You are on page 1of 151

FRAKTUR dan DISLOKASI

EKSTREMITAS ATAS

EKTRIMITAS SUPERIOR
Ekstrimitas Superior tersusun atas dua
kelompok tulang, yaitu :
Cingulum membri superior (Shoulder Girdle)
Dibentuk oleh : Os. Clavicula dan Os. Scapula

Extremitas Superior liberae


Dibentuk oleh : Os. Humerus, Os.Ulna, Os.Radius,
Ossa.Carpalia, Ossa. Metacarpalia, Ossa
Phalangeas

Clavicula

Scapula

Humerus

Ulna

Corpus
Olecranon
Processus Coronoideum
Tuberositas Ulnae
Processus Styloideus
Capitulum ulna

Radius

Caput Radii
Collum Radii
Tuberositas Radii
Processus Styloideus Radii

Skeleton Manus
Ossa Carpalia

Psiformis
Triquetrum
Hamatum
Capitatum
Trapezoideum
Trapezium
Scapoideum
Hamatum

Ossa Metacarpalia
Ossa Phalange

Fraktur Ekstremitas Atas

FRAKTUR KLAVIKULA
Klavikula merupakan tulang yang
pertama kali mengalami osifikasi
pada embrio dan paling sering
mengalamifraktur pada anak anak
Fraktur Klavikula dapat terjadi
karena trauma kelahiran atau
trauma lain seperti trauma rumah
tangga, olahraga, atau kecelakaan
lalu lintas

Mekanisme Trauma :
Trauma dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung pada posisi
lengan terputar/tertarik keluar
(Outsretched Hand), di mana trauma
dilanjutkan dari pergenalangan tangan
sampai klavikula

Gambaran Klinis :
Biasanya penderita datang dengan keluhan jatuh
dari tempat tidur atau trauma lain dan
menangis. Kadang kala penderita datang
dengan pembengkakan pada daerah klavikula
yang terjadi setelah beberapa hari setelah
trauma. Hal ini terjadi setelah pembetukan
kalus

Pemerikasan Radiologi
Fraktur pada daerah klavikula pada bagian
tengah merupakan bagian yang paling
sering mengalami fraktur pada green stick
atau fratur total. Mungkin juga terjadi
fraktur pada bagian medial klavikula yaitu
pada daerah epifis

Pengobatan
Pada anak anak tidak memerlukan
tindakan khusus, cukup dengan
menggunakan mitella selama 2-3
minggu dan akan sembuh secara
sempurna

Fraktur Skapula
Fraktur Skapula terjadi karena trauma
langsung pada daerah skapula.
Dislokasi sendi bahu jarang ditemukan
pada anak anak dan umumnya
ditemukan pada orang dewasa

Gambaran Klinis
Ditemukan bengkak dan nyeri pada
daerah skapula

Pengobatan :
Bersifat
Konservatif

Fraktur Humerus

Fraktur Humerus dapat terjadi :

Fraktur
Fraktur
Fraktur
Fraktur
Fraktur
Fraktur

Leher Humerus
Tuberkulu mayus
Diafisis
Suprakondiler
Kondiler
Epikondilus medialis

Fraktur Leher Humerus


Mekanisme Trauma :
Penderita jatuh dan terjadi trauma
pada anggota gerak atas
Klasifikasi : Fraktur impaksi dan fraktur
tanpa impaksi
Treatmen : Konservatif
Komplikasi : Kekakuan sendi, trauma
saraf, dislokasi bahu

Fraktur Tuberkulum mayus Humerus


Fraktur terjadi biasanya dengan
dislokasi humerus atau merupakan
fraktur tersendiri akibat trauma
langsung pada daerah bahu.
Treatment : Jika fraktur disertai
pergesaran fragmen sebaiknya
dilakukan operasi dengan
pemasangan screw
Komplikasi : painful arc syndrom

