You are on page 1of 6

TINGKAT KEMAMPUAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR

Jenis membaca berdasarkan sasaran dibagi menjadi dua yaitu membaca


permulaan dan membaca lanjutan, dimana pembaca pemula meliputi SD. Sedangkan
pembaca lanjutan meliputi tingkat dasar yaitu kelas 3 sampai 6 SD, tingkat menengah
yaitu SMP, dan tingkat mahir yaitu SMA bahkan samapai perguruan tinggi. Membaca
pemula terbagi menjadi dua yaitu membaca teknis dan membaca nyaring. Sedangkan
pada membaca lanjutan terbagi menjadi dua yaitu membaca pemahaman dan
membaca dalam hati. (Nurhayati, 2014:6).
A. MEMBACA PEMULA
1. Membaca Teknis
Membaca teknis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengarahkan bacaan
seara wajar. Wajar maksunya yaitu sesuai dengan ucapan, tekanan dan intonasinya. Mampu
melafalkan tulisan dengan memperhatikan tanda-tanda baca. Pembaca yang mahir atau telah
professional dalam melakukan kegiatan membaca selalu memperhatikan tanda-tanda baca,
intonasi serta pelafalan. Dalam melakukan kegiatan membaca berupaya memunculkan
pikiran, perasaan dan kemauan yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan
baik. Melafalkan tulisan dengan memperhatikan tanda-tanda baca. Sebenarnya tidak jauh
beda dengan keiatan membaca nyaring, hanya saja dalam kegiatan membaca nyaring
biasanya ditafsirkan oleh orang sebagai keiatan membaca yang dilakukan dengan suara keras.
(Ismail, 2009:13-18).
Membaca Nyaring
a.

Pengertian Membaca Nyaring


Membaca adalah suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, murid, atau oleh
orang yang melakukan kegiatan membaca bersama-sama digunakan sebagai alat untuk
memperndengarka informasi dan serta ide-ide atau pokok pikiran. Kegiatan membaca
nyaring sebenarnya tidak boleh dilakukan hanya dengan tujuan untuk memperdengarkan

suatu bacaan kepada orang lain, melainkan si pembaca juga harus mampu memahami makna
serta perasaan yang terkandung dalam bacaan. Selain itu si pembaca juga diharapkan mampu
memperhatikan kaidah-kaidah dalam membaca diantaranya penggunaan tanda baca, dan
intonasi jangan sekedar membaca dengan suara yang besar. (Tarigan, 2008 : 23).
Kegiatan membaca nyaring yang baik menuntut si pembaca

agar memiliki

keterampilan tersendiri dalam membaca diantaranya harus memiliki kecepatan mata yang
tinggi serta pandangan mata yang jauh, hal ini diperlukan karena anatara pendengar dan
pembaca diperlukan adanya interaksi, dan pembaca juga harus melihat pada bahan bacaan.
(Tarigan, 2008: 23).
Kegiatan membaca nyaring merupakan kegiatan lisan yang memiliki manfaat begitu
tinggi bagi anak-anak jika maksud serta tujuannya diarahkan ke hal yang bersifat positif dan
berguna bagi mereka. Kegiatan membaca nyaring harus dibarengi dengan adanya
kemampuan menyimak yang baik dari pendengar khususnya para siswa. (Tarigan, 2008 : 24).
Membaca

nyaring hendaknya mempunyai tujuan tertentu dan tidak menggunakan format

round robin. Yang dimaksud format round robin ialah setiap siswa kurang menyimak apa
yang dibaca temannya, padahal menyimak merupakan keterampilan yang harus diajarkan
pada siswa.

Siswa sebenarnya mengikuti kata kata yang dibaca temannya untuk

meyakinkan tempat bacaan yang tepat untuk giliran mereka. (Crawley dan Mountai dalam
Rahim, 2008 : 123).
b.

Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring


Seperti yang telah diketahui kegiatan membaca nyaring memerlukan keterampilan
tersendiri, diantaranya si pembaca harus mampu menguasai keterampilan-keterampilan
persepsi (penglihatan dan daya tangkap) sehingga mampu mencerna kata-kata dengan cepat
seperti maksud dan tujuan. Selain itu kemampuan dalam melakukan suatu pengelompokan

terhadap kata-kata juga diperlukan agar tercipta kesatuan pikiran dan si pembaca mampu
membacanya dengan baik. (Tarigan, 2011 :27).
Untuk memperoleh keterampilan membaca nyaring yang baik pembaca bisa
menggunakan beberapa cara berikut:
1)
2)
3)
4)

Dia menyoroti ide-ide baru dengan menggunakan penekanan yang jelas;


Dia menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
Dia menerangkan kesatuan-kesatuan kata-kata yang tepat dan baik;
Menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai

akhir dan tujuan tercapai;


