You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengujian di laboratorium maupun penyelidikan di lapangan perlu dilakukan untuk
melengkapi pengetahuan ilmu mekanika tanah yang dipelajari lewat perkuliahan.
Penyelidikan tanah di lapangan berguna untuk mengetahui suatu daerah/lokasi
ditinjau dari kestabilan tanah, daya dukung tanah, gaya geser dan lain-lain yang memenuhi
syarat atau tidak, jika pada lokasi tersebut didirikan suatu bangunan sipil.
Sedang pengujian di laboratorium berguna untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan
mekanik tanah dari percontohan yang diambil di lapangan.
Pengujian di laboratorium mekanika yang merupakan materi dalam praktikum
meliputi :
A. Sifat fisik tanah, yaitu sifat tanah dalam keadaan asli yang digunakan untuk
menentukan jenis tanah, terdiri dari :
1. Kadar air, bobot isi, berat jenis.
2. Batas Atterberg (batas konsistensi), yaitu :
a. Batas cair (liquid limit).
b. Batas plastis (plastic limit).
c. Indeks plastis (plasticity index).
d. Batas susut (shirinkage limit).
B. Sifat mekanik tanah, yaitu sifat-sifat tanah apabila memperoleh pembeban, dan
digunakan sebagai parameter dalam perencanaan pondasi atau kemantapan lereng,
diantaranya meliputi :
1. Pemedatan tanah (soil compaction), terdiri dari :
a. Pemadatan standar.
b. Pemadatan modifikasi.
2. Kekuatan geser tanah (shear strength of soil), parameternya dapat diperoleh
dari pengujian :
a. Geser langsung (direct shear test).
b. Kuat tekan bebas (unconfined compression test).
c. Triaksial (triaxial test)
1

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Hand Boring
Tujuan dari pengujian dengan Hand Boring adalah untuk menetukan jenis atau lapisan
tanahberdasarkan pengamatan langsung dan mengambil contoh tanah untuk pengujian di
Laboratorium.
1.2.2. Kadar Air
Tujuan dari percobaan memeriksa kadar air adalah untuk mengetahui kadar air tanah
dari suatu daerah tertentu dan kedalaman tertentu.
1.2.3. Berat Jenis Tanah
Tujuan dari percobaan menentukan berat jenis tanah adalah untuk mengetahui berat
jenis dari suatu sampel tanah yang telah diambil, karena tanah terdiri dari beberapa jenis.
1.2.4. Batas Cair Tanah
Tujuan percobaan menentukan batas cair tanah. adalah untuk mengetahui batas cair
dari suatu tanah dan peralihan kekeadaan keplastis.

1.2.5. Batas Palstis dan Indeks Plastisitas


Tujuan percobaan menentukan batas plastis dan indeks plastis adalah untuk
mengetahui batas plastis dari suatu contoh tanah yang telah diambil.
1.2.6. Uji Pemadatan Tanah
Tujuan percobaan menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan ( berat
volume kering ) tanah.
1.2.7. Uji Geser Langsung
Tujuan percobaan uji geser langsung adalah untuk menentukan kuat tekan tanah serta
besar dan kecepatan penurunan tanah ,jika tanah dibebani.

BAB II
DASAR TEORI
2.1.

Hand Boring

Untuk mengetahui sifat sifat tanah dengan cara yang lebih sederhana sering
digunakan dengan cara pengamatan langsung terhadap tanah tersebut. Misalnya warna, dan
besar butiran tanahnya. Hal ini bias dilakukan dengan bor atau yang sering dipakai adalah
hand boring. Disamping itu hand boring bias digunakan untuk pengambilan contoh tanah
terganggu (disturbed) maupun tanah tak terganggu (undisturbed). Namun, hand

boring

hanya terbatas pada kedalaman tanah 10,00 m dan jenis tanah lunak.
2.2.

Kadar Air

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran yang
dikandung dalam tanah dan berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%). Dapat
diperhitungkan dengan mengTgunakan rumus
W(%) =

ww
x 100
ws

Dengan :
W = Kadar air
Ww = berat air
Ws = Berat butiran padat
2.3.

Berat Jenis Tanah

Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir dengan berat air
destilasi di udara dengan volume sama dan temperature tertentu. Biasanya diambil untuk
temperature 270C. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus :
Gs =

ys
yw

Dengan :
Gs = Berat jenis tanah
ys = Berat volume butiran
yw = Berat vol air

2.4.

