You are on page 1of 4

2.

Sterilisasi Radiasi dengan Sinar UV

Radiasi Ultraviolet (UV) umumnya di gunakan untuk disinfeksi air yang di


gunakan untuk kultur dan fasilitas untuk air buangan/ limbah serta untuk sterilisasi analtalat bedah karena tidak menghasilkan residu beracun atau produk sampingan yang
berbahaya (Giese and Darby 2000; Liltved and Landfald 2000; Summerfelt 2003; Bohrerova et
al. 2008). Radiasi UV juga di gunakan untuk meningkatkan kualitas udara di dalam

gedung. Meskipun radiasi UV yang intens dapat berbahaya bagi operator jika di gunakan
dengan tidak benar, penggunaan yang tepat dapat mengurangi risiko tersebut.
Sterilisasi

menggunakan

sinar

ultraviolet biasanya

digunakan

untuk

sterilisasi

ruangan. Radiasi sinar ultra violet dapat membunuh bakteri dengan panjang gelombang antara
220-290 nm dan radiasi yang paling efektif adalah 253,7 nm (Hollaender, 1995). Mekanisme
kerjanya adalah absorpsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan
sel. Energi yang diabsorpsi ini akan menyebabkan terjadinya ikatan antara molekul-molekul
timin yang bersebelahan dan menyebabkan terbentuknya dimer timin sehingga fungsi dari
asam nukleat terganggu dan dapat mengakibatkan kematian bakteri (Bibiana, 1992)
Salah satu sifat sinar ultraviolet adalah daya penetrasi yang sangat rendah, selapis
kaca tipispun sudah mampu menahan sebagian besar sinar ultraviolet. Oleh karena itu sinar
ultraviolet hanya dapat efektif untuk mengendalikan bakteri pada permukaan yang terpapar
langsung oleh sinar ultraviolet atau bakteri dekat dengan permukaan medium yang transparan
(Ratna S, 1990). Adsorbsi maksimal sinar ultraviolet terjadi pada asam nukleat, seperti yang
kita tahu hidupnya sel bakteri bergantung pada molekul-molekul protein nukleat dan asam
nukleat. Perubahan molekul protein dan asam nukleat dapat merusak sel tanpa dapat
diperbaiki

kembali.

Penghambatan

kerja

enzim dapat

mengakibatkan

terganggunya

metabolisme atau matinya sel. Terhambatnya sintesis asam nukleat dan protein dapat
mengakibatkan kerusakan total pada sel (Pelczar dan Chan, 2005).

Sinar UV efektif digunakan untuk membunuh bakteri Escherichia coli dan semua
coliform (Graham,2005). Spektrum UV umumnya di bagi menjadi 4, yaitu UV vakum

atau VUV (100-200nm), UV A (panjang gelombang 400-315 nm), UV B (panjang


gelombang 315-280 nm), dan UV C (panjang gelombang 280-200 nm).
Sinar UV yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme yaitu UV-B dan UVC. Sterilisasi dengan menggunakan radiasi UV C dapat mendenaturasi DNA
mimkroorganisme yang memiliki absorbansi tinggi pada spektrum UV pada panjang
gelombang 254 nm. Denaturasi tersebut di sebabkan oleh pembentukan dimer pirimidin,
yang menyebabkan inaktivasi bakteri yang menghalangi replikasi DNA. Meskipun UV di
kenal dapat membunuh atau menonaktifkan mikroorganisme, beberapa penelitian
menyarankan bahwa panjang gelombang 254 nm (UV C) adalah yang paling efektif.
Sinar UV-C dapat digunakan sebagai disinfeksi pada fish smokehouses dan dapat
mengurangi keberadaan Listeria monocytogenes (N. Bernbom, 2010). Meskipun sinar
VUV dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme namun tidak efisien. Hal
tersebut dikarenakan sinar VUV sangat cepat menghilang pada jarak yang pendek ketika
melewati air. Sinar VUV biasa digunakan untuk merusak atau merengkah struktur atau

ikatan karbon organic (Yonkyu Choi,2009). Sinar UV yang biasa digunaka untuk
mendisinfeksi air yaitu sinar UV-C yang panjang gelombangnya 254 nm karena panjang
gelombang tersebut cenderung aman (Yonkyu Choi,2009).
Jenis radiasi bervariasi, tidak hanya dengan panjang gelombang dari sumber
cahaya UV tetapi juga dengan kauantitas energi yang di transmisikan (Mj/cm2).
Penggunaan

sinar

ultraviolet

secara berlebihan

dan

tidak

dikontrol

dapat

menghilangkan keefektifan dari sinar Ultraviolet itu sendiri, Oleh sebab itu lama
penyinaran harus sesuai dengan alat atau bahan yang disterilkan (Suprapto, 2009).
Dosis yang tepat bagi sinar ultraviolet banyak menemui kesulitan karena berbagai
variabel yang dapat mempengaruhi, diantaranya : aliran udara, kelembaban, jarak
antara sumber cahaya dengan bahan yang disterilkan dan lamanya waktu sterilisasi
(Suprapto, 2009). Dosis yang di perlukan untuk menginaktivasi mikroorganisme

bervariasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umunya bakteri dan
virus dapat di inaktivasi dengan dosis 30 mJ/cm2 pada panjang gelombang 254 nm
(Wedemeyer, 1996).
Kelebihan sterilisasi radiasi UV :

Disinfeksi UV efektif menginaktivasi virus, spora, dan kista


Tidak ada efek residu yang berbahaya
Ekonomis dan konsumsi energy yang rendah
Disinfeksi UV penggunaannya ramah
Disinfeksi UV memiliki waktu kontak yang lebih pendek bila di bandingkan dengan

disinfektan lainnya (sekitar 20 sampai 30 detik dengan lampu bertekanan rendah)


Disinfeksi UV membutuhkan peralatan yang sedikit di bandingkan dengan metode
lainnya.
Kekurangan sterilisasi radiasi UV

Dosis rendah tidak efektif untuk menginaktivasi virus, spora, dan kista
Organisme dapat memperbaiki dan membalikkan diri dari efek destruktif UV
Dapat di absorbsi oleh larutan keruh, alat gelas, dan plastik
Tidak ada nya residu yang terukur untuk menunjukkan keberhasilan disinfeksi UV

Aplikasi sterilisasi menggunakan sinar UV :


1. Sterilisasi ruangan di Ruang operasi pada umumnya menggunakan sinar ultraviolet
dan bahan kimia /desinfektan. Sterilisasi ruangan dengan sinar ultraviolet dapat dinilai
keberhasilannya dengan mengukur kualitas udara ruangan. Indikator yang digunakan
adalah angka kuman udara ruang.
2.

DAFTAR PUSTAKA
Clement Solomon, etc. 1998. Ultraviolet Disinfection. Project funded by the U.S.

Environmental Protection Agency under Assistance Agreement No. CX824652


Giese N and J Darby. 2000. Sensitivity of microorganisms to different wavelengths of UV light:
implications on modeling of medium pressure UV systems. Water Research 34:40074013.
Liltved H and B Landfald. 2000. Effects of high intensity light on ultraviolet-irradiated and
nonirradiated fish pathogenic bacteria. Water Research 34(2):481486.

RW Walker, etc. February 2012. The Efficacy of Ultraviolet Radiation for Sterilizing
Tools Used for Surgically Implanting Transmitters into Fish. US Army Corps of
Engineers.
Summerfelt ST. 2003. Ozonation and UV irradiationan introduction and examples of current
applications. Aquacultural Engineering 28:2136.
Wedemeyer GA. 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Chapman & Hall, New
York

You might also like