup dan habitat
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan.Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik,
sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh
inangnya.
Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau
laut.Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.

Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat
gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang
berbeda.Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan
kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
Klasifikasi
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.Pada uraian
berikut akan dibahas beberapa spesies dari nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
Ascaris lumbricoides (cacing perut)
ascaris2
Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing
perut.Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis kelamin
berbeda, bukan hemafrodit.Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak secara
seksual.Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait yang menyembul
dari anus disebut spikula.Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan
memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan, umumnya pada anakanak.Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan tau minuman yang tercemar telur
ascaris.
Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di pertambangan daerah
tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh
pada usus halus manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing
perut.Cacing tambang Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul
mulut dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya.Kait kitin berfungsi untuk
menempel pada usus inangnnya.Pada ujung posterior cacing tambang jantan terdapat bursa
kopulasi.Alat ini digunakan untuk menangkap dan memegang cacing betina saat
kawin.Cacing betina memiliki vulva (organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian
tengah tubuhnya.
Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
enterobius-vermicularis
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil. sekitar 10 -15 mm.
Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit
yang berbahaya namun cukup mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan
perantara.Telur cacing dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur
cacing ini.
Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan ole penderita
sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan menyebabkan rasa gatal.Jika penderita
sering menggaruk pada bagian anus dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi
cacing kremi akan terjadi kembali.

Wuchereria bancrofti (cacing rambut)


Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam pembuluh
limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ), yaitu pembengkakan
tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam pembuluh limfa yang tersumbat
oleh cacing filaria dalam jumlah banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit trikhinosis atau kerusakan
otot.Manusia yang terinfeksi cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan
baik.

Platyhelminthes

Platyhelminthes adalah filum dalam Kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua
cacing pipih kecuali Nemertinea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada
Platyhelminthes, yang telah dipisahkan.[1]Daftar isi [sembunyikan]

Ciri-ciri
Tubuh pipih dosoventral dan tidak berbuku-buku. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di
sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.[2]. Cacing golongan
ini sangat sensitif terhadap cahaya.[2] Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang
sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut
lembab (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.

Struktur dan fungsi tubuh

Platyhelminthes merupakan cacing yang tergolong triploblastik aselomata karena memiliki 3


lapisan embrional yang terdiri dari ektoderma, endoderma, dan mesoderma. [3] Namun,
mesoderma cacing ini tidak mengalami spesialisasi sehingga sel-selnya tetap seragam dan
tidak membentuk sel khusus.[3]
[sunting]

Sistem pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler, dimana peredaran makanan
tidak melalui darah tetapi oleh usus. [3] Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut,
faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. [3]. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus
yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. [3] Dengan demikian, selain mencerna makanan,
usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh. [3]
Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena
tidak memiliki anus. [3] Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena makanannya
diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. [3] Sementara itu, gas O2 dan CO2 dikeluarkan dari
tubuhnya melalui proses difusi.

Sistem syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih[3]:
Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. [3]Pada sistem
tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala
dan berjumlah sepasang. [3] Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang
memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf
melintang. [3]
Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf
(neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak),
sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi

Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata
yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. [3] Bintik mata tersebut biasanya berjumlah
sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). [3] Seluruh cacing pipih memiliki indra
meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya.[4] Beberapa spesies juga memiliki indra
tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ
untuk mengetahui arah aliran sungai). [3] Umumnya, cacing pipih memiliki sistem
osmoregulasi yang disebut protonefridia. [5] Sistem ini terdiri dari saluran berpembeluh yang
berakhir di sel api.[4] Lubang pengeluaran cairan yang dimilikinya disebut protonefridiofor
yang berjumlah sepasang atau lebih. [5] Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan
secara difusi melalui dinding sel.

Reproduksi
Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual
dengan perkawinan silang, walaupun hewan ini tergolong hermafrodit

You might also like