Batas Cair Tanah


Batas cair suatu tanah adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas

peralihan antara cair dan keadaan plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila
diperiksa dengan alat Ca sagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh
alur lebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 pukulan. Dapat diperhitungkan dengan
menggunakan rumus :
N
LL = WN

25

tg

Dengan :
N

= Jumlah Pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7)

WN

= Kadar air

Tg

= 0,121 (tapi tg tidak sama dangan 0,121 untuk semua jenis


Tanah)

2.5

Batas Palstis dan Indeks Plastisitas

Batas plastis tanah (PL) adalah kadar air minimum ( dinyatakan dalam persen ) bagi
tanah tersebut yang masih dalam keadaan plastis. Tanah ada pada keadaan plastis, apabila
tanah digiling menjadi batang-batang berdiameter 3 mm mulai menjadi retak-retak.
Index plastisitas sesuatu tanah adalah bilangan ( dalam persen ) yang merupakan
selisih antara batas cair dan batas plastisitasnya. Dapat diperhitungkan dengan menggunakan
rumus :
PI = LL PL
2.6

Pemadatan Tanah

Kadar air dalam tanah sangat berpengaruh terhadap kekuatan tanah. Semakin besar
kadar air tanah semakin kecil nilai daya dukungnya, sebaliknya kadar air tanah yang kecil
akan mempersulit dalam pemadatan. Untuk itu perlu diketahui hubungan antara kadar air
tanah dan berat volume tanah yang optimum dalam proses pemadatan.Apabila kadar air (w)
diketahui dan berat volume tn.basah diketahui maka berat volume tanah kering () dapat
diperhitunhkan sebagai berikut :
=

2.7

UJi Geser Langsung

Geser langsung adalah untuk mengetahui besarnya tekanan tanah kecepatan


penurunan tanah ,jika tanah dibebani atau kecepatan yang diperlukan untuk menekan suatu
silinder tanah sampai pecah atau retak.

BAB III
PENGUJIAN LABORATORIUM
3.1

Hand Boring
3.1.1 Sampel Uji
Pengambilan contoh tanah bias dilakukan dengan bora tau yang sering dipakai

adalah hand boring. Disamping itu bisa digunakan untuk pengambilan contoh tanah
terganggu (disturbed) maupun tan tak terganggu (undisturbed) namun hand boring hanya
terbatas pada kedalaman tanah 10.00 meter dan jenis tanah lunak
3.1.2 Peralatan
1. tangkai pemutar
2. auger iwan diameter 4
3.

batang bor panjang 100 cm (5 buah)

4. tabung contoh (5 buah)


5. penghubung batang pemutar
6. penghubung tabung contoh
7.

penghubung mata bor

8.

palu besar

9.

plat pembersih mata bor

10. bak (tempat contoh tanah )


11. kunci inggris
12. Dongkrak
13. paraffin (penutup contoh tanah)
3.1.3 Prosedur
Tahap persiapan
1. Menentukan titik pengeboran
2. Membersihkan kotoran pada titik pengeboran
3. Membuat lubang 10 cm, untuk mempermudah pengeboran
4. Mempersiapkan alat-alat
5. Memasamg Auger Iwan pada batang bor
6. Memasang penghubung batang pemutar pada batang bor diatas
6

7. Memasang tangkai pemutar pada penghubung batang pemutar


Tahap pengeboran
1. Meletakkan alat yang telah dirangkai diatas pada titik pengeboran
2. Batang bor dan tangkai pemutar diputar sambil ditekan sampai kedalaman 20 cm
atau Auger Iwan terisi tanah
3. Bor diangkat , diamati warna tanah , besar butiran, dan jenis tanah
4. Pengeboran dilanjutkan dan setiap penambahan kedalaman 20cm dilakukan
pengematan sebagaimana diatas
5. Lakukan hal yang serupa sampai kedalaman yang ditentukan 4,00 m
Tahap pengambilan contoh tanah
1. Pengambilan contoh tanah terganggu, yaitu dengan mengambil tanah dari
Auger Iwan pada kedalaman yang telah ditentukan
2. Pengambilan contoh tanah tak terganggu, yaitu dengan cara :
a. Gunakan 5 buah tabung contoh
b. Olesi dengan minyak/oli bagian dalam dan luar tabung contoh
c. Pasang penghubung tabung contoh dengan tabung contoh pada batang bor
diteruskan ke tangkai pemutar
d. Masukkan alat tersebut kedalam lubang pengeboran
e. Pukul dengan palu besar tangkai pemutar sampai kira-kira tabung contoh
terisi dengan tanah kurang lebih 2/3 tabung
f. Putar tangkai pemutar 180-360, agar tanah terpotong
g. Angkat tabung contoh dan tutup kedua ujungnya dengan paraffin dan
penutup tabung. Lakukan hal yang sama untuk tabung tabung contoh
berikutnya.

