Professional Documents
Culture Documents
gedung. Meskipun radiasi UV yang intens dapat berbahaya bagi operator jika di gunakan
dengan tidak benar, penggunaan yang tepat dapat mengurangi risiko tersebut.
Sterilisasi
menggunakan
sinar
ultraviolet biasanya
digunakan
untuk
sterilisasi
ruangan. Radiasi sinar ultra violet dapat membunuh bakteri dengan panjang gelombang antara
220-290 nm dan radiasi yang paling efektif adalah 253,7 nm (Hollaender, 1995). Mekanisme
kerjanya adalah absorpsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan
sel. Energi yang diabsorpsi ini akan menyebabkan terjadinya ikatan antara molekul-molekul
timin yang bersebelahan dan menyebabkan terbentuknya dimer timin sehingga fungsi dari
asam nukleat terganggu dan dapat mengakibatkan kematian bakteri (Bibiana, 1992)
Salah satu sifat sinar ultraviolet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, selapis
kaca tipispun sudah mampu menahan sebagian besar sinar ultraviolet. Oleh karena itu sinar
ultraviolet hanya dapat efektif untuk mengendalikan bakteri pada permukaan yang terpapar
langsung oleh sinar ultraviolet atau bakteri dekat dengan permukaan medium yang transparan
(Ratna S, 1990). Adsorbsi maksimal sinar ultraviolet terjadi pada asam nukleat, seperti yang
kita tahu hidupnya sel bakteri bergantung pada molekul-molekul protein nukleat dan asam
nukleat. Perubahan molekul protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat
diperbaiki
kembali.
Penghambatan
kerja
enzim dapat
mengakibatkan
terganggunya
metabolisme atau matinya sel. Terhambatnya sintesis asam nukleat dan protein dapat
mengakibatkan kerusakan total pada sel (Pelczar dan Chan, 2005).
Sinar UV efektif digunakan untuk membunuh bakteri Escherichia coli dan semua
coliform (Graham,2005). Spektrum UV umumnya di bagi menjadi 4, yaitu UV vakum
ikatan karbon organic (Yonkyu Choi,2009). Sinar UV yang biasa digunaka untuk
mendisinfeksi air yaitu sinar UV-C yang panjang gelombangnya 254 nm karena panjang
gelombang tersebut cenderung aman (Yonkyu Choi,2009).
Jenis radiasi bervariasi, tidak hanya dengan panjang gelombang dari sumber
cahaya UV tetapi juga dengan kauantitas energi yang di transmisikan (Mj/cm2).
Penggunaan
sinar
ultraviolet
secara berlebihan
dan
tidak
dikontrol
dapat
menghilangkan keefektifan dari sinar Ultraviolet itu sendiri, Oleh sebab itu lama
penyinaran harus sesuai dengan alat atau bahan yang disterilkan (Suprapto, 2009).
Dosis yang tepat bagi sinar ultraviolet banyak menemui kesulitan karena berbagai
variabel yang dapat mempengaruhi, diantaranya : aliran udara, kelembaban, jarak
antara sumber cahaya dengan bahan yang disterilkan dan lamanya waktu sterilisasi
(Suprapto, 2009). Dosis yang di perlukan untuk menginaktivasi mikroorganisme
bervariasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umunya bakteri dan
virus dapat di inaktivasi dengan dosis 30 mJ/cm2 pada panjang gelombang 254 nm
(Wedemeyer, 1996).
Kelebihan sterilisasi radiasi UV :
Dosis rendah tidak efektif untuk menginaktivasi virus, spora, dan kista
Organisme dapat memperbaiki dan membalikkan diri dari efek destruktif UV
Dapat di absorbsi oleh larutan keruh, alat gelas, dan plastik
Tidak ada nya residu yang terukur untuk menunjukkan keberhasilan disinfeksi UV
DAFTAR PUSTAKA
Clement Solomon, etc. 1998. Ultraviolet Disinfection. Project funded by the U.S.
RW Walker, etc. February 2012. The Efficacy of Ultraviolet Radiation for Sterilizing
Tools Used for Surgically Implanting Transmitters into Fish. US Army Corps of
Engineers.
Summerfelt ST. 2003. Ozonation and UV irradiationan introduction and examples of current
applications. Aquacultural Engineering 28:2136.
Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Chapman & Hall, New
York