Fraktur diafisis humerus


Biasanya terjadi 1/3 tengah humerus dimama
trauma dapat bersifat memuntir menyebabkan
fraktur spiral dan bila ttrauma langsung
menyebabkan fraktur tranversal, oblique atau
komunitif.
Gambaran klinis : Pembengkakan, deformitas,
nyeri tekan pada daerah humerus
Radiologi : ditemukan lokalisasi fraktur
Indikasi Operasi : Fraktur terbuka, lesi nervus
radialis, non-union, penderita yang segera ingin
aktif bekerja

Fraktur suprakondiler Humerus


Lebih sering terjadi pada anak anak :
Treatment : Konservatif jika tidak
terjadi fraktur terbuka

Fraktur Kondilus Humerus


Lebih sering terjadi pada anak anak
Terjadi pada saat tangan dalam posisi
out stretched dan sendi siku dalam
posisi fleksi dengan trauma bagian
medial dan lateral.
Klasifikasi : 1. Fraktur pada satu
kondilus
2. Fraktur Interkondiler ( fraktur
Y atau T)
3. Fraktur Komunitif

Gambaran klinis : nyeri dan pembengkakan


serta perdarahan pada daerah sendi siku,
gangguan pergerakan serta krepitasi pada
daerah tersebut
Treatmen : Fraktur tanpa pergeseran cukup
dengan pemasangan gips sirkuler selama 6
minggu. Jika mengenai sendi memerlukan
reduksi dengan operasi segera akurat dan
rigid, sehingga mobilisasi bisa dilakukan
secepatnya

FRAKTUR MONTEGGIA

Definisi
Fraktur Montegia adalah fraktur 1/3
proksimal ulna disertai dengan
dislokasi radius proksimal

Epidemiologi
tipe I : tipe tersering (59%) dari
seluruh fraktur Monteggia
tipe II (5%),
tipe III (26%), dan
tipe IV (1%)
Angka kejadian fraktur Monteggia
hanya 1/3 berbanding angka fraktur
Galeazzi.

Etiologi
Jatuh yang diikuti oleh outstretchhand dan
tekanan maksimal pada gerakan pronasi
(penyebab utama)
Trauma energi tinggi (kecelakaan
kendaraan bermotor)
trauma energi rendah (jatuh dari posisi
berdiri)

Gejala Klinis
Nyeri pada siku, pembengkakan siku, deformitas,
krepitasi, dan parestesi.
Sebagian pasien mungkin tidak mengalami nyeri hebat
saat istirahat, namun fleksi siku dan rotasi lengan
bawah akan terbatas dan menimbulkan rasa nyeri yang
hebat

Caput radius yang terdislokasi dapat dipalpasi di bagian


anterior, posterior atau anterolateral. Pada cedera tipe I
dan IV, caput radius dapat dipalpasi di fossa
antecubital. Caput radius dapat dipalpasi di daerah
posterior pada cedera tipe II dan daerah lateral pada
cedera tipe III.

Klasifikasi
Tipe I Fraktur proksimal atau 2/3
distal ulna dengan dislokasi anterior
caput radius

Tipe II Fraktur proksimal atau 2/3


distal ulna dengan dislokasi posterior
caput radius

Tipe III Fraktur metafisis ulna


dengan dislokasi lateral caput radius

Tipe IV Fraktur proksimal atau 2/3


distal ulna dan radius dengan
dislokasi anterior caput radius

Pemeriksaan Radiologi
Foto Roentgen
Teknik orthogonal, diambilbaik dari posisi
anterior posterior maupunlateral

Penatalaksanaan
Open Reduction and Internal Fixation
Immobilisasi

Fraktur Galeazzi

DEFINISI
fraktur pada 1/3 distal radius disertai
dislokasi sendi radio-ulnar distal
Terjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma
langsung sisi lateral ketika jatuh. Saat
pasien jatuh dengan tangan terbuka yang
menahan badan, terjadi pula rotasi lengan
bawah dalam posisi pronasi waktu menahan
berat badan yang memberi gaya supinasi
Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa
dan jarang pada anak-anak

ETIOLOGI
Akibat jatuh yang menyebabkan
beban aksial ditumpukan pada
lengan bawah yang hiperpronasi

