You are on page 1of 41

Kedokteran Nuklir

Pada Bidang
Nefrourologi
Pembimbing
dr. Djoko Nariman, Sp.KN
Disusun Oleh
Randi Kusuma Elvandry

Kedokteran
Kedokteran
Nuklir
Nuklir
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup

PEDAHULU
PEDAHULU
AN
AN

aplikasi sidik ginjal


aplikasi sidik ginjal
yang terdiri dari
yang
terdiri dari
penilaian
fungsi
penilaian fungsi
ginjal
ginjal
pemeriksaan
pemeriksaan
obstruksi
obstruksi
observasi fungsi
observasi fungsi
dari transplantasi
dari transplantasi
ginjal
ginjal
penilaian hipertensi
penilaian hipertensi
renovaskuler, dll
renovaskuler, dll

Nefrourologi
Nefrourologi

Lebih bervariasi
Lebih bervariasi
dibanding sistem
dibanding sistem
organ lain
organ lain
Renografi
Renografi
dengan
dengan
menggunakan
menggunakan
radionuklida
radionuklida

Keuntungan : memberikan
Keuntungan : memberikan
informasi fungsi ginjal secara
informasi fungsi ginjal secara
non-invasif dengan dosis radiasi
non-invasif dengan dosis radiasi

Lokasi
Di bagian dorsal cavum
abdominalis pada kedua sisi
kolumna vertebralis

Bentuk dan ukuran


Seperti kacang polong
P=11cm,l=5-7,5cm dan
tebal 2,5-3cm

Berat L=125-170 P=115155gr

Vascularisasi
Arteri renalis
Vena renalis

Innervasi
Plexus renalis yang di
bentuk oleh
percabangan dari
plexus coeliacus dan
menganduang saraf
otonom yang berasal
dari n.vagus

RADIOFARMAKA
Radionuklida yang paling sering digunakan adalah
technetium-99m (99mTc)

99mTc merupakan pemancar sinar gamma dengan energi


140 keV waktu paruhnya 6 jam

Sangat baik digunakan untuk pemeriksaan kedokteran


nuklir pada ginjal dan saluran kemih

RADIOFARMAKA
Radiofarmaka yang digunakan untuk pemeriksaan
renografi dibagi menjadi dua jenis.
A. Radiofarmaka jenis Tubular Agent
B. Radiofarmaka jenis Glomerular Agent

RADIOFARMAKA
A. Radiofarmaka Jenis Tubular Agent
Radiofarmaka jenis ini ditangkap oleh sel-sel tubulus dan disekresikan ke
dalam lumen tubulus, dan hanya sebagian kecil yang ditangkap oleh
glomerulus.

Yang termasuk goloongan ini :


123I-hippuran
99mTc-mercaptoacetyltrigliycine (99mTc-MAG3)
99mTc-ethylene di-cysteine (EC).

RADIOFARMAKA
A. Radiofarmaka Jenis Glomerular Agent
Radiofarmaka ini ditangkap paling dominan melalui glomerulus dan
hanya sebagian kecil yang disekresikan melalui glomerulus.

Yang termasuk goloongan ini :


99mTc-diethylenetetraaminepenta acetic acid (DTPA)
51Cr-ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA).

Glomerular agent ideal digunakan untuk pemeriksaan GFR dan ERPF.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
Adalah pemeriksaan untuk menilai fungsi ginjal baik
secara global maupun masing-masing ginjal

Renogafi atau bisa juga disebut pemeriksaan radionuklida


ginjal dinamik yang memiliki prinsip pemeriksaan yaitu
menilai penangkapan radionuklida oleh ginjal, yang
dialirkan melalui nephron dan diekskresikan ke dalam
pelvis ginjal samapi ke vesica urinaria

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
Secara garis besar ginjal mempunyai fungsi utama yaitu fungsi
ekskresi (filtrasi) dan reabsorpsi serta sekresi.
Fungsi ekskresi dilakukan oleh glomerulus, sedangkan fungsi
reabsorpsi dan sekresi dilakukan oleh sel-sel tubuli.
Oleh karena itu diperlukan radiofarmaka yang spesifik untuk
lokasi yang ingin diperiksa.
Saat ini terdapat 3 radiofarmaka yang umum digunakan secara
rutin digunakan pada pemeriksaan renografi yaitu 99mTcMAG3, 99m Tc-DTPA, dan 123I-OIH (hippuran)

