You are on page 1of 5

KARAKTERISTIK EVALUASI PEMBELAJARAN

Untuk mendapatkan tes, pengukuran dan evaluasi

yang baik

terdapat beberapa karakteristik. Sudijono (2006: 93) menjelaskan bahwa untuk


mendapatkan tes yang baik harus memiliki karakteristik diantaranta (1) valid, (2)
reliabel, (3) obyektif, (4) praktis. Pendapat di atas juda diperkuat oleh Matondang
(2009: 27) suatu alat ukur yang memenuhi syarat baik sebagai alat ukur adalah
sebagai berikut : (1)

harus efisien, parsimory (hemat), (2) harus baku

(standardize), (3) mempunyai norma, (4) objektif, (5) valid, dan (6) reliabel.
Berdasarkan isi kedua pendapat tersebut dapat diperoleh karakteristik tes,
pengukuran dan evaluasi sebagai berikut :
Validitas
Sebuah tes, pengukuran dan evaluasi yang baik harus mempunyai sifat
valid atau memiliki validitas. Pengertian valid sendiri menurut Sudijono (2006:
93) kata Validsering diartikan dengan: tepat, benar shahib, absah; jadi kata
validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran keshahihan atau keabsahan.
Apabila kata valid itu dikaitkan dengan fungsi tes, sebagai alat ukur maka sebuah
tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar , secara
shahih atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah
data atau informasi yang valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.
Contohnya informasi tentang seseorang yang bernama A menyebutkan bahwa si A

pendek karena tingginya tidak lebih dari 140 CM. Data tentang A ini dikatakan
valid apabila memang sesuai denga kenyataan, yakni bahwa tinggi A kurang dari
140CM.
Bkjh.b Realibilitas
Untuk mendapatkan tes, pengukuran dan evaluasi yang baik salah satunya
tes telah memiliki reliabilitas atau bersifat reliabel. Menurut Sudijono (2006: 95)
kata reliabilitas sering diterjemahkan dengan keajegkan (= stability) atau
kemantapan (=consistency). Pendapat di atas juga sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Arifin (2012: 64) Reliabel, artinya suatu alat ukur dapat
dikatakan reliabel atau handal jika ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent).
Apabila kata tersebut dikaitkan dengan fungsi tes, pengukuran dan evaluasi
sebagai alat ukur maka dapat dikatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran
yang dihasilkan dengan menggunakan tes, pengukuran dan evaluasi tersebut
secara berulang kali terhadap subyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil
yang sama atau sifatnya ajeg atau stabil.
hC.Objektifitas
Ciri yang ketiga dari dari tes, pengukuran dan evaluasi yaitu memiliki sifat
objektif. Dikatakan objektif menurut Sudijono (2006: 96)

yaitu dalam

penyusunanya dapat dilaksanakan menurut apa adanya. Objektivitas berarti tidak


adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Lawan kata dari objektif adalah
subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang memperngaruhi. Sebuah tes,
pengukuran dan evaluasi dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
pelaksanaanya tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Penilaian yang

bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar belakang peserta


didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik tersebut,
bukan atas dasar siapa.
D.Ekonomis
Pelaksanaan tes, pengukuran dan evaluasi tidak membutuhkan biaya yang
mahal tenaga yang banyak dan waktu yang lama. Dalam penyusunan maupun
pelaksanaan tes, pengukuran dan evaluasi hendaknya memperhatikan biaya,
tenaga dan waktu yang diperlukan. Ekonomis inilah yang menjadi faktor supanya
tes mudah dilaksanakan.
E.Praktibilitas
Sebuah tes, pengukuran dan evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas
yang tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki
ciri mudah dilaksanakan. Menurut Matondang (2009: 27) Jika alat ukur itu sudah
memenuhi syarat tetapi sukar digunakan, berarti tidak praktis. Kepraktisan ini
bukan hanya dilihat dari pembuat alat ukur (guru), tetapi juga bagi orang lain yang
ingin menggunakan alat ukur tersebut.
F.Ada Petunjuk Pelaksanaan
Dalam penyusunan tes, pengukuran dan evaluasi tentunya diharapkan
untuk memudahkan penggunaanya, baik untuk diri sendiri orang lain yang
menggunakan maupun objek yang akan dipergunakan. Maka diperlukan petunjuk
pelaksanaan guna mempermudah tes, pengukuran maupun evaluasi. Tes,
pengukuran dan evaluasi tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai

bagaimana cara mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman scoring serta


penentuan nilainya. Petunjuk pelaksanaan tidah hanya ditujukan kepada siswa
yang mau melaksanakan tes akantetapi bagaimana tata cara pelaksanaan tes dapat
dimengerti dan dilaksanakan dengan baik oleh orang lain yang akan
melaksanakan tes tersebut.
G.Mempunyai Norma
Berdasarkan pendapat Matondang (2009: 27) alat ukur harus memiliki
norma tertentu agar dapat mengukur objek dengan tepat, misalnya untuk
kelompok umum tertentu atau ciri-ciri tertentu yang akan diukur sehingga dapat
menggambarkan penilaian dengan lebih objektif. Norma tes, pengukuran dan
evaluasi akan menghasilkan hasil yang objektif. Karena apabila pengukuran
bersifat subyektif tidak akan menghasilkan suatu tes yang sebenarnya.
H.Menarik
Karakteristk tes, pengukuran dan Evaluasi yang terakhir yaitu menarik.
Tidak hanya menarik bagi guru yang akan melaksanakan tes, pengukuran dan
evaluasi akan tetapi juga menarik untuk para siswa yang mengikuti proses tes,
pengukuran

dan

evaluasi

tersebut.

Sehingga

siswanya

nyaman

dalam

mengikutinya dan disertai dengan rasa senang.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Matondang, Zulkifli. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Program Pascasarjana


Universitas Negeri Medan

Sudijono, Anas. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

You might also like