Mekanisme trauma
Daya tersebut diduga melewati
artikulasi
radiocarpal,
mengakibatkan
dislokasi
dan
pemendekan dari tulang radius.(2,5)
Terjadi fraktur pada 1/3 distal radius
dan subluksasi atau dislokasi sendi
radioulnar distal

DIAGNOSIS
1. GEJALA KLINIS
. Terdapat gejala fraktur dan dislokasi
pada daerah distal lengan bawah
. Adanya tonjolan tulang atau nyeri
pada ujung ulnar
. Nyeri dan edema pada jaringan
lunak
. Anterior interroseous nerve palsy

.PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
Fraktur pada dasar dari
styloideus ulnaris.
Pelebaran dari ruang
sendi radioulnar distal
Dislokasi radius yang
relative dengan ulna pada
foto lateral, yang bisa
didapatkan
dengan
mengabduksikan bahu 90.
Pemendekan dari radius
lebih dari 5 mm relatif
dengan ulnar distal

Penatalaksanaan

Open reduction internal fixation


Fiksasi plate dan screw

Komplikasi
1. Malunion
2. Nonunion
3. Compartement syndrome
4. Cedera neurovaskuler
5. Radioulnar synostosis
6. Dislokasi rekuren

FRAKTUR COLLES

defin
isi

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan


tulang yang terjadi karena adanya tekanan pada
tulang yang melebihi absorpsi tulang (Black, 1997).

Fraktur colles adalah patah transvers dari


ujung bawah radius, kira-kira dua setengah
sentimeter di atas pergelangan, umumnya pada
orang berusia tua bila jatuh dia atas tangan
yang terenggang, maka ligamennya tertarik dan
sobek sedangkan prosesus stiloideus dari ulna
bias fraktur. (Evelyn Pearce, 2005).

klasifikasi
a. Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler
Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler
b. Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radiokarpal
Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai
sendi
radiokarpal
c. Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radioulnar
Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai
sendi
radioulnar
d. Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi
radiokarpal dan sendi radioulnar
Tipe IVB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai
sendi
radiokarpal dan sendi
radioulnar

etiologi
Fraktur colles terjadi karena adanya trauma
langsung akibat posisi tangan yang
hiperekstensi saat terjatuh. Namun ada
beberapa faktor resiko yang dapat menjadi
permulaan terjadinya frakur colles, seperti :
-

usia lanjut
postmenopause
massa otot rendah
osteoporosis
kurang gizi
malabsorpsi kalsium

patofiologi
Fraktur colles sering terjadi pada anak-anak dan orang tua. Dimana
tulang masih lunak dan menjadi lebih kropos sehingga mudah
mengalami fraktur. Biasanya penderita jatuh terpeleset sedang
tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi.
Gaya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan
menyebabkan patah radius 1/3 distal di mana garis patah berjarak 2
cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian
distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi.

Gerakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur


avulsi dari prosesus styloideus ulna, sedangkan dislokasi
bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial
menyebabkan subluksasi sendi radioulnar distal. cedera
tungkai atas adalah kekakuan, terutama bahu tetapi
kadang-kadang siku atau tangan.

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan


tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh
pada permukaan tangan sebelah volar atau dorsal. Jatuh
pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan
dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal.
Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan
bila dilihat dari samping menyerupai garpu.

Manifestasi klinis
- Nyeri pada pergelangan tangan (adanya
spasme otot, tekanan dari patahan tulang
atau kerusakan jaringan sekitarnya.)
- Edema pergelangan tangan (akibat cairan
serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur
dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya)
- Memar / ekimosis.
- Terdapat deformitas diatas pergelangan
tangan.
- Tidak dapat memegang benda-benda yang
tidak berat