3.2

Kadar Air
3.2.1 Sampel Uji
Contoh tanah ( basah ) yang diperiksa, dengan berat minimum tergantung pada
ukuran terbesar dari butir tanah :
7

a. Tanah berbutir halus, berat minimum 10 gr 25 gr.


b.Tanah berpasir, berat minimum 50 gr 100 gr.
c. Tanah berkerikil lebih benyak.
3.2.2 Peralatan
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 1050 1100.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang kurangnya :
a.) 0,01 gram - untuk berat kurang dari 100 gram.
b.) 0,10 gram - untuk berat antara 100 gram 1000 gram.
c.) 1,00 gram - untuk berat lebih dari 1000 gram.
3. Desikator.
4. Cawan timbang bertutup dari gelas atau logam tahan karat.
3.2.3 Prosedur
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat beratnya
( = W1 ).
2. Masukan contoh tanah ( basah ) ke dalam cawan timbang, kemudian bersama
tutupnya ditimbang ( = W2 ).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven ( 105 0
1100 ) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar
dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil darioven, didinginkan dalam desikator.
Setelah dingin ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditambang ( = W3 ).
3.3 Berat Jenis Tanah
3.3.1 Sampel Uji
Contoh tanah seberat sekitar 30 gram 40 gram yang akan digunakan untuk
pemeriksaan secara duplo ( 2 percobaan yang terpisah .
3.3.2 Peralatan
1. Piknometer, yaitu botol gelas dengan leher sempit dan dengan tutup ( dari
gelas ) yang berlubang kapiler, dengan kapasitas 50 cc atau lebih besar.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.
8

3. Air destilasi bebas udara ( dalam wash bottle ).


4. Oven dengan suhu dapat diatur pada 1050 1100 c.
5. Desikator.
6. Termometer.
7. Cawan porselin ( mortar ) dengan pestel ( penumbukan berkepala karet ) untuk
menghancurkan gumpalan tanah menjadi butir butir tanpa merusak butir
butirnya sendiri.
8. Alat vacuum atau kompor
3.3.3 Prosedur
1. Piknometer dibersihkan luar dalam dan dikeringkan, kemudian ditimbang ( =
W1 ).
2. Contoh tanah dihancurkan dalam cawan porselin dengan menggunakan pestel,
kemudian dikeringkan dalam oven.
Ambil tanah kering dari oven dan langsung dinginkan dalam desikator. Setelah
dingin, dari desikator segera/langsung dimasukkan dalam piknometer
sebanyak kira kira 10 gram.
Piknometer tutpnya berisi tanah timbang ( = W2 ).
3. Isikan air 10 cc kedalam piknometer, sehingga tanah terendam seluruhnya dan
biarkan 2 10 jam.
4. Tanbahkan air destilasi sampai kira kira setengah/dua pertiga penuh.
Udara yang terperangkap diantara butir butir harus dikeluarkan/dihilangkan,
yang dapat dilakukan dengan salah satu cara :
a). Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup yang
dapat di vacuum dengan pompa vacuum ( tidak melebihi 100 mm Hg ),
sehingga gelembung gelembung udara keluar dan menjadi jernih.
b). Piknometer direbus dengan hati hati sekitar 10 menit dengan sekali sekali
piknometer dimiringkan untuk membantu keluarnya udara. Kemudian
didinginkan.
5. Piknometer ditambah air destilasi sampai penuh dan ditutup. Bagian luar
piknometer dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu piknometer berisi
tanah dan air ditimbang ( = W3 ).
Air dalam piknometer diukur suhunya dengan thermometer ( = t0 c ).

6. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi penuh dengan air


destilasi bebas udara, ditutup, diluarnya dikeringkan dengan kain kering.
Piknometer penuh air ditimbang ( = W4 ). Hal ini dikerjakan segera setelah
selesai no. 5, agar suhu udara masih sama dengan keadaan no. 5.
3.4 Batas Cair Tanah
3.4.1 Sampel
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksa ini sebanyak 100 gram.
Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir butir yang lebih besar dari
0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir butir kasar lebih dari
0,425 .. dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan lebih dulu. Apabila contoh
tanah mengandung butir butir kasar, mula mula keringkan dalam suhu udara ( atau
dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 600 C ) secukupnya saja, sampai dapat
disaring dengan saringan. Pecahakan gumpalan gumpalan tanah dengan digerus dalam
mortar dengan pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala terbungkus karet, sehingga butir
butir tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no. 40. bagian yang tertahan saringan
no. 40 disingkirkan dan bagian yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji.
3.4.2 Peralatan
1. Alat batas cair Casagrande.
2. Alat pembarut ( grooving tool ).
3. Cawan porselen ( mortar ).
4. Pestel ( penumbuk/penggerus ) berkepala karet atau dibungkus karet.
5. Spatel.
6. Saringan no. 40.
7. Air destilasi dalam botol cuci ( wash bottle ).
8. Alat alat pemeriksa kadar air ( lihat percobaan no. 1 ).

3.4.3 Prosedur
1. Taruhlah contoh tanah ( sebanyak 100 gram ) dalam mangkok porselen,
campur rata dengan air destilasi sebanyak kira kira 15 cc 20 cc. Aduk,
tekan- tekan dan tusuk tusuk dengan spatel. Bila perlu tambahlah air secara
10

bertahap, tambah sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan dan tusuk tusuk, tambah air
lagi dan seterusnya, sehingga dipeoleh adukan yang benar benar merata.
2. Apabila adukan tanah ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan
sekitar 30 40 pukulan pada percobaan, taruhlah sebagian adukan tanah
tersebut dalam mangkok Casagrande. Gunakan spatel, secar dan tekan dengan
baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung
terbawah mangkok. Dengan demekian tebal tanah bagian terdalam akan
terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut ke mangkok
porselen.
3. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok daerah
dengan sumbu alat, sehingga tanah terpisah menjadi dua bagian secara
simetris. Bentuk alar harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat
pembarut. Untuk menghindari terjadi alur yang tidak baik atau tergesernya
tanah dalam mangkok, barutlah dengan gerakan maju dan mundur beberapa
kali dengan setiap kali sedikit dalam.
4. a. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada alasnya
dengan kecepatannya 2 putaran per detik, sampai kedua bagian tanah
bertemu sepanjang kira kira 12,7 mm ( ). Catatlah jumlah pukulan yang
diperlukan tersebut.
b. Pada percobaan pertama tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 40 kali. Bila teryata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah
dan kembalikan tanah dari mangkok Casagrande ke cawan porselen,
tambahkan sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata.
c. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan

dengan kain

kering. Kemudian ulangi pekerjaan seperti tersebut pada no. 2 sampai


dengan no. 4.
5. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan menggunakan spatel
secara melintang tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu.
Periksalah kadar air tanah tersebut.
6. Ambillah sisa tanah yang masih ada dalam mangkok dan kembalikan ke cawan
porselen, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan mangkok.
7. Ulangi pekerjaan pada nomor nomor 2, 3, 4, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3
atau 4 data hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan diantara 15 dan 35
11

pukulan dengan masing masing selisihnya hamper sama. Percobaan ini harus
dilakasanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin cair.
3.5 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas
3.5.1 Sampel Uji
Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak 15 gram
20 gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir butir yang lebih
besar dari 0,425 mm. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengandung butir butir
kasar lebih besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa tanpa persiapan lebih dahulu.
Apabila contoh tanah mengandung butir butir kasar, mula mula keringkan dalam suhu
udara ( atau dengan alat pengering suhu kurang dari 60 0 C ) secukupnya saja sampai
gumpalan gumpalan mudah diremuk untuk kemudian disaring. Pecahkan gumpalan
gumpalan

tanah

dengan

digerus

dalam

mortar

dengan

menggunakan

pestel

( penumbuk/penggerus ) berkepala karet/terbungkus karet sehingga menjadi butiran butiran,


tetapi butir butir tanah tidak rusak. Bagian yang tersaring no. 40 disingkirkan dan bagian
yang lewat saringan digunakan sebagai benda uji. Penyiapan benda uji ini sama dengan pada
penyiapan untuk pemeriksaan batas cair, sehingga bila pemeriksaan batas cair dan batas
plastis kedua duanya dilakukan, persiapan dapat dilakukan bersama.
3.5.2 Peralatan
1. Cawan porselen.
2. Pestel ( penumbuk/penggerus ) dengan kepala karet atau terbungkus karet.
3. Spatel .
4. Plat kaca.
5. Saringan no. 40.
6. Batang kawat 3 mm untuk ukuran pembanding.
7. Alat alat pemeriksa kadar air.