5)
Menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan ekspresi yang baik dan tepat.
Sebenarnya

guru

memahami

berbagai

cara

di

atas

tapi

mereka

masih

mempermasalahkan, Apakah membaca seperti itu dapat dilakukan oleh siswa sekolah
dasar? hal ini terjadi karena para guru masih beranggapan bahwa pada siswa sekolah dasar
kemampuan membaca mereka masih lamban dan tertegun-tegun. Tapi jika setiap hari guru
memberikan latihan membaca nyaring dengan memperhatikan cara-cara di atas dan tanpa
memikirkan adanya kekhawatiran Apakah siswanya mampu atau tidak? maka tidak
mustahil seorang siswa sekolah dasar memilki kemampuan membaca nyaring yang baik.
(Tarigan, 2011 :27 28).
MEMBACA LANJUTAN
1.
a.

Membaca dalam Hati


Pengertian Membaca dalam Hati
Secara sederhana pengertian membaca dalam hati adalah suatu kegiatan yang mengandalkan
kemampuan visual, pemahaman serta ingatan dalam mengahadapi bacaan, tanpa
mengeluarkan suara atau menggerkkan bibir. Kegiatan membaca dalam hati biasanya
dilakukan pada tempat-tempat ramai denan tujuan agar tidak mengganggu kegiatan orang
lain, misalnya saja ketika anda berada di dalam kelsas, anda membaca buku cerita sedangkan
teman anda sedang membaca majalah maka apabilah anda melakukan kegiatan membaca

dengan bersuara secara otomatis akan mengganggu konsentrasi teman anda begitu pula
sebaliknya. (Mulyati, 2007 : 4.3).
Sebenarnya kegiatan membaca dalam hati bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa agar lebih mudah memahami memahami teks yang dibacanya secara
mendalam. Hal ini dikarenakan membaca dalam hati memberikan proses pencernaan yang
lebih cepat. Terjadi proses berpikir, karena hal tersebut dirancang untuk memningkatkan
kemampuan membaca.(Rahim, 2007 : 121).
Jenis-Jenis Membaca dalam Hati.
Secara garis besar membaca dalam hati dapat dibagi atas:
1)

Membaca ekstensif
Membaca ekstensif yaitu membaca secara luas, dimana objek bacaannya adalah
berbagi jenis teks yang mungkin dibaca dalam waktu yang singkat. Kegiatan membaca
ekstensif tidak memelukan tingkat pemahan yang terlalu tinggi karena telah banyak sumber
bacaan yang dibaca bahkan berlebih-lebihan, misalnya saja pada laporan surat kabar.
(Tarigan, 2008 : 32).

2)

Membaca intensif
Membaca intensif adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan di dalam kelas,
misalnya pada pengerjaan tugas yang panjangnya kira-kira dua sampai empat halaman setiap
hari, yang memerlukan adanya ketelitian serta penanganan yan begitu terperinci. Pada
kegiatan membaca intensif keterampilan-keterampilan bukannlah hal utama atau yang harus
diperhatikan sekali, melainkan hasiln-hasilnya atau pemahaman yang tercipta dari aksara atau
tanda-tanda hitam diatas kertas. Hal ini sangat erat hubunannya dengan kecepatan membaca,
karena kecepatan membaca akan menurun jika secara terperinci memperhatikan isi dalam
bacaan. (Tarigan, 2007 : 36 37).
2.

Membaca Pemahaman.

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk lebih mudah
memahami norma-norma atau standar-standar kesusatraan, resensi kritis, drama tulis, dan
pola-pola fiksasi. (Tarigan, 2007 : 58).
Adapun Faktor-faktor yang mempenaruhi proses pemahaman siswa terhadap suatu
bacaan yaitu adanya penguasaan strukrtur wacana/teks bacaan. Setiap jenis wacana
(deskripsi, narasi, ekposisi, argumentasi) mempunyai struktur yang khas. Struktur wacana
tersebut dibangun berdasarkan apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan. Adanya
pemahaman terhadap suatu bacaan sangat diperlukan untuk memperoleh pemahamanyang
lebih jelas. Artinya proses pemahaman itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan
memerlukan aktifitas berpikir yang terjadi melalui kegiatan menghubungkan pengetahuanpengetahuan yang relevan yang dimiliki sebelumnya. (Syafei dalam Somadayo, 2011 : 27).

Daftar Pustaka
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua), Jakarta:Bumi
Aksara, 2007.
Ismail, Nanang. 2009. Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi dengan Metode
Latihan Berjenjang Menggunakan media Audo Visual Siswa kelas VII SMP Islam Al-Irsyad
Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Unnes.
Mulyati, Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD.Jakarta: Universitas
Terbuka
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Tehnik Pembelajaran Membaca.Yogyakarta :
Graha Ilmu
Tarigan,

Henry

Guntur.

Berbahasa.Bandung :Angkasa.

2008.

Membaca

Sebagai

Suatu

Keterampilan

You might also like