Pemeriksaan
penunjang
A. Biokimiawi
Kalsium, fosfat dan alkali fosfatase serum serta kalsium
urin normal (alkali fosfatase bisa meningkat setelah
fraktur)
B. Radiologi
Rontgen lateral vetebral, lumbal dan dorsal bisa tampak
bentuk baji atau deformitas konkras pada korpus vetebra
bisa terjadi ruptur diskus kedalam korpus vetebra (nodus
schmorl) hilangnya densitas tulang bisa tampak jelas
namin evaluasi masa tulang berdasarkan radiologis tidak
bisa di andalkan. Osteopenia yang tegas pada rongen
merupakan tanda hilangya tulang yang lanjud

penatalaksanaan
- Terapi awal :
a. Posisikan tangan yang fraktur pada posisi normal istirahat.
b. Letakkan belat kaku di sisi bawah dari tempat fraktur
untuk mencegah pergerakan yang banyak.
c. Gunakan es untuk mengurangi bengkak.
d. Bawa ke emergency.
-Surgikal :
a. Jika fraktur tidak bergeser, fraktur dibebat dalam slab gips
yang dibalut disekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan
tangan dan dibalut kuat dalam posisinya.
b.Fraktur yang bergeser harus direduksi dibawah
anestesi.Dipasang gips dorsal membentang tepat di bawah siku
sampai leher metacarpal dan 2/3 dari pergelangan tangan itu.

SMITH FRACTURE

FRACTURE

Loss of bone discontinuity


Caused by direct or indirect trauma
Congenital disorder
Degenerative disorder

ANATOMY

Definition
Fraktur Smith or also known as
reverse Colles fracture is a fracture
of distal-end radius with the distal
fragment transverse to the volar . Its
reverse of Colles fracture definition,
fracture of distal-end radius with
distal fragment transverse to the
dorsal.

epidemiology
A fracture is
common in
young
people, and
is more
common in
men than
women

etiology & biomechanics of trauma


Patient falls
with hand hold
the body

Direct trauma
hand position
is in a state of
volar flexion of
the wrist and
pronation

Usually
transverse
fault line,
sometimes
Intraarticular

Shift of the
distal radius is
not the dorsal,
but palmar
direction

Clinical symptoms
Visible protrusion of the
dorsal proximal fragment,
the fragment in the distal
volar wrist, and radial
deviation of the (garden
spades deformity)

diagnosis

Smith fracture imaging

management

Closed reductio

Smith's Fracture Follow up


care

Post-Op: Place in volar splint. Encourage active digital ROM,


elevation.
Consider adjuvant Vitamin C for prevention
of CRPS.
7-10 Days: remove splint. Place in short arm cast. Consider
removable splint
with gentle ROM if fixation was
extremely secure.
6 Weeks: Cast removed. Check xrays. Started gentle ROM
exercises. Activity
modifications: no heavy manual labor,
no contact sports, no lifting >5 lbs.
3 Months: Check xrays. If union is complete return to full
activities.
Standard Technique to measure ulnar inclination, palmar
tilt, ulnar variance
and articular congruity = Kreder HJ, J
Hand Surg 1996;21A:532
Patients may have incomplete return of motion, DRUJ pain
and deformity,
wrist pain and loss of grip strength. Some

complication

Malunion
Compartment syndrome
Carpal tunnel syndrome
Cosmetic deformity Garden spade
deformity
Nonunion: uncommon except with
volar and dorsal plating with
extensive sub-periosteal stripping.
Contracture
Neurologic injury
Distal radio ulnar injury

Fraktur Barton
Fraktur ini akibat terjatuh dengan
tangan terentang. Fraktur oblik intraartikular mengenai tepi dorsal radius
bagian distal. Terkadang hal ini juga
ada kaitannya dengan dislokasi
persendian pergelangan tangan.

Gambaran
Radiologi

fraktur Barton-dislokasi pergelangan tangan. Fraktur


pada distal radius (panah merah) dan fraktur pada ulna
styloid (panah putih). Fraktur intra-artikular pada distal
radius (panah kuning), dislokasi posterior tulang carpal
(panah hijau).

Penatalaksanaan
Faktor yang mempengaruhi perawatan:

Pattern fractur
Faktor lokal , seperti kualitas tulang,
kecederaan jaringan lunak, fraktur kominuted.

