Professional Documents
Culture Documents
menyelesaikan
masalah
lokalitas.
Akuntansi
hanya
mengakomodasi
yang
tidak
bebas
nilai,
tetapi
dipengaruhi
nilai-nilai
yang
BAB II
2.1 Pengertian Akuntansi Dalam Islam
Dalam istilah Islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut sebagai
Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2) pengertian pokok yaitu:
1. Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan), dan
2. Muhasabah dengan arti Munaqasyah (Perdebatan).
Proses Musa'alah dapat diselesaikan secara individu atau dengan perantara
orang lain, atau dapat pula dengan perantara Malaikat, atau oleh Allah sendiri
pada hari kiamat nanti. Muhasabah dengan arti pembukuan/ pencatatan keuangan
seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya Agama Islam. Juga diartiakan
dengan penghitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian.
Muhasabah juga berarti pendataan, pembukuan, dan semakna dengan
Musa'alah, perdebatan, serta penentuan imbalan/ balasan seperti yang diterapkan
dalam lembaga-lembaga Negara, lembaga Baitul Maal, undang-undang wakaf,
Mudharabah, dan serikat-serikat kerja.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian Akuntansi dalam
Agama Islam adalah:
1. Pembukuan keuangan
2. Perhitungan,
3. Perdebatan, dan
4. Pengimbalan
Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu sulit membuat
perhitungan tanpa adanya data-data, dan juga data-data menjadi tak berarti tanpa
perhitungan dan perdebatan.
pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konverensi,
pengajaran dilembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek
implementasi pragmatis. Berikut ini adalah sebagian dari usaha awal di masingmasing bidang:
1. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang riset
Sudah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi doktor dalam konsep
akuntansi yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan masih berlanjut sampai
sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang akuntansi yang terdapat di AlAzhar saja sampai tahun 1993 tidak kurang dari 50 buah. Disamping itu telah juga
dilakukan riset-riset yang tersebar di majalah-majalah ilmiah.
2. Kebangkitan akuntansi islam dalam bidang pembukuan.
Para inisiator akuntansi islam kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang tertarik pada
akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep islam dan pokok-pokok pikiran
ilmiah yang sangat berharga, sehingga kita tidak lagi memerlukan ide-ide dari
luaratau mengikuti konsep mereka (barat).
3. Kebangkitan akuntansi islam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi
Konsep akuntansi islam mulai masuk kesekolah-sekolah dan perguruan tinggi
sejak tahun 1976, yaitu fakultas perdagangan Universitas Al Azhar untuk program
pasca sarjana, dalam mata kuliah Akuntansi perpajakan dan Evaluasi Akuntansi.
Situasi ini terus berlanjut, hingga tahun 1978 dibuka beberapa jurusan dalam
cabang-cabang ilmu akuntansi islam di berbagai perguruan tinggi di timur tengah.
Dan hal ini berlanjut sampai sekarang diberbagai belahan dunia, termasuk
indonesia.
4. Kebangkitan akuntansi islam dalam aspek implementasi
Implementasi akuntansi islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya
lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. Hal ini menyebabkan mau
tidak mau lembaga keuangan syariah tersebut harus menggunakan sistem
akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi akuntansi islam
dunia yang bernama Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
just Iflution (AAOIFI) menerbitkan sebuah standard akuntansi untuk lembaga
5
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya)
atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai,
supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu
perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu;
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
2.4 Tujuan Akuntansi Dalam Islam
Sebagaimana diketahui dalam kerangka konseptual akuntansi (conceptual
framework), sebagaimana yang dikemukakan Adnan (2005), bahwa syariah
adalah mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia, baik ekonomi, politik,
sosial dan filsafat moral. Dengan kata lain, syariah juga berhubungan dengan
aspek-aspek pendukung tujuan berekonomi, termasuk akuntansi dalam hal ini.
Adnan (2005) menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi dalam agama (Islam)
yang saling berhubungan dalam kerangka tujuan akuntansi menurut Islam, yaitu
upaya mencari keridhoan Allah SWT sebagai tujuan utama dalam menentukan
keadlian sosial ekonomi. Kedua, merealisasikan keuntungan bagi masyarakat,
yaitu dengan memenuhi keawajiban kepada khalayak banyak di masyarakat.
Ketiga, mengejar kepentingan pribadi, yakni memenuhi kebutuhan sendiri.
Atas dasar tujuan akuntansi menurut Islam yang dikemukakan Adnan (2005)
tersebut dapat diserap beberapa poin penting dalam akuntansi Islam. Bahwa yang
menjadi tujuan dari praktek akuntansi, Islam mengatur bahwa keridhoan Allah
SWT-lah yang menjadi tujuan utama dari seluruh proses akuntansi. Yakni dengan
menjalankan segala perintah Allah dalam Al Quran dan dalam Hadits Rasulullah
saw dengan pada saat yang sama tidak melanggar prinsip-prinsip syariah dalam
bermuamalah. Kemudian, tujuan terpenting yang selanjutnya ialah mementingkan
kepentingan kemaslahatan masyarakat umum dengan menjaga hak-hak mereka
agar tidak terzhalimi. Kemudian Islam pun dalam hal ini tetap tidak menafikan
kepentingan pribadi dalam mengejar keridhoan Allah SWT dan menjaga keadilan
bagi masyarakat banyak.