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
INDIKASI
obstruktif uropati
transplantasi ginjal
kelainan kongenital pada ginjal
trauma pada saluran kemih gagal ginjal akut dan kronis,
atau hipertensi.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
PROSEDUR PPEMERIKSAAN
Saat ini pemeriksaan renografi menggunakan kamera gamma
Pada saat pencitraan, ginjal dan vesika urinaria harus masuk
kedalam lapang pencitraan pada kamera dengan menggunakan
kollimator jenis general-purpose atau high-sensitivity.
Matrix yang cukup dalam mengambil citra adalah 64x64
pixelsAkuisisi citra biasanya diambil dengan pencitraan dinamik
menggunakan frame 10-20 detik dan lama pemeriksaan berkisar
antara 30-40 menit.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
PROSEDUR PPEMERIKSAAN
Untuk persiapan pada pasien, hanya menjaga status hidrasi dari
pasien selama proses pemeriksaan renografi.
Pasien dewasa disarankan untuk minum 400 mL air 20-30 menit
sebelum pemeriksaan agar kedua ginjal dapat terhidrasi dengan
baik
posisi pasien pada akuisisi citra adalah supine atau tidur
terlentang dengan kamera gamma berada di posterior atau
punggung pasien.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
PROSEDUR PPEMERIKSAAN
Pemeriksaan dianalisa setelah data kasar dari pencitraan
digabung dan terlihat secara jelas ginjal dan vesika
urinaria.

Hasilnya akan didapat kurva aktivitas terhadap waktu


yang telah dikoreksi, dan ditampilkan setelah disatukan
antara citra menit ke-1 sampai ke-30

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
HASIL
Kurva normal secara khas memperlihatkan adanya tiga fase
Fase pertama/inisial terjadi peningkatan secara cepat segera
setelah penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan kecepatan
injeksi dan aliran darah vaskuler ke dalam ginjal.

Fase ini terjadi kurang dari 2 menit

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
HASIL
Kurva normal secara khas memperlihatkan adanya tiga fase
Fase kedua/sekresi menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan meningkat
secara bertahap

Fase ini berkaitan dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh ginjal melaui
proses difusi lewat sel-sel tubuli dan filtrasi glomerulus, atau keduanya ke dalam
lumen tubulus

Dalam keadaan normal fase ini mencapai puncak dalam waktu 2-5 menit.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
HASIL
Kurva normal secara khas memperlihatkan adanya tiga fase
Fase ketiga/ekskresi dimana tampak kurva menurun dengan cepat setelah
mencapai puncak kurva yang menunjukkan keseimbangan antara radioaktivitas
yang masuk dan meninggalkan ginjal

Bentuk kurva dari fase ketiga ini menggambarkan pola urodinamik dari ginjal
dan pola eliminasi melalui sistem pelvikalises menuju ke ureter dan vesika
urinaria, sehingga pada fase ini sangat sensitif untuk untuk kelainan pada
saluran kemih (pelvis, ureter, dan vesika urinaria) dan suatu bentuk kurva yang
normal dapat menyingkirkan dugaan adanya obstruksi pada saluran kemih.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KONVENSIONAL
HASIL
Bentuk kurva renografi yang normal umumnya menggambarkan pula
fungsi ginjal yang normal

Bila ginjal sudah tidak berfungsi, penangkapan radioaktivitas akan minim


atau tidak ada sama sekali, dan kurva akan berjalan datar/tidak beraturan
sebab hanya menggambarkan aktivitas background saja.