Faktor pasien, seperti gaya hidup,


pekerjaan, kecederaan lain.
Non operatif- fraktur stabil, tanpa displace.
Immobilisasi

Reduksi tertutup
Operative- fraktur tidak stabil
Fiksasi K-wire

Plate dan screw

Plate buttress dan screw

Komplikasi

Malunion
Atrofi suddeck
Trauma nervus medianus
Ruptur tendo ekstensor polisis longus
Gangguan pergerakan sekitar sendi
pergelangan tangan, pronasi,
supinasi, fleksi plamar, pergerakan
serta ekstensi

Fraktur metacarpal dan


falang jari tangan

Tipe-tipe fraktur pada metakarpal

Mekanisme cedera
1. fraktur basis metacarpal
-terjadi karena adanya energy yang
kuat, direct blows, dan
jepitan yang mendisrupsi ligament
carpal
-avulsi dari pergelangan tangan
-paling sering terjadi pada
metacarpal ke-5
-lama penyembuhan 3-6 minggu

2. fraktur batang metacarpal


- disebabkan oleh karena kompresi,
torsio atau trauma langsung yang
menyebabkan angulasi ke arah dorsal
- fraktur ini dikalsifikasikan sebagai
transverse, oblik, spiral atau kominutif
- waktu penyembuhan 3-7 minggu

3. fraktur leher/kepala metacarpal


-fraktur yang paling sering terjadi,sering
pada metacarpal ke-4 dan ke-5
- fraktur kolum metacarpal V terjadi
karena tidak tahan terhadap trauma
langsung ketika tangan mengepal
(boxers fracture)
- Waktu penyembuhan 3-5 minggu
- disebabkan oleh trauma langsung yang
menyebabkan avulsi dari ligament
kolateral

terapi
fraktur basis metacarpal
- reduksi tertutup 4-6 minggu untuk dislokasi
yang minimal
- ORIF untuk fraktur yang lebih parah
- immobilisasi untuk mengelakkan deformitas
fraktur batang metacarpal
-fraktur yang stabil diterapi dengan reduksi
tertutup
- fraktur yang tidak stabil memerlukan radial/ulnar
gutter splints

Fraktur falang
Baseball finger/mallet finger :
fraktur ujung jari yang dalam
keadaan tiba-tiba fleksi pada sendi
interfalang karena trauma.

Boxer fracture (street fighters fracture): fraktur kolum


metacarpal V terjadi karena tidak tahan terhadap
trauma langsung ketika tangan mengepal

Fraktur bennet :fraktur dislokasi


basis metacarpal I

Dislokasi Ekstremitas Atas

DISLOKASI SENDI BAHU


Dislokasi sendi bahu sering
ditemukan pada orang
dewasa tetapi jarang pada
anak-anak.
Klasifikasi:
Anterior
Posterior
Inferior / Luksasi Erecta
Dislokasi disertai fraktur

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR

Disebut juga sebagai


dislokasi preglenoid,
subkorakoid dan
subklavikuler.
Mekanisme Trauma
Jatuh dengan tangan
dalam keadaan outstretched
Trauma pada skapula

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : GAMBARAN KLINIS

Nyeri yang hebat


Gangguan pergerakan sendi
bahu
Kontur sendi bahu menjadi
rata (flattened shoulder)
Korbanmengendongtangan
yang sakit dengan yang lain
Korbantidak bisa memegang
bahu yang berlawanan
Lengkung bahu hilang
Lengan atas sedikit abduksi

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : PEMERIKSAAN FISIK

Apprehension Test
-Pemeriksaan fisik
untuk menilai
instabilitas sendi bahu.
(A) menilai dislokasi
anterior. Abduksi,
ekstensi dan rotasi
eksterna lengan sambil
mendorong kaput
humerus.
(B) menilai dislokasi
posterior. Adduksi dan
rotasi interna.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : GAMBARAN RADIOLOGIS