Oleh karena itu, poin-poin substansial yang dikemukakan Adnan (2005)
tersebut perlu perincian yang lebih spesifik untuk menjadikannya standar acuan
dalam perumusan prinsip-prinsip dan dasar-dasar akuntansi menurut Islam.
Dalam hal ini Syahatah (2001) merumuskan beberapa tujuan terpenting akuntansi
dalam Islam sebagaimana berikut:
1. Perlindungan Harta (hifzul maal)
siapa saja, tidak akan mengungkapkan pikiran yang benar dan sehat, atau
mengambil keputusan yang bijaksana, tanpa bantuan data-data tercatat dalam
surat atau buku.
4. Menentukan Hasil-Hasil Usaha Yang Akan Dizakatkan
Dalam perhitungan zakat, harus diketahui hasil perdagangan dalam
bentuk penjualan maupun pendapatan. Dari modal pokoknya, keuntungannya
maupun kerugiannya. Atas dasar perhitungan tersebut maka dapat dihitung
jumlah zakat atas hartanya. Dalam hal ini Maimun bin Mahran yang dikutip
Syahatah (2001) mengatakan:
Jika telah sampai waktu untukmu berzakat, perhatikanlah apa-apa
yang kamu miliki seperti uang dan barang-barang, kemudian nilailah barangbarang itu dengan uang. Kalau ada utang yang sanggup dilunasi, hitunglah,
dan bayarlah dari uang itu, dan zakatilah sisanya (hl 47)
5. Menentukan dan Menghitung Hak-Hak Yang Berserikat
Dalam praktek perdagangan dikenal akad-akad yang jenisnya
perserikatan antara modal dengan modal (syirkah alinan), antara modal
dengan keahlian (syirkah mudharabah), antara keahlian dengan keahlian
(syirkah mufawadhah) dan antara modal dengan nama baik (syirkah wujuh).
Dasar-dasar akuntansi yang diatur oleh Islam adalah di antaranya untuk
memastikan hak-hak yang berserikat mendapatkan hasil yang telah disepakati.
Terutama dalam distribusi bagi hasil atas keuntungan yang diperoleh dari
perserikatan dagang tersebut. Agar juga mencegah adanya kezaliman di antara
mereka. Sesuai firman Allah SWT:
..Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; amat
sedikitlah mereka ini(Al Quran Surat Shaad ayat 24)
6. Menentukan Imbalan, Balasan, dan Sanksi
Akuntansi dalam Islam ditujukan untuk memberi fasilitas dalam
perhitungan imbalan setelah adanya transaksi atau adanya perdagangan,
11
3)
12
2. Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan
ekonomi dan sosial dikuasai ( dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis
yang berbeda dari sistem nilai Islam.
Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi
masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya
yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang
disuplainya
Kerangka konseptual akuntansi syariah juga dibangun dari tujuan yang
pada akhirnya digunakan untuk merumuskan teknik akuntansi.
1. Syariah
2. Moral
Sosial
Ekonomi
Politik
3. Akuntansi Syariah
4. Teknik: Pengukuran dan Penyingkapan
5. Manusia: Pemegang kuasa + Pelaksana
6. Dasar: Moralitas / Etika berdasarkan hukum Tuhan
2.7 Perkembagan Akuntansi Syariah di Indonesia
Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia dilatarbelakangi oleh
perkembangan lembaga keuangan syariah. Di Indonesia banyak bermunculan
lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah mengingat banyaknya
masyarakat yang beragama Islam. Menurut Bank Indonesia dalam Outlook Bank
Syariah 2013 perkembangan Bank sayariah relatif cukup tinggi berkisar antara
36%- 58% dengan pertumbuhan asset perbankan syariah mencapai 37% dan
total asset mencapai Rp 179 Triliun. Namun perkembangan Akuntansi Syariah
hanya di lembaga keuangan yang berbasis syariah saja sedangkan disektor non
lembaga keuangan seperti perusahaan jasa, perusahaan manufaktur dan
perusahaan ritel belum mengalami perkembangan bahkan terlihat stagnan.
Beberapa isu yang mendorong munculnya akuntansi syariah adalah masalah
harmonisasi standar akuntansi internasional di negara-negara Islam , usulan
pemformatan laporan usaha badan Islami (Muhammad, 2003: 77). Begitu pula
dengan kajian ulang filsafat tentang konstruksi etika dalam pengembangan teori
13
BAB III
3.1 Kesimpulan
Dalam istilah Islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut sebagai
Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2) pengertian pokok yaitu:
Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan), dan Muhasabah dengan arti
Munaqasyah (Perdebatan). Akuntansi dalam Islam dapat kita lihat dari berbagai
bukti sejarah maupun dari Al-Quran. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 282.
3.2
Daftar Pustaka
14
1. http://ikumpul.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-akuntansi-dalam-konsepislam.html
2. http://kuswandi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20474/bab+2+DASAR
-DASAR+GAGASAN+AKUNTANSI+ISLAM.ppt.
3. http://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-282
4. http://www.erwinnomic.com/2013/11/tujuan-akuntansi-syariah-sebagaiacuan.html
5. http://himasi.blogspot.co.id/2008/01/sejarah-perkembangan-akuntansisyariah_04.html
6. http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-akuntansisyariah.html
7. http://inibloghesty.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-akuntansi-syariahdi.html
15