Pada gambar obstruksi total, vesika urinaria tidak tampak dan fase kedua
akan tampak naik terus dan tidak terlihat adanya fase ketiga

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
suatu metode pemeriksaan pada pasien dengan dilatasi
saluran kemih bagian atas dan follow up pasien dengan
hidronephrosis.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
INDIKASI
hidronephrosis atau hidroureteronephrosis yang
ditemukan dengan ultrasonography (USG) ginjal adalah
kandidat untuk dilakukannya renografi diuretik untuk
menentukan apakah terdapat obstruksi atau tidak.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Prinsip dari pemeriksaan ini menggunakan obat
furosemide karena efeknya bersifat diuretik
Furosemide termasuk ke dalam golongan obat loop
diuretics yang menghambat secara selektif reabsorpsi dari
NaCl pada tubulus kontortus asenden tebal pada ansa
Henle

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Ketika pelvis ginjal berdilatasi, maka akan terlihat dari
retensi radiofarmaka. Pada saat itu furosemide diberikan
untuk meningkatkan volume urin yang dikeluarkan.

Di Indonesia dosis furosemide yang dipakai adalah 20 mg


(1 ampul) pada orang dewasa.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Menurut pedoman yang dibuat oleh Society of Nuclear
Medicine dosis furosemide adalah 1 mg/Kg berat badan dan
maksimum mencapai 20 mg pada anak-anak dan 40 mg pada
orang dewasa
Diuretik diberikan pada saat pelvis ginjal penuh, biasanya hal
ini terjadi pada 20 menit setelah radiofarmaka disuntikkan
(F+20). Respon dari diuretik dinilai secara visual dan
interpretasi kuantitatif dari pencitraan dinamik.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Menurut pedoman yang dibuat oleh Society of Nuclear
Medicine dosis furosemide adalah 1 mg/Kg berat badan dan
maksimum mencapai 20 mg pada anak-anak dan 40 mg pada
orang dewasa
Diuretik diberikan pada saat pelvis ginjal penuh, biasanya hal
ini terjadi pada 20 menit setelah radiofarmaka disuntikkan
(F+20). Respon dari diuretik dinilai secara visual dan
interpretasi kuantitatif dari pencitraan dinamik.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Persiapan yang perlu dilakukan oleh pasien adalah cek ulang USG.
Hasil USG ini akan membantu apakah hidronephrosis yang terjadi
unilateral atau bilateral, atau apakah disertai dengan dilatasi dari
ureter, atau apakah ada kelainan yang lain seperti duplikasi ginjal

sebaiknya pasien dalam status cukup terhidrasi dengan volume urin


yang cukup, karena pada pasien dengan status hidrasi yang buruk
akan memberikan hasil pada pencitraan menjadi tidak baik

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI DIURETIK
HASIL
Bila ginjal tidak mengalami obstruksi maka pada kurva
dapat dengan mudah dilihat pada fase pengosongan
sistem saluran urin atau fase ekskresi

Sedangkan bila kurva terus naik pada fase ekskresi maka


kemungkinan besar terdapat obstruksi pada sistem
saluran urin pada pasien tersebut.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KAPTOPRIL
INDIKASI
menegakkan diagnosa pada hipertensi renovaskuler
(HTRV)

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KAPTOPRIL
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Kaptopril diberikan secara oral dengan dosis 25 mg.
Tekanan darah dipantau sebelum pemberian kaptopril dan
setiap interval waktu 5 menit setelah pemberian kaptopril.
Jika tekanan diastolik turun sebesar 10 mmHg atau lebih
selama pemantauan, maka ini merupakan tanda bahwa
efek kaptopril sudah mulai bekerja dan pemeriksaan
renografi sudah dapat dimulai

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KAPTOPRIL
PROSEDUR PEMERIKSAAN
puasa paling tidak empat jam sebelum pemberian kaptopril,
namun selama puasa cairan tetap harus masuk agar status
hidrasi pada pasien tetap terjaga dengan baik.
Golongan obat ACE inhibitor lain yang dapat digunakan adalah
enalapril dengan dosis 2,5 mg yang diberikan secara intravena.
Untuk persiapan pasien pada pemeriksaan renografi kaptopril
adalah pasien diperintahkan untuk menghentikan obat ACE
inhibitor selama 3 hari untuk kaptopril dan 5 hari untuk enalapril