Kaput humerus terlihat


berada di depan dan medial
glenoid.
Bisa disertai dengan depresi
posterosuperior kaput
humerus /Hill-Sachs Sign
(panah)

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : PENANGANAN

Dengan pembiusan umum


Metode Hippocrates
Metode Kocher
Metode Milch
Tanpa pembiusan umum
Teknik menggantung
lengan

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : METODE HIPPOCRATES

Penderita dibaringkan, anggota


gerak ditarik dan kaput humerus
ditekan dengan kaki agar
kembali ke tempatnya

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : METODE MILCH

Penderita
dibaringkan,
dilakukan traksi pada
siku dan dilakukan
rotasi eksternal dan
abduksi lengan
secara perlahanlahan dan bertahap.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : METODE KOCHER

Tahap-tahap reposisi
menurut Kocher:
Sendi siku dalam posisi
fleksi 90 derajat dan
dilakukan traksi sesuai
garis humerus
Lakukan rotasi ke arah
lateral
Lengan diadduksi dan
sendi siku dibawa
mendekati tubuh ke arah
garis tengah
Lengan dirotasi ke medial
sehingga jatuh didaerah
dada

DISLOKASI SENDI BAHU

DISLOKASI ANTERIOR : TEKNIK MENGGANTUNG LENGAN / STIMSON

Penderita diberikan
petidin/diazepam agar tercapai
relaksasi maksimum. Penderita
tidur tengkurap dan membiarkan
lengan tergantung. Pasang
pemberat 10-15lb.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI ANTERIOR : KOMPLIKASI

Komplikasi pada dislokasi sendi bahu


anterior:
Kerusakan nervus aksillaris
Kerusakan pembuluh darah
Tidak dapat tereposisi
Kaku sendi
Dislokasi rekuren

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI POSTERIOR

Dislokasi posterior
lebih jarang
ditemukan dan
biasanya disebabkan
karena trauma
langsung pada sendi
bahu dalam keadaan
rotasi interna

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI POSTERIOR : GAMBARAN KLINIS

Anamnesis : Paling
sering pada penderita
yang mempunyai
riwayat trauma berat,
epilepsi atau trauma
listrik.
Ditemukan adanya nyeri
tekan
Ditemukan benjolan
pada bagian belakang
sendi

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI POSTERIOR : GAMBARAN RADIOLOGIS

Ditemukan adanya
tanda khas berupa
light-bulb karena
adanya rotasi
interna humerus.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI POSTERIOR : PENANGANAN

Dilakukan reduksi dengan menarik


lengan ke depan (A,B) dan rotasi
eksterna (C) serta immobilisasi
selama 3-6 minggu

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI INFERIOR / LUXATIO ERECTA

Kaput humerus
mengalami jepitan
dibawah glenoid dimana
lengan mengarah ke atas
sehingga terjadi dislokasi
inferior.
Disertai cedera jaringan
lunak yang berat, avulsi
kapsular dan tendon,
ruptur otot, fraktur
glenoid dan humerus
proksimal dan kerusakan
pada pleksus brakialis
dan arteri aksillaris.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI INFERIOR : GAMBARAN RADIOLOGIS

Humerus dalam posisi


abduksi dengan kaput
berada di bawah
glenoid.
Kadang disertai fraktur
glenoid atau fraktur
proksimal humerus.

DISLOKASI SENDI BAHU


DISLOKASI INFERIOR : PENANGANAN

Reduksi dilakukan dengan menarik lengan dalam


posisi abduksi disertai counter-traction ke bawah
pada bagian bahu.
Apabila caput humerus terjepit diantara jaringan
lunak, reduksi terbuka dengan cara operasi
dibutuhkan.
Pemasangan arm-sling selama masih nyeri dan
abduksi tidak bisa dilakukan selama 3 minggu
sehingga jaringan lunak sembuh.

DISLOKASI SENDI SIKU


Dislokasi sendi siku sering
ditemukan pada orang
dewasa tapi jarang pada
anak-anak
Dislokasi pada umumnya
terjadi posterior atau
posterolateral.
Sering disertai fraktur
prosesus koronoid, kapitulum
atau kaput radius.