3.5.3 Prosedur
1. Taruhlah contoh tanah dalam cawan porselen, campur air sedikit demi sedikit,
aduk sampai merata bebar-benar. Kadar air tanah yang diberikan adalah

12

sampai tanah bersifat cukup plastis dan dapat mudah dibentuk menjadi bola
dan tidak terlalu melekat pada jari, bila ditekan dengan jari.
2. Remas dan bentuklah menjadi bentuk bola atau bentuk ellipsoida dari contoh
tanah seberat sekotar 8 gr ( diameter 13 mm ). Gilinglah benda uji ini diatas
plat kaca yang terletak pada bidang mendatar dibawah jari-jari tangan dengan
tekanan secukupnya sehingga akan terbentuk batang-batang yang diameternya
rata. Gerakan mengiling tanah gunakan kecepatan kira kira tiap 11/2 detik
satu gerakan maju dan mundur.
3. Bila pada penggilingan diameter batang telah menjadi sekitar

3 mm

( bandingkan dengan batang kawat pembnding ) dan ternyata batang ini masih
licin, ambil dan potong-potong menjadi 6 atau 8 bagian ; kemudian remas
seluruhnya antara ibu jari dan jari-jari lain dari kedua tangan sampai homogen,
selanjutnya giling lagi seperti tadi. Jika digiling menjadi batang berdiameter 3
mm, teryata batangnya masih licin. Ulangi lagi remas bentuk menjadi bola lagi
& giling lagi, dst. Sampai batang tanah tampak retak-retak dan tidak dapat
digiling menjadi batang yang lebih kecil ( meskipun belum mencapai diameter
3 mm ).
4. Kumpulkan tanah yang retak-retak atau terputus-putus tersebut dan segera
kerjakan pemeriksaan kadar airnya.
3.6 Pemadatan Tanah
3.6.1 Sampel Uji
Contoh tanah dihancurkan dengan cara dan alat sedemikian rupa sehingga butiran
tanah tidak rusak.Jika menjumpai tanah basah harus dikeringkan terlebih dahulu agar menjadi
gembur. Masukan kedalam cetakan yang sebelumnya telah diberi pelumas seperti oli dan
tumbuk sehingga tanah menjadi padat dan keras. Pisahkan tanah yang telah dipadatkan dari
mold lalu timbang berat tanahnya. Ambil beberapa sample dan masukan kedalam oven untuk
mengetahui berat volume tanah setelah kering ( dioven).

3.6.2 Peralatan
1. Mold (cetakan) dengan plat dasar dan lebar
= 10,20 cm
13

t = 11,60 cm
2. penumpuk dengan berat 2,5 kg.
3. Pisau perata (strainght edge)
4. Wadah pencampur
5. Timbangan , ketelitian 0,1 gr
6. Oven
7. Saringan No. 4
8. Cawan
9. Kantung plastik
3.6.3 Prosedur
1. persiapkan semua peralatan dan dalam kondisi siap pakai
2. cetakan dibersihkan dan bagian dalamnya diolesi dengan minyak lalu timbang
beratnya
3. ukur dimensi cetakan
4. pasang leher cetakan pada cetakan
5. Masukan contoh tanah kedalam cetakan menjadi 3 lapisan ,tiap lapis ditumbuk
56 kali dengan tinggi jatuh penumbuk 30 cm diatas cetakan.
6. Setelah 3 lapis ,leher cetakan dilepas dan diratakan permukaannya kemudian
ditimbang beratnya.
7. Keluarkan tanah dari cetakan dan ukur / uji kadar airnya ( lihat pengujian kadar
air ).

