Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Kualitatif
Analisa kualitatif adalah analisa untuk menentukan identitas jenis konstituen
pada sampel. Kebanyakan masalah pada kimia analisa berawal dari kebutuhan untuk
mengidentifikasi senyawa apa yang terdapat dalam sampel. Hal ini merupakan
bagian dari analisa kualitatif, sebagai contoh yaitu mengidentifikasi produk yang
dihasilkan reaksi kimia, mengidentifikasi keberadaan obat pemacu stamina pada urin
seorang atlet, atau menentukan penyebaran Pb pada partikel-partikel yang
berterbangan di udara.
Pada mulanya kebanyakan pekerjaan yang dilakukan dalam kimia analisa
melibatkan pengembangan dari uji kimia sederhana untuk mengidentifikasi
keberadaan ion anorganik dan gugus fungsi organik. Pada zaman sekarang,
kebanyakan analisa kualitatif menggunakan metode seperti spektroskopi inframerah,
resonansi magnetik nuklir, dan spektrometri massa (Harvey, 2000).
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu
unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ionionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa
pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan. Analisis kualitatif
menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering
dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro
dengan hanya modifikasi kecil. (Syafaati, dkk., 2012).
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur
atau senyawa kimia, baik organik maupun inorganik, sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target dan
metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi,
spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan
elektrokimia. Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh instrumen-instrumen
canggih, akar dari kimia analitik dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia
analitik modern berasal dari teknik analisis tradisional yang masih dipakai hingga
sekarang. Contohnya adalah titrasi dan gravimetri (Anonim, 2010 b).
Analisa kualitatif dapat dilakukan pada berbagai skala. Pada analisa makro
kuantitas substansi yang dianalisa adalah 0,5-1 gram dan volume larutan yang
digunakan untuk analisa adalah sebanyak 20 ml. Pada analisa semimikro, kuantitas
yang digunakan untuk analisa dikurangi dengan faktor 0,1-0,05, kira-kira sekitar 0,05
gram dan volume larutan sekitar 1 ml. Untuk analisa mikro, faktor yang digunakan
adalah 0,01 atau kurang.
Beberapa keuntungan dalam menggunakan teknik semimikro adalah:
1. Mengurangi penggunaan bahan kimia yang akan menghemat budget laboratorium
2. Analisa dengan kecepatan yang lebih cepat, hal ini disebabkan kuantitas material
yang kecil dan penghematan waktu dalam menjalankan operasi seperti filtrasi,
pencucian, evaporasi, penjenuhan, dengan hidrogen sulfide, dll.
3. Meningkatkan ketajaman pemisahan, seperti pencucian endapan yang dapat
dijalankan dengan cepat dan efisien ketika sentrifugasi menggantikan
penyaringan.
4. Jumlah hidrogen sulfida yang digunakan dapat dikurangi.
Analisa kualitatif menggunakan dua jenis pengujian, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering diaplikasikan pada substansi padat dan reaksi basah
diaplikasikan pada substansi berbentuk larutan. Kebanyakan reaksi kering digunakan
hanya saat terjadi perubahan kecil pada analisa semimikro. Uji reaksi kering sering
memberikan informasi berguna dalam waktu singkat dan mudah dimengerti oleh
pemula pengguna analisa kualitatif. Teknik yang berbeda dapat digunakan pada
reaksi basah dalam analisa makro, semimikro dan mikro (Vogel, 1979).
2.3 Tahapan Kimia Analisa
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari
susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Dua
langkah utama dalam analisisa kimia adalah identifikasi dan estimisi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif
sedangkan langkah estimasinya adalah analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur atau senyawa apa yang
ada dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan dengan penentapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandunng dalam sutu sampel.
Analisis kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu, identifikasi dan pemisahan,
aspek ini didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa
kompleks, oksidasi-reduksi, sifat penguapan dan ekstraksi. Analisi kualitatif
biasanya diguakan dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji sesifik.