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis

RENOGRAFI KAPTOPRIL
HASIL
Kurva aktivitas
memburuk

terhadap

waktu

bentuknya

akan

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis
RENOGRAFI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
Operasi transplantasi ginjal memiliki beberapa risiko komplikasi dari
operasi tersebut.
Diantaranya adalah :
Rejeksi (penolakan)
Acute Tubular Necrosis (ATN)
obstruksi ureter
stenosis arteri renalis
thrombosis vena renalis
infeksi, dll

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis
RENOGRAFI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
INDIKASI
digunakan untuk mendeteksi terjadinya risiko komplikasi
pada pasien-pasien yang menjalani transplantasi ginjal

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis
RENOGRAFI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Yang membedakan dalam prosedur renografi konvensional
dengan renografi pada transplantasi ginjal adalah posisi
kamera gamma
Pada renografi transplantasi ginjal diletakkan di anterior
fossa iliaka di daerah abdomen bagian bawah dan pelvis.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis
RENOGRAFI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Setelah radiofarmaka disuntikkan secara bolus, citra diambil pada
interval satu detik selama 60 detik. Selanjutnya dipakai protokol renografi
konvensional dengan menggunakan frame 20 detik selama 30 menit.
Setelah selesai pencitraan, selanjutnya dibuat kurva renografi dengan
membuat Regions of Interests(ROI) pada ginjal dan background terlebih
dahulu.
Untuk ROI latar belakang biasanya dibuat di daerah fossa iliaka
kontralateral, karena mencerminkan aktivitas jaringan di sekitar
transplantasi ginjal.

Aplikasi
klinis
Aplikasi klinis
RENOGRAFI PADA TRANSPLANTASI GINJAL
HASIL
terjadi rejeksi, gambaran renografi akan mengalami perburukan.
transplantasi ginjal memiliki beberapa risiko komplikasi yang dapat
memberikan gambaran yang serupa pada pemeriksaan renografi.
Komplikasi tersebut dapat memberikan gambaran fase kedua dan ketiga
yang memanjang akibat dari uptake dan ekskresi yang berkurang.
Sehingga pemeriksaan renografi pada transplantasi ginjal ini bukan
untuk mencari penyebab dari kegagalan transplantasi ginjal, namun
untuk memantau perkembangan fungsional dari transplantasi ginjal.

Laju Filtrasi Glomerulus


(Glomerular Filtration Rate/GFR)
GFR adalah jumlah filtrasi glomerulus yang dibentuk
setiap menit dalam nefron kedua ginjal.

GFR = Tekanan filtrasi (tekanan hidrostatik


glomerulus = 60 mmHg dikurangi tekanan osmotik koloid
glomerulus = 32 mmHg = dan kapsula Bowmans =18
mmHg) x Koefisiensi filtrasi
= 10 mmHg x 12,5 mL/menit/mmHg = 125 mL/menit

Laju Filtrasi Glomerulus


(Glomerular Filtration Rate/GFR)
Dalam penentuan GFR perlu dipahami konsep clearens
ginjal
clearens ginjal kemampuan ginjal untuk menjernihkan
plasma dari berbagai macam zat. Laju clearens adalah
volume yang dijernihkan per unit waktu (mL/menit).
GFR dapat diukur dengan menghitung laju clearens ginjal
dari zat khusus.

Laju Filtrasi Glomerulus


(Glomerular Filtration Rate/GFR)
Zat khusus tersebut harus memiliki sifat
harus diekskresi secara eksklusif oleh ginjal,
harus dapat difiltrasi secara bebas melalui glomerulus
harus secara fisiologis bersifat inert
tidak direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus ginjal

99mTc-DTPA hampir memenuhi semua kriteria diatas

Laju Filtrasi Glomerulus


(Glomerular Filtration Rate/GFR)
INDIKASI
untuk mencari dan menilai penyakit-penyakit nefrourologi kronis
bersama dengan renografi sebelum operasi ginjal dan atau saluran
kemih menilai fungsi ginjal sebelum dilakukan transplantasi ginjal
memonitor fungsi ginjal selama menjalani pengobatan dengan obatobatan yang berpotensi untuk terjadinya nefrotoksik
juga dapat digunakan untuk menghitung dosis obat terutama yang
diekskresikan melalui ginjal.

TERIMA KASIH

You might also like