14

BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN
4.2 Hand Boring
Tabel Hand Boring
Lokasi

: Kampus C Universitas Jayabaya

Rombongan : II

No. Contoh

Tanggal

:24 November 2015

kedalaman (cm)

warna tanah

jenis tanah

0-20

kuning

lanau

20-40

kuning

lanau

40-60

kuning

lanau

60-80

abu-abu

lempung

80-100

abu-abu

lempung

100-120

abu-abu

lempung berlanau

4.2 Kadar Air


Perhitungan kadar air :
Perhitungan Berat air untuk cawan ( K1 )
Rumus : w2 - w3 gram
= 40 - 31 gr
= 9,00 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan ( K1 )
Rumus : w3 - w1 gram
= 31 16,5 gr
= 14,5 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan ( K1 )
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1

15

40 31

= 31 16,5 x 100%
= 62,07%
Perhitungan Berat air untuk cawan ( K2 )
Rumus : w2 - w3 gram
= 51-41,4 gr
= 9,6 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan ( K2 )
Rumus : w3 - w1 gram
= 41,4-14,5 gr
= 26,9 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan ( K2 )
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1
51 41,4

= 41,4 14,5 x 100%


= 35,69 %
Perhitungan Berat air untuk cawan ( K3 )
Rumus : w2 - w3 gram
= 52-41 gr
= 11 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan ( K3 )
Rumus : w3 - w1 gram
= 41-17,2 gr
= 23,8 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan ( K3 )
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1

16

52 41

= 41 17,2 x 100%
= 46,22 %
Kadar air rata-rata :

62,07 35,69 46,22


3

= 47,99 %
Tabel Kadar Air
Asal Tanah

: Tanah Kebun/ pekarangan

Rombongan

: II

No. Contoh

Tanggal

: 24 November 2015

Kedalaman

: 1,00 m

No. Cawan

( K1 )

( K2 )

( K3 )

Berat cawan kosong

W1 gram

16,5

14,5

17,2

Berat cawan + tanah basah

W2 gram

50

51

52

Berat cawan + tanah kering

W3 gram

41

41,4

41

Berat air

(w2 - w3) gram

9,00

9,6

11

Berat tanah kering

(w3 w1) gram

24,5

26,9

23,8

Kadar air

W2 W3
x 100
W3 W1

36,73

35,69

46,22

%
8

Kadar air rata-rata, %

39,55

4.3 Berat Jenis Tanah


Perhitungan berat jenis tanah :
Perhitungan A untuk piknometer No. 1
Rumus : W2 W1 gram
= 31,30 - 20 gr
= 11,3 gr
Perhitungan B untuk piknometer No. 1
Rumus : W3 W4 gram
17

=74 40,35
=34,65 gr
Perhitungan C untuk piknometer No. 1
Rumus : A B
= 11,3 34,65
=-23,35 gr

Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 1


Rumus :

A
C
11,3

= 23,35
= -0,48 gr
Perhitungan A untuk piknometer No. 2
Rumus : W2 W1 gram
= 31,47 18,05gr
= 13,42 gr
Perhitungan B untuk piknometer No. 2
Rumus : W3 W4 gram
= 74,1 - 39
= 35,1 gr
Perhitungan C untuk piknometer No. 2
Rumus : A B ,gram
=13,42 35,1
= -21,68 gr
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No. 2
Rumus :

A
C

18

13,42

= 21,68
= -0,62 gr
Perhitungan A untuk piknometer No. 1
Rumus : W2 W1 gram
= 27,28 17,82gr
= 9,46 gr
Perhitungan B untuk piknometer No. 1
Rumus : W3 W4 gram
= 72,5 34,8
= 37,7 gr
Perhitungan C untuk piknometer No. 1
Rumus : A B ,gram
=9,46 37,7
= -28,24 gr
Perhitungan berat jenis untuk piknometer No.1
Rumus :