DISLOKASI SENDI SIKU


MEKANISME TRAUMA

Biasanya penderita
jatuh dengan keras
dalam keadaan tangan
out-stretched.

DISLOKASI SENDI SIKU


KLASIFIKASI / TIPE

Posterior
Divergent (jarang)
Lateral

DISLOKASI SENDI SIKU


GAMBARAN KLINIS

Pembengkakan yang
hebat disekitar sendi
siku sewaktu siku
dalam posisi semifleksi.
Olekranon dapat
teraba di bagian
belakang.
Triceps prominen

DISLOKASI SENDI SIKU


GAMBARAN RADIOLOGIS

Pada dislokasi siku, olekranon


melewati Anterior Humeral Line.

DISLOKASI SENDI SIKU


PENANGANAN

Dilakukan reposisi
secepatnya.
Pada jam-jam pertama,
dislokasi dapat
direposisi tanpa
pembiusan umum.
Setela direposisi, lengan
difleksi lebih 90 derajat
dan dipertahankan
dengan gips selama 3
minggu.

DISLOKASI SENDI SIKU


PENANGANAN : TEKNIK REPOSISI SENDI SIKU

DISLOKASI SENDI SIKU


KOMPLIKASI

Kekakuan sendi siku


Trauma nervus medianus
Miositis Osifikans
Trauma Arteri Brakialis

DISLOKASI SENDI PERGELANGAN


TANGAN
Dislokasi tulang karpal
Dislokasi yang sering
ditemukan adalah:
Dislokasi tulang lunatum
Dislokasi perilunatum

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI TULANG LUNATUM

Jarang ditemukan,
berupa dislokasi ke
anterior.
Terjadi akibat jatuh
dengan pergelangan
tangan dalam keadaan
dorsofleksi dan tulang
lunatum terdorong ke
arah palmar dan
mengalami rotasi 90
derajat dalam dasar
terowongan karpal.

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI TULANG LUNATUM : GAMBARAN KLINIS

Pembengkakan pada
daerah pergelangan
tangan
Nyeri apabila jari-jari
diekstensikan
Bisa ditemukan gejala
lesi nervus medianus

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI TULANG LUNATUM : GAMBARAN RADIOLOGIS

Gambaran normal
adalah radius,
lunatum dan
capitatum berada
pada garis lurus.
Pada dislokasi
lunatum, tulang
lunatum berada di
luar garis ini

DISLOKASI LUNATUM

NORMAL

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI TULANG LUNATUM : PENANGANAN

Pada dislokasi yang


baru, dilakukan
reposisi di bawah
pembiusan umum
dengan melakukan
penekanan pada
tulang lunatum.
Pada dislokasi yang
lama, reposisi tidak
dapat dilakukan dan
perlu dilakukan
operasi.

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI TULANG LUNATUM : KOMPLIKASI

Komplikasi pada dislokasi tulang lunatum:


Tekanan pada nervus medianus
Nekrosis Avaskuler
Kelainan degeneratif sendi

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI PERILUNATUM

Seluruh korpus mengalami


dislokasi ke arah dorsal
kecuali tulang lunatum masih
tetap bersama-sama dengan
radius.

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI PERILUNATUM : GAMBARAN RADIOLOGIS

Gambaran normal
adalah radius,
lunatum dan
capitatum berada
pada garis lurus.
Pada dislokasi
perilunatum, tulang
capitatum berada
di luar garis ini

DISLOKASI PERILUNATUM

NORMAL

DISLOKASI TULANG KARPAL


DISLOKASI PERILUNATUM : PENANGANAN

Dimanipulasi dengan
cara reduksi tertutup
Bila reduksi tertutup
tidak berhasil,
dilakukan reduksi
terbuka dengan cara
operasi
Stabilisasi dilakukan
dengan menggunakan
K-wire.

Bahan Bacaan

Rasjad,Chairuddin.Pengantar
Ilmu Bedah Ortopedi.2015

You might also like