Uji spesifik dilakukan dengan penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang akan
memberikan larutan atau endapan warna yang merupakan karakteristik (khas) untuk
ion-ion tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan identifikasi kation dan
anion ini dilakukan (Puspitasari, 2014).
2.4.1 Reagensia
Untuk memastikan apakah endapan tersebut hanya mengandung satu kation, dua
kation atau tiga kation maka dilanjutkan dengan pemisahan dan identifikasi kation
golongan I.
b. Golongan II
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+)
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Endapan yang terbentuk adalah : HgS (hitam), PbS (hitam), CuS (hitam), CdS
(kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S3 (jingga), Sb2S2
(jingga), SnS (coklat), SnS2 (kuning). Kation golongan II dibagi lagi menjadi lagi
dua sub golongan berdasarkan kelarutan endapan tersebut dalam amonium
polisulfida, yaitu sub golongan tembaga (golongan IIA) dan sub golongan arsenik
(Golongan IIB). Sulfida dari sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+,
Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan
arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut membentuk garam-garam kation.
Ion-ion golongan IIB ini bersifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik
dengan asam maupun dengan basa. Semua sulfida dari golongan IIB larut dalam
(NH4)2S tidak berwarna kecuali SnS.
c. Golongan III
Sebelum pengendapan golongan ini dilakukan, terlebih dahulu diperiksa adanya
ion-ion pengganggu (fosfat, oksalat, dan borat). Bila ion-ion tersebut ada maka
harus dihilangkan dahulu. Kation golongan III (Co2+, Ni2+, Fe2+, Zn2+, Mn2+, Cr3+,
Al3+) membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniakal. Endapan yang terbentuk adalah FeS (hitam), Al(OH)3 (putih), Cr(OH)3
(hijau), NiS (hitam), MnS (merah jambu), dan ZnS (putih).
d. Golongan IV
Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+, dan Ba2+) mengendap sebagai karbonatnya dalam
suasana netral atau sedikit asam dengan adanya amonium klorida. Endapan yang
terbentuk adalah BaCO3, CaCO3 dan SrCO3 yang semuanya berwarna putih.
Garam logam alkali tanah yang digunakan untuk pemisahan satu sama lain ialah
kromat, karbonat, sulfat dan oksalat.
e. Golongan V (Golongan sisa)
Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+, dan NH4+). Untuk identifikasi ion-ion ini dapat
dilakukan dengan reaksi-reaksi khusus atau uji nyala, tetapi ion amonium tidak
dapat diperiksa dari filtrat IV (UPI, 2004).
2.5 Aplikasi Kimia Analisa Kualitatif Analisa Tembaga, Seng dan Timbal
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada Air Bawah Tanah Kota
Jimma, Etiopia Barat daya
Kualitas air merupakan apa yang terkandung dalam air dan kegunaannya
mempengaruhi kehidupan. Air adalah sesuatu yang sangat penting yang mendukung
seluruh mahluk hidup seperti tumbuhan dan hewan. Ada dua jenis air berdasarkan
sumber alaminya : air permukaan (danau, sungai dan lain-lain) dan air bawah tanah
(sumur dan lainnya). Di alam air tidak hadir secara murni melainkan memiliki
kontaminan yang muncul akibat ulah manusia ataupun hewan. Kontaminan yang
paling sering ada di air bawah tanah adalah logam berat seperti aluminium,
kadmium, timbal, merkuri, tembaga, seng dan lainnya. Logam-logam berat ini dapat
menyebabkan keracunan walaupun berada dalam konsentrasi rendah.
Timbal merupakan racun yang bersifat komutatif dan penyebab kanker pada
manusia. Timbal juga dapat menyebabkan perkembangan autoimun sehingga sistem
kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh itu sendiri (Siraj dan Kitte, 2013).
Ditambahkan
24,69 g Pb(NO3)2
Ditambahkan 1,63
g CuSO4
Ditambahkan 1,6 g
ZnCl2