A
C
9,46

= 28,24
= -0,33 gr

Harga rata-rata untuk piknometer No. 1 ,2, dan 3


=

0,48 0,62 0,33


3

= -0,48 gr
berat jenis pada temperature 27,50 C adalah :
Rumus : G1 x

b. j.air.t 0
b. j.air 27,5 0

19

b. j.air 27

G1 x b. j.air 27,5
0,9965

= - 0,48 x 0,9964
= - 0,48 o

Tabel Berat Jenis Tanah


Asal Tanah

: tanah kering

Rombongan

: II

No. Contoh

Tanggal

: 24 November 2015

Kedalaman

: 1,20 m

1
2

No. pirknometer
Berat piknometer
W1 gram

20

18,05

17,82

kosong
Berat piknometer +

W2 gram

31,30

31,47

27,28

tanah kering
Berat piknometer +

W3 gram

75

74,1

72,5

5
6

tanah + air
Berat piknometer + air
Temperatu, t0 c

W4 gram

40,35

39

34,8

27C

27C

27C

11,3
34,65
-23,35
-0,48

13,42
35,1
-21,68
-0,62

9,46
37,7
-28,24
-0,33

7
8
9
10

A = Berat tanah kering=W2 W1, gram


B = Berat tanah basah=W3 W4, gram
C = berat air =A B, gram

11
12

Rata-rata harga G1

Berat jenis , G1 =

A
C

-0,48
0,9965
-0,48x 0,9964 0,48C

G untuk 27,50 = G1 x

b. j.air.t
b. j.air 27,5 0

20

4.4 Batas Cair Tanah


Perhitungan Batas Cair Tanah :

Percobaan No. 1, Untuk jumlah pukulan 140


Perhitungan Berat Air dengan volume air 80 ml
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = ( 33,34 29,95 ) gr
= 3,39gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk volume air 80 ml
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = ( 29,95 10,41) gr
= 19,54 gr
Perhitungan Kadar Air untuk volume air 80 ml
Rumus : W =
W=

A
x 100 %
B
3,39
x 100 %
19,54

= 17,35 %

Percobaan No. 2, Untuk jumlah pukulan 100


Perhitungan Berat Air dengan volume air 90 ml
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (28,4 24,7) gr
= 3,7 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk volume air 90 ml
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = ( 24,7 11 ) gr
21

= 13,7 gr

Perhitungan Kadar Air untuk volume air 90 ml


Rumus : W =

A
x 100 %
B
3,7

W = 13,7 x 100 %
= 27 %

Percobaan No. 3, Untuk jumlah pukulan 30


Perhitungan Berat Air dengan volume air 95 ml
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (50 46,9) gr
= 3,1 gr
Perhitungan Berat Tanah Kering untuk volume air 95 ml
Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (46,9 10,48) gram
= 36,42 gr
Perhitungan Kadar Air untuk volume air 95 ml
Rumus : W =

A
x 100 %
B
3,1

W = 36,42 x 100 %
= 8,51 %

Percobaan No. 4, Untuk jumlah pukulan 10


Perhitungan Berat Air dengan volume 100 ml
Rumus : A = (W2 - W3) gram
A = (52,6 49) gr
= 3,6 gr
22

Perhitungan Berat Tanah Kering untuk volume air 100 ml


Rumus : B = (W3 - W1) gram
B = (49 13) gr
= 36 gr
Perhitungan Kadar Air untuk volume air 100 ml
Rumus : W =
W=

A
x 100 %
B
3,6
x 100 %
36

= 10 %
Perhitungan Batas Cair = LL = 16 %

23

TABEL PEMERIKSAAN BATAS CAIR


Asal Tanah

: Tanah Kebun / Pekarangan

Rombongan

: II

No. Contoh

Tanggal

: 24 November 2015

Kedalaman

: 2,00 m

Percobaan no.

Jumlah pukulan

140

100

30

10

Volume air ml

80

90

95

100

Berat cawan timbang

W1 gram

10,41

11

10,48

13

Berat cawan + tanah basah

W2 gram

33,34

28,4

50

52,6

Berat cawan + tanah kering

W3 gram

29,95

24,7

46,9

49

Berat air

A =( W2 W3 ) gram

3,39

3,7

3,1

3,6

Berat tanah kering

B = (W3 W1) gram

19,54

13,7

36,42

36

Kadar air

A
x 100
B

17,35

27

8,51

10

10

Kadar air rata-rata ,W

W=

BATAS CAIR = LL = 65

15,72
FLOW INDEX = I = ( W4 W1) : ( log 10/ log 140 ) = ( 10 17,35 ) : (0,5) = 7,35/0,5 = - 14,7

24

4.5 Batas Plastis dan Indeks Plastisitas


Perhitungan Batas plastis dan indeks plastisitas :
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1
Rumus : (w2 - w3) gram
= 23,8 - 41 gr
= -17,2 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1
Rumus (w3 - w1) gram
= 41 11,25 gr
= 29,75 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1
17,2

= 29,75 x 100%
= 57,82 %
Kadar air rata-rata : 57,82
PL = 58 %

Tabel Batas Plastis


Praktikum mekanika tanah
Kelompok II

Asal Tanah

: Tanah Kebun / Pekarangan

Rombongan

: II

No. Contoh

Tanggal

:24 November 2015

Kedalaman

: 2,00 m

1
2
3
4
5
6
7

No. Cawan timbang


Berat cawan kosong
W1 gram
Berat cawan + kosong
W2 gram
Berat cawan+ tanah kering
W3 gram
Berat air
A = (W2 W3) gram
Berat tanah kering
B = (W3 W1) gram
A
Kadar air
W=
x 100%

1
11,25
23,8
41
-17,2
29,75
57,82

8
9

Kadar air rata-rata , W


Batas plastis = PL = 58

57,82

4.6 Pemadatan Tanah


Perhitungan pemadatan tanah :

Kadar air

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 1


Rumus : (w2 - w3) gram
= 47 37,95 gr
= 9,05 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 1
Rumus : (w3 - w1) gram
= 37,95 17,2gr
= 20,75 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 1
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1
9,05

= 20,75 x 100%
= 43,6 %

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 2


Rumus : (w2 - w3) gram
= 28 16,5 gr
= 3,45 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 2
Rumus : (w3 - w1) gram
= 24,55-16,5 gr
= 8,05 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 2
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1
3,45

= 8,05 x 100%
= 42,86 %
Perhitungan Berat air untuk cawan timbang No. 3
Rumus : (w2 - w3) gram
= 41,9 33,25 gr
= 8,65 gr
Perhitungan Berat tanah kering untuk cawan timbang No. 3
Rumus : (w3 - w1) gram
= 33,25 11,2 gr
= 22,05 gr
Perhitungan kadar air untuk cawan timbang No. 3
Rumus :

W2 W3
x 100%
W3 W1
8,65

= 22,05 x 100%
= 39,23 %

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

Berat volume tanah basah ()


Perhitungan Berat volume tanah basah () untuk cawan timbang
No.1
berat tan ahbasah
volume tan ah

() =
=

2636
1800,162

=1,46
Perhitungan Berat volume tanah basah () untuk cawan timbang
No.2
berat tan ahbasah
volume tan ah

() =
=

3570
1800,162

=1,98
Perhitungan Berat volume tanah basah () untuk cawan timbang
No.3
berat tan ahbasah
volume tan ah

() =
=

1966
1800,162

=1,09

Berat volume tanah kering


Perhitungan Berat volume tanah kering () untuk cawan timbang
No.1
=

1,46
1 0,44

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

=1,014

Perhitungan Berat volume tanah kering () untuk cawan timbang


No.2
=

1,98
1 0,44

=1,38
Perhitungan Berat volume tanah kering () untuk cawan timbang
No.3
=

1,09
1 0,44

=0,78

Tabel Pemadatan Tanah


Asal Tanah

: Tanah Kebun / Pekarangan

Dimensi cetakan
Diameter

: 14 cm

Tinggi

: 11,7 cm

Volume

: 1800,162 cm3

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

Rombongan

: II

Tanggal

:24 November 2015

No
1
2
3
4
5

Percobaan. No
Berat tanah padat (gr)
Berat volume tanah basah ()
Berat cawan kosong (w1)
Berat cawan + tanah basah (w2)
Berat cawan + tanah kering (w3)

6
7
8
9

Berat air (A) = W2 W3


Berat tanah kering (B) = W3 W1
Kadar air (w) = (A/B) x 100 %
Berat volume tanah kering ()

2636
1,46
17,2
47

3570
1,98
16,5
28

1966
1,09
11,2
41

37,95

24,55

33,25

9,05
20,75
43,6
1,014

3,45
8,05
42,86
1,38

8,65
22,05
39,23
0,78

4.7 Uji Geser Langsung


Tabel Uji Geser Langsung
Asal Tanah

: Tanah Kebun / Pekarangan

Rombongan

: II

No. Contoh

Tanggal

:24 November 2015

Kedalaman

: 2,00 m

Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
beban
10 20 30 40 48
10 20 30 40 50
53
10 20 29,5
penurunan 100 249 372 448 1113 210 375 522 720 1045 1161 240 430 1132

Dokumentasi

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

Pengujian Hand Boring

Praktikum mekanika tanah


Kelompok II

Prengujian Geser Langsung

You might also like